BIOTEKNOLOGI TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM
Disusun Oleh :
Kelompok 2A
NAMA NIM
Miftahul Jannah 1607025047
Zulfika Rahmawati 1707025041
Dari Tabel 4.1 praktikum yang telah dilakukan bahwa dalam membuat media
MS diperlukan langkah-langkah yaitu disiapkan alat dan bahan yang digunakan,
kemudian bahan makro A, makro B, CaCl2, mikro A, mikro B, vitamin dan myo-
inositol dimasukkan ke dalam tabung erlenmayer dan dihomogenkan
menggunakan magnetic stirer, setelah homogen, diukur larutan dengan kertas
lakmus dengan pH adalah 6 tidak boleh lebih ataupun kurang dikarenakan akan
mempengaruhi media, kemudian dimasukkan sukrosa sebanyak 15 gram dan agar
3,75 gram setelah itu diaduk dengan magnetic stirer dan dipanaskan
menggunakan hot plate hingga larutan mendidih, kemudian larutan didinginkan
dan disiapkan botol kultur untuk dimasukkan media kedalamnya dan ditutup
menggunakan plastic tahan panas, setelah itu dilakukan proses sterilisasi untuk
media yang telah dibuat (Harahap, 2019).
4.2 Pembahasan
Media merupakan faktor utama dalam perbanyakan dengan kultur jaringan,
keberhasilan dan perbanyakan tanaman sangat dipengaruhi oleh media yang
digunakan. Dalam praktikum ini menggunakan media ms, media ms merupakan
media yang sering digunakan terutama dalam tanaman-tanaman herba, media ini
mengandung konsentrasi garam dan mineral yang tinggi dan sangat sesuai dengan
tanaman herba yang akan dikulturkan (Zulkarnain, 2017).
Media MS merupakan kumpulan media-media lainnya, artinya media ini
telah berkembang dari suatu formulasi medium nutrisi kultur jaringan tanaman
yang didasarkan pada formulasi-formulasi yang telah ada sebelumnya, media MS
mengandung komposisi penyusun media mikropropagasi yang meliputi garam-
garam anorganik, zat pengatur tumbuh tanaman, vitamin, asam-asam amino dan
amida, pelengkap organic kompleks sumber karbon, osmotika, air dan matriks
medium (Zulkarnain, 2017).
Pengaruh pH terhadap media kultur jaringan, dalam kultur jaringan pH
normal atau ketentuan pH medium adalah 6 artinya jika <6 maka medium adalah
asam atau semi solid sehingga mengakibatkan tanaman tidak bisa tumbuh jika
terlalu cair, kemudian jika pH > 6 maka medium adalah terlalu keras atau solid
artinya akar dari tumbuhan tidak akan dapat menembus media jika terlalu keras
sehingga diperlukan pH = 6 merupakan pH yang sesuai untuk tumbuhnya akar
atau tunas di media kultur jaringan (Zulkarnain, 2017).
Menurut (Zulkarnain, 2017) bahwa komposisi Unsur Hara Makro pada
beberapa Media Mikropropagasi (Murashige dan Skoog, 1962) adalah sebagai
berikut :
White (1943) 3,20 1,70 1,20 3,00 4,40 0,14 0,90 3,00 0,013
Gautheret 5,50 2,20 2,10 0,50 0,50 0,90 - - 0,125
Hildebrant et
al (tembakau) 4,20 1,70 1,70 0,70 6,40 0,24 0,90 11,70 0,143
Hildebrant et
al (bunga 8,40 3,30 3,40 2,90 3,60 1,00 1,80 1,70 0,018
matahari)
Burkholder 8,00 12,0 6,00 2,00 1,00 8,00 10,00 - 0,009
and Nickell 0
Heller 7,10 10,0 0,51 1,00 1,00 0.90 11,00 8,00 0.004
0
Nitsch and 19,8 39,9 0,23 1,80 1,00 1,80 0,50 1,80 -
Nitsch 0 0
MS Basal 12,0 1,76 0,61 0,29 0,32 0,092 0,87 0,10 0,053
Medium 5
1 x level (169 (68, (24,4 (7,1 (10,6 (2,85 (30,9 (2,30 (2,94
,00) 80) 0) 0) 0) ) 0) ) )
MS Revised 60,0 20,0 3,00 1,50 1,60 1,25 6,00 0,20 0,100
Medium 0 0
(840 (782 (121, (36, (52,3 (39,0 (212, (4,60 (5,57
,00) ,00) 00) 80) 0) 0) 00) ) )
Menurut (Zulkarnain, 2017) bahwa Komposisi Unsur Hara Mikro pada
beberapa Media Mikropropagasi (Murashige dan Skoog, 1962) adalah sebagai
berikut :
Medium B Mn Zn I Cu Mb Co Ni Te Be Al
(5,5
0)
(0,
64)
Menurut (Harahap, 2019) bahwa Komposisi Media B5, Schenk &Hildebrant
dan Nitsch and Nitsch sebagai berikut :
(NH4)2SO4 134 - -
MgSO4.7H2O 500 400 125
CaCl2. 2H2O 150 200 -
KNO3 3.000 2.500 125
Ca(NO3)4.H2O - - 500
NaH2PO4.H2O 150 - -
KH2PO4 - - -
FeSO4.7H2O - 300 125
Na2EDTA 27,8 - 27,85
MnSO4.4H2O 37,7 15 37,25
ZnSO4.7H2O 10 20 25
CuSO4. 5H2O 2 10 10
CoCl2. 6H2O 0,025 0,1 0,025
KI 0,025 0,2 0,025
H3BO3 3 0,1 -
Na2M0O4.2H2O 0,025 1 10
Sukrosa/Glukosa 20.000 5 0,25
Mio-Inositol 100 0,1 20.000-30.000
Asam Nikotinat 1 30.000 100
Piridoksin-HCl 1 1.000 5
Tiamin-Hcl 1 1 0,5
Biotin - - 0,5
Glisin - - 0,005
Asam Folat - - 0,5
Berdasarkan tabel diatas bahwa komposisi media MS terdiri dari unsur hara
makro dan unsur hara mikro, media MS memliki komposisi paling lengkap bila
dibandingkan dengan media lain yang terdapat pada tabel, sehingga media MS
merupakan media yang paling umum dan sering digunakan pada semua jenis
kultur jaringan terutama pada tanaman jenis herbaceaeus. Media MS mengandung
40 mM nirogen (N) dalam bentuk NO3 dan 29 mM nitrogen dalam bentuk NH+.
Awalnya, unsur-unsur makro pada media MS digunakan untuk melihat kultur
kalus tembakau, namun saat ini MS digunakan sebgai media dasar untuk kultur
jaringan pada tanaman lain (Harahap, 2019).
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dalam praktikum ini dapat disimpulkan sebagai berikut :
- Dari praktikum yang telah dilakukan bahwa pH yang digunakan dalam media
MS adalah 6.
- Dari praktikum yang telah dilakukan bahwa pH mempengaruhi dalam media
MS dikarenakan jika <6 maka medium adalah asam atau semi solid sehingga
mengakibatkan tanaman tidak bisa tumbuh jika terlalu cair, kemudian jika pH
> 6 maka medium terlalu keras atau solid artinya akar dari tumbuhan tidak
akan dapat menembus media jika terlalu keras.
- Dari praktikum yang telah dilakukan bahwa fungsi dari magnetic stirer adalah
menghomogenkan komposisi media yang akan dibuat, komposisi tersebut
adalah makro A, makro B, CaCl2, mikro A, mikro B, vitamin dan myo-
inositol yang dilarutkan dengan menggunakan aquades.
5.2 Saran
Dalam praktikum selanjutnya disarankan dapat membuat media WPM
(Woody Plant Medium) dikarenakan media ini digunakan dalam perbanyakan
tanaman hias dan tanaman berkayu agar mendapatkan hasil yang bervariasi
DAFTAR PUSTAKA
Dinarti, D., Sayekti, U., & Alitalia, Y. 2010. Kultur Jaringan Kantong Semar
(Nepenthes mirabilis). J. Hort. Indonesia, 1(2), 59-65.
Harahap, F. 2011. Kultur Jaringan Tanaman. Yogyakarta : Universitas Gadjah
Mada.
Harahap, Fauziyah. 2019. Kultur Jarinagn Nanas. Surabaya: Media Sahabat
Cendekia.
Hendaryono, I. D. P., & Wijayani, I. A. 1994. Teknik Kultur Jaringan, Pengenalan
Dan Petunjuk Perbanyakan Tanaman Secara Vegetatif-Modern.
Yogyakarta: Kanisius.
Lisnandar, D. S., Mudyantini, W., & Pitoyo, A. 2012.Pengaruh Pemberian Variasi
Konsentrasi Naa (α-Naphthaleneacetic Acid) Dan 2.4 D Terhadap Induksi
Protocorm Like Bodies (Plb) Anggrek Macan (Grammatophyllum
Scriptum (Lindl.). Bioteknologi Biotechnological Studies, 9(2), 66-72.
Purnamaningsih, R. 2016. Induksi Kalus Dan Optimasi Regenerasi Empat
Varietas Padi Melalui Kultur In Vitro. Jurnal AgroBiogen, 2(2), 74-80.
Wattimena, G. A. 1992. Bioteknologi Tanaman. IPB, Bogor.
Zulkarnain. 2017. Kultur Jaringan Tanaman: Solusi Perbanyakan Tanaman Budi
Daya. Jakarta : Bumi Aksara.
LAMPIRAN
3.2 Cara Kerja
Gambar 3.3 Aquades diukur untuk Gambar 3.4 Larutan stok disaring
dicampurkan ke dalam bahan