2. Kultur Embrio: mengisolasi dan tumbuh embrio, apakah dewasa atau belum dewasa,
di media.
3. Kultur meristem: menghilangkan patogen, kloning massa tanaman, koleksi plasma
nutfah, kriopreservasi.
4. Kultur Kalus: kloning tanaman, penciptaan varian genetik, penghapusan patogen,
sumber protoplas, produksi metabolit sekunder.
5. Kultur Anther: produksi homozigot, mutasi induksi
6. Kultur sel tunggal: berasal dari sel-sel
7. Kultur protoplas: hibridisasi somatik, studi transformasi.
Jenis-jenis pertumbuhan tanaman menurut De Fossard (1977)
1. Terorganisir: Karakteristik organisasi tanaman pada organ individu dipertahankan mis
daun
2. Non-terorganisir: terorganisir de-dibedakan dan membentuk kalus
3. Non-terorganisir / Organised: Regenerasi
Pengaruh bahan tanaman pada pengembangan:
1. Genotipe, misalnya monokotil vs dycots, genotipe yang berbeda akan menghasilkan
pertumbuhan yang berbeda.
2. Umur tanaman, yang lebih tua akan memiliki pertumbuhan yang lebih lambat, karena
sebagian besar sel-sel yang sudah benar-benar dibedakan.
3. Usia jaringan atau organ, pertumbuhan tunas ketiak terbentuk baru harus berbeda
dengan cabang tua.
4. Fisiologis, misalnya vegetatif vs regeneratif
5. Kondisi kesehatan
6. Pengaruh tahun yang berbeda, pertumbuhan tanaman juga akan dipengaruhi oleh
variasi musiman, misalnya pertumbuhan di musim hujan di mana air berlimpah lebih
cepat daripada di musim kemarau.
7. Kondisi Pertumbuhan, misalnya radiasi cahaya, ketersediaan hara
8. Posisi eksplan dalam tanaman, misalnya eksplan dari kambium atau apikal apikal wil
memiliki tingkat pertumbuhan yang tinggi.
9. Ukuran eksplan, misalnya eksplan yang lebih kecil akan memiliki luas permukaan
yang lebih luas yang akan berinteraksi dengan nutrisi dalam medium.
10. Melukai, itu akan mendorong pertumbuhan sel-sel
11. Efek Metode inokulasi
12. Nurse effect
13. Persiapan
Media Pertumbuhan
The key factor in Plant In Vitro Culture, mengandung semua nutrisi yang dibutuhkan
oleh eksplan tumbuh. Sehingga harus menyediakan air, kebutuhan gizi mineral,
vitamin, zat pengatur tumbuh, akses ke atmosfer untuk pertukaran gas, pembuangan
limbah metabolit tanaman. Banyak jenis media yang akan digunakan dalam Kultur In
Vitro Tumbuhan, sehingga harus ada beberapa pertimbangan untuk memilih jenis
media yang digunakan:
1. The experimental plant
2. The age of the plant
3. The age of the organ
4. The type of organ cultured
5. Culture period
6. Case by case.
Setiap medium pertumbuhan harus berisi macronutrients (N, P, K, Ca, Mg, S),
mikronutrien (Fe, Mn, Zn, B, Cu, Mo, Co, dll), gula (umumnya digunakan sukrosa),
vitamin, PGR, dan senyawa lain misalnya arang aktif untuk mencegah browning.
PGR merupakan salah satu komponen yang paling penting, dengan PGR kita bisa
memanipulasi pertumbuhan eksplan misalnya pembentukan akar, pembentukan kalus.
Air membangun 95% dari media. Ini harus spesifik, destilasi ganda dan de-terionisasi
untuk memastikan H2O murni.
Gula juga dibutuhkan dalam medium karena Eksplan adalah heterotrofik / setengah
heterotrofik.
Banyak jenis media aleardy dirumuskan dan memiliki proporsi mereka sendiri dari
komponen media:
1. Knop (1884)
2. Knudson C (1946)
3. Heller (1953)
4. Murashige & Skoog / MS (1962) umum digunakan karena sebagian besar
tanaman memberikan respon positif.
5. Nitsch (1972)
6. Schenk & Hildebrandt / SH (1972)
7. Chu / N6 (1975/1978)
8. Gamborg / B5 (1976)
3. Mengoptimalkan morfologi
4. Menjaga kualitas tanaman
5. Aklimatisasi tanaman
Faktor-faktor lingkungan termasuk:
1. Radiasi cahaya (kualitas, kuantitas, siklus, dan arah)
2. Suhu
3. Komposisi Gas
4. Uap air / humiditiy
5. Gas difusivitas
6. Tekanan
Lingkungan pada media (atau lingkungan root) juga dapat mempengaruhi eksplan.
Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan adalah konsentrasi dan soliditas media, pH,
gas-gas terlarut, ukuran tanaman, ketersediaan hara, potensi air, difusivitas komponen
menengah, kehadiran patogen, dll.
Setelah lama inkubasi di media, akan ada beberapa perubahan terjadi:
1. Genetik (somatik) variabilitas
2. Pembiasaan untuk pengatur tumbuh
3. Exhaustion of some nutrients
4. Akumulasi racun
5. perubahan fotokimia
6. perubahan pH
7. Ketersediaan air.
Teknik dasar dalam Kultur In Vitro
1. Semua bahan dan alat yang akan digunakan harus steril
2. Prosedur kerja harus dilakukan secara aseptik dalam transfer untuk mencegah
kontaminasi.
3. Berat, konsentrasi, dan pH dari komponen harus tepat.
4. Gunakan jas lab dan safety apparatus lainnya selama bekerja.
5. Tidak makan, minum, atau merokok di laboratorium
6. Menjaga kebersihan ruangan.
7. Hati-hati terjadi tumpahan dan kecelakaan di laboratorium, jika itu terjadi, segera
hubungi pihak yang lebih tau
Beberapa alat dapat digunakan untuk sterilisasi.
1. Autoclave merupakan alat sterilisasi alat dan bahan
2. Oven menggunakan sistem panas kering biasanya digunakan untuk bahan yang
sensitif tekanan
3. Antiseptic untuk area kerja