BIOTEKNOLOGI PERTANIAN
OLEH
KELAS : AGT C
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
KENDARI
2017
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
seperti jaringan, organ, ataupun embrio, lalu dikultur pada medium buatan yang steril
tanamnya. Selain sebagai tempat tumbuh, media tanam merupakan penyedia unsur
hara dan zat-zat lain yang diperlukan eksplan untuk tumbuh. Seperti halnya dengan
tanaman utuh, jaringan tanaman juga memerlukan unsur hara makro dan unsur hara
mikro. Karena yang ditanam adalah sepotong kecil jaringan atau sekelompok sel,
media tanam haruslah dapat menyediakan bahan-bahan lain yang dapat mendukung
melakukan regenerasi.
Hasil yang lebih baik dapat dijangkau atau diperoleh, bila ke dalam media
tersebut ditambahkan vitamin-vitamin, asam amino solid dan zat pengatur tubuh.
komponen yang tidak jelas (komponennya) seperti juice buah-buahan dan tauge, air
kelapa, yeast exstracts dan casein hydrolysate, tetapi kadang-kadang kita bisa
memperoleh hasil yang lebih tinggi dengan penambahan tersebut. Sebagai contoh, air
anggrek.
Media kultur jaringan merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan
tingkat keberhasilan perbanyakan tanaman secara invitro, dalam hal ini adalah kultur
jaringan. Berbagai formulasi atau komposisi media tanam telah banyak ditemukan
masing dalam media kultur jaringan dan mahasiswa mengetahui serta dapat
mempraktekan cara membuat larutan stok yang akan dipergunakan dalam membuat
dipergunakan dalam membuat media kultur jaringan sesuai komposisi medium yang
diinginkan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Teknik kultur jaringan adalah suatu metode untuk mengisolasi bagian dari
tanaman, seperti protoplasma, sel, sekelompok sel, jaringan, dan organ, serta
memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi tanaman lengkap tanaman baik berupa
sel, jaringan ataupun organ dalam keadaan aseptik secara in vitro, yang ditandai
dengan kondisi kultur aseptik, penggunaan media buatan yang mengandungan nutrisi
lengkap, Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) serta kondisi ruang kultur, suhu dan
tanaman vegetatif. Teknik ini meliputi metode propagansi aseksual dengan tujuan
utama membuat tanaman yang mempunyai sifat yang uggul. Kesuksesan dari
beberapa seleksi in vitro dan manipulasi genetik tanaman pada tingkat tinggi
bergantung pada kesuksesan regenerasi tanaman, in vitro. merupakan salah satu cara
perbanyakan tanaman dalam waktu yang relatif singkat untuk menghasilkan jumlah
jaringan secara umum sangat tergantung pada jenis media. Media tumbuh pada kultur
apa yang akan dibuat. Untuk menanam eksplan dari tanaman keras sering
tanaman hias) sering menggunakan medium MS. Medium Knudson C hanya cocok
Dalam kultur jaringan, unsur-unsur diberikan tidak dalam bentuk unsur murni,
konsentrasi tertentu, sehingga dalam media tumbuh nantinya jumlah tiap gram benar
Unsur-unsur yang dibutuhkan pada media kultur jaringan antara lain seperti
unsure mikro, unsur makro, gula, vitamin, zat pengatur tumbuh, dan agar-agar. Unsu
atas Co, Mn, Fe, Cu, Zn, B dan Mo. Media yang digunakan adalah media MS
membuat media. Larutan stok dibuat sesuai dengan komposisi media MS yang
diaduk dalam erlenmeyer dengan konsentrasi yang lebih pekat. Setelah membuat
larutan stok gram-gram, perlu dibuat stok zat pengatur tumbuh biasanya dalam 100
dalam penimbangan bahan kimia. Selain itu sisa larutan stok dapat disimpan dan
dapat digunakan lagi apabila membuat medium yang lain (Azmin, 2015).
ZPT adalah salah satu usaha dalam memacu pertumbuhan tanaman sehingga
karbohidrat dan nitrogen yang dikandung dalam bahan tanaman merupakan bahan
atau jaringan yang digunakan sebagai eksplan dan merangsang perkembangan pucuk-
dormansi apikal dan mempertinggi percabangan tunas lateral dari ketiak daun. BAP
merupakan salah satu sitokinin yang sering digunakan dalam penelitian kultur
Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu, gelas ukur, pipet,
pengaduk, hot plate, timbangan analitik, erlenmeyer 200 cc, 500 cc dan 1000 cc,
Bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu aluminium foil, kertas label
Thaimine-HCI).
C. Prosedur Kerja
- Setelah semua bahan kimia masuk dan terlarut, tambahkan akuadest sampai
2. Cara membuat larutan Stok Iron (besi) 200 ml (40 kali konsentrasi).
- Untuk bahan-bahan yang sukar larut, tambahkan beberapa tetes HCI, lalu
panaskan.
- Setelah larut, mencampur kedua macam larutan bahan tersebut kedalam satu
erlenmeyer.
- Menambahkan akuades sampai volume menjadi 200 ml. Menutup rapat, lalu beri
A. Hasil
LARUTA
Gambar
G 4. Larutan
Gambar 5. Larutan Stok Auksin (NAA, dan
Stok Vitamin
2, 4D) serta Larutan Stok Sitokinin (BAP)
Gambar 6. Bahan-bahan kimia (komponen komponen larutan stok)
B. Pembahasan
Teknik kultur jaringan merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman dalam
waktu yang relatif singkat untuk menghasilkan jumlah tanaman yang seragam dalam
jumlah banyak. Metode kultur jaringan juga dapat digunakan untuk konservasi
Media merupakan suatu bahan yang penting untuk pertumbuhan kultur. Media
untuk pertumbuhan kultur dapat berupa media padat dan media cair. Media padat
lengkap, sedangkan media cair biasanya digunakan untuk kultur sel. Komponen yang
penting dalam suatu media adalah senyawa anorganik, sumber karbon, vitamin, zat
kimia khususnya yang dibutuhkan dalam jumlah kecil, tak perlu sering menimbang
karena hal ini kurang praktis. Larutan stok disimpan di dalam lemari pendingin agar
tidak mudah rusak dan mencegah terdegradasinya bahan-bahan kimia oleh mikroba
penyebab kontaminasi. Pembuatan larutan stok harus dilakukan dengan cermat, sebab
larutan stok yang terlalu pekat akan mengalami pengendapan di lemari es, dan larutan
Dalam kultur jaringan, unsur-unsur diberikan tidak dalam bentuk unsur murni,
tumbuh, garam-garam mineral itu haruslah lebih dahulu dilarutkan dalam konsentrasi
tertentu, sehingga dalam media tumbuh nantinya jumlah tiap gram benar sesuai
baik mengandung Hara anorganik, hara ini terdapat 12 hara mineral yang penting
Hara organik Tanaman yang tumbuh dalam kondisi normal bersifat autotrof
vitro dapat mensintesa senyawa ini, diperkirakan mereka tidak menghasilkan vitamin
dalam jumlah yang cukup untuk pertumbuhan yang sehat dan satu atau lebih vitamin
mesti ditambahkan ke media. Thiamin merupakan vitamin yang penting, selain itu
asam nikotin, piridoksin dan inositol biasanya ditambahkan. Selain bahan organik
tersebut, bahan kompleks seringkali ditambahkan, termasuk ekstrak ragi, casein
hydrolysate, air kelapa, jus jeruk, jaringan pisang, dan lain lain. Penambahan bahan
kompleks ini menghasilkan media yang tak terdefinisi. Dengan penelitian yang
cukup, semestinya bahan kompleks ini dapat diganti dengan zat tertentu, mungkin
Sumber karbon tanaman dalam kultur jaringan tumbuh secara heterotrof dan
karena mereka tidak cukup mensintesa kebutuhan karbonnya, maka sukrosa harus
molekul yang lebih besar yang diperlukan untuk tumbuh. Biasanya sukrosa pada
konsentrasi 1 5% digunakan sebagai sumber karbon tapi sumber karbon lain seperti
glukosa, maltosa, galaktosa dan laktosa juga digunakan. Ketika sukrosa diautoklaf,
terjadi hidrolisis untuk menghasilkan glukosa dan fruktosa yang dapat digunakan
lebih efisien oleh tanaman dalam kultur. Mahal harganya tapi lebih murni, tidak
Air Distilatnya biasanya digunakan dalam kultur jaringan, dan banyak lab
menggunakan aquabides (air destilata ganda). Beberapa lab, dengan alasan ekonomi,
menggunakan air hujan, tapi ini menyebabkan sulit mengontrol kandungan bahan
Pemilihan media Jika tidak ada informasi awal, biasanya mulai dengan media
MS (Murashige dan Skoog 1962). Media ini mengandung konsentrasi garam dan
nitrat yang lebih tinggi dibandingkan media lain, dan telah sukses digunakan pada
berbagai tanaman dikotil. Untuk inisiasi kalus, 2.4-D ditambahkan ke media dengan
ditambahkan dan juga diberi auksin, seperti NAA pada konsentrasi yang
1. Air destilasi (aquades) atau air bebas ion sebagai pelarut atau solvent
Azmin, N. 2015. Pembuatan Larutan Stok, Media Kultur Dan Sterilisasi Alat Kultur
Jaringan Tumbuhan. Jurnal Pendidikan Biologi, Vol. 4(1):38-44.
Budisantoso, I. 2015. Pembuatan Medium Kultur Jaringan. Universitas Jendral
Soedirman. Purwokerto.
Djamhari, S. 2010. Memecah Dormansi Rimpang Temulawak (Curcuma
xanthorrhiza Roxb) Menggunakan Larutan Atonik dan Stimulasi Perakaran
dengan Aplikasi Auksin. Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia, Vol.12(1):66-
70.
Gunawan, L.W. 2007. Teknik Kultur Jaringan Tumbuhan. Pusat Antar Universitas
(PAU), Bioteknologi, IPB. Bogor.
Harahap, E. R., Siregar, L. A. M., dan Bayu, E. S. 2013. Pertumbuhan Akar Pada
Perkecambahan Beberapa Varietas Tomat Dengan Pemberian Polyethylene
Glikol (PEG) Secara In Vitro. Jurnal Online Agroekoteknologi, Vol.1(3):418-
428.
Hermawan, T dan Naiem 2006. Pengaruh Jenis Media dan Konsentrasi Zat Pengatur
Tumbuh Terhadap Perakaran pada Kultur Jaringan Cendana (Santalum album
Linn.). Jurnal Agrosain,. Vol. 19(2):103-109.
Karjadi, A.K. dan Buchory A. 2008. Pengaruh Auksin dan Sitokinin terhadap
Pertumbuhan dan Perkembangan Jaringan Meristem Kentang Kultivar
Granola. J. Hort. Vol.18(4):380-384.
Pramono. 2008. Pesona Sansevieria. Agromedia Pustaka. Jakarta
Tuhuteru, S., Hehanussa, M. L. dan Raharjo, S. H. T. 2010. Pertumbuhan dan
Perkembangan Anggrek Dendrobium anosmum pada Media Kultur In-Vitro
dengan Beberapa Konsentrasi Air Kelapa. Jurnal Agrologia, vol 1(1):1-12.
Yuwono, T. 2008. Bioteknologi Pertanian. UGM Press. Yogyakarta.