Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM

BAKTERIOLOGI I
“PENGENALAN MEDIA AGAR YANG DIGUNAKAN
DALAM MIKROBIOLOGI”

DISUSUN OLEH :
KELAS B / KELOMPOK 4
MARSHANDA KASIARADJA (2320221073)

SRI MULYANI UTINA (2320221076)

NI KADEK PUJA DEWI (2320221044)

NIRMAWATI MASALAN (2320221046)

DIAN MARHABA (2320221082)

DESI RATNASARI BIKI (2320221059)

PROGRAM STUDI D-III ANALIS KESEHATAN


FAKULTAS SAINS, TEKNOLOGI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BINA MANDIRI GORONTAL
2023/2024
LEMBAR ASISTENSI

Laporan Bakteriologi I dengan judul “pengenalan media agar yang digunakan


dalam mikrobiologi” Disusun Oleh:
Kelompok : 4 (empat)
Kelas : B Semester 2
Prodi : D- III ANALIS KESEHATAN
Hari/tanggal Koreksi Paraf
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mikroba merupakan cabang dari biologi yang mempelajari tentang
mikroorganisme dan aktifitasnya. Mikroorganisme umunya berukuran kecil.
Namun demikian, beberapa diantaranya berukuran besar seperti jamur
merang, jamur tiram dan sebagainya. Oeh karena itu, pengertian
mikroorganisme lebih sesuai untuk organisme yang memiliki struktur sel
sederhana yaitu prakariotik dan eukariotik yang belum memiliki deferensial
sel dengan baik, memiliki organ dengan bentuk dan fungsi yang spesifik
(Hidayat, N. 2018)
Mikroorganisme merupakan suatu mahluk hidup yang tidak dapat dilihat
secara langsung atau dengan kasat mata. Mikroorganisme terbagi atas
beberapa hal yaitu bakteri, virus, jamur, dan protozoa. Untuk
mengetahui jenis dan penanganan suatu mikroorganisme tersebut
maka terlebih dahulu kita harus mengetahui bagaimana metode
pengambilan sampel pengambilan apusan guna mendukung pemeriksaan dan
penindakan pada saat akan melakukan tindakan (Zulkarnain, 2012)
Dalam pelaksanaan praktikum untuk membiakan bakteri diperlukan
media agar untuk tempat tumbuhnya. Media agar merupakan suatu bahan
yang terdiri atas campuran nutrisi yang digunakan untuk menumbuhkan
mikroorganisme baik dalam mengkultur bakteri, jamur, dan mikroorganisme
lain. Media agar berfungsi untuk tetap hidup dan berkembangnya bakteri.
Bakteri adalah organisme uniseluler yang relative sederhana. Secara umum,
sel bakteri terdiri atas beberapa bentuk. Bakteri umumnya bereproduksi
dengan cara membelah diri menjadi dua sel yang berukuran sama (Putri, S.
dkk 2022).
Dalam bidang mikrobiologi, dipelajari mengenai mikroba yang meliputi
bakteri, fungi atau mikroorganisme lainnya, baik dalam morfologi dan
penampakan koloninya. Karena itu, untuk melihat dengan jelas penampakan
mikroba tersebut, terlebih dahulu kita membuat biakan atau piaraan
organisme (Aditya L, 2014).
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memperoleh biakan
murni dari suatu bahan campuran. Dua diantaranya yang paling sering
digunakan ialah Teknik cawan gores dan Teknik cawan tuang. Kedua metode
ini didasarkan pada prinsip yang sama yaitu pengenceran organisme
sedemikiaan sehingga individu spesies dapat dipisahkan dari lainnya, dengan
anggapan bahwa setiap koloni terpisah yang tampak pada cawan petri setelah
inkubasi berasal dari satu sel tunggal (Umar, j. dkk 2010).
Menumbuhkan mikroorganisme yang sudah dibiakkan (murni)
digunakan media. Media merupakan campuran dari beberapa zat-zat makanan
untuk pertumbuhan mikroba dan berfungsi sebagai nutrisi bagi mikroba
tersebut. Media dibedakan berdasarkan fase (sifat fisik media), yaitu media
padat, media setengah padat, media cair, dan berdasrkan komposisinya, yaitu
media sintesis, media semi sintesis, dan media non sintesis. Dari media
tersebut, maka kita dapat mengetahui sifat dan bentuk (koloni) dari mikroba
(Izzatul, dkk. 2018)
1.2 Rumusan Masalah
Adapun terkait rumusan masalah pada praktikum kali ini sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan media pertumbuhan bakteri media (Nutrien
Agar)?
2. Bagaimanakah cara pembuatan media (Nutrien Agar)?
3. Apa saja jenis-jenis media pertumbuhan bakteri yang sering digunakan
dalam mikrobiologi?
4. Apa saja persyarat untuk media pertumbuhan?
5. Apa rumus pembuatan media?
1.3 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari pembuatan laporan ini adalah:
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan media
pertumbuhan bakteri (Nutrient Agar)
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana Langkah-langkah
pembuatan media (Nutrient Agar)
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis media pertumbuhan
bakteri yang sering digunakan dalam mikrobiologi
4. Agar mahasiswa dapat mengetahui persyaratan media pertumbuhan
5. Agar mahasiswa dapat mengetahui rumus pembuatan media.
1.4 Manfaat Praktikum
Adapun manfaat dari dilakukan praktikum ini yaitu agar praktikan
mendapatkan wawasan dan pengetahuan mengenai media agar khususnya
media NA dan PDA.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Media


Medium ialah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi (Zat
makanan) yang dipakai untuk menumbuhkan mikroba termasuk bakteri
pathogen tanaman. Selain itu menumbuhkan mikroba medium dapat
digunakan pula untuk isolasi, memperbanyak pengujian, sifat-sifat
fisiologi dan perhitungan jumlah mikroba (Khaeruni dkk, 2014).
Medium harus mengandung nutrient yang merupakan subtansi dan
berat molekul rendah dan mudah larut dalam air. Nutrient ini adalah
degradasi dari nutrient dengan molekul yang kompleks. Nutrient dalam
medium harus memenuhi kebutuhn dasar mahluk hidup yang meliputi air,
karbon, mineral, energi dan faktor tumbuh (Izzatul, dkk. 2018).
Natrium Agar (Na) adalah medium yang digunakan sebagai media
pertumbuhan bakteri. Na dibuat dengan komposisi agar-agar yang sudah
dipadatkan sehingga na juga bisa disebut sebagai nutrisi padat yang
digunakan untuk menumbuhkan bakteri fungsi agar-agar hanya sebagai
pengental namun bukan suatu zat makanan pada bakteri, agar dapat mudah
menjadi padat pada suhu tertentu. Medium natrium agar adalah salah satu
medium padat yang memiliki komposisi yaitu agar-agar yang telh di
panaskan dan mencair pada suhu 95° C (Izzatul, dkk. 2018).
Agar-agar, gelatin, atau gel silica merupakan bahan untuk membuat
medium menjadi padat. Namun, yang paling umum digunakan adalah
agar-agar. Meskipun bahan utama agar-agar adalah gelatin, yaitu suatu
kompleks karbohidrat yang diekstrasi dari algae marine genus Gelidium,
namun sebagian besar mikroorganisme tidak dapat menggunakannya
sebagai makanan sehingga agar-agar dapat berlaku sebagai pemadat.
(Hadioetomo, 1993)
Media pertumbuhan bakteri atau media kultur bakteri adalah cairan
ataugel yang didesain untuk mendukung pertumbuhan mikroorganisme
dan sel. Terdapat dua jenis utama media pertumbuhan yaitu media yang
digunakan untuk kultur pertumbuhan sel tumbuhan atau binatang dan jenis
yang kedua yaitu kultur mikrobiologi yang digunakan untuk
menumbuhkan mikroorganisme seperti bakteri dan jamur (Putra, S. dkk
2021).
2.2 Langkah-langkah pembuatan media (Na)
Medium yang digunakan untuk mengembangbiakan bakteri
dilaboratorium dapat dibedakan dalam; pembiakan dasar, medium
pembiakan penyubur medium, pembiakan selektif, dan cara mendapatkan
biakan murni. Yang dimaksud dengan medium pembiakan dasar adalah
medium pembiakan sederhana yang mengandung zat-zat yang umum
diperlukan oleh sebagian besar mikroorganisme. Sedangkan medium
pembiakan penyubur dibuat dari medium pembiakan dasar dengan
penambahan zat-zat lain untuk mempersubur pertumbuhan bakteri tertentu
yang pada medium pembiakan dasar tidak dapat tumbuh dengan baik. Dan
medium pembiakan selektif digunakan untuk menyeleksi bakteri yang
diperlukan dari campuran dengan bakteri-bakteri lain yang terdapat dalam
bahan pemeriksaan (Hidayat, N. 2018).
Dalam memperoleh mikroorganisme sebagai sumber biakan murni,
ada dua cara yang sering digunakan yaitu metode goresan atau streak plate
metode dan metode tuang atau pour plate method. Cawan Petri yang
mengandung medium yang dipadatkan dengan penambahan agar.
Campuran antara zat makanan atau nutrient tersebut dengan agar disebut
medium. (Umar, j. dkk. 2010).
Dasar makanan yang paling baik bagi pemiaraan bakteri ialah medium
yang mengandung zat-zat organic seperti rebusan daging, sayur-sayuran,
sisa-sisa makanan atau ramuan-ramuan yang dibuat oleh manusia.
Medium yang banyak digunakan dalam pekerjaan rutin dilaboratorium
adalah kaldu cair dan kaldu agar. (Hidayat, N. 2021).
Jumlah medium yang digunakan dalam suatu percobaan harus
diperhitungkan sedemikian rupa untuk menghindari pembuatan medium
yang berlebihan karena pada umumnya medium untuk pekerjaan
mikrobiologi harganya sangat mahal. Jumlah medium yang dibutuhkan
dapat ditentukan berdasarkan bentuk medium yang digunakan dalam
jumlah/ banyaknya pekerjaan dan banyaknya koloni yang akan diperiksa.
(Rusli, 2008)
Medium pembiakan yang digunakan untuk mengembangbiakkan
bakteri dilaboratorium dapat dibedakan dalam medium pembiakan dasar,
medium pembiakan penyubur, medium pembiakan selektif, dan cara
mendapatkan biakan murni. (Rusli, 2008)
Media untuk kultur bakteri dalam mikrobiologi ada banyak jenisnya
dan dapat menjadi tiga kelompok besar berdasarkan bentuk,
komposisi/susunannya
A. Berdasarkan Bentuknya
Bentuk media ada tiga macam yang dapat dibedakan dari ada atau
tidaknya bahan tambahan berupa bahan pemadat seperti agar-agar atau
gelatin. Bentuk media tersebut yaitu:
1. Media Padat, merupakan media yang mengandung banyak agar
atau zat pemadat kurang lebih 15% agar sehingga media menjadi
padat. Media ini dapat dibedakan menjadi tiga jenis menurut
bentuk dan wadahnya yaitu, media tegak, media miring, dan
media lempeng. Media ini umumnya digunakan untuk
pertumbuhan kolonibakteri atau kapang.
2. Media Semi Padat, Media semi padat atau semi cair merupakan
media yang mengandung agar kurang dari yang seharusnya
kurang lebih 0,3% - 0,4% sehingga media menjadi kenyal, tidak
padat dan tidak begitu cair. Umumnya digunakan untuk
pertumbuhan mikroba yang banyak memerlukan air dan hidup
anerobik dan untuk melihat pergerakan mikroba. Kalau
penambahan zat pemadat hanya 50% atau kurang dari yang
seharusnya Ini umumnya diperlukan untuk pertumbuhan
mikrobayang banyak memerlukan kandungan air dan hidup
anaerobic atau fakultatif.
3. Media Cair, merupakan media yang tidak ditambahi bahan
pemadat, umumnya digunakan untuk pertumbuhan mikroalga.
Kalau ke dalam media tidak ditambahkan zat pemadat, umumnya
dipergunakan untuk pembiakkan mikroalge tetapi juga mikroba
lain, terutama bakteri dan ragi.
B. Berdasarkan komposisi/susunannya
1. Media alami/non sintetis merupakan media yang disusun dari
bahan-bahan alami dimana komposisinya yang tidak dapat
diketahui secara pasti dan biasanya langsung diekstrak dari bahan
dasarnya seperti: kentang, tepung, daging, telur, ikan sayur, dsb.
Contohnya: Tomato juice agar.
2. Media semi sintesis merupakan media yang disusun dari bahan-
bahan alami dan bahan-bahan sintesis. Contohnya: Kaldu nutrisi
disusun dari :Pepton 10,0 g, Ekstrak daging10,0 g, NaCl 5,0 g,
dan Aquadest 1000 ml.
3. Media sintesis, yaitu media yang disusun dari senyawa kimia
yang jenis dan takarannya diketahui secara pasti. Contohnya: Mac
Conkey Agar

Ada beberapa cara untuk menumbuhkan mikroorganisme pada


medium, agar kelihatan koloninya dengan jelas antara lain (Hidayat,
N. 2021):

a. Dengan menggunakan ose atau sengkelat, diinokulasikan


mikroorganisme pada permukaan medium dengan cara zig-zag,
setelah diinkubasi akan diperoleh pertumbuhan mikroorganisme,
maka diperoleh piaraan lempeng atau ”Streak Culture”.
b. Dengan cara menggoreskan inokulum dengan ose pada agar
miring, maka diperoleh piaraan agar miring atau ”Slank Culture”.
c. Dengan cara menusukkan inokulum dengan ose lurus ke dalam
medium agar setengah padat dalam tabung reaksi, dan permukaan
mediumnya tidak miring, maka diperoleh piraan tusukan atau
”Stab Culture”.
d. Setetes suspensi mikroorganisme dicampur dengan medium yang
masih cair, dengan demikian diperoleh piraan adukan atau ”Shake
Culture”

Pekerjaan memindahkan mikroba dari medium lama ke medium yang


baru harus dilaksanakan secara teliti. Terlebih dahulu harus
diusahakan agar semua alat-alat yang sangkut paut dengan medium
dan pekerjaan inokulasi (penanaman) itu benar-benar steril. Hal ini
untuk menghindari kontaminasi yakni mikroorganisme yang tidak di
inginkan. Ada beberapa cara untuk memperoleh biakan murni yaitu :

a. Cara Penggarisan
Cara penggarisan dilakukan pada medium pembiakan pada bentuk
lempeng. Bila dilakukan dengan baik cara ini adalah yang paling
praktis.
b. Cara Tuang
Isolasi bakteri dengan cara tuang ini umumnya dilakukan untuk
menentukan perkiraan jumlah bakteri hidup dalam suatu cairan,
misalnya air, susu dan lain sebagainya.
c. Cara menanam
Dalam medium pembiakan miring Untuk mendapatkan pembiakan
miring maka penanaman bahannya diambil dengan jarum dari
koloni pada lempeng pembiakan
2.3 Jenis- jenis media
Media yang baik untuk pertumbuhan mikroba adalah yang sesuai
dengan lingkungan pertumbuhan mikroba tersebut, harus mengandung air
untuk menjaga kelembaban dan untuk pertukaran zat atau metabolisme,
harus mengandung sumber karbon, mineral, vitamin dan gas, tekanan
osmose yaitu harus isotonik, derajat keasaman (pH) umumnya netral,
temperatur harus sesuai dan steril.
Jenis – jenis media yang digunakan dalam analisa sel bakteri yaitu ;
1. Media dasar, secara rutin media ini selalu tersedia di
laboratorium, contohnya nutrient broth, nutrient agar, infusion
broth dan lain – lain.
2. Media enriched, adalah media yang mengandung bahan
penambah pertumbuhan guna meningkatkan kualitas, misalnya
agar darah, agar coklat, lofler medium. Media ini digunakan
untuk organisme tertentu yang tidak dapat tumbuh dalam
media umum karena mereka membutuhkan penambahan
darah, serum, glukosa, telur, dll.
3. Media enrichment, adalah media cair yang berisi bahan kimia
yang dapat menghambat beberapa flora normal dan
memungkinkan pertumbuhan bakteri pathogen yang mungkin
terdapat dalam jumlah kecil dalam sample. Jadi media ini
digunakan untuk memperbanyak mikroba tersebut. Koloni dari
mikroba ini dapat ditumbuhkan pada media selektif. Contoh
adalah BHIB, BGLB, SCB.
4. Media selektif, media ini secara selektif menumbuhkan bakteri
patogen yang diinginkan sesuai komposisi media dan
menghambat bakteri komensal. Jenis bakteri ini dibedakan
berdasarkan warna dan kekeruhan media. Contoh madia
CETA, VJA dsb.
5. Transport madia Media ini digunakan untuk mengirim sample
dari suatu tempat kelaboratorium pemeriksaan, contoh Carry
and Blair, Amies Transport Medium.
6. Media uji (identifikasi) adalah media yang digunakan
untuk identifikasi mikroba,medium litmus milk.umumnya
ditambah dengan substansi tertentu yang menjadi
indicator.
7. Medium umum, media yang ditambahkan bahan-bahan yang
bertujuan menstimulasi pertumbuhan mikroba secara umum.
Contoh Nutrien Agar (NA) untuk menstimulasi pertumbuhan
bakteri, Potato Dextose Agar (PDA) untuk menstimulir
pertumbuhan fungi

8. Medium khusus (spesifik), merupakan medium untuk


menentukan tipe pertumbuhan mikroba dan kemampuannya
untuk mengadakan perubahan-perubahan kimia tertentu
misalnya, medium tetes tebu untuk Saccharomyces cerevisiae.
9. Medium penguji (Assay medium), yaitu medium dengan
susunan tertentu yang digunakan untuk pengujian senyawa-
senyawa tertentu dengan bantuan bakteri misalnya
medium untuk menguji vitamin-vitamin, antibiotika dan lain-
lain.
10. Medium perhitungan jumlah mikroba yaitu medium
spesifik yang digunakan untuk menghitung jumlah
mikroba dalam suatu bahan, misalnya medium untuk
menghitung jumlah bakteri E. coli air sumur
2.4 persyaratan Media Pertumbuhan
Menurut Nabila (2020) peryaratan media pertumbuhan yaitu sebagai
berikut:
a. Tingkat keasaman (pH)
Kebanyakan mikroba tumbuh baik pada pH sekitar netral dan pH 4,6-
7,0 merupakan kondisi optimum untuk pertumbuhan bakteri,
sedangkan kapang dan khamir tumbuh pada pH yang lebih rendah.
b. Suhu
Suhu merupakan salah satu factor lingkungan yang berpengaruh
terhadap pertumbuhan mikroba. Setiap mikroba mempunyai kisaran
suhu dan suhu optimum tertentu untuk pertumbuhannya. Berdasarkan
kisaran suhu pertumbuhan, mikroba dibedakan atas tiga kelompok
sebagai berikut:
1) Psikrofil, yaitu mikroba yang mempunyai kisaran suhu
pertumbuhan pada suhu 0-20°C.
2) Mesofil, yaitu mikroba yang mempunyai kisaran suhu
pertumbuhan 20-45 C.
3) Termofil, yaitu mikroba yang suhu pertumbuhannya diatas 45°
C.

Kebanyakan mikroba perusak pangan merupakan mikroba mesofil,


yaitu tumbuh baik pada suhu ruangan atau suhu kamar. Bakteri
pathogen umumnya mempunyai suhu optimum pertumbuhan sekitar
37º C. yang juga adalah suhu tubuh manusia. Oleh karena itu suhu
tubuh manusia merupakan suhu yang baik untuk pertumbuhan
beberapa bakteri pathogen. Mikroba perusak dan pathogen umumnya
dapat tumbuh pada kisaran suhu 4-66° C.
c. Nutrient
Mikroba sama dengan makhluk hidup lainnya, memerlukan suplai
nutrisi sebagai sumber energi dan pertumbuhan selnya. Unsur-unsur
dasar tersebut adalah: karbon, nitrogen, hidrogen, oksigen, sulfur,
fosfor, zat besi dan sejumlah kecil logam lainnya.
Ketiadaan atau kekurangan sumber-sumber nutrisi ini dapat
mempengaruhi pertumbuhan mikroba hingga pada akhirnya dapat
menyebabkan kematian. Kondisi tidak bersih dan higinis pada
lingkungan adalah kondisi yang menyediakan sumber nutrisi bagi
pertumbuhan mikroba sehingga mikroba dapat tumbuh berkembang di
lingkungan seperti ini. Oleh karena itu, prinsip dari pada menciptakan
lingkungan bersih dan higinis adalah untuk mengeliminir dan
meminimalisir sumber nutrisi bagi mikroba agar pertumbuhannya
terkendali (Nabila, 2020).
d. Oksigen
Mikroba mempunyai kebutuhan oksigen yang berbeda-beda untuk
pertumbuhannya. Berdasarkan kebutuhannya akan oksigen, mikroba
dibedakan atas 4 kelompok sebagai berikut (Nabila, 2020):
1) Aerob, yaitu mikroba yang membutuhkan oksigen untuk
pertumbuhannya.
2) Anaerob, yaitu mikroba yang tumbuh tanpa membutuhkan
oksigen.
3) Anaerob fakultatif, yaitu mikroba yang dapat tumbuh dengan
atau tanpa adanya oksigen.
4) Mikroaerofil, yaitu mikroba yang membutuhkan oksigen pada
konsentrasi yang lebih rendah daripada konsentrasi oksigen
yang normal di udara. Mikroba perusak pangan sebagian besar
tergolong acrob, yaitu membutuhkan oksigen untuk
pertumbuhannya, kecuali bakteri yang dapat tumbuh pada
saluran pencernaan manusia yang tergolong anaerob fakultatif.
e. Tekanan osmosis
Suatu tekanan osmose akan sangat mempengaruhi bakteri jika
tekanan osmose lingkungan lebih besar (hipertonis) set akan
mengalami plasmolisis. Sebaliknya tekanan osmose lingkungan yang
hipotonis akan menyebabkan sel membengkak dan juga dapat
mengakibatkan rusaknya sel. Olah karena itu dalam mempertahankan
hidupnya, sel bakteri harus berada pada tingkat tekanan osmose yang
sesuai, walaupun sel bakteri memiliki daya adaptasi, perbedaan
tekanan osmose dengan lingkugannya tidak boleh terlalu besar
(Nabila, 2020).
f. Sterilisasi
Media harus dalam keadaan steril, artinya sebelum ditanami bakteri
yang dimaksud tidak ditumbuhi oleh mikroba lain (Nabila, 2020).
2.5 Rumus pembuatan media
Pada pembuatan media terdapat rumus dalam pembuatannya yaitu:
V1=W1
V2 W2
Keterangan:
V1 : volume standar atau volume yang tertera pada kemasan media
(ml)
V2 : volume yang dibutuhkan atau yang akan dibuat (ml)
W1 : Wight atau berat standar media yang tertera pada kemasan media
(gram)
W2 : Wight atau berat media yang dibutuhkan (gram)

BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu Dan Tempat
Adapun praktikum pengenalan media agar ini dilaksanakan pada hari
Senin, 22 Mei 2023 pukul 13:00 s/d pukul 17:00 yang bertempat di
Laboratorium Mikrobioloigi Fakultas Sains Dan Ilmu Kesehatan Universitas
Bina Mandiri Gorontalo.
3.2 Alat
Adapun alat yang kami pakai dalam melakukan praktikum kali ini yaitu :
1. Beaker Gelas
2. Hot Plate
3. Erlenmeyer
4. Gelas Ukur
5. Batang Pengaduk
6. Pembakar Bunsen
7. Inkubator
8. Cawan Petri
9. Kapas Kering
10. Autoclave
11. Kasa
3.3 Bahan
1. NA (Nutrient Agar)
3.4 Prosedur Kerja
1. Media diambil secara aseptis. NA ditimbang sebanyak yang diperlukan
dan dilarutkan dalam aquades steril dalam gelas beaker.
2. Panaskan pada kompor listrik sampai mendidih dan diaduk secara
perlahan-lahan.
3. Setelah larut sempurna diangkat dan dituangkan pada erlenmeyer dan
ditutup dengan aluminium foil.
4. Sterilkan dalam autoclave dengan suhu 120oC dengan tekanan 15 pounds
selama 15 menit.
5. Siapkan cawan, masing-masing kelompok 4 cawan petri untuk NA, 2
cawan petri untuk PDA.
6. Tuangkan 15 ml medium kedalam tiap cawan petri pengisian ini harus
dilakukan sebelum medium dingin dan mengental dan menutup semua
cawan petri.
7. Pada permukaan luar dasar cawan petri tuliskan nomor kelompok,
tanggal dan singkatan nama medium.
8. Media dapat disimpan kedalam lemari es dengan dibungkus dengan
kantung plastik sampai diperlukan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan didapati hasil:
No Gambar Keterangan

Media menjadi padat, namun


ditumbuhi koloni

4.2 Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan pada hari senin tanggal 22
Mei 2023, yaitu pembuatan media Nutrient Agar (NA) hasilnya media
memadat namun ditumbuhi koloni.
a. Medium adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran nutrisi yang
digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme di atas atau di
dalamnya. Medium pembiakan yang digunakan untuk
mengembangbiakkan bakteri dilaboratorium dapat dibedakan dalam
medium pembiakan dasar, medium pembiakan penyubur, medium
pembiakan selektif, dan cara mendapatkan biakan murni. Sedangkan
inokulasi adalah suatu cara pengembangbiakan mikroorganisme pada
medium yang cocok. (Izzatul, dkk. 2018)

ada praktikum kali ini kami


menggunakan dua medium,
yaitu medium
Nutrient Agar (NA) dan
Potato Dextrose Agar
(PDA). Setiap medium
memiliki
fungsi masing-masing
dalam menumbuhkan
mikroorganisme. Medium
NA
memiliki fungsi untuk
menumbuhkan atau
mengembangbiakan bakteri
secara
umum
b. NA (Nutrient Agar) digunakan sebagai media pertumbuhan bakteri.
Pembuatan medium percobaan ini dengan menggunakan NA (Nutrient
Agar) instant yang tersedia, dimana dalam pembuatannya menimbang
terlebih dahulu bahan yang akan digunakan, setelah itu kita mendidihkan
menggunakan hot plate stirrer agar lebih mudah dalam pengerjaan.
Setelah larutan dipanaskan larutan terlihat berwarna kuning jernih seperti
air teh. Kemudian larutan tersebut dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer
dan tunggu hingga agak dingin. Setelah larutan sudah dalam keadaan
dingin, larutan dimasukkan kedalam autoclave untuk menghindari
kontaminasi kedalam larutan agar media yang telah dibuat (Rusli, 2008)
c. Setiap medium memiliki fungsi masing-masing dalam menumbuhkan
mikroorganisme. Medium NA memiliki fungsi untuk menumbuhkan
atau mengembangbiakan bakteri secara umum. Medium NA mengandung
nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bakteri. Sifat-sifat
media yang digunakan untuk factor pertumbuhan yaitu harus mudah
tumbuh, media harus dibuat, pertumbuhan bakteri harus khas dan
mempunyai sifat-sifat yang diinginkan. Jika sifat ini dipenuhi, maka
pertumbuhan bakteri akan bagus.
d. Dalam memperoleh mikroorganisme sebagai sumber biakan murni, ada
dua cara yang sering digunakan yaitu metode goresan atau streak plate
metode dan metode tuang atau pour plate method. Cawan Petri yang
mengandung medium yang dipadatkan dengan penambahan agar.
Campuran antara zat makanan atau nutrient tersebut dengan agar disebut
medium (Umar, j. dkk, 2010).
e. Jumlah medium yang digunakan dalam suatu percobaan harus
diperhitungkan sedemikian rupa untuk menghindari pembuatan medium
yang berlebihan karena pada umumnya medium untuk pekerjaan
mikrobiologi harganya sangat mahal. Jumlah medium yang dibutuhkan
dapat ditentukan berdasarkan bentuk medium yang digunakan dalam
jumlah/ banyaknya pekerjaan dan banyaknya koloni yang akan diperiksa.
(Rusli, 2008).
f. Media yang baik untuk pertumbuhan mikroba adalah yang sesuai dengan
lingkungan pertumbuhan mikroba tersebut, harus mengandung air untuk
menjaga kelembaban dan untuk pertukaran zat atau metabolisme, harus
mengandung sumber karbon, mineral, vitamin dan gas, tekanan osmose
yaitu harus isotonik, derajat keasaman (pH) umumnya netral, temperatur
harus sesuai dan steril (Rusli, 2008).
g. Pekerjaan memindahkan mikroba dari medium lama ke medium yang
baru harus dilaksanakan secara teliti. Terlebih dahulu harus diusahakan
agar semua alat-alat yang sangkut paut dengan medium dan pekerjaan
inokulasi (penanaman) itu benar-benar steril. Hal ini untuk menghindari
kontaminasi yakni mikroorganisme yang tidak di inginkan. Ada beberapa
cara untuk memperoleh biakan murni yaitu :
 Cara Penggarisan, Cara penggarisan dilakukan pada medium
pembiakan pada bentuk lempeng. Bila dilakukan dengan baik
cara ini adalah yang paling praktis.
 Cara Tuang, Isolasi bakteri dengan cara tuang ini umumnya
dilakukan untuk menentukan perkiraan jumlah bakteri hidup
dalam suatu cairan, misalnya air, susu dan lain sebagainya.
 Cara menanam, Dalam medium pembiakan miring Untuk
mendapatkan pembiakan miring maka penanaman bahannya
diambil dengan jarum dari koloni pada lempeng pembiakan
BAB V
PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang kami dapat setelah melakukan praktikum pengenalan
media agar yang digunakan dalam Mikrobiologi yaitu:
sterilisasi merupakan suatu proses (kimia dan fisika) yang membunuh
semua bentuk makhluk hidup terutama mikroba. Sterilisasi yang dilakukan
bertujuan untuk menghindari kontaminasi, yaitu masuknya mikroorganisme
yang tidak diinginkan.
Medium adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi yang
digunakan untuk menumbuhkan mikroba. Selain untuk menumbuhkan
mikroba, medium dapat pula untuk isolasi, memperbanyak mikroba, pengujian
sifat-sifat fisiologi dan perhitungan mikroba.
Medium yang digunakan pada praktikum ini yaitu NA (Nutrient Agar). NA
adalah salah satu contoh media yang sering digunakan untuk menumbuhkan
dan mengembangbiakkan bakteri. Media Nutrient Agar (NA) merupakan
media kompleks yang memiliki kandungan nutrisi tinggi yang terdiri dari
ekstrak daging, ekstrak ragi atau tumbuh-tumbuhan, atau protein sederhana
dari sumber lain yang sangat dibutuhkan oleh bakteri untuk tumbuh dan
berkembang.
1.2 Saran
Adapun saran dari kami setelah melakukan praktikum yaitu: Sebaiknya
pada saat praktikum, praktikan sudah bisa menguasai teknik-teknik atau cara
kerja dari praktikum yang akan dilaksanakan sehingga tidak akan terjadi
kekeliruan yang bisa menghambat jalannya praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Aditia, L. 2014. Laporan Lengkap Praktikum Mikrobiologi (Media


Pertumbuhan).Jurusan Pendidikan Biologi UIN Alaudin Makassar:
Makassar

Hidayat, N. (2018). Mikroorganisme dan pemanfaatannya. Universitas


Brawijaya Press
Hadioetomo, R. S. 1993. Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium
Mikrobiologi.Gramedia: Jakarta

Izzatul, Ulya., M., Gery 2018. Media Pertumbuhan Bakteri. Jurusan


Argoteknologi Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur

Khaeruni, A, dan V. N. Satrah. 2014. Penuntun Praktikum Mikrobiologi Dasar:


Fakultas Pertanian UHO: Kendari
Putra, S. F., Fitri, R., & Fadilah, M. (2021). Pembuatan Media Tumbuh Bakteri
Berbasis Lokal Material. In Prosiding Seminar Nasional Biologi (Vol. 1,
No. 2, pp. 1043-1050).

Rusli, 2008. Penuntun Praktikum Mikrobiologi Farmasi Dasar. Fak. Farmasi


UMI, Makassar.

Umar, J., Khaerat, M., Mansyur, N., & Galuh, N. 2010. PEMBUATAN MEDIA
DAN INOKULASI BAKTERI.

Waluyo, L. 2008. Teknik dan Metode Dasar dalam Mikrobiologi. Malang: UMM-
Press

Zulkarnain, 2012. Mikrobiologi Dasar “Sejarah Perkembangan


Mikrobiologi”. Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan
Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas
Tadulako

Aditia, L. 2014. Laporan


Lengkap Praktikum
Mikrobiologi (Media
Pertumbuhan).
Jurusan Pendidikan Biologi
UIN Alaudin Makassar:
Makassar
Hadioetomo, R. S. 1993.
Teknik dan Prosedur Dasar
Laboratorium Mikrobiologi.
Gr

Anda mungkin juga menyukai