Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Banyak ion-ion terlarut yang kita temui di sekitar kita misalnya
pada air laut, sungai, limbah, atau pun dalam bentuk padatannya seperti
pada tanah dan pupuk.Unsur logam dalam larutannya akan membentuk
ion positif atau kation, sedangkan unsur non logam akan membentuk
ion negatif atau anion. Metode yang digunakan untuk menentukan
keberadaan kation dan anion tersebut dalam bidang kimia disebut
analisis kualitatif. Untuk senyawa anorganik disebut analisis kualitatif
anorganik (Kleinfelter, 1980).
Banyak pendekatan yang dapat digunakan untuk
melakukan analisis kualitatif. Ion-ion dapat diidentifikasi berdasarkan
sifat fisika dan kimianya. Beberapa metode analisis kualitatif modern
menggunakan sifat fisika seperti warna, spektrum absorpsi, spektrum
emisi, atau medan magnet untuk mengidentifikasi ion pada tingkat
konsentrasi yang rendah (Kleinfelter, 1980).
Namun demikian kita juga dapat menggunakan sifat fisika dan
kimia untuk mengembangkan suatu metode analisis kualitatif
menggunakan alat-alat yang sederhana yang dipunyai hampir semua
laboratorium. Sifat fisika yang dapat diamati langsung seperti warna,
bau, terbentuknya gelembung gas atau pun endapan merupakan
informasi awal yang berguna untuk analisis selanjutnya.Tabel
berikut menunjukkan beberapa ion yang berwarna (Zumdahl, et al.,
1990).

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah yang akan dibahas dalam
makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan kimi analitik kualitatif?

1
2. Apa yang dimaksud dengan analisis kation?
3. Apa yang dimaksud analisis anion?
4. Bagaimana cara kerja analisis kation?
5. Bagaimana cara kerja analisis anion?

C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui apa itu kimia analitik kualitatif
b. Untuk mengetahui apa itu analisis kation
c. Untuk mengetahui apa itu analisis anion
d. Untuk mengetahui cara kerja analisis kation
e. Umtuk mengetahui cara kerja analisis anion

D. Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini, kelompok menggunakan metode dengan
studi kepustakaan yaitu menggunakan beberapa literatur yang digunakan
sebagai referensi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian analisis kualitatif


Analisis Kualitatif merupakan metode analisis kimia yang
digunakan untuk mengenali atau mengidentifikasi suatu unsur atau
senyawa kimia (anion atau kation) yang terdapat dalam sebuah sampel
berdasarkan sifat kimia dan fisikanya. Sifat fisika suatu zat kimia adalah
sifat yang dapat diamati dengan pancaindera dan sifat yang dapat diukur
tanpa mengubah susunan kimia zat tersebut. Sifat yang dapat diamati
dengan pancaindera adalah wujud/rupa, warna, bau, rasa, tekstur,
terbentuknya gelembung gas, dan terbentuknya endapan, sedangkan sifat
yang dapat diukur tanpa mengubah susunan kimia zat antara lain bobot
jenis, indeks bias, titik didih, dan titik leleh/beku.

B. Pengertian analisis Kation


Kation-kation dikelompokkan dalam lima golongan yang bertujuan
untuk analisis kualitatif sistematik. Kation-kation digolongkan
berdasarkan sifat-sifat kation terhadap beberapa reagensia. Reagensia
golongan yang biasanya digunakan untuk klasifikasi kation adalah asam
klorida, hidrogen sulfida, amonium sulfida, dan amonium karbonat.
Klasifikasi ini didasarkan pada kemampuan suatu kation untuk bereaksi
dengan reagensia-reagensia dengan membentuk endapan atau tidak.
Ciri-ciri khas kelima golongan ini adalah:
a. Golongan I
Kation golongan I membentuk endapan dengan asam klorida encer.
Ion-ion golongan ini adalah timbel, merkurium (I) (raksa), dan perak.
b. Golongan II
Kation golongan II tidak dapat bereaksi dengan asam klorida, namun
dapat membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana
asam mineral encer. Ion-ion golongan ini adalah merkurium(II),

3
tembaga, bismut, kadmium, arsenik (III), arsenik (V), stibium (III),
stibium (V), timah (II), dan timah (III)(IV).
c. Golongan III
Kation golongan III tidak bereaksi dengan asam klorida encer atau
dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Kation
golongan ini membentuk endapan dengan amonium sulfida dalam
suasana netral atau amoniakal. Kation-kation golongan ini adalah
kobalt (II), nikel (II), besi (II), besi (III), kromium (III), aluminium,
zink, dan mangan (II).
d. Golongan IV
Kation golongan ini tidak bereaksi dengan reagensia golongan I, II,
dan III. Kation-kation pada golongan IV membentuk endapan dengan
amonium karbonat dengan adanya amonium klorida, dalam suasana
netral atau sedikit asam. Kation-kation golongan ini adalah: kalsium,
strontium, dan barium.
e. Golongan V
Kation-kation pada golongan V adalah kation yang umum yang tidak
bereaksi dengan reagensia-reagensia pada golongan sebelumnya.
Kation ini merupakan golongan kation yang terakhir yaitu ion-ion
magnesium, natrium, kalium, amonium, litium, dan hidrogen.
.
C. Pengertian Analisis Anion
Anion merupakan ion yang muatan totalnya negatif akibat adanya
kenaikan jumlah electron. Pengujian anion dilakukan setelah uji kation.
Analisis anion tidak jauh berbeda dengan analisis kation. Pengujian
terhadap anion relatif lebih sederhana karena gangguan-gangguan dari
ion-ion lain yang ada dalam larutan minimal (dapat diabaikan). Analisis
anion tidak sesistematis analisis kation. Uji pendahuluan awal pada
analisis anion juga berdasarkan pada sifat fisika seperti warna, bau,
terbentuknya gas, dan kelarutannya.

4
Analisis anion dapat dilakukan dengan tiga cara: Bunsen, Gilreath
dan Vogel. Bunsen dengan cara menggolongkan anion dari sifat kelarutan
garam perak dan garam bariumnya, warna, kelarutan garam alkali dan
kemudahan menguapnya. Gilreath menggolongkan anion berdasarkan
pada kelarutan garam-garam Ca, Ba, Cd, dan garam perak. Cara vogel
yaitu menggolongkan anion berdasarkan pada proses yang digunakan
dalam identifikasi anion yang menguap bila diolah dengan asam dan
identifikasi anion berdasarkan reaksinya dalam larutan. Analisis anion
umumnya menggunakan cara vogel.
Umumnya anion dibagi menjadi 3 golongan utama yaitu:
a. Golongan Sulfat : SO42-, SO32- , PO43- , Cr2O42- , BO2- , CO32- ,
C2O42- , AsO4-
b. Golongan Halida : Cl- , Br- , I- , S2-
c. Golongan Nitrat : NO3- , NO2- , C2H3O2-

1. Uji anion dalam larutan


a. Uji Sulfat
Garam BaSO4, BaSO3, Ba2(PO4)3, BaCr2O4, Ba(BO2)2,
BaCO3, BaC2O4, Ba3(AsO4)2 tidak larut dalam air kondisi basa,
sedangkan garam barium anion lainnya mudah larut. Berdasarkan
sifat tersebut maka pemisahan dan identifikasi untuk golongan
sulfat dapat dilakukan dengan penambahan pereaksi BaCl2.
Kecuali barium kromat yang berwarna kuning, garam barium
lainnya berwarna putih.

5
b. Uji untuk zat pereduksi

c. Uji untuk zat pengoksid


Uji regensia mangan(II)klorida, Zat ini dalam asam klorida
pekat akan diubah oleh zat zat pengoksidasi yang lemah sekalipun
menjadi garam(III)mangan yang berwarna coklat tua.
Memungkinkan adanya ion ion kompleks
d. Uji dengan larutan perak nitrat
Jika larutan sampel diasamkan dengan asam nitrat dan
ditambahkan perak nitrat maka hanya golongan anion halida yang
akan mengendap sebagai garam perak, yaitu: AgCl (putih),
AgBr(kuning), AgI(kuning muda), Ag2S (hitam).
e. Uji dengan larutan kalsium klorida
Dalam uji ini dibutuhkan ekstrak soda yang bersifat netral,
ambil 10ml ekstrak soda dan jadikan sedikit asam dengan asam
nitrat lalu didihkan. Tambah ammonia encer sampai basa,
tambahkan CaCl2 dan diamkan, endapan putih menunjukan
fluoride, oksalat, fosfat, arsenat dan tartrat
f. Uji dengan larutan besi(III) klorida

Endapan kuning Benzoat,suksinat


sampai coklat
Endapan biru Heksasianoferat(II)
Coklat kemerahan Asetat,Format
Merah-darah Tiosianat
dihilangkan oleh
HgCl2

6
Ungu-kemerahan Tiosulfat
Coklatdan Endapan Heksasianoferat(III)
Biru
Lembayung Salisilat
Hitam-kehijauan Galat
Hitam-kebiruan Tanat

g. Uji Kromat
Perhatikan filltrat pada uji sulfat, jika berwarna kuning
maka anion kromat ada. Tambahkan pada filtrat Pbnitrat, jika
terbentuk endapan kuning maka kromat ada.
h. Uji Asetat
Ambil beberapa tetes sampel, tambahkan etanol, perhatikan
bau yang terbentuk, jika tercium bau buah maka asetat ada.

D. Cara kerja analisis Kation


a. Golongan I
a. Larutan sampel ditambah HCl 6 M, maka kation golongan I akan
mengendap sebagai garam klorida warna putih, lalu disaring
(filtratnya disimpan untuk analisis golongan selanjutnya).
b. Endapan ditambah air panas, sebagian larut, dan disaring
c. Filtratnya diidentifikasikan dengan menambahkan larutan K2Cr2O7
akan terbentuk endapan berwarna kuning. Endapan dari kation
apa?
d. Endapan ditambah dengan larutan NH 4 OH 2 M. Sebagian
endapan akan larut, pisahkan dari endapan, dan identifikasi larutan
dengan penambahan asam nitrat, sehingga akan timbul kembali
endapan. Selidiki endapan dari kation apa?
e. Endapan sisa dapat diidentifikasi dengan melarutkan dalam
aquaregia, lalu diteteskan pada kertas saring dan ditetesi dengan 2
tetes SnCl2 dan 1 tetes anilin. Akan terbentuk noda berwarna
hitam. Noda dari kation apa?

7
2. Golongan II
a. Filtrat dari pengendapan kation golongan I diasamkan dengan
HCl, lalu ditambahkan H 2 O2 10% dan dididihkan sampai H 2 O2
habis terurai. Tambahkan air sodium, lalu dialirkan gas H 2 S
sampai terjadi endapan sulfida golongan II, kemudian saring
(filtratnya disimpan untuk analisis golongan selanjutnya)
b. Endapan di atas terdiri dari endapan golongan II A dan II B.
Endapan golongan II A dipisahkan dan golongan II B dengan
penambahan larutan amonium sulfida 2 M kedalam endapan.
Golongan II B akan larut. Pisahkan!
c. Endapan golongan II A dipanaskan dengan HNO3 1:1, maka CuS,
CdS, Bi2 S 3, dan PbS akan larut, sedangkan HgS tidak. Pisahkan
dengan penyaringan.
d. Kation golongan II yang telah dilarutkan dalam larutan amonium
sulfida di atas akan mengendap kembali jika di asamkan dengan
HCl. Bila kedalam campuran endapan ditambahkan HCl 6 M,
maka Sb2 S3 dan Sn S 2 akan larut, sedangkan As2 S 3 tidak larut.
Endapan As2 S 3 larut dalam larutan natrium hidroksida.
3. Golongan III
a. Filtrat pada pengendapan golongan II dididihkan untuk
menghilangkan H 2 S , lalu ditambahkan air brom, kemudian
tambahkan NH 4 Cl dan NH 4 OH berlebih, maka akan terbentuk
endapan golongan III: Fe(OH )3 , Al(OH )3, Cr (OH )3, dan
MnO2 . x H 2 O . Saring dan filtrat disimpan untuk untuk
pemeriksaan golongan berikutnya.
b. Endapan dipanaskan dengan larutan NaOH dan H 2 O2 , maka
Al(OH )3dan Cr (OH )3 akan larut. Jika ditambahkan dengan
amonium hidroksida akan terbentuk endapan Al(OH )3 yang

8
memberikan warna putih. Sedangkan Cr +3 akan tetap larut,
selanjutkan akan dilakukan identifikasi.
c. Endapan Fe(OH )3 dan MnO2 . x H 2 O ditambahkan HNO3 dan
H 2 O2 akan terbentuk larutan Fe+3 dan Mn+2 , lalu tambahkan
larutan kalium klorat, sehingga Mn akan mengendap sebagai
MnO2 dan Fe tetap larut. Pisahkan dengan penyaring dan lakukan
identifikasi.
4. Golongan IV
a. Filtrat dari golongan III ditambahkan NH 4 Cl, NH 4 OH , dan ¿ ¿
akan terbentuk endapan golongan IV: MnS, ZnS, NiS, dan CoS,
kemudian disaring (filtrat disimpan untuk analisis golongan
selanjutnya).
b. Ke dalam endapan kation golongan IV ditambah larutan HCl 2 M,
maka ZnS dan MnS akan larut. Sedangkan CoS dan NiS larut
dalam aquaregia. Kemudian dilakukan reaksi identifikasi.
5. Golongan V
a. Filtrat dari golongan IV dinetralkan dengan NH 4 OH , lalu
ditambahkan NH 4 Cl 2 M dan ( NH )2 CO2 2 M, kemudian
panaskan sampai terjadi endapan CaCO 3, SrCo3, BaCo3 . Saring
dan filtrat mengandung kation golongan VI.
b. Ke dalam endapan golongan V ditambahkan asam asetat panas
dan amonium asetat, lalu tambahkan larutan K2Cr2O7, didihkan,
maka akan terjadi endapan BaCr O4 yang berwarna kuning,
sedangkan CaCO 3 dan Sr Co 3 larut. Saring!
c. Ke dalam filtrat ditambahkan NH 4 OH dan alkohol 95%, maka
akan terbentuk endapan berwarna kuning dari Sr. Sedangkan Ca+2
diidentifikasi dengan penambahan amonium oksalat yang
menghasilkan endapan putih CaC 2 O4.
6. Golongan VI

9
a. Filtrat dari golongan V mengandung ion-ion Mg +2, K +¿¿ , Na+¿¿,
dan NH 4+ ¿¿ yang merupakan kation golongan VI. Filtrat ini
dikisatkan sampai kering dan dipijarkan untuk menguapkan
NH 4+ ¿¿, lalu dilarutkan dalam air dan dilakukan reaksi
pengenceran.
b. Mg +2 dianalisis dengan menambahkan larutan NH 4 Cl , NH 4 OH ,
dan NH 2 HPO4 yang akan menghasilkan endapan putih dari
senyawa MgNH 4 HPO4 .
c. Untuk mengetahui ion NH 4+ ¿¿ dalam sampel, seharusnya
dilakukan analisis pendahuluan dengan penambahan NaOH
kedalam larutan sampel, jika ada ion NH 4+ ¿¿ akan tercium bau
amonia dari gas yang dihasilkan.
b. Reaksi Identifikasi Beberapa Kation
1) Reaksi identifikasi terhadap Cu+2
Cu+2 dengan larutan kalium ferrosianida akan membentuk
endapan merah coklat yang tidak larut dalam asam encer, tapi
larut dalam NH 4 OH .
2) Reaksi identifikasi terhadap Cd 2+¿¿
Ke dalam larutan kompleks yang mengandung Cd 2+¿¿
ditambahkan KCN dan setelah itu ditetesi dengan Na 2 S terbentuk
endapan kuning menandakan adanya Cd 2+¿¿.
3) Reaksi identifikasi terhadap Fe+3
Pada larutan ini diteteskan 2 tetes KSCN 0,2 M, terbentuknya
warna merah dari larutan menunjukkan adanya Fe+3.
4) Reaksi identifikasi terhadap Mn2 +¿¿
Pada larutan ditambahkan beberapa mL larutan HNO3 pekat dan
NaBiO 3 padat, lalu panaskan. Terbentuknya warna ungu
menandakan adanya MnO4 .
5) Reaksi identifikasi terhadap ¿2 +¿¿

10
6) Endapan Ni-sulfida larut dalam aquaregia, lalu ditambahkan
dimetil glioksim. Terbentuknya endapan merah menunjukkan
adanya ion ¿2 +¿¿ dalam sampel.
7) Reaksi identifikasi terhadap Zn2+¿¿
Larutan Zn2+¿¿ jika dibasakan dengan amonia akan terbentuk
endapan putih yang segera larut kembali. Tambahkan beberapa
tetes pereaksi kalium ferrisianida. Terbentuknya endapan putih
menandakan adanya ion Zn2+¿¿
E. Cara kerja analisis Anion
1) Reaksi-reaksi Penentuan Anion
Untuk analisis ini, larutan sampel ditambahkan dengan
natrium karbonat =jenuh, lalu dimasak lebih kurang 30 menit
atau sampai semua ion logam praktis mengendap sebagai
garam karbonat, lalu endapan dipisahkan. Filtratnya yang
mengandung anion dan disebut juga ekstrak soda digunakan
untuk penentuan ion-ion negatif (anion).
2) Kelompok Halogenida
a) 1 mL ekstrak soda di asamkan dengan penambahan HNO3 6
M berlebih, kemudian tambahkan 5 tetes larutan AgNO3 0,1
M. Jika terjadi endapan, lalu endapan dicuci dan
ditambahkan HNO3 pekat, kemudian diuapkan sampai
kering.
b) Ke dalam endapan ditambahkan beberapa tetes ¿ ¿ 1 M aduk
dan sentrifuge. Filtratnya di asamkan dengan HNO3 6 M,
terjadinya endapan putih menunjukkan adanya ion Cl.
Endapan yang ada disimpan untuk anion Br−¿¿ dan I −¿¿.
c) Ke dalam endapan tambahkan Zn+¿¿ 1 mL H 2 SO4 2 M.
Akan teradi reaksi reduksi membentuk HBr dan HI.
Kemudian disentrifuge, ambil setetes larutan dan
ditambahkan setetes FeCl3 0,1 M, kemudian campuran ini

11
diteteskan pada kertas kanji. Jika terjadi warna biru
menunjukkan adanya ion I −¿¿.
d) Untuk menganalisis adanya ion Br−¿¿ menggunakan larutan
di atas yang mengandung I −¿¿, maka I −¿¿ harus dihilangkan
dengan penambahan FeCl3 0,1 M kedalam larutan, lalu
didihkan sampai semua I 2 menguap.
e) 3 tetes larutan bebas ion I −¿¿ ini dicampur dengan 5 tetes
kloroform, kemudian tambahkan 3 tetes KMnO 4 0,1 M dan
3 tetes H 2 SO4 3 M, lalu dikocok. Kelebihan KMnO 4
dihilangkan dengan penambahan H 2 O 2 10%. Warna coklat
dalam lapisan berarti Br−¿¿ positif.

3) Kelompok Sulfat
a) 1 mL larutan ekstrak soda dalam tabung reaksi diasamkan
dengan HCl 6 M, lalu tambahkan 1 mL larutan BaCl2 0,1
−¿¿
M. Jika terjadi endapan putih menunjukkan adanya SO4 .
b) Jika pembentukan endapan putih setelah ditambah 5 tetes
−¿¿
air brom, menunjukkan adanya ion SO 3 .
4) Kelompok Nitrat
1mL larutan ekstrak soda diasamkan dengan H 2 SO4 3 M, lalu
ditambahkan larutan garam mohr yang baru dibuat. Kemudian
teteskan melalui dinding tabung dengan hati-hati H 2 SO 4 pekat
1 tetes s.d 2 tetes. Terbentuknya cincin coklat pada perbatasan
larutan dengan H 2 SO4 menunjukkan adanya ion nitrat.
5) Kelompok Lain
Dalam kelompok ini dapat dimasukkan beberapa anion lain
yang secara umum dapat diketemukan lewat pengujian
pendahuluan
a) Ion Asetat

12
Larutan sampel direaksikan dengan H 2 SO 4 2 M dan
dipanaskan. Bau asam cuka menandakan ion asetat positif.
b) Ion Karbonat
Larutan sampel direaksikan dengan H 2 SO4 , gas yang
terbentuk di alirkan ke dalam air barit dan jika terbentuk
endapan putih, berarti ion karbonat positif.

c) Ion Sulfida
Larutan sampel diasamkan dengan asam asetat, kemudian
ditambahkan larutan Pb(II). Adanya ion sulfida dengan
terbentuknya endapan hitam PbS.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Analisis Kualitatif merupakan metode analisis kimia yang
digunakan untuk mengenali atau mengidentifikasi suatu unsur atau
senyawa kimia (anion atau kation) yang terdapat dalam sebuah sampel
berdasarkan sifat kimia dan fisikanya. Sifat fisika suatu zat kimia
adalah sifat yang dapat diamati dengan pancaindera dan sifat yang
dapat diukur tanpa mengubah susunan kimia zat tersebut. Sifat yang
dapat diamati dengan pancaindera adalah wujud/rupa, warna, bau, rasa,
tekstur, terbentuknya gelembung gas, dan terbentuknya endapan,
sedangkan sifat yang dapat diukur tanpa mengubah susunan kimia zat
antara lain bobot jenis, indeks bias, titik didih, dan titik leleh/beku.
Kation-kation dikelompokkan dalam lima golongan yang bertujuan
untu’k analisis kualitatif sistematik. Kation-kation digolongkan
berdasarkan sifat-sifat kation terhadap beberapa reagensia. Reagensia
golongan yang biasanya digunakan untuk klasifikasi kation adalah
asam klorida, hidrogen sulfida, amonium sulfida, dan amonium
karbonat. Klasifikasi ini didasarkan pada kemampuan suatu kation
untuk bereaksi dengan reagensia-reagensia dengan membentuk
endapan atau tidak.

B. Saran
Makalah ini masih memiliki kekurangan informasi. Diharapkan
kepada para penulis agar dalam pembuatan tugas selanjutnya dapat
lebih baik lagi karena kami akui masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini. Dan untuk para pembaca diharapkan ada
saran dan kritik yang membangun supaya makalah kedepannya bisa
tersusun secara sempurna. Semoga pembaca dapat mengambil manfaat
dari makalah ini.

14

Anda mungkin juga menyukai