Anda di halaman 1dari 17

STERILISASI DAN PEMBUATAN MEDIA TANAM

DISUSUN OLEH :

SITI ROKAYAH 34.19.0309

PROGRAM STUDI DIPLOMA III FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SURYA GLOBAL

YOGYAKARTA

2020
KATA PENGANTAR

‫هللا رب العالمين وبه نستعين و على امور الدنيا و الدين و الصالة و السالم على أشرف األنبياء و المرسلين وعلى اله و صحبه‬
‫اجمعين اما بعد‬

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Yang Maha Esa, yang telah memberikan
rahmat serta ni’mat kepada penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan Makalah farmasetika
Dasar yang berjudul “STELIRISASI DAN PEMBUATAN MEDIA TANAM ”.

Pada kesempatan kali ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang
membantu terselesaikannya makalah ini yaitu kepada ibu dosen serta rekan-rekan yang telah
banyak membantu baik pemikiran maupun semangat yang membuat penulis dapat
menyelesaikan makalah ini.

Semoga Allah yang Maha Esa membalas segala kebaikan yang telah diberikan kepada
penulis.

Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat dibutuhkan oleh penulis.

Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
berkopenten dan semoga makalah ini dapat diterima dan disetujui.

Yogyakarta, 27 maret 2020

Penulis
BAB
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
  
Kelangsungan hidup dan pertumbuhan mikroorganisme dipengaruhi oleh adanya nutrisi dan
factor lingkungan. Bahan nutrisi yang tersedia dapat berupa bahan alami dan dapat pula bahan
sintetis. Bahan nutrisi yang digunakan mikroorganisme biasanya berupa senyawa sederhana yang
tersedia secara langsung atau berasal dari senyawa yang kompleks yang kemudian dipecah oleh
mikroorganisme menjadi senyawa yang sederhana melalui proses enzimatik. Bahan nutrisi ini
dapat berupa cairan atau padatan setengah padat (semi solid) yang disebut sebagai media.
Mikroorganisme terdapat dimana saja, hampir disetiap tempat. Bahkan benda-benda, air
minum, makanan kita sehari-hari yang kita anggap sudah steril dan bersih, setelah diteliti lagi
ternyata masih banyak terdapat mikroorganisme didalamnya. Keberadaan mikroorganisme ini
tentu saja ada yang membahayakan dan ada juga yang tidak.
Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi
(nutrient) yang digunakan oleh suatu mikroorganisme untuk tumbuh dan berkembangbiak pada
media tersebut. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi pada media berupa molekul-molekul
kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel-nya. Media pertumbuhan juga bisa digunakan
untuk mengisolasi mikroorganisme, identifikasi, dan membuat kultur murni. Media berfungsi
sebagai tempat tinggal, sumber makanan, dan penyedia nutrisi bagi mikroorganisme yang akan
dibiakan pada media, selain itu media juga berfungsi untuk membiakkan, mengasingkan,
mengirimkan dan meyimpan mikroorganisme dalam waktu yang lama di laboratorium. Media
berdasarkan sifat terbagi menjadi 3 yaitu Media padat, Media semi padat semi cair, Media cair.
Media berdasarkan Komposisi/susunannya terdiri atas Media Sintesis, semi sintesis, dan media
non sintesis. Berdasarkan tujuan yaitu media selektif atau penghambat dan media diperkaya.
Jenis Media yang sering digunakan, yaitu Nutrient Agar, Nutrient Broth (NB), PDA (Potato
Dextrose Agar), Salmonella Shigella (SS) Agar, Eosin Methylene Blue Agar (EMBA). Secara
umum sterilisasi merupakan proses pemusnahan kehidupan khususnya mikroba dalam suatu
wadah ataupun peralatan laboratorium. Sterilisasi dalam Mikrobiologi adalah suatu proses untuk
mematikan semua mikroorgansime yang terdapat pada atau didalam suatu benda. Ada tiga cara
utama yang umum dipakai dalam sterilisasi yaitu menggunakan uap dari air yang mendidih
selama beberapa menit, yang kedua dengan menggunakan autoklave, atau yang ketiga dengan
penyaringan atau filtrasi. Pada proses setrilisasi dan penyiapan media ini, kita harus
memperhatikan beberapa hal, tujuanya adalah agar bahan yang kita siapkan tidak terkontaminasi
oleh mikroba yang tidak kita kehendaki. Sterilisasi yang baik dapat mencegah tumbuhnya
mikroba lain yang tidak diharapkan dalam bahan yang telah disterilisasi. Teknik sterilisasi yang
digunakan berbeda antara satu dengan lainnya, tergantung dari jenis material yang digunakan.
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi juga harus dalam keadaan steril atau
bebas dari kuman serta bakteri, virus dan jamur. Untuk mensterilkannya diperlukan pula
pengetahuan tentang cara-cara dan teknik sterilisasi. Hal ini dilakukan karena alat- alat yang
digunakan pada laboratorium mikrobiologi memiliki teknik sterilisasi yang berbeda. Oleh karena
itu, diadakanlah praktikum “Pembuatan media dan sterilisasi” ini guna memberikan pemahaman
kepada kita tentang hal-hal yang berkaitan dengan sterilisasi dan pembuatan media serta
menambah pengetahuan dan keterampilan tentang teknik atau tata cara sterilisasi dan pembuatan
media dalam mikrobiologi.

Praktikum yang melibatkan mikroba atau bahan-bahan kimia sebagai bahan eksperimen
tentu harus diawali dengan yang namanya sterilisasi. Sterilisasi biasa dilakukan baik pada
peralatan-peralatan maupun bahan-bahan yang akan digunakan dalam praktikum khususnya
mikrobiologi. Sterilisasi dalam mikrobiologi merupakan suatu cara atau usaha untuk
membebaskan alat-alat atau bahan-bahan dari segala macam bentuk kehidupan terutama mikroba
agar tidak terkontaminasi dengan bahan lain atau mikroba yang tidak diinginkan. Sterilisasi perlu
dilakukan agar dalam praktikum hanya biakan murni saja yang ada tanpa kontaminasi
mikroorganisme lain. Biakan murni adalah biakan yang hanya terdapat satu spesies mikroba atau
hasil perbanyakan akan satu sel mikroba.
Biakan murni dapat dibuat, medium harus steril sebelum inokulasi, yaitu kita harus yakin
bahwa tidak ada organisme hidup berada dalam medium jika di inokulasi. Metode yang lazim
digunakan untuk mensterilkan media adalah menempatkan dalam autoklaf. Autoklaf
menggunakan uap bertekanan untuk menaikkan suhu barang yang disterilkan sampai suatu taraf
yang mematikan semua bentuk kehidupan. Untuk sterilisasi rutin, autoklaf biasanya dioprasikan
pada tekanan uap 15 lb/in2. Pada tekanan ini suhu menjadi 121oC, waktu yang diperlukan pada
suhu ini adalah 15 menit untuk sterilisasi bahan dan 20 menit untuk sterilisasi peralatan-
peralatan, apabila medium berukuran besar disterilkan maka waktu yang diperlukan akan lebih
panjang, karena panas memerlukan waktu untuk menembus bahan tersebut. Berdasarkan uraian
diatas, maka dilakukan praktikum mengenai Berbagai Teknik Sterilisasi yang bertujuan untuk
mengetahui cara sterilisasi dan apa saja yang dilakukan dalam sterilisasi.
Makhluk hidup yang ada di bumi tidak hanya terdiri dari makhluk hidup yang dapat
dilihat oleh mata telanjang, tetapi ada juga mikroorganisme yang berukuran kecil dan hanya
dapat dilihat dengan menggunakan teknik dan peralatan khusus. Mikroorganisme ( jasad renik)
merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran sangat kecil. Mikroorganisme mempengaruhi
kehidupan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung yang bisa berperan sebagai
kawan maupun lawan bagi kehidupan manusia. Mikroorganisme juga merupakan makhluk
hidup, untuk memeliharannya dibutuhkan medium yang harus mengandung semua zat yang
diperlukan untuk pertumbuhannya antara lain senyawa –senyawa organik (protein, karbohidrat,
lemak, vitamin dan mineral)
Mikroorganisme dapat berkembang biak secara alami atau dengan campur
tangan manusia. Mikroorganisme yang dikembangkan oleh manusia di antaranya
melalui pertumbuhan menggunakan media. Pada pembuatan media ini, haruslah dimengerti
jenis-jenis nutrien yang diperlukan oleh bakteri dan juga keadaan lingkungan fisik
yang dapat menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhannya.
Pembiakan mikroba secara buatan memerlukan media pertumbuhan untuk menjadi
tempat tumbuh dan penyedia nutrien bagi mikroba. Media pertumbuhan terdiri dari garam
organik, sumber energi (karbon), vitamin dan zat pengatur tumbuh (ZPT).  Pembuatan media
ini dapat pula ditambahkan komponen lain seperti senyawa organik dan senyawa kompleks
lainnya.
Alat-alat yang digunakan dalam perkembangbiakan inipun harus ditsterilisasikan terlebih
dahulu. Hal tersebut dimaksudkan agar tidak ada organisme lain yang tidak diinginkan tumbuh
dalam media tersebut sehingga dapat menghambat pertumbuhan miikroorganisme yang akan
dibiakkan dalam media tersebut.

2. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana cara sterilisasi dan pembuatan media tanam
3. TUJUAN
Tujuan dari makalah ini yaitu untuk mengetahui cara sterilisasi dan pembuatan media tanam
BAB

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN

Sterilisasi adalah suatu proses di mana kegiatan ini bertujuan untuk membebaskan alat
ataupun bahan dari berbagai macam mikroorganisme. Suatu bahan bisa dikatakan steril apabila
bebas dari mikroorganisme hidup yang patogen maupun tidak baik dalam bentuk vegetatif
maupun bentuk nonvegetatif (spora) (Subaghdja, 2010).
Sterilisasi adalah suatu proses untuk membunuh semua jasad renik yang ada, jika
ditumbuhkan di dalam suatu medium tidak ada jasad renik yang dapat berkembang baik.
Sterilisasi harus dapat membunuh renik yang paling tahan panas yaitu spora bakteri
(Fardiaz,1992).
Adanya pertumbuhan mikroorganisme menunjukkan bahwa pertumbuhan bakteri masih
berlangsung dan tidak sempurnanya proses sterilisasi. Jika sterilisasi berlangsung sempurna,
maka spora bakteri yang merupakan bentuk paling resisten dari kehidupan mikrobia akan
diluluhkan (Lay dan Hatowo, 1992).
Pemilihan cara sterilisasi didasarkan pada sifat bahan yang akan disterilkan. Cara
sterilisasi yang umum digunakan secara rutin di laboratorium Mikrobiologi ialah dengan
pemanasan. Bila panas digunakan bersama-sama dengan uap air maka disebut sterilisasi panas
lembab, bila tanpa kelembaban disebut sterilisasi panas kering atau sterilisasi kering
(Ammi, dkk., 2013).
Menurut Ratna (1993), berikut ini adalah jenis proses sterilisasi:
a.       Sterilisasi basah atau sterilisasi panas lembab
Sterilisasi basah biasanya dilakukan di dalam autoklaf atau sterilisator uap yang mudah
diangkat (portable) dengan menggunakan air jenuh bertekanan pada suhu 121oC selama 15
menit. Maka sterilisasi basah dapat digunakan untuk mensterilkan bahan apa saja yang dapat
ditembus uap air (misalnya minyak) dan tidak rusak bila dipanaskan dengan suhu yang berkisar
antara 110oC dan 121oC. Bahan-bahan yang biasanya disterilkan dengan cara ini antara lain
medium biakan yang umum, air suling, peralatan laboratorium, biakan yang dibuang, medium
yang tercemar, dan bahan-bahan dari karet.
Ada 4 hal utama yang harus diingat bila melakukan sterilisasi basah:
1.      Sterilisasi bergantung pada uap, karena itu udara harus dikosongkan betul-betul dari ruang
sterilisator;
2.      Semua bagian bahan yang disterilkan harus terkena uap, karena itu tabung dan labu kosong
harus diletakkan dalam posisi tidur agar udara tidak terperangkap di dasarnya;
3.      Bahan-bahan yang berpori atau yang berbentuk cair harus permeabel terhadap uap;
4.      Suhu sebagaimana yang terukur oleh termometer harus mencapai 121oC dan dipertahankan
setinggi itu selama 15 menit.
b.      Sterilisasi kering
Sterilisasi kering atau sterilisasi panas kering dapat diterapkan dengan cara pemanasan
langung sampai merah, meayangkan di atas nyala api, pembakaran dan sterilisasi dengan udara
panas (oven). Pemanasan kering sering digunakan dalam sterilisasi alat-alat gelas di
laboratorium.
Dalam sterilisasi panas kering, bahan yang sering disterilkan adalah pipet, tabung reaksi, cawan
petri dari kaca, dan barang-barang pecah belah lainnya. Bahan-bahan yang disterilkan harus
dilindungi dengan cara membungkus, menyumbat atau menaruhnya dalam suatu wadah tertutup
untuk mencegah kontaminasi setelah dikeluarkan dari oven. Sebelum melakukan sterilisasi udara
panas kering ini terlebih dahulu membungkus alat-alat gelas dengan kertas payung atau
aluminium foil, setelah itu atur pengatur suhu oven menjadi 160 oC dan alat disterilkan selama 2
jam.

Menurut Ratna (1993), berikut adalah tabel daftar suhu dan waktu yang biasa digunakan untuk
sterilisasi panas kering dengan oven:

Suhu (oC) Waktu (jam)


170 1,0
160 2,0
150 2,5
140 3,0
c.       Sterilisasi uap
Uap panas pada suhu 100oC dapat digunakan dalam bentuk uap mengalir. Metode ini
mempunyai keterbatasan. Penggunaan uap mengalir dilakukan dengan proses sterilisasi
bertingkat untuk mensterilkan media kultur. Metode ini jarang memuaskan untuk larutan yang
mengandung bahan-bahan karena spora sering gagal tumbuh di bawah kondisi ini, karena bentuk
vegetatif dari kebanyakan bakteri tidak membentuk spora. Temperatur suhu titik mati bervariasi,
tetapi tidak ada bentuk non spora yang bertahan. Dalam prakteknya, suatu perpanjangan
pemaparan uap selama 20-60 menit akan membunuh semua bentuk vegetatif bakteri tapi tidak
akan menghancurkan spora. Untuk meyakinkan penghancuran spora, dilakukan sterilisasi
bertingkat. Proses ii dilakukan dengan waktu yang bervariasi, dari 20-60 menit setiap hari selama
3 hari. Setiap hari setelah sterilisasi bahan disimpan pada inkubator pada 37 oC. Prinsip dari
metode ini adalah pada saat pemaparan pertama, uap membunuh bakteri vegetatif tapi tidak
sporanya. Tapi pada saat bahan disimpan pada inkubator atau pada suhu ruangan selama 24 jam,
spora akan tumbuh ke dalam bentuk vegetatif. Spora yang telah tumbuh ini akan dimatikan pada
pemanasan hari ke dua. Kesuksesan dari proses ini tergantung pada spora yang berkembang ke
bentuk vegetatif selama masa istirahat.

d.      Penyaringan (filtrasi)
Penyaringan telah banyak digunakan untuk mensterilkan medium laboratorium dan
larutan yang dapat mengalami kerusakan jika dipanaskan. Penyaringan dengan ukuran pori-pori
0,45 mikron atau kurang akan menghilangkan jasad renik yang terdapat di dalam larutan
tersebut. Penyaring yang banyak digunakan terbuat dari gelas sinter, selulsa dan asbestos atau
penyaring Seitz. Pori-pori dari penyaring tersebut berkiras antara 0,22 sampai 10 mikron. Pori-
pori yang lebih kasar biasanya digunakan untuk penjernihan sebelum digunakan pori-pori yang
lebih halus, sehingga tidak terjadi penyumbatan. Penyaring yang biasa digunakan untuk bakteri
tidak dapat menahan atau menyaring virus atau mikoplasma.
Beberapa contoh bahan yang biasa disterilkan dengan cara ini adalah serum, larutan bikarbonat,
enzim, toksin, bakteri, medium sintetik tertentu, dan antibiotik.
Ada beberapa macam filter, yaitu:
1.      Filter Swinny
Sebuah adaptasi dari filter seitz, filter swinny mempunyai adaptor khusus yaitu terdiri dari
lapisan asbes, bersama dengan layer dan pencuci. Keutamaan untuk digunakan filter swinny
dibungkus dengan kertas dan autoklaf. Bagian yang dipotong dihubungkan pada spoit werlock
dan cairan dimasukkan ke potongan asbes dengan menggunakan tekanan pada sal spoit.
2.      Filter Fritted-Glass
Permeabilitas dari filter berbanding lurus dengan ukurannya. Setelah potongan dibentuk,
potongan disegel dengan pemanasan di dalam gelas pirex seperti corong buhcner.
3.      Filter Berkefeld dan Mandler
Mandler terbuat dari tanah silika murni, asbestos dan kalium sulfat. Berkefeld juga tersusun dari
tanah silika murni. Masing-masing filter bermuatan negatif.
4.      Filter Selas
Filter ini secara kimia bersifat resisten terhadap semua larutan yang tidak menyerang silika.
5.      Filter Candles-Pasteur-Chamberland
Terbuat dari pori porselen tak berkaca dengan pori kecil yang menghasilkan filtrasi lambat.

e.       Sterilisasi dengan desinfektan


Desinfektan adalah zat yang dapat membunuh bakteri. Senyawa kimia yang banyak
digunakan sebagai esinfektan antara lain: larutan AgNO3, CuSO4, HgCl2, ZnO, serta alkohol dan
campurannya. Zat-zat yang dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri dapat
dibagi atas garam-garam, logam, fenol, dan senyawa-senyawa lain yang sejenis,
formaldehida,yodium, alkohol, klor, zat warna, detergen, sulfonamida, dan antibiotik. Umumnya
bakteri yang muda kurang daya tahannya terhadap desinfektan daripada bakteri yang tua.
Kepekatan, konsentrasi dan lamanya berada di bawah pengaruh desinfetan merupkan faktor-
faktor yang berperan dalam sterilisasi jenis ini.

f.       Sterilisasi gas
Sterilisasi gas digunakan dalam pemaparan gas atau uap untuk membnih
mikroorganisme dan sporanya. Beberapa bahan kimia yang dapat digunakan untuk sterilisasi gas
adalah etilena oksida, asam parasetat, formaldehida dan glutaraldehida alkalin. Cara ini
diterapkan pada suhu kamar selama 2-18 jam tergantung pada bahan kimianya. Hal-hal yang
perlu diperhatikan dapat sterilisasi gas antara lain:
1)      Lamanya waktu yang diperlukan sesudah perlakuan untuk menghilangkan semua sisa bahan
kimia yang digunakan;
2)      Daya bahan bakar yang bersangkutan;
3)      Persyaratan peralatan;
4)      Biaya pelaksanaan.

g.      Sterilisasi dengan radiasi


Sterilisasi dengan radiasi dapat dilakukan dengan sinar gamma (sinar UV kadang
juga digunakan tetapi tidak begitu baik karena daya tembusnya lemah) namun penggunaannya
terbatas karena menuntut persyaratan keamanan dan biaya tinggi.
Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu substrat yang disebut
medium. Medium yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan
mikroorganisme tersebut harus sesuai susunannya dengan kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme
yang bersangkutan. Beberapa mikroorganisme dapat hidup baik pada medium yang sangat
sederhana yang hanya mengandung garam anorganik ditambah sumber karbon organik seperti
gula. Sedangkan mikroorganisme lainnya memerlukan suatu medium yang sangat kompleks
yaitu berupa medium ditambahkan darah atau bahan-bahan kompleks lainnya (Volk,1993).
Medium adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi (zat makanan) yang
dipakai untuk menumbuhkan mikroba termaksud bakteri patogen. Selain untuk menumbuhkan
mikrobia medium dapat digunakan pula untuk isolasi, memperbanyak, pengujian sifat-sifat
fisiologi dan perhitungan jumlah mikrobia(Khaeruni dan Satrah, 2017).
Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-
zat makanan atau nutrisi yang diperlukan oleh mikroorganisme untuk pertumbuhannya.
Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi di dalam media berupa molekul-molekul kecil yang
dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media, pertumbuhan dapat dilakukan dengan
isolasi mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media
pertumbuhannya.
Bahan dasar adalah air (H2O) sebagai pelarut dari agar-agar (rumput laut) dimana agar-
agar tersebut berfungsi sebagai pemadat media (Suhardi, 2013). Media biakan yang mampu
mendukung optimalisasi pertumbuhan milroorganisme harus dapat memenuhi persyaratan nutrisi
bagi mikroorganisme. unsur tersebut berupa garam organik, sumber energy (karbon), vitamin
dan zat pengatur tumbuh (ZPT). Selain itu dapat pula ditambahkan komponen lain seperti
senyawa organik dan senyawa kompleks lainnya (Suardana dkk, 2014).
Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat hara (nutrien) yang berguna
untuk membiakkan mikroba. Dengan menggunakan bermacam-macam media dapat dilakukan
isolasi, perbanyakan, pengujian sifat fisiologis dan perhitungan sejumlah mikroba. Supaya
mikroba dapat tumbuh baik dalam suatu media, maka medium tersebut harus memenuhi syarat-
syarat, antara lain:
1. harus mengandung semua zat hara yang mudah digunakan oleh mikroba,
2. harus mempunyai tekanan osmosis,
3. tegangan permukaan dan pH yang sesuai dengan kebutuhan mikroba yang akan tumbuh,
4. tidak mengandung zat-zat yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba,
5. harus berada dalam keadaan steril sebelum digunakan, agar mikroba yang ditumbuhkan
dapat tumbuh dengan baik (Sutedjo, 1991).
Saat ini media agar merupakan media yang sangat umum digunakan dalam penelitian-
penelitian mikrobiologi. Media agar ini memungkinkan untuk dilakukannya isolasi bakteri dari
suatu sampel, karakterisasi morfologi, sampai penghitungaan bakteri yang dikenal dengan nama
total plate count. Bentuk koloni bakteri dan warna-warninya mudah sekali dikenali dengan media
ini dengan cara mengubah komposisi nutrien atau menambahkan indikator. Komposisi media
bakteri dapat dimodifikasi sehingga dapat digolongkan menjadi media umum, media selektif
(bakteri tertentu saja yang dapat tumbuh) dan media diferensial (bakteri tumbuh dengan
memberikan ciri-ciri tertentu) (Achmad, 2007).
Agar-agar, gelatin atau gel silika merupakan bahan untuk membuat medium menjadi
padat. Namun, yang paling umum digunakan adalah agar-agar. Meskipun bahan utama agar-agar
adalah gelatin, yaitu suatu kompleks karbohidrat yang diekstraksi dari alga marin genus
Gelidium, namun sebagian besar mikroorganisme tidak dapat menggunakannya sebagai makanan
sehingga agar-agar dapat berlaku hanya sebagai pemadat (Hadioetomo, 1993).
Media dapat digolongkan berdasarkan bentuk, susunan kimianya, dan fungsinya.
Berdasarkan bentuknya terdiri dari media padat, media semi padat, dan media cair. Bahan
makanan yang dbutuhkan mikroorganisme dibagi menjadi tujuh golongan yaitu air, sumber
energi, sumber karbon, sumber aseptor elektron, sumber mineral, faktor tumbuh, dan sumber
nitrogen (Pujiati, 2012).
Menurut Pelczar (1996), klasifikasi medium berdasarkan fungsinya digolongkan menjadi
7 golongan, yaitu:
1.      Medium umum, merupakan media yang ditambahkan bahan-bahan yang bertujuan
menstimulasi pertumbuhan mikroba secara umum. Contoh: Nutrien Agar (NA) untuk
menstimulasi pertumbuhan bakteri, Potato Dextose Agar (PDA) untuk menstimulasi
pertumbuhan fungi.
2.      Medium khusus, merupakan medium untuk menentukan tipe pertumbuhan mikroba dan
kemampuannya untuk mengadakan perubahan-perubahan kimia tertentu. Contoh: medium tetes
tebu untuk Saccharomyces cerevisiae.
3.      Media diperkaya (enrichment media), merupakan media yang ditambahkan bahan-bahan
tertentu untuk menstimulasi pertumbuhan mikroba yang diinginkan. Hal ini dilakukan untuk
menstimulasi pertumbuhan mikroba yang jumlahnya sedikit dalam suatu campuran berbagai
mikroba. Contoh: Chocolatemedia dan Yeast-Extract-poptasium Nitrat Agar.
4.      Media selektif, merupakan media yang ditambahkan bahan-bahan tertentu yang akan
menghambat pertumbuhan mikroba yang tidak diinginkan yang ada dalam suatu spesimen.
Inhibitor yang digunakan berupa antibiotik, garam dan bahan-bahan kimia lainnya.
5.      Media differensial, merupakan media yang ditambahkan bahan-bahan kimia atau reagensia
tertentu yang menyebabkan mikroba yang tumbuh memperlihatkan perubahan-perubahan
spesifik sehingga dapat dibedakan dengan jenis lainnya.
6.      Medium penguji (Assay medium), merupakan medium dengan susunan ertentu yang digunakan
untuk pengujian senyawa-senyawa tertentu dengan bantuan bakteri. Contoh: medium untuk
menguji vitamin-vitamin, antibiotik, dan lain-lain.
7.      Medium perhitungan jumlah mikroba yaitu medium spesifik yang digunakan untuk
menghitung jumlah mikroba dalam suatu bahan. Contoh: medium untuk menghitung jumlah
bakteri E. Coli air sumur.
Medium harus mengandung nutrien yang merupakan substansi dengan berat molekul
rendah dan mudah larut dalam air. Nutrien ini adalah degradasi dari nutrien dengan molekul
yang kompleks. Nutrien dalam medium harus memenuhi kebutuhan dasar makhluk hidup, yang
meliputi air, karbon, energi, mineral dan faktor tumbuh (Label, 2008)
NA (Nutrien Agar) adalah medium yang digunakan sebagai media pertumbuhan
bakteri. Nutrient agar adalah medium yang diklasifikasikan sebagai medium sintetik terstruktur
karena tersusun oleh komponen yang pasti jenis dan kuantitasnya. NA di buat dengan komposisi
agar–agar yang sudah dipadatkan sehingga NA juga bisa disebut sebagai nutrisi padat yang
digunakan untuk menumbuhkan bakteri. Fungsi agar–agar hanya sebagai pengental namun
bukan zat makanan pada bakteri, agar dapat mudah menjadi padat pada suhu tertentu.
Medium Nutrient Agar adalah salah satu medium padat yang memiliki komposisi yaitu agar–
agar yang telah di panaskan dan mencair dengan suhu 950C (Sandra, 2013).
PDA (Potato Dextrose Agar) merupakan media yang sangat umum yang digunakan
untuk mengembangbiakkan dan menumbuhkan jamur dan khamir. Komposisi Potato Dextrose
Agar ini terdiri dari bubuk kentang, dextrose dan jugaagar. Bubuk kentang dan juga dextrose
merupakan sumber makanan untuk jamur dan khami. Potato Dextrose Agar  juga bisa digunakan
untuk menghitung jumlah mikroorganisme menggunakan metode Total Plate Count.
Perindustrian seperti industri makanan, industri produk susu dan juga kosmetik menggunakan
PDA untuk menghitung jumlah mikroorganisme pada sample mereka.Karena fungsinya yang
dapat mengembangbiakkan jamur, sekarang ini PDA juga banyak digunakan oleh pembudidayan
jamur seperti jamur tiram. Untuk memaksimalkan pertumbuhan bibit jamur, biasanya
pembudidaya mengatur kondisi pH yang rendah (sekitar 3,5) dan juga menambahkan asam atau
antibiotik untuk menghambat terjadinya pertumbuhan bakteri (Sugianto, 2012).

BAB III

METODE PERCOBAAN
1. Alat dan Bahan
2. Labu erlenmeyer
3. Tabung reaksi
4. Rak tabung
5. Cawan petri
6. Gelas ukur
7. Gelas beaker
8. Tali pengikat
9. Jarum ose
10. Kertas perkamen
11. Oven
12. Autoclaf
13. Bahan-bahan
14. Nutrient Agar (NA)
15. Nutrient Broth (NB)
16. Prosedur Kerja
17. Prosedur kerja sterilisasi
Prosedur sterilisasi dilakukan dengan cara membungkus alat-alat yang ingin disterilkan
dengan kertas perkamen dan mengikatnya dengan tali pengingat dan setelah itu alat dimasukkan
kedalam oven selama 1 jam.
1. Prosedur kerja pembuatan media
 Media NA (Nutrient Agar)
Timbang serbuk media NA sebanyak 7 gram lalu masukkan kedalam aquadest 250 ml di
erlenmeyer, kemudian aduk sampai rata, lalu panaskan dihotplat sambil diaduk sampai mendidih.
Setelah itu tutup dengan aluminium foil dan masukkan kedalam autoclav.
 Media PDA (Potato Dekxtrosa Agar)
Timbang serbuk media PDA  sebanyak 9,75 gram lalu masukkan kedalam aquadest 250 ml
di erlenmeyer, kemudian aduk sampai rata, lalu panaskan dihotplat sambil diaduk sampai
mendidih. Setelah itu tutup dengan aluminium foil dan masukkan kedalam autoclav.

 
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil
2. Hasil sterilisasi
Dalam waktu 1 jam alat-alat yang didalam oven sudah steril (bebas dari
mikroorganisme).
3. Hasil media
 Media NA (Nutrient Agar)
Cairan berwarna kuning seperti madu dan berbau sengit.
 Media PDA (Potato Dekstrosa Agar)
Cairan berwarna kuning terang dan berbau sengit.
1. Pembahasaan
Sterilisasi adalah proses penghilangan semua jenis organisme hidup,dalam hal ini adalah
mikroorganisme (protozoa, fungi, bakteri, mycoplasma,virus) yang terdapat dalam suatu
benda.Perhitungan waktu sterilisasi autoklaf dimulai ketika suhu di dalam autoklaf mencapai
121 °C. Jika objek yang disterilisasi cukup tebal atau banyak, transfer panas pada bagian dalam
autoklaf akan melambat, sehingga terjadi perpanjangan waktu pemanasan total untuk
memastikan bahwa semua objek bersuhu 121 °C untuk waktu 10-15 menit. Medium yang akan
disterilkan ditempatkan di dalam autoclave selama 15-20 menit, hal ini bergantung pada banyak
sedikitnya barang yang perlu disterilkan. Medium yang akan disterilkan ditempatkan dalam
beberapa botol yang agak kecil daripada dikumpul dalam satu botol yang besar. Setelah pintu
autoclave ditutup rapat, barulah kran pada pipa uap dibuka dan temperatur akan terus-menerus
naik sampai 121oC.
Dilakukannya pembuatan media dengan pemanasan di hotplate di peruntukkan agar serbuk
medium tersebut larut sempurna dengan aquadest dan agar media tersebut dapat mengental
dengan sempurna seperti agar-agar.
 

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa media
merupakan suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi (zat makanan) yang
diapakai untuk menumbuhkan mikroba termasuk bakteri patogen tanaman
sedangkan sterilisasi yaitu suatu proses (kimia dan fisika) yang membunuh semua
bentuk hidup terutama mikroorganisme.
B. Saran
Saran yang dapat saya ajukan yaitu untuk kepentingan praktikum selanjutnya
agar media yang digunakan untuk pertumbuhan mikroba dapat lebih beragam lagi
sehingga dapat menambah ilmu praktikan lebih banyak lagi, dan alat prakteknya
semoga dilengkapi agar tidak ada kendala lagi.
 

DAFTAR PUSTAKA

Irianto, K. 2006. Mikrobiologi Jilid 1. Yrama Widya: Bandung.

Khaeruni, A dan V. N. Satrah. 2014. Penuntun Praktikum Mikrobiologi Dasar :

Fakultas Pertanian UHO. Kendari.

Label, J. 2008, Mikrobiologi : Pembuatan Medium, Erlangga : Jakarta.

Sandra, 2013, Mikrobiologi Umum, Erlangga : Jakarta.

Sugianto, 2012, Pembuatan Medium, UGM : Yogyakarta

Dwidjoseputro, D, 1994, Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan, Jakarta.

Hadioetomo, R. , 1993, Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium Mikrobiologi, Gramedia:


Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai