PENDAHULUAN
bagian-bagian tersebut dalam media buatan secara aseptik yang kaya nutrisi dan
zat pengatur tumbuh dalam wadah tertutup yang tembus cahaya sehingga bagian
Prinsip utama dari teknik kultur jaringan adalah perbayakan tanaman dengan
keunggulan, antara lain: mempunyai sifat yang identik dengan induknya, dapat
tempat yang luas, mampu menghasilkan bibit dengan jumlah besar dalam waktu
yang singkat, kesehatan dan mutu bibit lebih terjamin, kecepatan tumbuh bibit
Komposisi media yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman yang akan
diperbanyak. Media yang digunakan biasanya terdiri dari garam mineral, vitamin,
1
dan hormon. Selain itu, diperlukan juga bahan tambahan seperti agar, gula, dan
lain-lain. Zat pengatur tumbuh (hormon) yang ditambahkan juga bervariasi, baik
jenisnya maupun jumlahnya, tergantung dengan tujuan dari kultur jaringan yang
dilakukan. Media yang sudah jadi ditempatkan pada tabung reaksi atau botol-
botol kaca. Media yang digunakan juga harus disterilkan dengan cara
Kultur jaringan (tissue culture) sampai saat ini digunakan sebagai suatu istilah
umum yang meliputi pertumbuhan kultur secara aseptik dalam wadah yang
umumnya tembus cahaya. Sering kali kultur aseptik disebut juga kultur in vitro
1. Kultur biji, kultur yang bahan tanamnya menggunakan biji atau seedling.
organ, seperti: ujung akar, pucuk aksilar, tangkai daun, helaian daun, bunga,
4. Kultur suspensi sel adalah kultur yang menggunakan media cair dengan
atau agregat sel sebagai bahan eksplannya, biasanya eksplan yang digunakan
5. Kultur protoplasma. eksplan yang digunakan adalah sel yang telah dilepas
2
pada media padat dibiarkan agar membelah diri dan membentuk dinding
somatik atau fusi sel soma (fusi 2 protoplas baik intraspesifik maupun
interspesifik).
6. Kultur haploid adalah kultur yang berasal dari bagian reproduktif tanaman,
haploid.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Teknik kultur jaringan semakin berkembang dan popular sebagai salah satu
unggul. Kesuksesan dari beberapa seleksi in vitro dan manipulasi genetic pada
vitro.
organ. Menurut Shabde – Moses & Murhasige (1979), Hannig, pada tahun
1904 telah berhasil mendapatkan kecambah tanaman jenis crucifer dari embrio-
embrio yang diisolasi dari biji yang belum matang (immature). Pertumbuhan
organ yang tidak terbatas didalam kultur in vitro, pertama diperlihatkan oleh
dimulai dengan bagian yang terorganisir dari suatu tanaman, paling sering
4
Disamping kultur pucuk, pada tahun 60 an, kultur akar mendapat perhatian
lagi pada beberapa tanaman tertentu sehubungan dengan tujuan produksi bahan
akar. Namun kultur akar yang pertumbuhannya tidak terbatas tersebut, dewasa
dan lingkungan, dapat dieksplorasi antara lebih tepat dalam kultur in vitro.
a. Jaringan meristem
b. Helaian daun
c. Tuber rhizogenum
d. Pucuk kormus
e. Tuber caulogenum
f. Buku kormus
g. Inflorescentia
h. Buku bulb
5
m. Akar
juga dapat digunakan. Tetapi selain MS, dikembangkan juga beberapa media
lain misalnya media N6. Media N6 mempunyai ciri perbandingan NH4+ dan
(NH4)2SO4 hanya sebanyak 363 mg/l, sedangkan KNO3 : 2830 mg/l. Khusus
untuk padi, ada beberapa media lain yang dikembangkan di Cina, sesuai
Media dasar yang digunakan untuk tanaman dikotil, umumnya adalah media
MS, media White dan media Nitsch &Nitsch, dengan berbagai modifikasi
1) Genotipe Tanaman
6
masing eksplan tanaman sangat bervariasi tergantung dari spesies, bahkan
varietas, atau tanaman asal eksplan tersebut. Pengaruh genotip ini umumnya
lingkungan kultur. Oleh karena itu, komposisi media, zat pengatur tumbuh
2) Media Kultur
a. Komposisi Media
berlaku untuk satu jenis eksplan dan tanaman saja. Beberapa jenis
eksplan dan varietas tanaman, seperti media MS. Namun ada juga
7
kalus, regenerasi kalus melalui organogenesis dan embriogenesis. Media
padat ini digunakan karena beberapa alasan antara lain: eksplan yang
8
kecil mudah terlihat dalam media padat, selama kultur eksplan tetap
orientasi pertumbuhan tunas dan akar tetap, dan kalus tidak pecah seperti
eksudasi fenolik dari eksplan terserap oleh media yang menempel dengan
dicuci bersih dari akar sebelum diaklimatisasi, dan perlu waktu yang
3) Lingkungan tumbuh
a. Suhu
sama setiap saat, misalnya pada siang dan malam hari tanaman
selama ini mengatur suhu ruang kultur yang konstant baik pada siang
in vitro lebih tinggi dari kondisi suhu invivo. Tujuannya adalah untuk
9
mempercepat pertumbuhan dan morfogenesis eksplan. Pada sebagian
b. Kelembaban Relatif
ditutup umumnya cukup tinggi, yaitu berkisar antara 80-99%. Jika mulut
botol ditutup agak longgar maka kelembaban relatif dalam botol kultur
kultur umumnya adalah sekitar 70%. Jika kelembaban relatif ruang kultur
kultur (yang tidak tertutup rapat) akan cepat menguap dan kering
media. Namun kelembaban udara dalam botol kultur yang terlalu tinggi
atau menempatkan planlet kecil ini dalam botol dengan tutup yang agak
longgar, tutup dengan filter, atau menempatkan silica gel dalam botol
c. Cahaya
10
invitro. Pertumbuhan organ atau jaringan tanaman dalam kultur invitro
pertumbuhan kalus.
4) Kondisi Eksplan
eksplan. Selain faktor genetis eksplan yang telah disebutkan di atas, kondisi
jenis eksplan, ukuran, umur dan fase fisiologis jaringan yang digunakan
sebagai eksplan.
a) Kultur Organ, sumber eksplan dapat berupa bagian organ tanaman seperti
b) Kultur Meristem : Meristem dari tunas pucuk atau tunas aksiler, ruas
batang.
c) Kultur Sel yang mempunyai tipe khusus : serbuk sari (sel haploid),
endosperm (triploid).
11
e) Kultur Embrio
langka seperti Embrio pada keadaan normal sering mati pada awal tingkat
perkembangannya.
g) Kultur Protoplas
h) Protoplas adalah sel hidup yang telah dihilangkan dinding sel nya (sel
telanjang).
i) Kultur Biji
12
5. Langkah Kerja Kultur Organ
larutan stok.
stirrer.
6. Masak media yang telah siap dengan ditambahkan 8 gr agar bubuk sampai
mendidih.
6. Sterilisasi Awal
13
↓
7. Penanaman di LAFC
Dokumentasi
14
8. Cara Kerja Kultur Organ
air mengalir agar tidak ada sisa detergent yang menempel pada tunas. Setelah
itu direndam dengan fungisida 0,3 % selama 5 menit juga untuk mensterilkan
bahan juga. Kemudian dicuci dengan clorok 30 % 150 ml H2O agar bahan
lebih steril untuk penanaman yang terakir yaitu direndam dengan aqudes agar
pensterilan alat. Pemanasan pinggir botol dan tutupnya dengan Bunsen agar
15
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
dimulai dengan bagian yang terorganisir dari suatu tanaman, paling sering
16