Anda di halaman 1dari 25

TEKNOLOGI DAN INOVASI BUDIDAYA

TANAMAN DAN PERIKANAN


Oleh : Puan Habibah (1920242005)
Pendahuluan

Minapadi Sistem Tanam Mina Padi

Teknis Budidaya Mina Padi

Analisis Usaha Mina Padi


PENDAHULUAN
Pertanian merupakan salah satu sektor mata pencarian yang
utama di Indonesia. Salah satunya adalah tanaman Padi (Oryza
sativa) sebagai penghasil beras yang memegang peranan
penting bagi perekonomian di Indonesia. Kebutuhan konsumen
akan padi semakin meningkat dan permintaan konsumen
terhadap ikan juga tinggi. Melihat pangsa pasar ini alangkah
baiknya jika dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan
pendapatan petani. Salah satu caranya ialah dengan system
mina padi.
Mina Padi

Sistem mina padi adalah system pemeliharaan ikan yang


dilakukan bersama dengan tanaman padi di lahan sawah
(Afrianto dan liviawaty, 2009). Usaha ini dikenal dengan
sebutan “Inmindi” atau intensifikasi mina padi.
Keunggulan Mina padi

Meningkatkan produksi padi dari 5-6 ton/H/panen menjadi 8-10


ton/H/Panen

Efisiensi penggunaan pupuk, bibit padi dan pakan ikan

Efisiensi pemanfaatan lahan padi 80%

Tambahan pendapatan petani 15 – 60 juta/Ha

Padi bebas pestisida dan menghasilkan produk organik.

Resiko rendah dari serangan hama

Mempercepat perbaikan lingkungan

Mudah melakukan pengaturan air irigasi.

Memperbaiki kesuburan dan tekstur tanah

Meningkatkan pendapatan petani.


1. Biaya pengolahan tanah meningkat sekitar 10 – 15%
pada awal pembangunan kontruksi kolam untuk
pemeliharaan ikan.
2. Kebutuhan benih lebih banyak sesuai sistem yang
diterapkan. Namun, jauh lebih ekonomis jika
dibanding keuntungannya.

Konsekuensi
SISTEM TANAM MINA PADI
JAJAR LEGOWO 2:1 JARWO 4:1

.
1
2

3 4
JARWO 3:1
JARWO 6:1

(i) Legowo 2 : 1 = ± 375.000 rumpun


(ii) Legowo 4 : 1 = ± 325.000 rumpun
(iii) (Legowo 6 : 1 = ± 290.000 rumpun

Artinya, setiap dua, empat dan enam baris padi yang ditanam
di petakan sawah, diberikan satu baris kosong (tanpa benih
padi).
SISTEM TANAM MINA PADI
Model Tegel yang dilengkap parit/ceren
Perbedaan model ini terletak pada jarak padi 20 cm, sehingga
untuk minapadi harus dilengkapi dengan caren/parit. Berbagai
letak caren/parit pada petakan sawah yaitu : caren/parit
keliling, tengah, diagonal dan ada juga yang dilengkapi dengan
petak pengungsian. Fungsi dari parit/kemalir yaitu : untuk
melindungi ikan dari kekeringan pada saat terjadi kebocoran,
memudahkan panen ikan, tempat memberi makan ikan dan
untuk memudahkan ikan bergerak ke seluruh petakan.
SISTEM TANAM MINA PADI
MINA PADI KOLAM DALAM
Modal kolam dalam adalah model tanam padi jajar legowo atau
tegel yang dilengkapi parit/caren dalam dengan ukuran caren
lebar minimal 1 meter dan kedalaman 0,8-1 meter. Dengan
menggunakan model kolam dalam, panen padi dapat
meningkat hingga 15 % per satuan luas petakan sawah
PERSIAPAN LAHAN
Teknis Budidaya Mina 01 Tanah diolah dengan sempurna sampai kedalaman
15-20 cm sampai perbandingan lumpur dan air 1 : 1.
Padi Pematang dibuat padat dan kokoh agar tidak mudah
bocor dan longsor. Ukuran lebar dasar pematang 40
- 50 cm, lebar atas 30 - 40 cm dan tinggi 30 - 40 cm.

02
WADAH MINA PADI
Teknik budidaya minapadi untuk
menghasilkan benih ikan umumnya a. wadah pembesaran berupa petakan sawah yang
menerapkan sistim tumpang sari dan mampu menampung air;
sistim penyelang. Sedangkan teknik b. wadah dapat dikeringkan dengan sempurna;
budidaya minapadi untuk c. pintu air masuk dan keluar terpisah;
menghasilkan ikan konsumsi dilakukan d. dasar caren miring ke arah saluran pengeluaran;
dengan sistim tumpang sari dan e. luasan petakan sawah minimal 500 m2;
palawija. f. pematang harus kuat untuk menahan air minimal 30
cm dari pelataran sawah dengan lebar minimal 50 cm;
g.
g. lebar caren minimum 1,5 m dengan kedalaman dari
pelataran minimum 0,5m;
h. ukuran kobakan minimum 1,5 m x 1,5 m x 0,5 m
Sumber : Direktorat jenderal perikanan budidaya kementrian kelautan dan perikanan,
2018
Keterangan :
Lahan padi
ceren untuk ikan
PEMILIHAN BENIH
01
Teknis Budidaya 1. Ikan Mas 2. Ikan nila 3. Ikan lele
4. Sejenis udang
Benih ikan mas yang digunakan untuk minapadi sesuai dengan SNI
Nomor 01-6132-1999 Benih ikan mas (Cyprinus carpio Linneaus)
strain majalaya kelas benih sebar.

Benih Padi

Ada 3 jenis varietas padi unggul bedasarkan SK Mentan No.2015-


2017/Ktps/SR.120/4/2011 yaitu Varietas INPARI 14 pakuan, varietas
INPARI 15 Parahyangan, INPARI 16 Pasundan.

03

Sumber : Direktorat jenderal perikanan budidaya kementrian kelautan dan perikanan,


04 2018
SISTEM PENYELANG
Sistim penyelang, menghasilkan ukuran benih seperti : nila, mas, tawes, nilam, lele, gurami, patin dan ikan lainnya.

PERSIAPAN LAHAN :
 Membabat jerami sampai pangkalnya dan akar yang tersisa
dibenamkan;
 Perbaikan pematang untuk mencegah kebocoran air;
 Perbaikan saluran pemasukan dan pengeluaran serta
dilengkapi dengan saringan yang terbuat dari kawat, bambu
atau jaring;
 Pengolahan dan pembalikan tanah;
 Pembuatan caren keliling dengan lebar 40-100 cm,
kedalaman 60- 100 cm dan caren penampungan (kobakan
panen) dengan ukuran 1x2 m dan kedalaman 50-75 cm.
 Ditanam pada umur 15-21 hari
 1 petak lahan dapat disebar 100.000 ekor ikan

Sumber : Direktorat jenderal perikanan budidaya kementrian kelautan dan perikanan,


2018
SISTEM PENYELANG
PEMUPUKAN PEMANENAN
Pupuk organik dengan dosis 150-500 gram/m2 dan kapur  Panen dilakukan 2 – 3 hari sebelum tanam padi;
dengan dosis 50 gram/m2 yang diberikan setelah petakan  Dengan sistim ini diperkirakan dapat memproduksi
digenangi air setinggi 30-40 cm dan suplai air terus-menerus. benih berukuran 3-5 cm dengan masa pemeliharaan 20
hari sebesar 60.000-80.000 ekor/ha/musim tanam;
PEMELIHARAAN
 Usaha minapadi dengan sistim penyelang ini dapat juga
menghasilkan benih untuk dibesarkan di Kolam, atau
 Benih ikan yang ditebar sebanyak 100.000 ekor/ha/musim
dijadikan olahan goreng kering yang dikenal dengan
tanam dengan ukuran tebar 1-3 cm.
“baby fish”.
 Pakan tambahan untuk ikan berupa pelet halus sebanyak
20% dari bobot total ikan, dengan frekuensi 2 kali sehari;
 Ketinggian air di pelataran sawah selama masa
pemeliharaan adalah 30-40 cm;
 Balikkan tumpukan jerami 3 (tiga) hari sekali untuk
mempercepat proses pembusukan dan pertumbuhan pakan
alami;
 Monitoring kualitas air dilakukan agar kualitas air sesuai
dengan standar pemeliharaan ikan.

Sumber : Direktorat jenderal perikanan budidaya kementrian kelautan dan perikanan,


2018
SISTEM TUMPANG SARI

PERSIAPAN LAHAN

 Sawah dipersiapkan sesuai dengan kebutuhan penanaman


padi dan pemeliharaan ikan;
 Perbaikan saluran pemasukan dan pengeluaran serta
dilengkapi dengan saringan yang terbuat dari kawat, bambu
atau jaring;
 Pengolahan dan pembalikan tanah;
 Pembuatan caren keliling dengan lebar 40-100 cm,
kedalaman 60- 100 cm dan caren penampungan (kobakan
panen) dengan ukuran 1x2 m dan kedalaman 50-75 cm.
Dengan sistim ini caren dapat dibuat kolam dalam dengan
ukuran 0,8-1 meter.

Sumber : Direktorat jenderal perikanan budidaya kementrian kelautan dan perikanan,


2018
SISTEM TUMPANG SARI

PEMUPUKAN PEMANENAN
Pemupukan dasar dan susulan dengan dosis 50% dari dosis Panen ikan 1 minggu sebelum panen padi dilakukan
pemupukan yang biasa digunakan dalam kondisi sawah masih pada pagi atau sore hari pada saat suhu udara
berlumpur. rendah; Setelah masa pemeliharaan selama 90 hari
PENEBARAN IKAN dihasilkan ikan berukuran minimal 100 g/ekor
sebanyak 30.000 - 60.000 ekor atau minimal 3-6
Padat penebaran dan ukuran benih ikan disesuaikan dengan ton.
tujuan penanaman, penebaran pertama benih berukuran 5-8
cm (fingerling) dengan padat penebaran 5-10 ekor/m2
dilakukan setelah penanaman bibit padi berumur ± 7 hari.
PEMELIHARAAN
Pakan tambahan berupa pelet halus dengan dosis maks.3% dari
berat bobot biomassa;
Monitoring kualitas air dilakukan agar kualitas air sesuai dengan
standar pemeliharaan ikan.

Sumber : Direktorat jenderal perikanan budidaya kementrian kelautan dan perikanan,


2018
KUALITAS SUMBER AIR
Parameter Satuan Nilai

Suhu 0C 25-34

Ph - 5-8

Oksigen Terlarut Mg/l >3

Amonia Mg/l 0,01-0,03

Alkalinitas Mg/l 50-300

Pengelolaan kualitas air untuk produksi ikan konsumsi dengan sistim minapadi harus
selalu diperhatikan meliputi : monitoring parameter kualitas air yang diukur sesuai
kebutuhan dan pemantauan kesehatan ikan minimal 10 hari sekali.
Sumber : Direktorat jenderal perikanan budidaya kementrian kelautan dan perikanan,
2018
Pemberian Pakan
NO Karakteristik Satuan Ikan mas Ikan nila Ikan nilam
1. Penebaran benih
-padat tebar benih Ekor/m2 5-10 5-10 5-10
-ukuran
Cm 5-8 5-8 5-8
2. Pakan
Dosis % kali/ hari Mak. 3 Mak. 3 Maks 3
Frekuensi pemberian 2 pelet 2 pelet 2 pelet
Jenis pakan
3. Waktu pemeliharaan hari 90-100 90-100 90-100
4. Pemanenan Min 60 Min 60 Min 60
-sinatasan produksi % g/ekor Min 10 Min 10 Min 100
-ukuran 0 0
Dalam usaha budidaya, pakan merupakan komponen biaya
terbesar selama pemeliharaan yaitu berkisar antara 80-85
%. Kebutuhan pakan yang berkualitas sangat berpengaruh
bagi pertumbuhan ikan. Jumlah pakan yang diberikan
sebanyak maksimal 3% dari total biomassa. Proses
produksi ikan konsumsi dengan sistim minapadi dapat
dilihat pada Tabel berikut ini

Penentuan jumlah pakan dilakukan


dengan cara sampling yaitu
mengambil beberapa ekor ikan dan
menimbang bobotnya, sehingga
dapat diduga bobot total (biomass)
sebagai berikut :

Bobot total = rata-rata bobot ikan sampling x


jumlah ikan total
ANALISIS USAHA MINA PADI
Rincian Unit Jumlah Harga per unit (RP) Total

Biaya investasi
a. Pembuatan Paket 50 60.000 3000.000
ceren
3000.000
Biaya variable
a. Benih ikan Ekor 10.000 300 3.000.000
b. Benih padi Kg 5 10.000 50.000
c. Pupuk Kg 15 10.000 150.000
d. Pakan Kg 200 5.000 1.000.000
e. Tenaga kerja Bulan 4 1500.000 6.000.000

10.200.00
Biaya 13.200.000
Penyusutan % 20 2.000.000

Produksi
a. Ikan Kg 2000 18.000 36.000.0000
b. Padi Kg 5.000 4.500 22.500.000
Total 58.500.000
Keuntungan 43.300.000
Keuntungan = Pendapatan Kotor – Biaya
= Rp.58.500.000 – Rp 13.200.000
= Rp.45.300.000

B/C Ratio = Rp 58.500 : Rp 13.200.000 = 4.43


Artinya: untuk setiap Rp 4,00 biaya yang dikeluarkan akan
memperoleh keuntungan sebesar Rp 0,43. Dengan demikian
suatu usaha layak untuk dikembangkan.

BEP (Break Even Point) BEP (Rp)


= Biaya Tetap : (1 – (Biaya Tidak tetap / Jumlah Biaya))
= Rp 3.000.000 : (1 – (Rp 10.200.000/ Rp 13.200.000)
=

BEP (Unit) = Biaya Tetap : (Harga per kg – (Biaya Tidak tetap /


Jumlah panen))

artinya: Dalam kegiatan budidaya minapadi, akan mengalami


titik impas pada hasil penjualan sebesar Rp 10.298.661 atau
akan menghasilkan produk sebesar 140,99 kg
KESIMPULAN

1. Budidaya tanaman dengan intensifikasi system mina


padi memberikan manfaat antara lain, kesuburan
tanah dapat ditingkatkan, pertumbuhan gulma dapat
ditekan, populasi hama dan penyakit tanaman padi
dapat ditekan dan prilaku ikan dalam mencari
makanan dpat memperbaiki struktur tanah.
2. Dengan menggunakan system tanam mina padi
maka efisiensi dan produktivitas lahan lebih
meningkat dan penggunaan lahan dari hasil panen
ikan dapat menjadikan pemasukan baru bagi petani.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai