Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI

MEDIA PERTUMBUHAN UNTUK PEMERIKSAAN BAKTERIOLOGI

Dosen Pembimbing :
Nyoman Mastra, SKM., S.Pd., M.Si
I Nyoman Jirna, SKM.,M.Si
Burhannuddin,S.Si.,M.Biomed

Kelas : 3 C
Kelompok 4

 Kadek Aprilya (P07134019105)


 Ni Putu Resmini (P07134019108)
 Komang Yuni Karnila Anjasmara (P07134019109)
 Paulina Selviana D. Madeira (P07134019139)
 Ni Luh Komang Trie Widyastuti (P07134019144)
 Ida Ayu Krisna Dwipayanti (P07134019145)
 Anastasia Beatrix Ndoda (P07134019149)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Bakteriologi III yang
berjudul “Media Pertumbuhan untuk Pemeriksaan Bakteriologi” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Dosen pada
mata kuliah Bakteriologi II. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Media Pertumbuhan untuk Pemeriksaan Bakteriologi bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Burhannuddin, Nyoman Mastra, dan I
Nyoman Jirna selaku Dosen mata kuliah Bakteriologi II yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni.

Kami menyadari, makalah yang kamitulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun dan memotivasi akan kaminantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Denpasar, 06 Agustus 2020

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................ii

DAFTAR ISI ...............................................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................1
1.3 Tujuan ..............................................................................................................................1
BAB 2 PEMBHASAN
2.1 Pengertian Media Pertumbuhan Bakteri ..........................................................................2
2.2 Macam – Macam Media Berdasarkan Sifat Fisiknya …………………..........................2
2.3 Macam – Macam Media Berdasarkan Kegunaannya…………………………………....3
2.4 Persyaratan Media……………………….........................................................................4
2.5 Media Pertumbuhan Bakteri…………………………….................................................5
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .....................................................................................................................16
3.2 Saran ................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................17

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap mahluk hidup termasuk mikroorganisme, membutuhkan lingkungandalam
menunjangkelangsungan hidupnya. Lingkungan tidak hanya berperan sebagai tempat
tinggal namun juga penyedia nutrisi mahluk hidup, sehingga dapat tumbuh dan
berkembang biak dengan baik. Untuk keperluan tertentu rekayasa kondisi lingkungan
alami dapat dibuat, dengan tanpa menghilangkan fungsi utamanya sebagai habitat
maupun sumber penyedia makanan.
Merekayasa lingkungan alami dengan tujuan sebagai sarana informasi maupun
budidaya, dapat dilakukan salah satunya dengan cara membuat suatu media (jamak,
medium). Pembuatan media dapat dijumpai di hamper setiap bidang yang terkait dengan
mikroba,seperti bidang pembelajaran, kesehatan maupun industri. Dalam bidang
pembelajaran mikrobiologi, membuat media merupakan bagian dari serangkaian analisis
mikroba dalam laboratorium.
Media mikroorganisme pada dasarnya digunakan untuk menumbuhkan, mengisolasi,
menguji sifat-sifat fisiologi, hingga sebagai alat dalam menghitung jumlah
mikroorganisme (Lay, 1994). Media berisi campuran bahan nutrisi atau zat-zat makanan
yang dibutuhkan mikroorganisme, dimana komposisi sifat fisik dan kimiawinya dapat
terkontrol maupun tidak.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian media?
2. Apa saja macam –macam media berasarkan sifat fisiknya?
3. Apa saja macam – macam media berdasarkan kegunaannya?
4. Apa saja persyaratan media yang baik?
5. Bagaimana media pertumbuhan bakteri?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa pengertian dari media.
2. Untuk mengetahui macam – macam media berdasarkan sifat fisiknya.
3. Untuk mengetahui apa saja macam – macam media berdasarkan kegunaannya.
4. Untuk mengetahui apa saja persyaratan media yang baik.
5. Untuk mengetahui bagaimana media pertumbuhan bakteri.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Media Pertumbuhan Bakteri


Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat hara (nutrient)
yang berguna untuk membiakkan mikroba. Dengan mempergunakan bermacam-
macam media dapat dilakukan isolasi, perbanyakan, pengujian sifat-sifat fisiologis
dan  perhitungan jumlah mikroba (Sutedjo,1996).
Dapat disimpulkan media adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi
(nutrient) yang dipakai untuk menumbuhkan mikroba (Sutedjo, 1996).
Pertumbuhan merupakan proses bertambahnya ukuran atau subtansi atau masa
zat suatu organisme, misalnya kita makhluk makro ini dikatakan tumbuh ketika
bertambah tinggi, bertambah besar atau bertambah berat. Pada organisme bersel
satu pertumbuhan lebih diartikan sebagai pertumbuhan koloni, yaitu pertambahan
jumlah koloni, ukuran koloni yang semakin besar atau subtansi atau massa mikroba
dalam koloni tersebut semakin banyak, pertumbuhan pada mikroba diartikan
sebagai pertambahan jumlah sel mikroba itu sendiri.
Bakteri adalah mikroorganisme unicelluler prokaryotik yang umumnya tidak
berklorofil, Bakteri seperti sel tumbuhan mempunyai dinding sel namun komposisi
dinding selnya dari bahan Peptidoglikan. Bakteri bersifat kosmopolitan artinya
mudah dijumpai dimana mana dan kwantitasnya juga paling banyak dan tersebar
luas hampir disemua tempat, di makanan, di udara, air tanah, magma, batuan
maupun tubuh mahkluk hidup.
Media pertumbuhan bakteri atau media kultur bakteri adalah cairan atau gel
yang di desain untuk mendukung pertumbuhan mikroorganisme dan sel. Terdapat
dua  jenis utama media pertumbuhan yaitu media yang digunakan untuk kultur
pertumbuhan sel tumbuhan atau binatang dan jenis yang kedua yaitu kultur
mikrobiologi yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme seperti bakteri
dan  jamur (Madigan, 2005).

2.2 Macam – Macam Media Berdasarkan Sifat Fisiknya


A. Media Padat
Media yang digunakan untuk kultur/pertumbuhan bakteri atau mempelajari
koloni bakteri dalam bentuk padat, dapat diletakan di petri disk ataupun tabung.
Media dapat berbentuk padat datar, padat tegak maupun padat miring. Contoh
media padat :

2
B. Media Cair
Media dalam wujud cair yang digunakan untuk perbenihan/memperkaya
sebelum dikultur pada media padat. Media ini tidak dapat digunakan untuk
mempelajari koloni. Contoh media cair: media kaldu, alkali pepton, 7H9 dan lain-lain.

C. Media semisolid (setengah padat)


Untuk mengetahui pertumbuhan mikroba atau mengetahui motilitas bakteri.

2.3 Macam – Macam Media Berdasarkan Kegunaan

Media adalah perbenihan atau media yaitu campuran bahan-bahan tertentu


dengan aquadest yang dapat menumbuhkan bakteri, virus, jamur, atau parasit,dengan
derajat keasaman dan inkubasi tertentu.. Menurut Fungsinya media dibagi beberapa
menjadi beberapa kelompok, yaitu :

1. Media transport :Media untuk pengiriman/membawa bahan pemeriksaan


bakteriologis
2. Media penyubur (Enhricment Media) : Media untuk memperbanyak/pertumbuhan
3. Media Selektif : Media yang dapat digunakan untuk memisahkan memilih satu
jenis bakteri dari koloni-koloni yang lain.
4. Media Differensial : Media yang komposisi kimiawinya dapat member ciri kusus
Pada genus bakteri tertentu
5. Media Penyimpanan : Media yang digunakan untuk subkultur atau pemeliharaan
bakteri.

3
6. Media identifikasi : Perbenihan yang digunakan untuk menentukan jenis
bakteri/identifikasi.Biasanya digunakan beberapa media bersama-sama

2.4 Persyaratan Media

Untuk dapat menjadi media yang baik untuk pertumbuhan mikroba yang diharapkan,
media memiliki persyaratan. Persyaratan tersebut meliputi:
A. Susunan makanan
Unsur-unsur yang diperlukan dalam media meliputi air, sumber karbon, sumber
nitrogen, vitamin, mineral dan gas. Bakteri peka terhadap kekeringan sehingga
perlu air yang cukup sehingga kondisi tetap selalu lembab. Untuk sumberkarbon
dapat digunakan senyawa karbon sederhana seperti CO2, CH4 atau senyawa
karbon kompleks seperti gula (misal: glukosa, laktosa, sukrosa dan lain
sebagainya). Senyawa Nitrogen dapat berasal dari senyawa nitrogen sederhana
seperti NH3 atau nitrogen yang lebih kompleks seperti pepton dan asam amino.
Mineral yang sering dibutuhkan dalam media adalah K, Mg, Na, Zn, P, S dan Cl.
Beberapa bakteri membutuhkan vitamin K (misal : Bacteriodes melanogenicus)
dan juga gas (misal:Gonococcus membutuhkan CO2), namun ada juga bakteri
tertentu justru mati jika ada oksigen (bakteri anaerob).

B. Temperatur
Bakteri agar dapat tumbuh optimal membutuhkan suhu tertentu. Umumnya bakteri
patogen membutuhkan suhu sekitar 37oC sesuai dengan suhu tubuh manusia
walaupun ada juga bakteri yang membutuhkan suhu tinggi seperti Camphylobacter
(42oC).

C. Tekanan osmose
Secara umum untuk pertumbuhannya, bakteri membutuhkan media isotonik.
Apabila media bersifat hipotonik maka bakteri akan mengalami plasmoptysis dan
apabila bersifat hipertonik, bakteri akan mengalami plasmolysis.

D. Derajat keasaman (pH)


Sebagian besar bakteri membutuhkan pH sekitar netral. Namun beberapa bakteri
butuh perlakuan khusus sebagai contoh bakteri Vibrio yang membutuhkan pH
alkali sekitar 8-10 untuk dapat tumbuh optimal.

4
E. Sterilitas
Sterilitas merupakan hal yang mutlak dibutuhkan untuk melakukan pemeriksaan
mikrobiologi, karena bakteri yang diharapkan tumbuh adalah bakteri penyebab.
Jika media yang digunakan tidak steril maka tidak dapat dibedakan apakah yang
tumbuh merupakan bakteri yang dibutuhkan atau hanya sekedar bakteri
kontaminan

2.5 Media Pertumbuhan Bakteri


A. Enrichment Media
Perbenihan yang digunakan untuk memperbanyak bakteri/menumbuhkan bakteri
menjadi lebih banyak.
1. Geolliti
Kegunaan : Enrichment media khusus staphylococcus (terutama bakteri
Staphylococcus aureus)
Prinsip kerja : Pertumbuhan staphylococcus dinaikan oleh piruvat, glysin, dalam
konsentrasi manitol yang tinggi, kontaminasi dari gram negative dihambat lithium
clorida,sementara kontaminasi gram positif lain dihambat oleh tellurit.
Micrococcus di cegah sampai derajat tertentu karena kondisi anaerob.pertumbuhan
Staphylococcus dapat diketahui denangan timbulnya warna hitam pada media
karena reduksi tellurit menjadi methalik tellurium.
Kandungan : potassium tellurit trihidrat
Hasil positif (tersangka) : warna media berubah menjadi hitam.

Geoliti yang belum di tumbuhi bakteri dan Geolliti tersangka Bakteri S. aureus
2. Pepton Alkalis
Kegunaan :Enrichment Media khusus (Vibrio cholera).
Kandunang : pepton, NaCl
Tutup tabung: Kapas kuning

5
Hasil positif (tersangka) : media menjadi keruh

Pepton alkalis yang belum ditumbuhi bakteri dan Pepton tersangka Bakteri V.
cholera
3. Selenite
Kegunaan : Enrichment media bersifat khusus/selektif (bakteri : Salmonella)
Prinsip kerja : selenite menghambat pertumbuhan bakteri coliform enteric dan
enterocccus,sebagian besar pada saat 6-12 jam pertama dari inkubasi. Salmonella,
proteus, pseudomonas tidak dihambat.
Kandungan : pepton dari daging, laktosa, sodium selenitte, dipotassium hydrogen
phospatase, potassium dihidrogen phospatase.
Tutup tabung : Kapas putih ungu
Hasil positif (tersangka) : keruh

Selenite yang belum di tumbuhi bakteri dan Selenite tersangka Bakteri Salmonella
4. Cook Meat Medium (CMM)
Kegunaan : Enrichment media bersifat khusus ( Bakteri : Clostridium sp.)
Prinsip kerja : Ciran paraffin menyediakan kondisi pertumbuhan yang baik untuk
mikroorganisme anaerobic.
Kandungan : daging sapi hati, campuran pepton, NaCl
Tutup tabung :Kapas putih
Hasil positif (tersangka) : Daging terangkat (sakarolisa) atau hancur (proteolisa)

6
CMM yang belum di tumbuhi bakteri dan CMM tersangka Clostridium
(Kemungkinan sangat besar)
B. Media Identifikasi
Media identifikasi adalah perbenihan yang digunakan untuk menentukan jenis
bakteri. Biasanya digunakan beberapa media bersama-sama.
1. Gula-gula.

Urutan :
-Tutup, kapas putih kuning: Glukosa
-Tutup, kapas putih ungu: Laktosa
-Tutup,kapas putih hijau : Manitol
-Tutup,kapas putih merah :Maltosa
-Tutup,Kapas putih biru :Sakarosa.
Positif memfermentasikan gula-gula :warna merah larutan berubah menjadi
kuning.
Ada tidaknya gas pada tabung durham glukosa juga harus dilihat.

Gambar : +(gas), +,+, +, +

7
2. Sulfur Indol Motility (SIM)

-Sulfur H2S + : Bakteri dalam media berwarna hitam.


Contoh : Salmonella

H2S dan indol positif


-Indol positif : Bila ditambah Larutan kovak/indol akan muncul warna merah.
Contoh bakteri : E. coli

Motility dan indol positif (pertumbuhan Bakteri menyebar)


3. Simon Citrat (SC)

8
Kegunaan :
Untuk identifikasi mikroorganisme (terutama entrobacteriaceae dan jenis fungi
tertentu) berdasarkan kemampuan nya memetabolisme citrate, sebagai sumber
karbohidrat.
Prinsip kerja:
Metabolisme citrate menyebabkan alkalinitas dari medium,yang diindikasikan
dengan perubahan warna media dari PH indikator bromothymol blue menjadi biru
tua.
Kandungan :
Ammonium dihidrogen phospat, dipotasium hydrogen phospat, NaCl,
Bromothimol blue, agar.
Hasil positif : Warna media berubah menjadi biru tua.
Contoh :
Bakteri E coli (-), Pseudomonas aerogenosa (+)

Gambar SC (+) .
4. TSIA
Untuk identifikasi enterobactericeae.
Prinsip:

9
Penurunan gula dan diiringi produksi asam dideteksi dengan PH indikator
phenol red, yang merubah warna dari merah-orange menjadi kuning,pada
alkalinitas berubah menjadi merah pekat. Thiosulfat direduksi oleh hydrogen
sulfidaa oleh beberapa spesies, hydrogen sulfide bereaksi dengan iron salt
membentuk besi sulfide hitam.
Kandungan :
Pepton dari kasein, pepton daridaging, ekstrak yeast, ekstrak daging, sodum
clorida, sukrosa, glukosa, ammonium iron(III) citrate,sodium thiosulfat, phenol
red, agar-agar.
Pembuatan :
Larutkan TSIA bubuk 65 g/L aquades, pindahkan ke dalam tabung reaksi,
autoclaf 25 menit pada suhu 121 0C,miringkan media sampai mengeras.
PH 7.4 ± 0.2 pada suhu 25 0C.
5. Nitrat Agar

Gambar : Nitrat Agar.


Hasil positif (+) : jika setelah ditumbuhi bakteri (24 jam suhu 37 0C) di genangi
reagen reagen nitri I (2tts) dan regen nitrit II (2tts) akan timbul warna merah-
hitam.
Tutup tabung : Merah biru

Gambar : Nitrat reduksi tes +


6. Urea

10
Untuk difrensiasi mikroorganisme yang dapat menurunkan/bereaksi urea
Prinsip kerja:
Urea dihidrolisis menjadi karbon diokside dan ammoniak oleh enzim urase.
Ammonia yang dibentuk kemudian membuat media menjadi alkali, reaksi ini
dideteksi menggunakan indicator phenol red yang mengubah warna kuning
media menjadi ungu/merah.
Kandungan:
Pepton dari danging, glukosa, NaCl, Pottasium dihydrogen phosphate, phenol
red, agar-agar.
Pembuatan:
Larutkan urea bubuk 21 g/L akuades, autoclaf (15 menit 121 0C),dinginkan
sampai 45-55 0 C dan tambah 50 ml urea 40% dari larutan urea 40% yang di
saring dan disterilisasi. Diamkan dalam keadaan miring sampai mengeras.
PH 6.8 ± 0.2 pada suhu 25 0C
Urea positif :
Klebiella, proteus, Enterobacter, Citobacter, .

Gambar : bakteri yang memfermentasiakan urea (urea +)


Positif :
Bila bakteri yang ditanam pada urea 24 jam inkubasi 37 0C membentuk warna
ungu pada urea agar.
Contoh Bakteri yang urea + : Proteus, Morganella
Tutup tabung : kapas ungu
7. Lysin Iron Agar (LIA).
Kegunaan :
Untuk deteksi bersama dari lycine decarboxilase (lCD) dan hidrogensulfida
indentifikasi dari bakteri citobacter, khususnya salmonella dan Arizona.
Prinsip kerja :

11
Lysin di karboksilase oleh mikroorganisme member LCD positif member amin
cadaverin yang menyebabkan PH indicator bromocresol ungu berubah
warnanya menjadi violet. Karena dekarboksilasi hanya terjadi pada media asam
( PH < 6.0 ),kultur media harus diasamkan terlebih dahulu oleh fermentasi
glukosa. Oleh karena itu hanya dapat digunakan untuk difrensiasi
mikroorganisme yang dapat memfermentasi glukosa.
Mikroorganisme memfermentasi glukosa tapi LCD negative ,menyebabkan
media berubah menjadi kuning. Perpanjangan inkubasi alkalinitas dari
permukaan media dapat terjadi perubahan warna hasil menjadi violet. Produksi
H2S menyebabkan penghitaman media karena bentuk dari iron sulfide.
Pengecualian beberapa strain Proteus morganii,deaminase lysine membentuk
alfa ketokarbocilik acid, campuran ini berekasi dengan iron salt dekat
permukaan medium, dibawah pengaruh oksigen berbentuk gabungan coklat
kemerah-merahan.
Kandungan :
Pepton dari daging, ektrak yeast, glukosa (D+), Lysin monohidroclorida,
sodium thiosulfat, ammonium iron III citrate, bromocrecol purple, agar-agar

LIA yang belum ditumbuhi bakteri, LIA +, dan LIA –


Positif (+) : Jika setelah ditumbuhi bakteri ( 24 jam inkubasi 37C) warna agar
bertambah ungu.
Negatif (-) : Jika setelah di tumbuhi bakteri ( 24 jam inkubasi 37 C ) agar
berubah warna.
Tutup tabung : merah

12
8. MIO agar

MIO yang belum ditumbuhi bakteri dan MIO (–)


Positif : Sama seperti pada LIA, warna media jadi tambah pekat
Tutup tabung : Kapas putih
9. Arginin

Positif :Tidak berubah warna.


10. Phenil Alanin Agar (PAA)

PAA yang belum ditumbuhi bakteri dan PAA +


Positif : Koloni bakteri pada PAA (sebelumnya inkubasi 24 jam) bila di tetesi
FeCl3(Ferri chloride 10% ) akan berwarna hijau-biru.
Contoh + :Proteus sp.
tutup tabung : Putih hijau

13
11. Bile Aesculin agar (BE)

BE positif (+) : Jika setelah ditumbuhi bakteri ( 24 jam inkubasi 37 0C) warna
agar menjadi berwarna hitam.
Contoh : S. fecalis.
Tutup tabung : kapas biru hitam
12. Nutrien gelatin

Kegunaan : Menentukan perhitungan mikroba dari air atau deteksi


mikroorganisme yang yang dapat /menurunkan mengencerkan gelatin.
Prinsip kerja : Mikroorganisme yang menurunkan gelatin menyebabkan
pengenceran di sekitar koloni.
Kandungan : Pepton dari daging, ekstrak daging, gelatin.
13. Dnase Agar
Kegunaan : Untuk identifikasi mikroorganisme, khususnya Staphylococcus
yang Dnase +
Prinsip kerja : Koloni memproduksi Hidrolisa Dnase asam deoksiribonukleat
isi dari media ini berada di sekitar mereka. Kalau medium degenangi atau
diasami dengan HCl 1N, DnA mengendap/kekeruhan dan zona terang terlihat
disekitar koloni yang Dnase positif
Kandungan : Tryptose, NaCl,deoksi ribonukleat acid,agar.
Cara pembuatan: Larutkan 42 g/L aquades,autoclave 15 menit 121 0C
tuangkan ke plate.Ph 7.3 ± 0.2 pada suhu 25 C

14
14. BCA (Bacillus Cereus Agar)
Kegunaan : identifikasi B. cerues
Positif : Jika setelah ditumbuhi bakteri ( 24 jam inkubasi 37C) warna media
disekitar koloni berubah menjadi biru.

BCA +

15. Amilase
Bakteri Amilase nya + : Jika ditanam pada MH plate,setelah inkubasi 24 jam
37 0 C digenangi lugol/gram B terdapat zona disekitar koloni.

Gambar: Amilase +

15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Media pertumbuhan bakteri atau media kultur bakteri adalah cairan atau gel yang
di desain untuk mendukung pertumbuhan mikroorganisme dan sel. Media berfungsi
sebagai tempat tinggal, sumber makanan, dan penyedia nutrisi bagi mikroorganisme
yang akan dibiakan pada media, selain itu media juga berfungsi untuk membiakkan,
mengasingkan, mengirimkan dan meyimpan mikroorganisme dalam waktu yang lama di
laboratorium. Media juga memiliki bentuk, jenis, sifat yang berbeda-beda.
3.2 Saran
Saat melakukan pemeriksaan laboratorium dan pada pembuatan media
pertumbuhan bakteri harus memperhatikan metode yang benar agar tidak terjadinya
kesalahan serta hasil yang tidak akurat dan terjamin ketepatan dan ketelitianya.

16
DAFTAR PUSTAKA

 From
http://duniaanaliskesehatanindonesia.blogspot.com/2014/10/media-bagian-1.html, 06
Agustus 2020
 From
http://duniaanaliskesehatanindonesia.blogspot.com/2014/10/media-bakteriologi-
bagian-2.html , 06 Agustus 2020
 From
http://duniaanaliskesehatanindonesia.blogspot.com/2014/10/media-identifikasi-media-
identifikasi.html, 06 Agustus 2020
 Farida Juliantina, from
https://fk.uii.ac.id/mikrobiologi/materi/media/ , 06 Agustus 2020
 Ricky Febriyanto, from
file:///C:/Users/acer/AppData/Local/Temp/Modul%20Praktikum%204%20Membuat
%20Medium.pdf , 06 Agustus 2020
 Ridwan, from
http://muhammadridwan211196.blogspot.com/2017/07/makalah-media-pertumbuhan-
bakteri.html, 06 Agustus 2020

17

Anda mungkin juga menyukai