Dosen Pembimbing :
Nyoman Mastra, SKM., S.Pd., M.Si
I Nyoman Jirna, SKM.,M.Si
Burhannuddin,S.Si.,M.Biomed
Kelas : 3 C
Kelompok 4
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Bakteriologi III yang
berjudul “Media Pertumbuhan untuk Pemeriksaan Bakteriologi” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Dosen pada
mata kuliah Bakteriologi II. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Media Pertumbuhan untuk Pemeriksaan Bakteriologi bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Burhannuddin, Nyoman Mastra, dan I
Nyoman Jirna selaku Dosen mata kuliah Bakteriologi II yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni.
Kami menyadari, makalah yang kamitulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun dan memotivasi akan kaminantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
B. Media Cair
Media dalam wujud cair yang digunakan untuk perbenihan/memperkaya
sebelum dikultur pada media padat. Media ini tidak dapat digunakan untuk
mempelajari koloni. Contoh media cair: media kaldu, alkali pepton, 7H9 dan lain-lain.
3
6. Media identifikasi : Perbenihan yang digunakan untuk menentukan jenis
bakteri/identifikasi.Biasanya digunakan beberapa media bersama-sama
Untuk dapat menjadi media yang baik untuk pertumbuhan mikroba yang diharapkan,
media memiliki persyaratan. Persyaratan tersebut meliputi:
A. Susunan makanan
Unsur-unsur yang diperlukan dalam media meliputi air, sumber karbon, sumber
nitrogen, vitamin, mineral dan gas. Bakteri peka terhadap kekeringan sehingga
perlu air yang cukup sehingga kondisi tetap selalu lembab. Untuk sumberkarbon
dapat digunakan senyawa karbon sederhana seperti CO2, CH4 atau senyawa
karbon kompleks seperti gula (misal: glukosa, laktosa, sukrosa dan lain
sebagainya). Senyawa Nitrogen dapat berasal dari senyawa nitrogen sederhana
seperti NH3 atau nitrogen yang lebih kompleks seperti pepton dan asam amino.
Mineral yang sering dibutuhkan dalam media adalah K, Mg, Na, Zn, P, S dan Cl.
Beberapa bakteri membutuhkan vitamin K (misal : Bacteriodes melanogenicus)
dan juga gas (misal:Gonococcus membutuhkan CO2), namun ada juga bakteri
tertentu justru mati jika ada oksigen (bakteri anaerob).
B. Temperatur
Bakteri agar dapat tumbuh optimal membutuhkan suhu tertentu. Umumnya bakteri
patogen membutuhkan suhu sekitar 37oC sesuai dengan suhu tubuh manusia
walaupun ada juga bakteri yang membutuhkan suhu tinggi seperti Camphylobacter
(42oC).
C. Tekanan osmose
Secara umum untuk pertumbuhannya, bakteri membutuhkan media isotonik.
Apabila media bersifat hipotonik maka bakteri akan mengalami plasmoptysis dan
apabila bersifat hipertonik, bakteri akan mengalami plasmolysis.
4
E. Sterilitas
Sterilitas merupakan hal yang mutlak dibutuhkan untuk melakukan pemeriksaan
mikrobiologi, karena bakteri yang diharapkan tumbuh adalah bakteri penyebab.
Jika media yang digunakan tidak steril maka tidak dapat dibedakan apakah yang
tumbuh merupakan bakteri yang dibutuhkan atau hanya sekedar bakteri
kontaminan
Geoliti yang belum di tumbuhi bakteri dan Geolliti tersangka Bakteri S. aureus
2. Pepton Alkalis
Kegunaan :Enrichment Media khusus (Vibrio cholera).
Kandunang : pepton, NaCl
Tutup tabung: Kapas kuning
5
Hasil positif (tersangka) : media menjadi keruh
Pepton alkalis yang belum ditumbuhi bakteri dan Pepton tersangka Bakteri V.
cholera
3. Selenite
Kegunaan : Enrichment media bersifat khusus/selektif (bakteri : Salmonella)
Prinsip kerja : selenite menghambat pertumbuhan bakteri coliform enteric dan
enterocccus,sebagian besar pada saat 6-12 jam pertama dari inkubasi. Salmonella,
proteus, pseudomonas tidak dihambat.
Kandungan : pepton dari daging, laktosa, sodium selenitte, dipotassium hydrogen
phospatase, potassium dihidrogen phospatase.
Tutup tabung : Kapas putih ungu
Hasil positif (tersangka) : keruh
Selenite yang belum di tumbuhi bakteri dan Selenite tersangka Bakteri Salmonella
4. Cook Meat Medium (CMM)
Kegunaan : Enrichment media bersifat khusus ( Bakteri : Clostridium sp.)
Prinsip kerja : Ciran paraffin menyediakan kondisi pertumbuhan yang baik untuk
mikroorganisme anaerobic.
Kandungan : daging sapi hati, campuran pepton, NaCl
Tutup tabung :Kapas putih
Hasil positif (tersangka) : Daging terangkat (sakarolisa) atau hancur (proteolisa)
6
CMM yang belum di tumbuhi bakteri dan CMM tersangka Clostridium
(Kemungkinan sangat besar)
B. Media Identifikasi
Media identifikasi adalah perbenihan yang digunakan untuk menentukan jenis
bakteri. Biasanya digunakan beberapa media bersama-sama.
1. Gula-gula.
Urutan :
-Tutup, kapas putih kuning: Glukosa
-Tutup, kapas putih ungu: Laktosa
-Tutup,kapas putih hijau : Manitol
-Tutup,kapas putih merah :Maltosa
-Tutup,Kapas putih biru :Sakarosa.
Positif memfermentasikan gula-gula :warna merah larutan berubah menjadi
kuning.
Ada tidaknya gas pada tabung durham glukosa juga harus dilihat.
7
2. Sulfur Indol Motility (SIM)
8
Kegunaan :
Untuk identifikasi mikroorganisme (terutama entrobacteriaceae dan jenis fungi
tertentu) berdasarkan kemampuan nya memetabolisme citrate, sebagai sumber
karbohidrat.
Prinsip kerja:
Metabolisme citrate menyebabkan alkalinitas dari medium,yang diindikasikan
dengan perubahan warna media dari PH indikator bromothymol blue menjadi biru
tua.
Kandungan :
Ammonium dihidrogen phospat, dipotasium hydrogen phospat, NaCl,
Bromothimol blue, agar.
Hasil positif : Warna media berubah menjadi biru tua.
Contoh :
Bakteri E coli (-), Pseudomonas aerogenosa (+)
Gambar SC (+) .
4. TSIA
Untuk identifikasi enterobactericeae.
Prinsip:
9
Penurunan gula dan diiringi produksi asam dideteksi dengan PH indikator
phenol red, yang merubah warna dari merah-orange menjadi kuning,pada
alkalinitas berubah menjadi merah pekat. Thiosulfat direduksi oleh hydrogen
sulfidaa oleh beberapa spesies, hydrogen sulfide bereaksi dengan iron salt
membentuk besi sulfide hitam.
Kandungan :
Pepton dari kasein, pepton daridaging, ekstrak yeast, ekstrak daging, sodum
clorida, sukrosa, glukosa, ammonium iron(III) citrate,sodium thiosulfat, phenol
red, agar-agar.
Pembuatan :
Larutkan TSIA bubuk 65 g/L aquades, pindahkan ke dalam tabung reaksi,
autoclaf 25 menit pada suhu 121 0C,miringkan media sampai mengeras.
PH 7.4 ± 0.2 pada suhu 25 0C.
5. Nitrat Agar
10
Untuk difrensiasi mikroorganisme yang dapat menurunkan/bereaksi urea
Prinsip kerja:
Urea dihidrolisis menjadi karbon diokside dan ammoniak oleh enzim urase.
Ammonia yang dibentuk kemudian membuat media menjadi alkali, reaksi ini
dideteksi menggunakan indicator phenol red yang mengubah warna kuning
media menjadi ungu/merah.
Kandungan:
Pepton dari danging, glukosa, NaCl, Pottasium dihydrogen phosphate, phenol
red, agar-agar.
Pembuatan:
Larutkan urea bubuk 21 g/L akuades, autoclaf (15 menit 121 0C),dinginkan
sampai 45-55 0 C dan tambah 50 ml urea 40% dari larutan urea 40% yang di
saring dan disterilisasi. Diamkan dalam keadaan miring sampai mengeras.
PH 6.8 ± 0.2 pada suhu 25 0C
Urea positif :
Klebiella, proteus, Enterobacter, Citobacter, .
11
Lysin di karboksilase oleh mikroorganisme member LCD positif member amin
cadaverin yang menyebabkan PH indicator bromocresol ungu berubah
warnanya menjadi violet. Karena dekarboksilasi hanya terjadi pada media asam
( PH < 6.0 ),kultur media harus diasamkan terlebih dahulu oleh fermentasi
glukosa. Oleh karena itu hanya dapat digunakan untuk difrensiasi
mikroorganisme yang dapat memfermentasi glukosa.
Mikroorganisme memfermentasi glukosa tapi LCD negative ,menyebabkan
media berubah menjadi kuning. Perpanjangan inkubasi alkalinitas dari
permukaan media dapat terjadi perubahan warna hasil menjadi violet. Produksi
H2S menyebabkan penghitaman media karena bentuk dari iron sulfide.
Pengecualian beberapa strain Proteus morganii,deaminase lysine membentuk
alfa ketokarbocilik acid, campuran ini berekasi dengan iron salt dekat
permukaan medium, dibawah pengaruh oksigen berbentuk gabungan coklat
kemerah-merahan.
Kandungan :
Pepton dari daging, ektrak yeast, glukosa (D+), Lysin monohidroclorida,
sodium thiosulfat, ammonium iron III citrate, bromocrecol purple, agar-agar
12
8. MIO agar
13
11. Bile Aesculin agar (BE)
BE positif (+) : Jika setelah ditumbuhi bakteri ( 24 jam inkubasi 37 0C) warna
agar menjadi berwarna hitam.
Contoh : S. fecalis.
Tutup tabung : kapas biru hitam
12. Nutrien gelatin
14
14. BCA (Bacillus Cereus Agar)
Kegunaan : identifikasi B. cerues
Positif : Jika setelah ditumbuhi bakteri ( 24 jam inkubasi 37C) warna media
disekitar koloni berubah menjadi biru.
BCA +
15. Amilase
Bakteri Amilase nya + : Jika ditanam pada MH plate,setelah inkubasi 24 jam
37 0 C digenangi lugol/gram B terdapat zona disekitar koloni.
Gambar: Amilase +
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Media pertumbuhan bakteri atau media kultur bakteri adalah cairan atau gel yang
di desain untuk mendukung pertumbuhan mikroorganisme dan sel. Media berfungsi
sebagai tempat tinggal, sumber makanan, dan penyedia nutrisi bagi mikroorganisme
yang akan dibiakan pada media, selain itu media juga berfungsi untuk membiakkan,
mengasingkan, mengirimkan dan meyimpan mikroorganisme dalam waktu yang lama di
laboratorium. Media juga memiliki bentuk, jenis, sifat yang berbeda-beda.
3.2 Saran
Saat melakukan pemeriksaan laboratorium dan pada pembuatan media
pertumbuhan bakteri harus memperhatikan metode yang benar agar tidak terjadinya
kesalahan serta hasil yang tidak akurat dan terjamin ketepatan dan ketelitianya.
16
DAFTAR PUSTAKA
From
http://duniaanaliskesehatanindonesia.blogspot.com/2014/10/media-bagian-1.html, 06
Agustus 2020
From
http://duniaanaliskesehatanindonesia.blogspot.com/2014/10/media-bakteriologi-
bagian-2.html , 06 Agustus 2020
From
http://duniaanaliskesehatanindonesia.blogspot.com/2014/10/media-identifikasi-media-
identifikasi.html, 06 Agustus 2020
Farida Juliantina, from
https://fk.uii.ac.id/mikrobiologi/materi/media/ , 06 Agustus 2020
Ricky Febriyanto, from
file:///C:/Users/acer/AppData/Local/Temp/Modul%20Praktikum%204%20Membuat
%20Medium.pdf , 06 Agustus 2020
Ridwan, from
http://muhammadridwan211196.blogspot.com/2017/07/makalah-media-pertumbuhan-
bakteri.html, 06 Agustus 2020
17