Anda di halaman 1dari 25

Fajri Arif Wibawa "Mari kita berbagi pengetahuan dan pengalaman"

Senin, 27 April 2015


Makalah Pembungkus atau Kemasan

TUGAS KELOMPOK 1
Pembungkus atau Kemasan

Oleh :
1. Agil Riyanti NPM 11210097
2. Ahmad Rismun NPM 11210073
3. Fajri Arif Wibawa NPM 11210082
4. Iwan Sanjaya NPM 11210083
5. Nur Jannah NPM 11210059
6. Vida Puspita Jati NPM11210067
7. Yastuti Andriyani NPM 11210069

Prodi : Pendidikan Ekonomi


Matakuliah : Perencanaan Pemasaran
Dosen : Dra. Ningrum, M. TA.

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
2012/2013
KATA PENGANTAR
Éǧ ÉOŠÏm•9$#`»uH÷q§•9$# «!$# Oó¡Î0
Assalamualaikum Wr. Wb.
Alhamdulilahi robil alamin, dengan mengucapkan puji dan syukur
kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya
sehingga kami kelompok 1 dapat menyelesaikan makalah ini. Dengan
kesempatan ini, kami tidak lupa menyampaikan terima kasih kepada :
1. Ibu Dra. Ningrum, M. TA. selaku dosen pengampu matakuliah
perencanaan pemasaran.
2. Teman-teman kelompok 1 yang telah bekerja sama untuk
menyelesaikan makalah ini.
3. Kedua orang tua kami yang selalu memberikan semangat kepada
kami.
4. Semua pihak yang telah berkenan memberikan bantuan-bantuan.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat
kesalahan dan kekurangan. Karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun sehingga pembuatan makalah yang akan datang dapat lebih
baik. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi
pembaca umumnya.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................................


i
Kata Pengantar ...............................................................................................
ii
Daftar Isi ........................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................... 2
1.3 Tujuan ................................................................................................. 3
1.4 Manfaat .............................................................................................. 4
1.5 Metode Pencarian Materi ................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ..............................................................................
5
2.1 Pengertian Pembungkus/kemasan ...................................................... 5
2.2 Arti Penting Pembungkus/kemasan .................................................... 5
2.3 Syarat-syarat Pembungkus/kemasan yang Baik ................................. 8
2.4 Fungsi Pembungkus/kemasan ............................................................ 11
2.5 Hubungan Pembungkus/kemasan dan Strategi Pemasaran ............... 12
2.6 Strategi Perkembangan Pembungkus/kemasan ................................. 14
2.7 Pembungkus/Kemasan Biaya dan Modal .......................................... 15
2.8 Stock Untuk Pembungkus ................................................................. 18
2.9 Membedakan Ukuran Pembungkus .................................................. 19
2.10 Kebijaksanaan Merubah Pembungkus ............................................. 20
BAB III KESIMPULAN .............................................................................
22
3.1 Kesimpulan ........................................................................................ 22
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembungkus atau juga sering disebut kemasan adalah hal yang melekat
pada suatu produk barng. Konsumen kini lebih banyak membutuhkan waktu
untuk memilih produk yang dicari, karena merek produk semakin banyak untuk
satu jenis produk tertentu saja, seperti: produk sabun mandi di rak-rak
toko/swalayan sudah puluhan jenisnya, minyak goreng branded ada lebih 30
merek dapat dijumpai konsumen di rak-rak supermarket. Belum lagi merek air
minum sudah lebih 50 merek dapat dijumpai konsumen di pasar. Begitu pula
untuk sabun cuci deterjen ada puluhan merek yang dipajang di swalayan untuk
menarik minat konsumen. Apa yang membedakan produk satu dengan produk
yang lain? tidak lain adalah merek, dan kemasannya. Memang kemasan kini
disadari oleh produsen bukan lagi hanya memiliki fungsi melindungi dan
membungkus produk. Persaingan produk yang semakin ketat di pasar
mengharuskan produsen untuk berpikir keras meningkatkan fungsi kemasan untuk
dapat memberikan daya tarik kepada konsumen melalui aspek artistik, warna,
grafi s, bentuk maupun desainnya. Banyak konsumen yang membeli secara sadar
akan suatu produk karena tertarik pada suatu produk karena alasan warna, bentuk
dari kemasan. Belum lagi konsumen yang membeli karena impulse buying,
garagara menariknya desain, atau bentuk kemasan suatu produk. Sehingga
kemasan menjadi sangat efektif untuk mendorong konsumen membeli suatu
produk.
Melalui kemasan produk tersebut kesan (image) produk juga dapat dibentuk
misalnya image sebagai produk yang kukuh, awet, mewah atau tahan lama.
Sehingga konsumen akan memilih produk tersebut karena sesuai dengan
syarat yang akan dibeli misalnya produk yang tahan lama, tidak mudah rusak dan
terjaga kualitasnya.
Konsumen sering kali membeli suatu produk tidak untuk segera dikonsumsi
tetapi untuk persediaan, sehingga ia membutuhkan produk yang terlindungi secara
baik isinya, dari kerusakan, berkurangnya isi dan pengaruh cuaca. Dari sisi
distribusi, kemasan juga memegang peranan penting karena dengan kemasan
produk akan mudah disusun, dihitung, ditangani dan disalurkan secara lebih baik
dan cepat. Kemudahan dalam distribusi menjadikan kemasan didesain tertentu dan
dengan ukuran yang mudah untuk dipindahkan dari suatu tempat ke tempat
lainnya.
Ada perusahaan yang berpendapat bahwa yang penting adalah barang yang
dibungkus dan bukan pembungkusnya. Memang harus diakui bahwa kualitas
barang adalah besar sekali pengaruhnya terhadap kelancaran penjualan, tapi dalam
hal ini bukan berarti masalah pembungkus diabaikan. Meskipun barang dalam
pembungkus itu isinya baik tapi agar orang dapat menjadi langganan, orang
tersebut harus mencobanya. Akan tetapi bila mana orang tersebut tidak tertarik,
maka orang tersebut idak akan tahu bahwa isi didalam pembungkus tersebut
adalah berkualitas baik. Mungkin jangka panjang orang akan tahu bahwa
kualitasnya baik dan pada akhirnya akan menjadi langganan. Tapi jelas akan
membutuhkan waktu yang lumayan lama.
Dengan demikian, pembungkus yang menarik akan mempercepat
kelancaran promosi, pengenalan dan yang terakhir penjualan barang ayng di
produksi. Sebenarnya masih banyak fungsi pembungkus yang lain selain sebagai
pembungkus dan keindahan dan bila mana kita mau dan padat memperhatikan itu
semua, kelancaran penjualan barang-barang yang diproduksikan akan lebih dapat
ditingkatkan. Sehingga pentingnya pembungkus ini terutama pada perusahaan
industri atau perusahaan-perusahaan lain yang menghasilkan produk-produknya.
Dengan demikian, kita perlu mengetahui lebih dalam tentang pembungkus.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan beberapa
masalah, yaitu :

Apa pengertian pembungkus/kemasan?


Bagaimana arti penting pembungkus/kemasan?
Apa saja syarat-syarat pembungkus/kemasan yang baik?
Apa fungsi pembungkus/kemasan?
Bagaimana hubungan pembungkus/kemasan dan strategi pemasaran?
Bagaimana strategi perkembangan pembungkus/kemasan?
Bagaimana pengaruh pembungkus terhadap biaya dan modal?
Bagaimana stock untuk pembungkus?
Bagaimana membedakan ukuran pembungkus?
Bagaimana kebijaksanaan dalam merubah pembungkus?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pembungkus/kemasan.
2. Untuk mngetahui arti penting pembungkus/kemasan.
3. Untuk mengetahui apa saja syarat-syarat pembungkus yang baik.
4. Untuk mengetahui apa fungsi pembungkus/kemasan.
5. Untuk mengetahui bagaimana hubungan pembungkus/kemasan dan
strategi pemasaran.
6. Unutk mengetahui bagaimana strategi perkembangan pembungkus/
kemasan.
7. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pembungkus terhadap biaya
dan modal.
8. Untuk mengetahui Bagaimana stock untuk pembungkus.
9. Untuk mengetahui Bagaimana membedakan ukuran pembungkus.
10. Untuk mengetahui bagaimana kebijakan merubah pembungkus.
1.4 Manfaat
1. Sebagai media belajar dan tambahan wawasan bagi penulis.
2. Memberikan informasi bagi pembaca.
3. Dapat memahami atau menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh.

1.5 Metode Pencarian Materi


Penulis dalam mencari materi menggunakan metode kajian pustaka yaitu
mencari di buku dan internet.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pembungkus/Kemasan
Pengertian pembungkus atau kemasan menurut soehardi sigit, kemasan
adalah wadah, tempat, isi atau yang sejenisnya yang terbuat dari timah, kayu,
kertas, gelas, besi, plastik, kain, karton atau meterial lainnya yang membungkus
atau mengemas suatu produk yang dilakukan oleh produsen atau pemasar untuk
disampaikan kepada konsumen.
Kemudian kegiatan dalam pembungkus atau kemasan disebut
pembungkusan atau pengemasan. Pengertian pembungkusan atau pengemasan
menurut William J. Stanson, kegiatan-kegiatan atau aktivitas-aktivitas umum
dalam perencaraan barang atau produk yang melibatkan penentuan dan pembuatan
bungkus atau kemasan bagi suatu barang atau produk.
Dengan demikian, pembungkusan/pengemasan adalah suatu aktivitas atau
kegiatan umum dalam perencanaan barang untuk menempatkan barang tersebut ke
dalam wadah atau tempat yang memerlukan akan penentuan desaindan pembuatan
kemasan dapat berasal dari berbagai macam bahan yang dilakukan oleh produsen
untuk disampaikan kepada konsumen.

2.2 Arti Penting Pembungkus/Kemasan


Banyak perusahaan yang mengabaikan masalah pembungkus suatu barang
sebab mereka menganggap bahwa fungsi pembungkus hanyalah sekedar bungkus
saja. Tapi jika kita mau meneliti maka fungsi pembungkus tidak hanya sekedar
sebagai pembungkus saja, tapi jauh lebih luas dari pada itu. Dan kalau kita mau
memperhatikan fungis-fungsi tersebut maka kelancaran penjualan produk-produk
kita akan labih baik.
Salah satu fungsi pembungkus yang sering diabaikan adalah keindahan,
padahal keindahan pembungkus besar pengaruhnya terhadap kelancaran penjualan
produkproduk kita. Walaupun faktor biaya harus juga kita perhatikan. Oleh karena
itu pembungkus dapat kita misalkan sebagai pakaian seorang wanita yang mana
jika makin indah dan cocok pakaian wanita tersebut, maka akan semakin cantik
pula wanita tersebut.
Ada sementara perusahaan yang berpendapat bahwa yang penting adalah
barang yang dibungkus dan bukan pembungkusnya. Memang harus diakui bahwa
kualitas barang adalah besar sekali pengaruhnya terhadap kelancaran penjualan,
tapi dalam hal ini bukan berarti masalah pembungkus diabaikan. Meskipun barang
dalam pembungkus itu isinya baik tapi agar orang dapat menjadi langganan, orang
tersebut harus mencobanya. Akan tetapi bila mana orang tersebut tidak tertarik,
maka orang tersebut idak akan tahu bahwa isi didalam pembungkus tersebut
adalah berkualitas baik. Mungkin jangka panjang orang akan tahu bahwa
kualitasnya baik dan pada akhirnya akan menjadi langganan. Tapi jelas akan
membutuhkan waktu yang lumayan lama.
Dengan demikian, pembungkus yang menarik akan mempercepat
kelancaran promosi, pengenalan dan yang terakhir penjualan barang yang di
produksi. Sebenarnya masih banyak fungsi pembungkus yang lain selain sebagai
pembungkus dan keindahan dan bila mana kita mau dan padat memperhatikan itu
semua, kelancaran penjualan barang-barang yang diproduksikan akan lebih dapat
ditingkatkan. Sehingga pentingnya pembungkus ini terutama pada perusahaan
industri atau perusahaan-perusahaan lain yang menghasilkan produk-produknya.
Ada beberapa faktor yang menunjang peranan kemasan sebagai sarana
pemasaran. Faktor-faktor tersebut antara lain :
a. Sistem Penjualan Swalayan (self service)
Sistem penjualan ini makin populer dimana-mana dan telah memaksa
produk menjual dirinya sendiri. Dengan sistem penjualan ini, pembeli memilih
sendiri produk yang diinginkan diantara sekian banyak produk sejenis. Disini
kemasan mempunyai peranan untuk memikat konsumen sehingga konsumen
tertarik untuk membeli.

b. Kemakmuran Konsumen
Dengan semakin meningkatnya kemakmuran konsumen, menyebabkan
mereka membayar sedikit lebih mahal untuk memperoleh kemasan yang
memberikan kemudahan, penampilan yang menarik dan prestisenya yang lebih
tinggi.
c. Perkembangan teknologi yang pesat
Dengan berkembangnya teknologi memungkinkan perusahaan untuk
mengganti kemasan produk yang lama menjadi kemasan yang lebih praktis,
kualitas dan penampilan yang lebih baik sehingga dapat memberikan kemudahan
bagi konsumen.
Dengan semakin pentingnya peranan kemasan dalam pemasaran suatu
produk pada akhir-akhir ini memaksa pihak manajemen unutk terus menerus
untuk memperhatikan kemasan produk merekauntuk disesuaikan dengan
perubahan selera konsumen. Disamping itu pihak manajemen harus
memperhatikan yang dilakukan oleh pesaing. Hal ini dilakukan agar produk yang
dihasilkan perusahaan tetap dapat bersaing dengan produk sejenis lainnya.
Alasan mengadakan Pengemasan, Menurut William J. Stanton, ada 3 alasan
mengapa kemasan diperlikan yaitu sebagai berikut :
a. Kemasan memenuhi sasaran keamanan
Keamanan melindungi produk dalam perjalanannya dari produsen ke
konsumen agar produk tersebut tidak rusak. Untuk beberapa jenis produk yang
dapat membahayakan anak-anak biasanya diberi kemasan pelindung khusus.
Disamping itu biasanya produk yang diberi kemasan akan lebih bersih dan
menawan
b. Kemasan Dapat melaksanakan program pemasaran perusahaan
Melalui kemasan identifikasi produk menjadi lebih efektif. Kemasan
merupakan satu-satunya cara perusahaan membedakan produknya. Para pengecer
juga mengakui bahwa kemasan yang mengandung ciri-ciri promosi dan
perlindungan barangyang efektif dapat membantu meingkatkan penjualan dan
mengurangi biaya karena kerusakan produk.
c. Manajemen dapat mengemas produknya sedemikian rupa untuk
meningkatkan perolehan laba
Dengan kemasan yang baik dan menarik jelas akan meningkatkan kualitas
suatu produk, sehinngga akan meningkatkan penjualan, kemudian secara otomatis
akan meningkatkan laba.
2.3 Syarat-syarat Pembungkus/Kemasan yang baik
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, fungsi pembungkus tidak hanya
sebagai bungkus tapi lebih luas dari pada itu. Dan apabila kita dapat memenuhi
syarat-syarat tersebut maka konsumen atau calon konsumen lebih puas sehingga
kelancaran dari penjualan barang-barang akan lebih lancar. Syarat-syarat
pembungkus yang baik yaitu sebagai berikut :
a. Sebagai Tempat
Syarat ini adalah syarat yang paling utama dan telah banyak diketahui
sehinggga bukan sebuah permasalahan lagi. Misalkan kita menjual minuman
maka sudah tentu kita memilih pembungkusnya adalah botol dari gelas ataupun
plastik dan bukan dari ketas yang tidak dapat berfungsi sebagai tempat untuk
minuman.
b. Menarik
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, maka setiap perusahaan
hendaknya dapat membuat pembungkus yang menarik. Dengan pembungkus yang
menarik tersebut dapat diharapkan orang akan tertarik untuk mencobanya
sehingga akhirnya dapat diharapkan menjadi langganan. Oleh karena itu, sayang
sekali jika suatu barang yang pembungkusnya menrik tapi barang tersebut kurang
berkualitas, pasti akan mengecewakan konsumen. Ada juga orang yang
berpendapat bahwa yang menarik hanya barang-barang yang kita ingin
mencobanya kita harus beli misalnya kembang gula, makanan dan minuman
dalam kaleng dan lain-lain. Sedangkan bagi barang-barang yang kita dapat
mengetahui kualitasnya tanpa kita membelinya yaitu misalnya kaca mata, sepatu
dan lain-lain. Ada orang yang berpendapat bahwa masalah keindahan
pembungkus tidak perlu diperhatikan. Tapi itu adalah pendapat yang salah,
pembungkus yang menarik itu tetap penting meskipun itu barang-barang yang
terbuka sebelum dibeli misalnya kaca mata. Sebab dengan pembungkus yang
indah dan menarik akan menimbulkan kesan bahwa kualitas barangnya adalah
baik juga. Yang disebut dengan indah dan menarik disini adala kombinasi bahan,
bentuk, komposisi warna, gambar, tulisan dal lain-lain.
c. Dapat Melindungi
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, kualitas suatu barang sangat besar
pengaruhnya terhadap kelancaran penjualan. Oleh karena itu, maka perlu
pembungkus yang dapat melindungi baik pada waktu masih di gudang, dalam
pengangkutan maupun dalam peredaran di pasaran. Bila pembungkus mampu
melindungi barang-barang akan lebih terjamin kualitasnya, sehingga kelancaran
penjualan dapat ditingkatkan. Misalnya seperti barang-barang elektronik seperti
TV, kulkas yang mudah rusak, sehingga harus dibuatkan pembungkus sedemikian
rupa sehingga dalam pengagkutan, kualitas barang dapat dipertahankan dan tetap
terjamin. Untuk obat-obatan yang peka terhadap sinar matahari biasanya biasanya
ditempatkan pada botol-botol yang gelasnya berwarna gelap. Apabila kita tidak
memperhatikan masalah tersebut, maka kualitas barang-barang kita tidak akan
terjamin kualitanya sehingg hal tersebut akan mempengaruhi dalam kelancaran
penjualan.
d. Praktis
Apabila perusahan mampu membuat pembungkus yang praktis maka
dengan sendirinya konsumen akan lebih puas. Maksud praktis disini adalah
mudah dibawa, mudah dibuka dan ditutup kembali, ringan dan sebagainya.
Contohnya yaitu pembungkus rokok yang mudah ditaruh dalam saku baju maupun
celana. Apabila kita merasa pembungkus yang kita buat kurang praktis maka kita
harus membuat yang lebih praktis.
e. Menimbulkan Harga diri
Biasanya pembungkus yang menarik secara otomatis akan dapat
menimbulkan harga diri yang baik. Meskipun demikian kita harus memperhatikan
masalah ini. Hal-hal yang terutama untuk barang-barang yang dapat dipakai untuk
kado misalnya biskuit tertentu, yang tempatnya indah dan menarik, sehingga bagi
orang yang membeli biskut tersebut akan naik harga dirinya. Sebab jika kita
rasakan isinya, tak jauh beda dengan yang lain-lain. Pada toko-toko pengecer pada
umumnya pembungkus pengruhnya untuk menambah harga diri banyak yang
diabaikan. Misalnya membungkus barang dengan kertas koran yang sudah kumal,
sehingga menimbulakan rasa malu bagi yang membawanya dan kejadian tersebut
jelas akan memperlambat kelancaran penjualan.
f. Ketepatan Ukuran
Ukuran pembungkus harus kita perhatikan juga, sebab hal ini akan
berhubungan erat dengan harga suatu barang. Di negara yang sudah maju seperti
Amerika, maka ukuran-ukuran yang besar akan lebih ekonomis, tapi bagi negara
yang baru berkembang seperti Indonesia pada umunya daya belinya kebanyakan
rendah, sehingga perlu diperhatikan pembungkus dengan ukuran yang terjangkau
dengan daya beli sebagaian besar masyarakan adalah ukuran mini. Misalnya
perusahaan bumbu masak, shampo dan lain-lain. Telah mengintrodusir cara ini
sehingga dengan demikian penduduk yang berpenghasilan rendah dapat pula ikut
membelinya, meskipun sebenarnya dengan ukuran mini tersebut dapat
menimbulkan jatuhnya harga menjadi lebih mahal.
g. Pengangkutan
Dalam membuat dan menentukan pembungkus pada suatu barang, harus
pula diperhatikan pengaruhnya terhadap ongkos pengangkutan. Misalnya
pembungkus persegi seperti rokok, susu balita dan lain-lain, akan dapat
menghemat biaya pengangkutan. Dengan penghematan terhadap ongkos
pengangkutan maka perusahaan akan mampu menjual dengan harga yang lebih
rendah dari saingannya atau dengan harga jual yang sama dengan perusahaan akan
mampu meningkatkan kualitas dari barang prosuksinya. Dengan tindakan ini
dapat diharapkan kelancaran penjualan dapat lebih ditingkatkan.
Dari penjelasan tentang syarat-syaran pembungkus di atas timbul
pertanyaan-pertanyaan manakah yang harus di pentingkan dari beberapa syarat
tersebut. Hal ini perlu dipersoalkan sebab dalam prakteknya sulit bagi perusahaan
unutk dapat memenuhi semua syarat-syarat tersebut secara sempurna. Bahkan di
dalam memenuhi syarat-syarat tersebut kadang-kadang terjadi kontradiksi atau
pertentangan. Misalnya dalam usaha pembungkus yang menghemat ongkos
angkutan dapat menyebabkan keindahan dari barang tersebut menjadi berkurang.
Oleh karena itu, sebaiknya semua perusahan mampu memperhatikan semua
masalah dalam keseimbangan yang baik dan menitik beratkan pada syarat-syarat
yang di anggap paling penting sesuai dengan produk yang dihasilkan.
2.4 Fungsi Pembungkus/Kemasan
Adapun beberapa fungsi kemasan yang perlu diperhatikan kepada produsen
adalah sebagai berikut :
a. Sebagai Tempat
Unutk menentukan daya muat dari kemasan harus diketahui berat atau bobot
atau jenis produk yang akan ditempatkan didalam kemasan tersebut. Oleh karena
itu dalam membuat kemasan suatu produk diperlukan penuntuan desain yang
khusus, apakah menggunakan kemasan berwujud kotak, kaleng, dalam botol dan
sebagainya yang disesuaikan dengan produk. Disamping itu kemasan dapat
memberi kemudahan serta dapat melindungi produk dalam distribusiannya. Syarat
minimum kemasan suatu produk adalah kemasan harus dapat melindungi isi
produk.
b. Sebagai identitas
Identitas suatu produk sangat penting karena pada umunya produk
perusahaan dijual bersama dengan produk lain yang sejenis. Oleh karena itu
kemasan suatu produk padat dipakai untuk membedakan dengan produk lain yang
sejenis yang dihasilkan oleh produsen lainya.
c. Sebagai Alat Komunikasi
Kemasan secara tidak langsung dapat dipakai sebagai alat komunikasi
dengan konsumen, dimana kemasan tersebut menunjukkan merk, gambar dan
pesan yang bersifat memberikan keterangan yang menyababkan rasa tahu,
memberi petunjuk tentang penggunaan produk, komposisi bahan dari produk
tersebut, serta keterangan lainnya yang ada pada kemasan. Jadi, secara
keseluruhan kemasan dapat memberikan keteranga kepada konsumen.
d. Memudahkan Penggunaan Produk
Fungsi lain dari kemasan adalah untuk memudahkan konsumen unutk
menggunakan produk. Memudahkan bagi konsumen dalam arti kemasan yang
mudah dibuka, isinya mudah dikeluarkan dan mudah dibawa.
e. Mempromosikan Produk
Kemasan yang dapat melindungi dan memudahkan dalam penggunaan
produk maka secara otomatis akan menambah nilai jual dan promosi produk itu.
Biasanya barang konsumsi yang ada di pasar ataupun di toko-toko diletakkan
dekat dengan produk pesaing. Promosi barang tersebut tergantung pada kemasan,
karena kemasan mempunyai pengaruh dalam pajangan untuk memikat konsumen.
Perbaikan kemasan dapat merupakan cara efektif untuk menarik konsumen baru.
2.5 Hubungan Pembungkus/Kemasan dan Strategi Pemasaran
Kemasan dapat digunakan dalam beberapa cara sebagai alat pemasaran
produk. Strategi yang digunakan harus menarik, hal yang penting dalam strategi
pemasaran antara lain sebagai berikut :

a. Strategi Ukuran
Pasar mungkin dibagi-bagi oleh jumlah pemakai produk, contohnya tentang
hal ini dapat ditemukan pada pemasaran yaitu kemasan ukuran umumdan ukuran
keluarga, juga pada kemasan yang sangat kecil atau mini yang diproduksi untuk
beberapa hal, misalnya barang-barang untuk toilet, unutk kenyamanan orang-
orang yang bepergian. Strategi ukuran juga mempunyai peranan dalam
pengenalan produk baru. Bagi konsumen kemasan ukuran kecil atau mini
biasanya digunakan untuk tujuan perkenalan suatu produk. Ukuran yang lebih
besar diperkenalkan kemudian untuk memenuhi permintaan konsumen dan untuk
memberikan tambahan jenis ukuran.
b. Strategi Bahan
Bahan yang digunakan dalam kemasan mungkin mempunyai peran utama
dalam strategi pemasaran karena kemasan dapat digunakan untuk meyakinkan
keamanan. Misalnya botol shampo yang tidak mudah pecah atau alat penutup
yang sulit dibuka bagi anak-anak sehingga tidak berbahaya bagi mereka.
c. Strategi Desain
Strategi desain mencangkup bentuk dan bahan tapi disini menekankan
warna, tulisan, gambar dan simbul yang menarik. strategi desain biasanya
digunakan untun memberikan identitas produk.
d. Strategi kenyamanan
Kemasan harus didesain dengan baik agar memberikan kemudahan bagi
konsumen yang memakainya. Secara otomatis jika konsumen merasakan
kemudahan dari suatu produk, konsumen juga akan merasakan kenyamanan.
e. Strategi Promosi
Kemasan memungkinkan didesain kerena promosi penjualan. Misalnya
pada kemasan diberi resep, potongan harga, hadiah dan sebagainya yang
menghiasi bagian depan kemasan. Alasan menggunakan strategi ini karena
kemasan merupakan salah satu elemen dalam pemasaran. Sehingga akan secara
otomatis terjadi sebuah promosi juga.
2.6 Strategi Perkembangan Pembungkus/Kemasan
a. Merumuskan Konsep Pemasaran
Dalam tahap ini ditetapkan fungsi utama kemasan yang akan dirancang,
apakah kemasan tersebut hanya dimaksudkan sebagai pelindung produk, untuk
meningkatkan citra produk atau untuk memberi kemudahan kepada konsumen.
Dalam merumuskan konsep kemasan beberapa faktor yang perlu dijadikan
pertimbangan antara lain :
Ø Ketahanan dan Proteksi, kemasan harus dapat melindungi produk
terhadap temperatur dan kelembapan udara. Juga agar produk tidak rusak, busuk,
berkarat atau kotor.
Ø Memudahkan bagi konsumen, kemasan harus mudah dibuka, dituang,
disimpan, aman dan disertai petunjuk pemakaian yang jelas.
Ø Kemudahan bagi penjual, mudah dibawa, diatur diatas rak, tidak
gampang rusak dan hemat tempat.
Ø Menarik bagi pembeli, desain dan bentuk yang menarik, mudah diingat
dan menonjol di antara produk-produk pesaing serta penampilan yang cocok
dengan produk.
Ø Biaya, biaya kemasan harus proposional dengan harga produknya.
Jangan sampai sama atau lebih mahal darai harga produk sebab konsumen itu
membeli produk bukan kemasannya.
Ø Lingkungan, Utamakan bahan kemasan yang dapat digunakan kembali,
dapat didaur ulang atau diolah kembali, serta tidak membahayakan lingkungan.
b. Merancang Desain Kemasan
Rancangan desain menyangkut elemen-elemen bentuk, ukuran, bahan,
warna, merk, tulisan, gambar dan sebagainya. Elemen-elemen tersebut harus
dipadukan dalam keserasian unutk memaksimalkan nilai tambah bagi konsumen
meupun untuk meningkatkan posisi produk terhadap produk pesaing.
c. Seleksi Desain
Karena biasanya merancang tidak hanya menyiapkan suatu alternatif desain,
maka perlu diadakan seleksi desain mana yang dinilai paling efektif. Seleksi ini
dilakukan melalui beberapa tahap pengujian yaitu :
Ø Pengujian tehnik (engincering test), bertujuan unutk memastikan bahwa
desain-desain kemasan tersebut tahan terhadap kondisi tertentu, misalnya
temperatur udara, tekanan berat dan sebagainya.
Ø Pengujian Pandangan (visual test), untuk memastikan bahwa teks atau
tulisan pada kemasan jelas terbaca, atau bahwa warna dan bentuknya serasi jika
dilihat.
Ø Pengujian oleh calon penjual (dealer test), untuk memastikan bahwa para
pedagang (pengecer atau distributor) tertarik pada penampilan maupun
kemudahan pada produk yang dirancang bagi mereka.
Ø Pengujian oleh calon pembeli (consumer test), untuk memastikan bahwa
konsumen menyukai kemasan produk.
d. Evaluasi kembali secara berkala
Untuk melihat apakah kemasan masih efektif sebagai alat menjual, perlu
diadakan evaluasi kembali secara berkala. Cepatnya perubahan selera konsumen,
pesatnya pekembangan teknologi dan makin ketatnya persaingan, mengharuskan
produsen untuk selalu mengevaluasi kembali strategi kemasannya. Perubahan
strategi pengemasan tidak selalu harus menggunakan bahan kemasan yang lebih
mewah. Dengan mengembangkan kemasan yang efektif dan menarik, maka
kemasan tersebut dapat dipakai sebagai alat promosi untuk meningkatkan volume
penjualan.
2.7 Pembungkus/Kemasan Biaya dan Modal
Dalam memenuhi syarat-syarat di muka maka kita sering terbentur pada
biaya sehingga untuk itu masalah biaya harus kita perhatikan. Sebenarnya bukan
hanya faktor biaya yang merupakan persoalan tapi jumlah modal yang
tertanampun merupakan masalah yang harus kita pecahkan. Misalkan apabila kita
ingin membuat pembungkus yang baik biasanya terbentur pada masalah biaya
yang lebih besar yang mana berarti akan dapat meningkatkan. ongkos poduksinya.
Tapi ada juga usaha untuk meningkatkan mutu pembungkusan tidak menaikkan
biaya pokok, tapi terbentuk pada jumlah modal yang harus ditanamkan. Misalnya
apabila kita ingin suatu botol dan gelas dengan design yang spesifik yang kita
rancang secara artistik maka pesanan untuk gelas ini harus dalam jumlah yang
sangat besar sehingga memerlukan penanaman modal yang sangat besar.
Sebenarnya tindakan untuk meningkatkan mutu dan pembungkusan tidak
mesti mengakibatkan kenaikan harga pokok. Bahkan kadang-kadang tindakan kita
itu mempunyai dua keuntungan sekaligus yaitu omzet penjualan dapat dinaikkan
dan effisiensi dapat ditingkatkan karena harga pokok justru akan lebih rendah.
Untuk lebih jelasnya baiklah kami berikan contoh perhitungannya. Contohnya
sebagai berikut
Suatu perusahaan yang memprodusir produk X, mempunyai data-data
sebagai berikut :
Ø biaya tetap (fixed cost) per bulan Rp.500.000.-
Ø biaya bahan baku per unit Rp.400,-
Ø biaya pembungkusan per unit Rp.50,-
Ø kapasitas produksi per bulan 1000 units.
Ø harga jual per unit Rp.l.200,-
Berdasarkan data-data di atas maka dapat disusun harga pokok per unit
sebagai berikut
biaya tetap (fixed cost) per unit produksi: Rp.500.000: 1000 = Rp. 500,-
biaya bahan baku per unit produksi ……………… = Rp. 400,-
biaya pembungkus per unit produksi ……………... = Rp. 50,-
Harga pokok per unit Rp. 950.-
Karena perusahaan menjual per-unit produksi Rp. 1.200,- maka keuntungan
per-unitnya adalah Rp. 1.200,- Rp. 950,- = Rp. 250,- atau keuntungan per-
bulannya 1000 x Rp.250,- = Rp.250.000,-
Kemudian perusahaan merencanakan untuk membuat pembungkus yang
lebih indah dan menarik tapi untuk itu menyebabkan biaya untuk pembungkusan
naik dan Rp.50,- per-unit menjadi Rp. 100,- Tapi dengan pembungkus yang baru
tersebut diramalkan dapat terjadi kenaikan penjualan sebanyak 250 units per-
bulan sehingga omzet penjualan dapat diharapkan rata-rata 1250 units per-bulan.
Dengan kenaikan omzet penjualan ini pembelian bahan baku setiap kali dapat
dilakukan dalam jumlah yang lebih besar sehingga harga pembelian per-unit dapat
lebih murah yaitu : Rp.375,- per-unit produksi (sebelumnya Rp.400,-).
berdasarkan data-data tersebut mi dapat disusun perhitungan sebagal berikut:
biaya tetap per-unit
Rp.500 000,- : 1250 = Rp.400,-
biaya bahan baku per-unit = Rp.375,-
biaya pembungkus per-unit = Rp.100,-
Harga pokok per-unit Rp.875.-
Karena perusahaan menjual Rp. 1200,- per-unit produksi maka keuntungan
per-unit : Rp1200,- - Rp.875,- = Rp.325,- atau per-bulan kuntungannya 1250 x
Rp.325,- = Rp.406.250,-. Dan kalau dua alternatif ini kita bandingkan dalam satu
bagan maka :
Alternative I

Alternatif II
Sebelum pembaharuan perusahaan

Sesudah pembaharuan perusahaan


Untung perunit

Untung perbuah

Untung perunit

Untung perbuah
Rp. 250,-

Rp. 250.000

Rp. 325,-

Rp. 406.250

Di sini jelaslah dalam contoh ini hahwa dengan adanya perbaikan dalam
pembungkusan, maka kemungkinan keuntungan dapat ditingkatkan dan sekaligus
effisiensi dapat pula ditingkatkan. Tapi perlu dicatat di sini kebetulan alternatif ke
II lebih baik dan pada alternatif ke I. Tapi keadaan ini belum mesti demikian, oleh
karena itu perlu sebelum melakukan tindakan kita harus melakukan perhitungan
yang teliti sehingga tindakan kita tersebut dapat secara ekonomis dipertanggung
jawabkan.
2.8 Stock Untuk Pembungkus
Sebebarnya masalah stock/persediaan bukan hanya penting untuk bahan
baku tapi untuk pembungkuspun tidak kalah pentingnya.Pada umumnya pada
pembungkus suatu barang diletakkan merk atau cap dari perusahaan yang
bersangkutan, sehingga dengan demikian bilamana tiba-tiba perusahaan kehabisan
pembungkus/etiketnya maka tidak mungkin perusahaan membeli di pasaran.
Jadi sebenarnya resiko kehabisan pembungkus lebih berat daripada resiko
kehabisan bahan baku. Sebab apabila kita kehabisan bahan baku kita dapat
membeli di pasaran meskipun dengan biaya extra. Tapi bagaimana bila kita
kehabisan pembungkus atau etiket?
Karena pada umumnya nilai pembungkus relatif rendah dibandingkan
dengan nilai keseluruhan dari barang tersebut, dan pemesanan dalam jumlah yang
besar menimbulkan perbedaan biaya di bandingkan dengan pemesanan dengan
jumlah sedikit.Di samping itu kadang-kadang percetakan/offset tidak mau
menerima pesanan dalam jumlah yang kecil.Oleh karena itu banyak perusahaan
yang mempunyai stock untuk masa produksi setahun,bahkan ada yang
menyediakan stock untuk masa produksi sampai lima tahun atau lebih.
Berdasarkan kenyataan-kenyataan di atas maka kemungkinan kehabisan
adalah kecil, sebab suatu perusahaan yang menyediakan stock untuk untuk masa
satu tahun maka kemungkinan kehabisan dalam satu tahun paling banyak satu
kali.Untuk itu perlu bagi setiap perusahaan melakukan administrasi yang baik
untuk menjaga jangan sampai persediaan habis sama sekali.Salah satu cara untuk
itu adalah dengan jalan menetapkan besarnya persediaan besi (iron stock), yaitu
jumlah minimum yang tidak boleh di kurangi dan dipakai kecuali dalam keadaan
darurat.Dan sebaiknya untuk iron stock ini ditetapkan untuk masa produksi
selama pemesanan sampai barang tersebut sampai digudang.
Misalnya suatu perusahaan kebutuhan pembungkusan tiap harinya 1000
units, padahal waktu pemesanan sampai barang tiba di gudang selama 30 hari.
Maka persediaan besi ditetapkan sebanyak 30.000 units. Dengan demikian apabila
persediaan di gudang tinggal 30.000 +30.000 =60.000, kita harus segera
melakukan pemasaran . Dengan demikian pada saat pesanan sampai di gudang
persediaan tepat masih 30.000.
Tapi dalam praktek kenyataan masalah administrasi pembungkus ini sering
diabaikan,apalagi bila mana antara pembungkus-pembungkus dengan merk
tersebut dapat dipisah-pisahkan.
2.9 Membedakan Ukuran Pembungkus
Suatu perusahaan dapat saja membuat pembungkus lebih dari satu
macam.Misalkan dalam ukuran pembungkus dapat dibuat dalam ukuran
besar,sedang,kecil dan mungkin ukuran mini. Perbedaan ukuran pembungkus
tersebut terutama untuk menyesuaikan dengan selera konsumen dengan
masyarakat yang mempunyai daya beli yang berbeda-beda.Bahkan pada negara-
negara yang sedang berkembang di mana saat income per-capita masih sangat
rendah seperti Indonesia saat ini (tahun 1977) maka banyak prodesun yang
membuat bungkus-bungkus ukuran mini di mana saat ini telah diintrodusir oleh
perusahaan vetsin,shampo dan sebagainya.
Selain perbedaan ukuran,maka produsen dapat juga membedakan
pembungkus dalam hal design,warna dan sebagainya. Tujuan perusahaan
membedakan ini adalah untuk membuat satu jenis barang tetapi dengan perbedaan
tertentu misalnya rasa,aroma dan sebagainya.Sebagaimana yang telah kita ketahui
bahwa perusahaan yang berorientasi pada pasar mengetahui bahwa di dalam
masyarakat untuk satu macam barang terdapat perbedaan selera,sehingga dengan
membuat satu macam barang tersebut.Misalnya untuk rokok mungkin ada yang
senang rasa antep,sedang,atau yang ringan.Dan biasanya rasa ringan ini digemari
oleh golongan muda dan wanita. Untuk dapat menyesuaikan dengan selera yang
bermacam-macam tersebut mungkin perusahaan tersebut tidak hanya dengan satu
macam rasa, tetapi berusaha untuk membuat rokok dengan bermacam-macam
rasa.
Dan untuk melaksanakan itu semua, sebelumnya perusahaan harus berusaha
untuk memajukan barangnaya semaksimal mungkin dan baru bilamana usahanya
tersebut tidak dapat meningkatkan penjualan lebih tinggi lagi,barulah pemecahan
dengan jalan tersebut diatas difikirkan.Hal ini perlu diperhatikan sebab untuk
membuat satu macam barang dengan berbagai selera,dapat menimbulkan
pekerjaan tambahan dalam produksi sehingga dapat menambah biaya
pembuatannya.Sebenarnya tidak setiap perusahaan setuju dengan cara ini tapi
bilamana omzet penjualan tidak dapat ditingkatkan lagi maka mencoba cara ini
akan lebih baik dari pada dengan jalan membuat produksi baru.
2.10 Kebijaksanaan Merubah Pembungkus
Secara umum merubah pembungkus adalah kurang tepat sebab keputusan
ini dapat menimbulkan rasa kaget bagi konsumen-konsumennya. Hal ini terutama
di Indonesia (tahun 1977) favoritnya hanya berdasarkan pada warna dan design
semata-mata. Misalkan di Indonesia saat ini(tahun 1977) permen Mentos dari
Belanda mendapatkan pasaran yang cukup baik. Dan ini mengundang pemalsuan
dengan merk mentol (yang ditirunya Mentos)untuk menghindari tuntutan hukum
dengan design dan warna yang mirip sekali dengan permen Mentos. Ternyata
dengan cara ini banyak pembeli yang tertipu dalam membelinya. Seberyna cara
ini secara hukum dapat dituntut karena menimbulkan keraguan untuk
membedakan.
Oleh karena itu bilamana perusahaan terpaksa melakukan peruabahan
terhadap pembugkusnya hendaknya jangan terlalu menyimpang baik warna
maupun design dengan pembungkus yang lama. Hal ini sangat penting sebab
kalau terlalu berbeda dapat menimbulkan kekeliruan bagi konsumen sehingga hal
ini dapat merugikan perusahaan.
Suatu perusahaan melakukan perubahan terhadap pembungkus tersebut
disebabkan beberapa hal misalnaya untuk mengikuti perkembangan dari
pembungkus saingan-saingan. Sebagai contoh karena adanya kemajuan dalam
percetakan dari percetakan press menjadi offset yang lebih baik dan lebih indah
maka banyak perusahaan-perusahaan yang merubah etiket-etiketnya dengan jalan
mengoffsetkan. Mungkin perubahan tersebut disebabkan karena perusahaan
tersebut ingin memuaskan praktis,lebih melindungi dan sebagainya.
Meski demikikian di dalam merubahpembungkus perusahaan harus tetap
mempertahankan bahwa pembungkus yang baru tidak boleh terlalu berbeda
dengan pembungkus yang lama, dan disamping itu didalam masalah biaya harus
pula dipikirkan.
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan di atas maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut :
1. Pembungkus akan dapat memperlancar penjualan barang-barang bila
perusahaan tidak menganggap fungsi pembungkus hanya sebagai pembungkus
saja.
2. Dalam membuat pembungkus faktor-faktor keindahan praktis, ukuran,
kemampuan melindungi dan sebagainya harus pula diperhatikan.
3. Pembungkus yang lebih mahal mungkin akan dapat menurunkan harga
pokok, bilamana dengan pembungkus tersebut perusahaan akan mampu
meningkatkan omset penjualan.
4. Perbedaan pembungkus dapat dilakukan untuk membedakan barang
yang sama tetapi mempunyai ciri-ciri yang berbeda.
5. Kebijaksanaan merubah pembungkus harus tetap diusahan tidak jauh
berbeda dengan pembungkus yang lama.

DAFTAR PUSTAKA

Nitisemito, Alex Soemadji. 1981. Marketing. Jakarta; Ghalia Indonesia.


http://www.oocities.org/tethypermanasari/jangan_salah_pakai_dan_pilih_pl
a.htm
http://ammarawirausaha.blogspot.com/2011/03/kemasan-yang-digunakan-
untuk-membungkus.html
http://bisnisukm.com/pentingnya-kemasan-produk.html
http://smsrbandung.wordpress.com/tag/pengertian-kemasan/
Diposting oleh Fajri Arif Wibawa di 08.25
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke
FacebookBagikan ke Pinterest
Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda


Langganan: Posting Komentar (Atom)
Mengenai Saya
Foto saya

Fajri Arif Wibawa

Lihat profil lengkapku


Arsip Blog

▼ 2015 (60)
▼ April (60)
Makalah ”Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja ...
Makalah ”Masyarakat Pedesaan Terkait dengan Masyar...
Makalah ”Kepuasan Kerja”
Makalah ”Perkembangan Pemikiran Islam Di Indonesia...
Laporan Observasi 4
Materi ”Jenis Tugas Membeli Dari Pasar Bisnis ke P...
Makalah Individu ”Pengaruh Nilai Waktu Dari Uang T...
Makalah ”Peranan Uang Dalam Perekonomian”
Makalah ”Nilai Waktu Dari Uang”
Makalah ”Nilai Waktu Dari Uang”
Makalah ”Khithoh Perjuangan Muhammadiyah”
Laporan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) 2013
Laporan Bazar Pendidikan Ekonomi ”Bafapemi Food”
Contoh Proposal Usaha Makanan BAFAPEMI FOOD
Lporan observasi matakuliah manajemen resiko
Tugas Proposal Penelitian
Makalah ”Asuransi Konfensional”
Makalah “LANGKAH-LANGKAH DIAGNOSIS DAN
PEMECAHAN K...
Makalah IDENTIFIKASI DAN INTERVENSI DIRI
Makalah BIMBINGAN TERHADAP MURID CEPAT BELAJAR
Makalah Bimbingan dan Konseling Terhadap Murid Lam...
Makalah “Bimbingan Dan Konseling terhadap Siswa Be...
Makalah ASPEK PSIKOLOGI DARI KESULITAN BELAJAR
Makalah “ASPEK MEDIS DARI KESULITAN BELAJAR”
Materi ASESMEN DAN PENYUSUNAN PROGRAM
PENDIDIKAN I...
Materi PERSPEKTIF TEORITIK PENDIDIKAN BAGI ANAK B...
Makalah ”Kerjasama Koperasi”
Makalah “Bisnis Waralaba (Franchise)”
makalah “Pemahaman Tentang Pengukuran Resiko”
Makalah ”Desain Fasilitas dan Layout Produksi”
Materi Pengajaran remidial
kuis matakuliah peransuransian
Laporan Observasi 2
Makalah Penerapan Strategi Pembelajaran Inquiri da...
Analisis Artikel Musnahkan Berbagai Kasus-kasus Pe...
Makalah Inflasi
Makalah Strategi Pembelajaran yang Berorientasi pa...
Analisis Lingkungan Eksternal Pemasaran
Contoh proposal usaha makanan
Makalah Sikap Profesional Guru
Makalah perpajakan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 4...
Contoh proposal usaha
Makalah Menilai Peluang Bisnis, Sistem Informasi B...
Makalah Hak dan Kewajiban Warga Negara
Laporan Observasi Lapangan Matakuliah belajar dan ...
Makalah Nasyiatul Aisyiyah
Makalah Pembungkus atau Kemasan
Makalah Teori Jumlah Uang yang Beredar
Makalah Aplikasi Teori Belajar Behaviorisme dalam ...
Makalah Pandangan Islam terhadap pendidik atau gur...
Makalah matakuliah manajemen kepariwisataan dan tr...
Makalah matakuliah study masyarakat indonesia "ind...
Pengertian Ekspor dan Impor
Makalah matakuliah manajemen kepariwisataan dan tr...
Makalah matakuliah pengembangan peserta didik "tug...
Makalah ekonomi pedesaan
Makalah matakuliah pendidikan pancasila "sistem pe...
Makalah matakuliah pengantar pendidikan "model-mod...
Pengertian Manajemen
Makalah Pengantar Ilmu Sosial "Pertumbuhan Pendudu...

Tema Kelembutan. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai