PUAN HABIBAH
1920242005
DOSEN PENGASUH :
Prof. Dr. Ir. Warnita, MP
PROGRAM PASCASARJANA
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2020
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ iii
I. PENDAHULUAN ............................................................................... 3
1.1. Latar Belakang ............................................................................. 3
1.2. Rumusan masalah ...................................................................... 3
1.3. Tujuan ........................................................................................... 3
1.3. Tujuan
1.3.1. Mengetahui apa itu hormon Asam Absisat dan paklobutrazol.
1.3.2. Mengetahui bahan dasar penyusun hormon Asam Absisat dan paklobutrazol.
1.3.3. Mengetahui metabolisme Asam Absisat dan paklobutrazol.
1.3.4. Mengetahui proses dan cara kerja Asam Absisat dan paklobutrazol
1.1. Pengertian Retardan
Zat pengatur tumbuh pada tanaman mempunyai peranan dalam pertumbuhan
dan perkembangan tanaman. Zat pengatur tumbuh pada tanaman adalah senyawa
organik yang bukan hara yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung, menghambat,
dan dapat mengubah proses fisiologi tumbuhan (Abidin, 1993). Zat pengatur tumbuh
yang bersifat menghambat pertumbuhan tanaman disebut sebagai retardan. Retardan
dapat menekan pertumbuhan tanaman agar tidak terlalu tinggi dan tidak mudah rebah
(Wattimena, 1988). Retardan memiliki kemampuan untuk menghambat sintesis
Giberelin (Salisbury dan Ross, 1995).
Retardan diklasifikasikan menjadi dua kelompok yakni, retardan alami dan
retardan sintetik berdasarkan sumber retardan tersebut. Contoh dari retardan alami
yaitu benzoic acid, coumarin, dan cinnamic acid. Beberapa retardan sintetik umum
digunakan dalam budidaya hortikultura. Contoh retardan sintetik yaitu daminozide
(Alar dan B-nine), chloromequat (cycocel), ancymindol (A-Rest), paclobutrazol
(Bonzi), dan maleic hydrazine (Acquaah,2002).
Retardan yang sering digunakan dalam penelitian biji sintetik adalah Asam
Absisat (ABA) dan Paclobutrazol. Retardan Asam Absisat (ABA) berfungsi
mempertahankan viabilitas plb setelah penyimpanan kering meskipun pemberian
Asam absisat (ABA) konsentrasi tinggi dapat menghambat perkecambahan tetapi
tidak mematikan sel. Menurut Salisbury dan Ross (1992), ABA berpengaruh dalam
menghambat sintesa protein ABA dapat menghambat perkecambahan dan
pertumbuhan tunas.
Selain Asam Absisat (ABA), retardan yang dapat digunakan adalah
paclobutrazol. Paclobutrazol merupakan salah satu jenis retardan yang diharapkan
dapat menekan pertumbuhan vegetatif sehingga mengurangi pemanfaatan hasil
fotosintesis bagi pertambahan panjang ruas tanaman dan menyebabkan tanaman
menjadi lebih pendek, diameter batang menjadi lebih besar dan mencegah kerebahan
(Kwon dan Yim, 1986). Selain itu paclobutrazol juga mampu memperngaruhi
pertambahan tinggi, panjang tangkai bunga, diameter bunga dan jumlah bunga per
tanaman (Rubiyanti, 2015). Sedangkan dalam kondisi in vitro, Dewi et al. (2014)
melaporkan bahwa konsentrasi paclobutrazol 1 mg L-1 menghambat pertumbuhan
tinggi tunas, pertambahan jumlah tunas dan daun jeruk Pamelo cv. Nambangan.
Kondisi ini disebabkan oleh fisiologis senyawa ini yang mampu mempertegar
dan mempertebal batang, seperti yang ditemui pada perlakuan paclobutrazol pada
jahe yang dapat mempertegar plantlet yang dihasilkan. Pemanjangan masa simpan
dengan perlakuan paclobutrazol lebih lama karena retardan ini dapat meningkatkan
kandungan butir-butir hijau daun sehingga proses fotosintesis planlet lebih baik
dibanding tanpa paclobutrazol (Mattjick et al., 1994 ).
Hasil penelitian konservasi in vitro yang telah berhasil diteliti diantaranya
pada tanaman lada dengan media dasar dikombinasikan dengan retardan
paclobutrazol. Hasil penelitian menunjukkan laju pertumbuhan paling lambat dan
jumlah daun paling sedikit ditunjukkan oleh perlakuan media MS kombinasikan
dengan paclobutrazol 5 mg/l (Yelnititis dan Bermawie, 2001). Pada tanaman Bengle
dengan perlakuan retardan paclobutrazol pada beberapa konsentrasi yang
menunjukkan bahwa pemberian paclobutrazol berpengaruh nyata terhadap jumlah
tunas, tinggi tanaman, jumlah daun dan jumlah akar (Ibrahim, 2003) dan hasil
penelitian lainnya tentang penyimpanan biakan dengan pertumbuhan minimal pada
tanaman obat langka pule (Rauvolvia serpentina) dengan menggunakan paclobutrazol
dan ancymidol menunjukkan bahwa perlakuan media simpan terbaik untuk pule
adalah media dasar Monier + ancymidol 1.0 mg/l.
b. Struktur dasar ABA (Asam absisat)
BA adalah seskuiterpenoid berkarbon 15, yang sebagian disintesis di
kloroplas dan plastid lain melalui lintasan asam mevalonat. Jadi reaksi awal dalam
sintesis ABA sama dengan reaksi sintesis isoprenoid seperti giberelin, sterol, dan
karotenoid. Ada fakta persentase kecil ABA di dalam kloroplas dapat naik
disebabkan destruksi fotokimia atau enzimatik carotenoid violaxanthin. Destruksi ini
awalnya membentuk xanthoxin yang dapat diubah menjadi ABA. Xanthoxin adalah
zat penghambat kuat yang berpartisipasi dalam fototropisme dan efek sinar lainnya,
kususnya sinar biru.
3.1. Kesimpulan
Asam absisat adalah molekul seskuiterpenoid (memiliki 15 atom karbon) yang
merupakan salah satu hormon tumbuhan yang menghambat pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan dengasn cara tertentu.
Cara kerja dari asam absisat ini seperti merangsang penutupan stomata pada
waktu kekurangan air dan ABA akan menghentikan pertumbuhan primer dan
sekunder. Fungsi asam absisat, yaitu: Menghambat perkecambahan biji,
Mempengaruhi pembungaan tanaman, Memperpanjang masa dormansi umbi-umbian,
Mempengaruhi pucuk tumbuhan untuk melakukan dormansi, untuk maturasi biji dan
menjaga biji agar berkecambah di musim yang diinginkan, untuk menghadapi
lingkungan dengan suhu rendah dan kadar garam atau salinitas yang tinggi,
menghambat pembelahan sel kambium pembuluh.
DAFTAR PUSTAKA