Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN TETAP

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI HASIL PERIKANAN

PEMBUATAN MEDIUM PERTUMBUHAN PDA

Kelompok 4

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN


JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Media juga berperan sebagai wadah atau tempat zat hara yang digunakan
oleh mikroorganisme untuk pertumbuhan, sintesis sel, keperluan energi dalam
metabolisme, dan pergerakan. Umumnya, media pertumbuhan berisi air, sumber
energi, zat hara sebagai sumber karbon, nitrogen, sulfur, fosfat, oksigen, hidrogen,
serta unsur-unsur lainnya. Variasi dalam tipe nutrisi, diimbangi oleh tersedianya
berbagai macam media yang banyak macamnya untuk kultivasinya, oleh sebab itu
dalam laporan ini akan membahas lebih lanjut kebutuhan dasar mikroorganisme,
macam-macam media pertumbuhan, dan prosedur umum pembuatan media
pertumbuhan guna menunjang kegiatan pembelajaran mikrobiologi. Makhluk
hidup yang ada di bumi tidak hanya terdiri dari makhluk hidup yang dapat dilihat
oleh mata telanjang, tetapi ada juga mikroorganisme yang berukuran kecil dan
hanya dapat dilihat dengan menggunakan teknik dan peralatan khusus.
Mikroorganisme (jasad renik) merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran
sangat kecil. Mikroorganisme mempengaruhi kehidupan manusia baik secara
langsung maupun tidak langsung yang bisa berperan sebagai kawan maupun
lawan bagi kehidupan manusia. Dalam menelaah mikroorganisme di
laboratorium, kita mesti dapat menumbuhkan mereka. Mikroorganisme dapat
berkembangbiak dengan alami atau dengan bantuan manusia. Mikroorganisme
yang dikembangkan oleh manusia diantaranya melalui substrat yang disebut
media. Dalam hal ini, haruslah dimengerti jenis-jenis nutrien yang diisyaratkan
oleh bakteri dan juga macam lingkungan fisik yang menyediakan kondisi
optimum bagi pertumbuhannya. Pembiakan mikroorganisme dalam laboratorium
memerlukan media yang berisi zat hara serta lingkungan pertumbuhan yang sesuai
bagi mikroorganisme. Zat hara yang digunakan untuk pertumbuhan, sintesis sel,
keperluan energi dalam metabolisme dan pergerakan. Lazimnya, media biakan
mengandung air, sumber energi, zat hara sebagai sumber karbon, nitrogen, sulfur,
phospat, oksigen, hydrogen serta unsur sekulimit (trace elements). Alat-alat yang
digunakan dalam perkembangbiakan inipun mesti disterilisasikan terlebih dahulu.
Hal tersebut dimaksudkan agar tidak ada mikroorganisme lain, yang tidak
diinginkan, tumbuh dalam media tersebut, sehingga dapat menghambat
pertumbuhan mikroorganisme yang akan dibiakkan dalam media tersebut. Oleh
karena itu, dilakukan percobaan ini untuk mengetahui cara pembuatan medium
pertumbuhan mikroba. Alat-alat yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi
juga harus dalam keadaan steril atau bebas dari kuman serta bakteri, virus dan
jamur.
Untuk mensterilkannya diperlukan pula pengetahuan tentang cara-cara dan
teknik sterilisasi. Hal ini dilakukan karena alat-alat yang digunakan pada
laboratorium mikrobiologi memiliki teknik sterilisasi yang berbeda. Lalu dalam
mikrobiologi tentu saja kajiannya tidak jauh dengan mikroorganisme.
Kelangsungan hidup dan pertumbuhan mikroorganisme dipengaruhi oleh adanya
nutrisi dan faktor lingkungan. Bahan nutrisi yang tersedia dapat berupa bahan
alami dan dapat pula bahan sintetis. Bahan nutrisi yang digunakan
mikroorganisme biasanya berupa senyawa sederhana yang tersedia secara
langsung atau berasal dari senyawa yang kompleks yang kemudian dipecah oleh
mikroorganisme menjadi senyawa yang sederhana melalui proses enzimatik.
Bahan nutrisi ini dapat berupa cairan atau padatan setengah padat yang disebut
sebagai media. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi pada media berupa
molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel-nya. Media
pertumbuhan juga bisa digunakan untuk mengisolasi mikroorganisme,
identifikasi, dan membuat kultur murni. Media berfungsi sebagai tempat tinggal,
sumber makanan, dan penyedia nutrisi bagi mikroorganisme yang akan dibiakan
pada media, selain itu media juga berfungsi untuk membiakkan, mengasingkan,
mengirimkan dan meyimpan mikroorganisme dalam waktu yang lama di
laboratorium. Medium merupakan suatu bahan yang terdiri atas campuran zat
makanan (nutrient) yang berfungsi sebagai tempat tumbuh mikrobia. Selain untuk
menumbuhkan mikrobia, medium dapat digunakan juga untuk isolasi,
memperbanyak, pengujian sifat-sifat fisiologi, dan perhitungan jumlah mikrobia
(Cahyani, 2014).
Media semi sintetik seperti PDA memiliki kandungan karbohidrat yang
cukup sehingga baik digunakan untuk pertumbuhan jamur. Media ini cukup
banyak dibutuhkan dalam pembiakkan jamur baik di dalam laboratorium maupun
dalam bidang pertanian. Namun harga dari media ini cukup mahal selain itu tidak
semua toko bahan kimia menyediakan, sedangkan kebutuhan media PDA semakin
banyak sehingga diperlukan alternatif lain untuk menggantikan media biakan
jamur tersebut. Salah satu mikroorganisme yang sering dibiakan dalam ilmu
mikrobiologi baik dalam bidang industri pangan maupun industri pertanian adalah
jamur. Jamur merupakan salah satu mikroorganisme yang sering ditumbuhkan
menggunakan media PDA (Potato Dextrose Agar). Berdasarkan komposisinya
PDA termasuk dalam media semi sintetik karena tersusun atas bahan alami
(kentang) dan bahan sintesis (dextrose dan agar). Kentang merupakan sumber
karbon (karbohidrat), vitamin dan energi, dextrose sebagai sumber gula dan
energi, selain itu komponen agar berfungsi untuk memadatkan medium PDA.
Masing-masing komponen tersebut sangat diperlukan bagi pertumbuhan dan
perkembangbiakkan mikroorganisme terutama jamur. Pertumbuhan serta
perkembangan jamur umumnya sangat dipengaruhi oleh sejumlah faktor
diantaranya ialah suhu, cahaya, udara, pH serta nutrisi seperti karbon dan nitrogen
(Barnett dan Hunter, 1998).
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah supaya mahasiswa mengetahui
bagaimana cara membuat dan menggunakan media pertumbuhan PDA dan
mengetahui prosedur kerja pada praktikum kali ini dengan baik dan benar, Selain
itu juga kita dapat mengetahui macam-macam media pertumbuhan dan juga
kebutuhan dasar mikroorganisme yang harus dipenuhi dalam media pertumbuhan.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Media Agar


Medium atau media agar adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran
nutrisi yang banyak dipakai untuk isolasi, memperbanyak, pengujian, sifat-sifat
fisiologi dan juga untuk perhitungan mikroba. Medium dapat dibedakan menjadi
tiga macam, berdasarkan susunan kimia yaitu medium organik, medium
anorganik, medium sintetik dan medium nonsintetik. Medium Nutrient Agar (NA)
masuk ke dalam medium khusus karena dibuat sebagai tempat menumbuhkan
mikroba yang sudah diketahui komposisi pembuatannya . NA dibuat dengan
komposisi agar-agar yang sudah dipadatkan sehingga NA juga bisa disebut
dengan nutrient padat yang digunakan untuk menumbuhkan bakteri. Fungsi agar-
agar hanya sebagai pengental namun bukan zat makanan pada bakteri, agar dapat
mudah menjadi padat pada suhu tertentu. Nutrient agar digunakan sebagai media
tumbuh mikrooorganisme yang dimana Ini terdiri dari pepton, ekstrak daging sapi
dan agar agar. Formulasi yang relatif sederhana ini menyediakan nutrisi yang
diperlukan untuk replikasi sejumlah besar mikroorganisme non-rewel. Nutrient
Agar atau kaldu digunakan untuk budidaya dan pemeliharaan organisme serta
penghitungan organisme dalam air, limbah, produk susu, kotoran dan lainnya. Na
lebih bersifat umum sehingga mikroba banyak tumbuh pada media ini dengan
cepat. Setiap medium memiliki fungsi dari masing-masiing di dapat didalam
menumbuhkan mikroorganisme (Sutedjo, 2006).
Mikroorganisme atau mikroba dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada
suatu substrat medium. Medium yang digunakan untuk menumbuhkan dan
mengembangbiakkan mikroorganisme atau mikroba tersebut harus sesuai pada
susunannya dengan kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme yang bersangkutan.
Berbagai sumber daya alam seperti dari jenis umbi-umbian dapat berpotensi
sebagai media alternatif substitusi (Natrium Agar) untuk media pertumbuhan
bakteri Inovasi dan juga media tersebut juga menawarkan keuntungan yaitu
sebagai pertimbangan media pada pertumbuhan bakteri yang dapat bernilai
ekonomis dan juga bisa dibilang untuk mudah didapatkan (Sutedjo,2006).
2.2. Sampel
Sampel merupakan jumlah pengamatan yang tidak bias yang diambil dari
suatu populasi. Dalam istilah dasar, populasi adalah jumlah total individu, hewan,
benda, pengamatan, data, dll. Dari setiap subjek yang diberikan. Jadi sampel,
dengan kata lain, adalah bagian, bagian, atau sebagian dari seluruh kelompok, dan
bertindak sebagai bagian dari populasi. Sampel digunakan dalam berbagai
pengaturan di mana penelitian dilakukan. Para ilmuwan, pemasar, agen
pemerintah, ekonomi, dan kelompok penelitian adalah di antara mereka yang
menggunakan sampel untuk studi dan pengukuran mereka. Menggunakan seluruh
populasi untuk penelitian tidaklah efektif, maka, sampel digunakan. Manfaat
Pengambilan Sampel menghemat waktu peneliti. Sebagaimana yang telah
dijelaskan sebelumnya, meneliti menggunakan sampel akan sangat meringankan
tugas peneliti karena tidak harus harus meneliti keseluruhan populasi cukup
dengan beberapa sampel yang terpilih penggunaan sampel juga yang tepat
diharapkan mampu memberikan informasi terkait populasi yang diteliti melalui
perwakilan beberapa sampel saja sehingga informasi yang dibutuhkan mampu
menjawab tujuan dari penelitian yang dilakukan. Kelebihan dari metode penelitian
sampling adalah pertama, penelitian dengan metode sampling lebih efisien dalam
arti menghemat biaya, waktu, dan juga tenaga (Winda,2009.)
Sampel penelitian adalah bagian dari populasi yang dijadikan subyek
penelitian sebagai"wakil" dari para anggota populasi. Teknik sampling adalah
suatu cara atau teknik yang dipergunakan untuk menentukan sampel penelitian.
Teknik pengambilan sampel ini dalam beberapa buku sering disebut dengan
teknik sampling. Teknik sampling dalam penelitian secara garis besar dibedakan
menjadi 2 (dua) yaitu teknik dengan probability sampling dan teknik dengan non
probability sampling. Teknik probability sampling ini sering juga disebut dengan
random sampling, yaitu pengambilan sampel penelitian secara random. Teknik
probability sampling ini ada beberapa model yaitu : simple random sampling
(acak sederhana maupun bilangan random); sistematik random sampling;
stratified random sampling dan cluster random sampling. Simple random
sampling, yaitu pengambilan sampel penelitian dapat dipergunakan dengan acak
sederhana atau menggunakan pendekatan bilangan random (Winda,2009).
2.3. Jamur
Jamur merupakan tanaman yang tidak memiliki klorofil sehingga tidak bisa
melakukan proses fotosintesis untuk menghasilkan makanan sendiri. Jamur hidup
dengan cara mengambil zat-zat makanan seperti selulosa, glukosa, lignin, protein
dan senyawa pati dari organisme lain. Zat-zat nutrisi tersebut biasanya telah
tersedia dari proses pelapukan oleh aktivitas mikroorganisme. Jamur termasuk
golongan fungi. Jamur hidup diantara jasad hidup (biotik) atau mati (abiotik),
dengan sifat hidup heterotrop (organisme yang hidupnya tergantung dari
organisme lain) dan saprofit (organisme yang hidup pada zat organik yang tidak
diperlukan lagi).Jamur berperan penting dalam proses dekomposisi pada rantai
makanan di tanah. Jamur dapat mengkonversi bahan organik menjadi bahan yang
dapat dimanfaatkan oleh organisma lain. Terdapat beberapa spesies jamur yang
merugikan antara lain yang merusak organ-organ tanaman, yaitu Cercospora
oryzae merusak daun pada 8 tanaman padi, dan Aspergillus parasiticus merusak
selaput tongkol jagung. Perusakan tersebut karena terjadi proses
menghambatpengangkutan zat cair dan garam mineral, mengganggu proses
fotosintesis dan pengangkutan hasilnya. ( Dewi, 2009 ).
Jamur benang atau biasa disebut jamur merupakan organisme anggota
Kingdom Fungi dan tubuh jamur berupa benang yang disebut hifa, sekumpulan
hifa disebut miselium. Miselium dapat mengandung pigmen dengan warna merah,
ungu, kuning, coklat, dan abu-abu. Jamur juga membentuk spora berwarna hijau,
biru hijau, kuning, jingga, serta merah muda. Warna-warna tersebut dapat menjadi
ciri khas spesies jamur. Jamur benang pada umumnya bersifat aerob obligat, pH
pertumbuhan berkisar antara 2 - 9, suhu pertumbuhan berkisar 10 - 35ºC.
Berdasarkan kenampakannya jamur dibedakan menjadi 3 yaitu khamir (yeast),
kapang (mold), dan cendawan (mashroom). Jamur kecuali khamir pada keadaan
biasa mempunyai badan yang terdiri dari benang-benang hifa (miselium) dan
spora. Hifa tersebut ada yang bersekat-sekat atau tidak, dan ada yang bercabang-
cabang atau tidak. Hifa yang bersekat ada yang berinti satu dan ada yang berinti
dua atau lebih. Jamur hidup diantara jasad hidup atau mati, dengan sifat hidup
heterotrop (organisme hidupnya tergantung dari organisme lain) dan saprofit
(organism hidup pada zat organik yang tidak diperlukan lagi) (Handajani , 2006).
2.4. Potato Dextrose Agar (PDA)
Potato dextrose agar merupakan salah satu media yang baik digunakan untuk
membiakkan suatu mikroorganisme, baik itu berupa cendawan atau fungi, bakteri,
maupun sel mahlukhidup. Media PDA (Potato dextrose agar) merupakan jenis
media biakan dan memiliki bentuk atau konsistens ipadat (solid). Potato dextrose
agar merupakan paduan yang sesuai untuk menumbuhkanbiakan. Media potato
dextrose agar (PDA) berfungsi sebagai media kapang (jamur) dan khamir. Selain
itu PDA digunakan untuk enumerasi yeast dan kapang dalam suatu sampel atau
produk makanan. PDA (Potato dextrose agar) mengandung sumber karbohidrat
dalam jumlah cukup yaitu terdir idari 20% ekstrak kentang dan 2% glukosa
sehingga baik untuk pertumbuhan kapang dan khamir tetapi kurang baik untuk
pertumbuhan bakteri. Media yang paling umum digunakan untuk menumbuhkan
jamur adalah media PDA (Potato Dextrose Agar). Bahan baku yang paling utama
pada media ini adalah ekstrak kentang denganpenambahan sumber karbon berupa
dextrose. Dalam mikrobiologi media PDA (Potato Dextrose Agar) digunakan
untuk menumbuhkan atau dengan mengidentifikasi yeast dan kapang. Dapat juga
digunakan untuk enumerasi yeast dan kapang dalam suatu sampel atau produk
makanan. PDA mengandung sumber karbohidrat dalam jumlah cukup yaitu terdiri
dari 20% ekstrak kentang dan 2% glukosa sehingga baik untuk pertumbuhan
kapang dan khamir tetapi kurang baik untuk pertumbuhanbakteri (Ramadhan,
2010).
Karakteristik media PDA (Potato dextrose agar) ini sendiri dapat dilihat
dari jenis, konsistensi, warna, sifat media dan pH serta cirri khususlainnya. Fungsi
Media PDA (Potato Dextrose Agar) di Mikrobiologi yaitu media PDA (Potato
Dextrose Agar) digunakan untuk menumbuhkan atau mengidentifikasi yeast dan
kapang. Dapat juga digunakan untuk enumerasi yeast dan kapang dalam suatu
sampel atau produk makanan. PDA (Potato dextrose agar) mengandung sumber
karbohidrat dalam jumlah cukup yaitu terdiri dari 20% ekstrak kentang dan 2%
glukosa sehingga baik untuk pertumbuhan kapang atau jamur dan khamir tetapi
kurang baik untuk pertumbuhan bakteri.Media PDA merupakan jenis media
biakan dan memiliki bentuk konsistensi padat (solid). PDAmerupakan paduan
yang sesuai untuk menumbuhkanbiakan. PDA digunakan untuk menumbuhkan
atau dengan mengidentifikasi yeast dan kapang. (Sumarsih, 2003).
2.5 Fase Pertumbuhan Jamur
Setiap mikroorganisme mempunyai kurva pertumbuhan, begitu pula fungi. Kurva
tersebut diperoleh dari menghitung massa sel pada kapang atau kekeruhan media
pada khamir dalam waktu tertentu. Kurva pertumbuhan mempunyai beberapa fase
antara lainvfase lag, yaitu fase penyesuaian sel-sel dengan lingkungan,
pembentukan enzim-enzim untuk mengurai substrat. Fase akselerasi, yaitu fase
mulainya sel-sel membelah dan fase lag menjadi fase aktif. Fase eksponensial,
merupakan fase perbanyakan jumlah sel yang sangat banyak, aktivitas sel sangat
meningkat, dan fase ini merupakan fase yang sangat penting dalam kehidupan
fungi. Fase deselerasi, yaitu fase pada waktu sel-sel mulai kurang aktif membelah,
kita dapat memanen biomassa sel atau senyawa-senyawa yang tidak lagi
diperlukan oleh sel-sel. Fase stasioner, yaitu fase jumlah sel yang bertambah dan
jumlahsel yang mati relatif akan seimbang. Kurva pada fase stastoner ini
merupakan garis lurus yang horizontal. Banyak senyawa metabolit sekunder dapat
dipanen pada fase stasioner. Fase kematian dipercepat, fase ini jumlah sel-sel
yang mati atau tidak aktif sama sekali lebih banyak dari pada sel-sel yang masih
hidup. (Gandjar, 2006).
Umumnya pertumbuhan fungi dipengaruhi oleh substrat, substrat merupakan
sumber nutrien utama bagi fungi. Kelembapan faktor, ini sangat penting untuk
pertumbuhan fungi. Umumnya fungi tingkat rendah seperti Rhizopus atau Mucor
memerlukan lingkungan dengan kelembapan nisbi 90%, sedangkan kapang
Aspergillus, Penicillium, Fusarium, dan banyak hyphomy ceteslainnya dapat
hidup pada kelembapan yang lebih rendah, yaitu 80%. Suhu, berdasarkan kisaran
suhu lingkungan yang baik untuk pertumbuhan, fungi dapat dikelompokkan
menjasi tiga jenis fungi yaitu fungi psikorofil, fungi mesofil, dan fungi termofil.
Derajat keasaman lingkungan pH substrat, sangat penting untuk pertumbuhan
fungi karena enzim- enzim tertenu hanya akan mengurai suatu substrat sesuai
dengan aktivitasnya pada pH tertentu. Umumnya fungi menyenangi pH di bawah
7.0. Jenis-jenis khamir tertentu bahkan tumbuh pada pH yang cukup rendah, yaitu
pH 4.5-5.5. Mengetahui sifat pada fungi tersebut adalah sangat
pentinguntuksuatuindustri agar fungi yang ditumbuhkan menghasilkan produk
yang optimal, misalnya pada produksi asam sitrat, produksi kefir, produksi enzim
protease-asam, produksi antibiotik, dan juga untuk mencegah pembusukan bahan
pangan. (Gandjar, 2006).
BAB 3
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1. WaktudanTempat
Praktikum Kimia Hasil Perikanan dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 09
Maret 2022 pada pukul 15.00 WIB sampai dengan selesai, dilaksanakan secara
virtual sampaiselesai.

3.2. AlatdanBahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan seperti kentang, ragi, gula, air,
wadah salad buah, panci,pengaduk,pisau,agar swallow, cotton bud

3.3. ProsedurKerja
Adapun prosedur kerja yang digunakan dalam praktikum Mikrobiologi
Hasil Perikanan adalah sebagai berikut:
1. Siapkan bahan terlebih dahulu seperti kentang, ragi, air, agar swallow.
2. Pertama kupas kentang lalu di cuci hingga bersih, kemudian kentang tersebut di
potong dadu.
3. Rebus kentang dengan air secukupnya kemudian disaring untuk mengambil
ekstraknya.
4. Lalu siapkan ragi kemudian larutkan ragi, setelah itu disaring untuk di ambil
ekstraknya.
5. Ekstrak kentang dimasak kemudian masukkan agar, ekstrak ragi dan gula
masak hingga mendidih.
6. Setelah mendidih tuangkan kedalam wadah salad buah kemudia tutup lalu
dibawah wadahnya.
Lalu lakukan perlakuan yang diinginkan seperti yang kita lakukan 5
perlakuan yaitu perlakuan telapak tangan tanpa dicuci, perlakuan telapak tangan
dengan dicuci dengan sabun, perlakuan bagian dalam mulut, perkauan sabun
dengan bagian dalam mulut, perlakuan tanpa perlakuan
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Adapun hasil yang didapat dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1.1 Pembuatan media Potato Dextrose Agar (PDA)

No Perlakuan Pada Media PDA Gambar


1. Telapak tangan tanpa dicuci

2. Telapak tangan dengan sabun

3. Bagian dalam mulut

4. Bagian dalam mulut dan sabun

5. Tanpa Perlakuan
4.2. Pembahasan
Praktikum kali ini membahas tentang Pembuatan Medium Pertumbuhan
PDA (Potato Dextrose Agar) dimana dalam pembuatan PDA ini menggunakan 5
perlakuan diantaranya, perlakuan pertama telapak tangan tanpa dicuci, perlakuan
kedua telapak tangan dengan sabun, perlakuan ketiga bagian dalam mulut,
perlakuan keempat sabun dan bagian dalam mulut, dan terakhir perlakuan kelima
yaitu tanpa perlakuan.Dengan tujuan untuk mengembangbiakan jamur.Medium
adalah suatu bahan yang dibuat dengaan tujuan untuk menumbuhkan
mikroorganisme. PDA adalah medium yang umum untuk pertumbuhan
mikroorganisme yang terbuat dari kentang dan dextrose.Berdasarkan
komposisinya, PDA termasuk dalam media semi sintetik karena tersusun atas
bahan alami (kentang) dan bahan sintesis (Dextrose dan Agar).Kentang
merupakan sumber karbon (karbohidrat), vitamin dan energi, dextrose sebagai
sumber gula dan energi, selain itu penambahan agar pada pembuatan media.PDA
berfungsi untuk memadatkan medium PDA. Praktikum Pembuatan Medium
Pertumbuhan PDA dilakukan dengan mengggunakan lima wadah media dengan
perlakuan yang berbeda-beda pada PDA (Dextrose dan Agar).
Pengamatan yang didapat dari wadah satu perlakuan telapak tangan tanpa
dicuci adalah media PDA ditumbuhi jamur yang berwarna putih yang berbentuk
tidak beraturan dan sedikit berwarna kuning, serta tekstur media PDA nya terlihat
sedikit berair.Perlakuan pada wadah kedua dengan menempelkan tangan yang
sudah dicuci dengan sabun secukupnya pada PDA namun tetap terlihat banyak
jamur yang terdapat pada media tersebut serta diperlakuan ini berbau alkohol.
Perlakuan pada wadah ketiga dengan cara menggores PDA menggunakan cotton
buds yang sudah steril lalu diusapkan pada bagian mulut dan dioleskan ke PDA
tersebut, terlihat terdapat jamur yang tumbuh, jamur yang tumbuh berwarna putih
dan ada bintik hijau kecil, PDA sedikit berair serta berbau seperti alkohol.
Perlakuan wadah keempat dengan cotton budds sterildiusapkan pada bagian mulut
lalu dioles ke sabun secukupnya selanjutnya hasil tadi dioles ke PDA.Terlihat
sedikit jamur yang berwarna putih dengan aroma seperti aroma tapai.Pada
perlakuan yang kelima, terlihat sedikit jamur yang tumbuh, karena diperlakuan ini
tidak ada tambahan yang dapat menambah kontaminasi pada media PDA tersebut.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. kesimpulan
1 Medium merupakan suatu bahan yang terdiri atas campuran zat makanan
(nutrient) yang berfungsi sebagai tempat tumbuh mikrobia.
2 Jamur merupakan salah satu mikroorganisme yang sering ditumbuhkan
menggunakan media PDA (Potato Dextrose Agar).
3 PDA (Potato Dextrose Agar) adalah medium yang dilakukan sebagai tempat
penumbuhan mikorba berupa jamur dengan 5 sampel atau bahan uji yang
dilakukan oleh praktikan seperti perlakuan telapak tangan dengan sabun dan
tanpa sabun, perlakuakan bagian dalam mulut dengan sabun dan tanpa sabun,
serta tanpa perlakuakan.
4 Jamur akan tumbuh dengan mudah dimanapun adanya media yang
mengandung protein namun ketika tidak adanya bahan-bahan seperti sanitasi
maka pertumbuhan akan terganggu olehnya.
5 Pada perlakukan sampel dengan sabun maka didapatkan pertumbuhan jamur
yang terganggu dan kurang berkembang sedangkan sampel tanpa sabun
berkembang pada media PDA dengan pesat. Sedangkan sampel tanpa
penanganan tetap menumbuhkan jamur, ini dikarenakan masih didapati
kontaminan yang ada disekitar ruang.

5.2. Saran
Adapun saran praktikum kali ini adalah pada praktikan lebih menerapkan
kehati hatian dalam melakukan pembuatan sampel, ini dikarenakan adanya
kontaminan non uji ketika tidak berhati-hati. Hal ini akan mempengaruhi hasil
penumbuhan jamur pada PDA.
DAFTAR PUSTAKA

Barnett, H.L dan Hunter, B.B. (1998). Ilustrated Genera of Impefect Fungi 4th
Edition. Minnesota: APS Press.Press
Cahyani, V.R. (2014). Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Pertanian Program
Studi Agroteknologi. Surakarta : Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret.
Dewi, I.K. 2009.Efektivitas pemberian blotong kering terhadap pertumbuhan
jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) Pada media Serbuk Kayu.
Skripsi. Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Solo.
Gandjar, I. 2006. Mikrobiologi Dasar dan Terapan. Jakarta. Yayasan Obor
Indonesia.
Handajani, N.S. dan Setyaningsih, R. 2006. Identifikasi Jamur dan Deteksi
Aflatoksin B 1 terhadap Petis Udang Komersial. BIODEVERSITAS.
7(3):212–215.
Sumarsih, S. 2003. Mikrobiologi Dasar. Universitas Pembangunan Nasional
Veteran. Yogyakarta.
Winda, S. 2009. Pembuatan Media Potato Dextrose Agar. Diunduh pada tanggal
12 Maret 2022.

Sutedjo. 2006. Jenis-Jenis Media dan Macam-Macam Media. (Online).


http://www.academia.edu/11974936. Diakses pada tanggal 13 Maret
2022.

Ramadhan, E. 2010. Makalah Pembuatan Media. http://www.review.com Diakses


pada tanggal 13 maret 2022
LAMPIRAN PEMBAGIAN TUGAS

Tugas Nama
Bab 1 Pendahuluan Thamica Febriyanti
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan
Bab 2 Tinjauan Puataka Muhammad Riski
2.1. Media Agar
2.2. Sampel
2.3. Jamur
2.4. PDA Okta Nande Inggi Pramudita
2.5. Fase Pertumbuhan Jamur
Bab 3 Pelaksanaan Pratikum Thamica Febriyanti
3.1. Waktu Dan Tempat Pelaksanaan
3.2. Alat Dan Bahan
3.3. Cara Kerja
Bab 4 Hasil Dan Pembahasan
4.1. Hasil
4.2. Pembahasan Maulana Malik Ibrahim
Bab 5 Penutup Dessy Anggreini
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
Lampiran Foto
Lampiran Pembagian Tugas
Dapus+Gabung+Edit+Cover

Anda mungkin juga menyukai