Anda di halaman 1dari 5

Kultur jaringan (Tissue Culture) merupakan suatu cara memperbanyak tanaman dengan teknik

mengisolasi bagian tertentu dari tanaman seperti protoplasma, sel, jaringan dan organ serta
menumbuhkannya pada media nutrisi yang mengandung zat pengatur tumbuh tanaman di dalam
kondisi yang steril, sehingga bagian - bagian tersebut bisa memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi
tanaman lengkap/sempurna. Prinsip utama dari teknik kultur jaringan adalah perbanyakan tanaman
dengan menggunakan bagian vegetatif tanaman dengan menggunakan media buatan yang dilakukan di
tempat steril (Andriani, 2021).

Dalam kultur jaringan, terdapat beberapa jenis media yang digunakan untuk mendukung pertumbuhan
dan perkembangan jaringan tanaman. Media yang paling umum digunakan adalah Media Murashige and
Skoog (MS), yang mengandung berbagai macam nutrisi dan zat pengatur tumbuh yang dibutuhkan oleh
jaringan tanaman untuk tumbuh dengan baik. Perkembangan tanaman dalam media MS dimulai dari
pembentukan kalus atau eksplan pada media tersebut. Kalus adalah kumpulan sel tanaman yang
tumbuh secara tidak terorganisir pada media. Eksplan dapat berupa bagian daun, batang, atau akar
tanaman yang dipotong dan ditanam pada media MS. Setelah eksplan tumbuh menjadi kalus, sel-sel
tersebut akan mulai berdiferensiasi menjadi bagian-bagian tanaman yang berbeda seperti akar, batang,
dan daun. Hal ini disebabkan oleh adanya zat pengatur tumbuh yang ditambahkan pada media MS,
seperti auksin dan sitokinin, yang mempengaruhi pertumbuhan dan diferensiasi sel.

Media Murashige-Skoog (MS) memiliki komposisi nutrisi yang lengkap dan sesuai untuk pertumbuhan
dan perkembangan tanaman dalam kultur jaringan. Media ini memiliki kandungan nutrisi makro dan
mikro yang lengkap, seperti nitrogen, fosfor, kalium, magnesium, sulfur, besi, mangan, dan zat trace
lainnya yang dibutuhkan oleh tanaman. Selain itu, media MS juga mengandung zat pengatur tumbuh
seperti auksin dan sitokinin, yang berperan dalam mengatur pertumbuhan dan perkembangan tanaman
dalam kultur jaringan. Keberadaan zat pengatur tumbuh ini penting dalam membantu proses
diferensiasi sel dan regenerasi jaringan. media MS juga memiliki sifat yang mudah dikontrol dan diatur
pH-nya. Hal ini penting karena pH yang tepat dapat mempengaruhi penyerapan nutrisi oleh tanaman
dan mempengaruhi pertumbuhan tanaman dalam kultur jaringan. media MS telah terbukti efektif untuk
menumbuhkan berbagai jenis tanaman dalam kultur jaringan, sehingga banyak digunakan dalam
berbagai penelitian dan aplikasi di bidang pertanian, bioteknologi, dan ilmu kehidupan lainnya.
penggunaan media MS dalam kultur jaringan merupakan pilihan yang tepat untuk memastikan
pertumbuhan dan perkembangan tanaman dalam kultur jaringan yang optimal.

Larutan stok unsur hara merupakan larutan konsentrasi tinggi yang digunakan sebagai bahan dasar
dalam pembuatan larutan nutrisi yang diperlukan oleh tanaman. Larutan stok tersebut mengandung
unsur hara makro dan mikro yang esensial bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pembuatan
larutan stok unsur hara dilakukan dengan tujuan untuk mempermudah penggunaan dan persiapan
larutan nutrisi tanaman, mengurangi kemungkinan kesalahan dalam pengukuran dan pencampuran
unsur hara, serta mempercepat proses persiapan larutan nutrisi. Larutan stok unsur hara harus dibuat
dengan konsentrasi yang tepat dan diukur dengan alat yang akurat seperti spektrofotometer. Dalam
praktikum ini, kita akan belajar bagaimana cara membuat larutan stok unsur hara dengan benar dan
cara mengukur konsentrasinya. Setelah itu, kita dapat menggunakan larutan stok tersebut untuk
membuat larutan nutrisi tanaman yang sesuai dengan kebutuhan

Larutan stok unsur hara biasanya terdiri dari campuran garam-garam anorganik yang mengandung unsur
hara seperti nitrogen, fosfor, kalium, kalsium, magnesium, sulfur, besi, mangan, seng, tembaga, boron,
dan molibdenum. Larutan stok ini kemudian dapat digunakan untuk membuat larutan nutrisi yang lebih
kompleks, yang mengandung semua unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman. Dalam
praktikum ini, kita akan belajar bagaimana membuat larutan stok unsur hara dengan konsentrasi yang
tepat dan bagaimana mengukur konsentrasinya. Selain itu, kita juga akan belajar cara menghitung
jumlah larutan stok yang dibutuhkan untuk membuat larutan nutrisi tanaman dengan konsentrasi yang
diinginkan. Dengan cara ini, kita akan mampu membuat larutan nutrisi tanaman yang tepat dan sesuai
dengan kebutuhan tanaman yang kita tanam.

Tinjauan pustaka

Kultur jaringan merupakan metode untuk mengisolasi bagian tanaman seperti sel, jaringan atau organ,
serta membudidayakannya dalam lingkungan yang aseptic(Pratama et al., 2021). Keberhasilan
perbanyakan tanaman dengan metode kultur jaringan secara umum sangat tergantung pada sumber
eksplan dan jenis media. Sumber eksplan pada kultur jaringan merupakan bagian dari tanaman yang
masih aktif membelah (jaringan meristem), macam-macam eksplan yang dapat digunakan yaitu pucuk,
daun, akar, biji, tunas, kotiledon, hipokotil, buah, dan bakal buah Media tumbuh pada kultur jaringan
sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan eksplan serta bibit yang
dihasilkannya. Komposisi media yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman yang akan
diperbanyakan(Bulan & Djajanegara, 2018).

media adalah faktor utama dalam perbanyakan dengan kultur jaringan dan berpengaruh sangat besar
terhadap pertumbuhan dan perkembangan eksplan serta bibit yang dihasilkannya(Istiqomah et al.,
2017). Media kultur jaringan yang paling umum digunakan adalah MS dan VW. Media tersebut memiliki
kandungan zat yang hampir sama, tetapi ada sedikit perbedaaan pada komposisinya. Pada dasarnya
media tersebut memiliki kandungan zat yang hampir sama, hanya berbeda pada komposisinya, sehingga
memiliki karakter tersendiri dan memberikan pengaruh yang berbeda terhadap eksplan yang
dikultur(Rupawan, 2017). MEnurut penjelasan (Handini, 2019)Media Murashige Skoog (MS) lebih sering
digunakan untuk kultur jaringan tumbuhan, sementara Knudson C (KC) dan Vacin and Went (VW) lebih
umum digunakan untuk penelitian pertumbuhan mikroba dan jamur.

Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) yang biasa digunakan dalam media kultur jaringan yaitu auksin dan sitokinin.
Auksin merupakan ZPT yang berperan dalam menginduksi perakaran pada perbanyakan secara in vitro,
sedangkan sitokinin berperan dalam induksi tunas eksplan. Seperti penjelasan (Alqamari et al., 2020)
Zat pengatur tumbuh golongan auksin dan sitokinin dalam keseimbagannya merupakan keberhasilan
penerapan teknik kultur jaringan. Sitokinin sebagai senyawa organik yang dikombinasikan dengan
Auksin akan mendorong pembelahan sel dan menentukan arah diferensiasi sel tanaman, jika
konsentrasi Auksin dalam jaringan tanaman tinggi maka kemungkinan akan terbentuk kalus, dan akar
dan bila konsentrasi Sitokinin tinggi maka kemungkinan akan terbentuk tunas

Pembahasan
pembuatan media untuk kultur
jaringan tanaman kali ini dibuat
berupa
media MS (Murashige & Skoog).
Jenis media MS ini dipilih
karena memang jenis
media ini paling sering atau umum
dipakai oleh para peneliti untuk
melakukan kultur
in-vitro. Dalam pembuatannya,
diperlukan larutan stok yang
telah dibuat pada
minggu sebelumnya.
pembuatan media untuk kultur
jaringan tanaman kali ini dibuat
berupa
media MS (Murashige & Skoog).
Jenis media MS ini dipilih
karena memang jenis
media ini paling sering atau umum
dipakai oleh para peneliti untuk
melakukan kultur
in-vitro. Dalam pembuatannya,
diperlukan larutan stok yang
telah dibuat pada
minggu sebelumnya.
Media kultur jaringan tanaman saat ini disiapkan dalam bentuk media MS (Murashige & Skoog). Media
MS jenis ini dipilih karena jenis media ini paling umum atau paling sering digunakan oleh para peneliti
untuk melakukan kultur in vitro. Saat menyiapkannya, perlu untuk menyimpan solusi yang disiapkan
pada minggu sebelumnya. Untuk menyiapkan media dengan mengencerkan larutan stok yang dipipet
dengan air suling jika perlu. Solusi penyimpanan dapat memberikan keuntungan seperti: B. Menghemat
waktu kerja, penimbangan material material dalam setiap produksi material, mengatasi kesulitan
penimbangan konsentrasi kecil, dan mengurangi kerusakan kimia akibat pembukaan dan penutupan
yang berulang. Solusi penyimpanan cairan disimpan di lemari es. Larutan stok harus disiapkan dengan
hati-hati, karena larutan stok yang terlalu pekat akan mengendap di lemari es. Jika terjadi pengendapan,
terlebih dahulu harus dihangatkan sebelum larutan stok digunakan. 

Media Murashige and Skoog (MS) adalah media kultur jaringan tumbuhan yang dikembangkan oleh
Toshio Murashige dan Folke Skoog pada tahun 1962. Media ini terdiri dari campuran garam, mineral,
dan zat pengatur tumbuh seperti auksin dan sitokinin. Media MS dapat mendukung pertumbuhan
berbagai jenis jaringan tanaman, termasuk akar, tunas, dan daun. Meskipun biayanya relatif mahal,
media MS tetap menjadi salah satu media yang paling umum digunakan dalam kultur jaringan
tumbuhan(Herawan et al., 2018)
Kegiatan sterilisasi merupakan upaya yang dilakukan dalam rangka mencegah dan menghindari
kontaminasi, dan kegiatan ini hal mutlak yang harus dilakukan dalam berbagai rangkaian kegiatan kultur
in vitro. Menurut shofiyani (2017 )Sterilisasi sangat menentukan keberhasilan dalam perbanyakan
tanaman melalui teknik ini. Kegiatan sterilisasi eksplan yang dilakukan bertujuan untuk menghilangkan
mikroorganisme yang kemungkinan terbawa saat pengambilan eksplan dan ini berpotensi untuk
terjadinya kontaminasi pada tahapan selanjutnya dan berdampak pada penghambatan pertumbuhan
eksplan menjadi kalus ataupun tanaman utuh didalam media in vitro.

References
Andriani, D. &. (2021). Identifikasi Jamur Kontaminan pada Berbagai Eksplan Kultur Jaringan Anggrek
Alam (Bromheadia finlaysoniana (Lind.) Miq. Agro Bali: Agricultural Journal, 4(2), 192-199.

Alqamari, M., Thalib, B., Agroteknologi, P. S., Muhammadiyah, U., & Utara, S. (2020). Jurnal Pertanian
Tropik Jurnal Pertanian Tropik. 7(1), 109–115.
Bulan, & Djajanegara, I. (2018). PEMANFAATAN LIMBAH BUAH PISANG DAN AIR KELAPA SEBAGAI
BAHAN MEDIA KULTUR JARINGAN ANGGREK. 11(3), 373–380.
Handini, E. (2019). Penyimpanan biji dan mikropropagasi anggrek pensil ( Papilionanthe hookeriana ) di
Kebun Raya Bogor Seed storage and micropropagation of pencil orchid ( Papilionanthe
hookeriana ) in Bogor. 5(Roilan 2016), 7–12. https://doi.org/10.13057/psnmbi/m050102
Herawan, T., Indrioko, S., Kehutanan, F., Mada, U. G., Pertanian, F., Mada, U. G., & Bulaksumur, K.
(2018). Kultur jaringan cendana (. 177–188.
Istiqomah, M., Setiari, N., & Nurchayati, Y. (2017). PENGARUH MEDIA MS DAN VW TERHADAP
PERTUMBUHAN PLANLET ANGGREK BULAN ( Phalaenopsis amabilis L . Blume ). 476–480.
Pratama, F. F., Setiari, N., & Nurchayati, Y. (2021). Pertumbuhan planlet anggrek Cymbidium bicolor
Lindl. pada tahap subkultur dengan variasi media. Jurnal Biologi Udayana, 25(1), 71.
https://doi.org/10.24843/jbiounud.2021.v25.i01.p08
Rupawan. (2017). The Growth of Vanda Orchid ( Vanda sp ) on Various Media Composition Via In. 2(5),
488–494.

Anda mungkin juga menyukai