Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI UMUM

MODUL III
PEMBUATAN MEDIUM DAN STERILISASI

DISUSUN OLEH :
NAMA : YUDHISTIRA KRISTINOV BUDIONO
NIM : G40121018
KELOMPOK : VI (ENAM)
ASISTEN : TITIK NUR VITASARI

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO

APRIL, 2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mikroorganisme adalah organisme hidup yang berukuran mikroskopis.


Dalam dunia mikroorganisme terdiri dari lima kelompok organisme, yaitu
bakteri, protozoa, virus serta algae dan cendawan mikroskopis. Dalam
mikroorganisme kita mempelajari banyak segi mengenai jasad-jasad renik
ini (juga dinamakan mikroba atau protista), dimana adanya, ciri-cirinya,
kekerabatan antara sesamanya seperti juga dengan kelompok organisme
lainnya, pengendaliannya dan peranannya dalam kesehatan serta
kesejahteraan manusia (Pelczar, 2005).

Media pertumbuhan adalah media nutrisi yang disiapkan untuk


menumbuhkan bakteri. Beberapa bakteri dapat tumbuh dengan baik pada
setiap media dan beberapa bakteri membutuhkan media khusus. Media
harus dapat menyediakan energi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
bakteri. Pertumbuhan bakteri pada media dapat digunakan untuk isolasi,
memperbanyak, pengujian sifat–sifat fisiologi, dan perhitungan jumlah
mikroba (Cahyani, 2014).

Medium adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat hara
(nutrient) yang digunakan untuk membiakkan mikroba. Medium terdapat
bermacam-macam yang dapat digunakan untuk isolasi, perbanyakan,
pengujian sifat-sifat fisiologis dan perhitungan jumlah mikroba maupun
untuk transport specimen dari suatu tempat ke tempat pemeriksaan
mikrobiologi. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa
molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dalam
pemeriksaan mikrobiologi, media menjadi suatu hal yang penting agar
mikroba yang dapat hidup dan menentukan bahwa mikroba yang diperiksa
adalah benar-benar mikroba yang dicari atau yang diharapkan. Upaya
pembiakan mikroorganisme memerlukan kondisi lingkungan yang sesuai
agar bakteri dapat berkembang dengan baik. Dalam pertumbuhannya,
mikroorganisme memerlukan bahan-bahan organik dan ion-ion pendukung
sebagai sumber energi dan katalis (Morse & Meitzner, 2010). Faktor-
faktor yang penting bagi proses pembiakan mikroorganisme yaitu nutrisi,
oksigen dan gas lain, kelembaban, pH media, suhu, serta kontaminan.
Media yang baik untuk pembiakan mikroorganisme harus mengandung
unsur-unsur seperti karbon, nitrogen, fosfat inorganic, sulfur, logam, air,
dan mineral (Zimbro, 2009).

Potato Dextrose Agar (PDA) merupakan salah satu media yang baik
digunakan untuk membiakkan suatu mikroorganisme, baik itu berupa
cendawan/fungsi, bakteri, maupun sel mahluk hidup. Media PDA
merupakan jenis media biakan dan memiliki bentuk/ konsistensi padat
(solid). Media ini berfungsi sebagai media kapang (jamur) dan khamir.
Selain itu PDA digunakan untuk enumerasi yeast dan kapang dalam suatu
sampel atau produk makanan. PDA mengandung sumber karbohidrat
dalam jumlah cukup yaitu terdiri dari 20% ekstrak kentang dan 2%
glukosa sehingga baik untuk pertumbuhan kapang dan khamir tetapi
kurang baik untuk pertumbuhan bakteri. Adapun fungsi dari komponen
PDA (Potato Dextrose Agar) yaitu: potato extract atau ekstrak kentang
merupakan sumber karbohidrat atau makanan bagi biakan pada media
PDA (Potato Dextrose Agar). Dextrose atau gugusan gula baik itu
monosakarida maupun polisakarida merupakan penambah nutrisi bagi
biakan pada media PDA (Potato Dextrose Agar). Agar merupakan bahan
media atau tempat tumbuh bagi biakan yang baik, karena mengandung
cukup air dan digunakan untuk menumbuhkan khamir atau jamur
(Supardi, 1999).
Natrium Agar (NA) adalah adalah salah satu conto media yang sering
digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakan bakteri.
Sementara itu Potato Dextrose Agar (PDA) merupakan media yang sering
digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakan jamur. Natrium
Agar (NA) merupakan media yang dibuat dari agar, sedangkan Potato
Dextrose Agar (PDA) dibuat dari kentang dan agar (Radji, 2011).

Sterilisasi di dalam mikrobiologi menjadi bagian yang penting untuk


menghindari hasil positif palsu. Sterilisasi terhadap alat dan bahan
sebelum pelaksanaan kegiatan praktikum atau penelitian mikrobiologi
membantu hasil atau identifikasi yang akurat terhadap pemeriksaan
mikrobiologi. Demikian pula proses desinfeksi dan teknik aseptik oleh
praktikan juga tidak dapat dilupakan karena akan mempengaruhi hasil.
Sehingga dalam materi ajar ini akan disampaikan mengenai sterilisasi,
desinfeksi dan teknik aseptik (Fauzi, 2013).

Sediaan steril memiliki beberapa sifat bentuk takaran yang unik, seperti
bebas dari mikroorganisme, pirogen dan bebas dari partikulat serta
memiliki standar yang sangat tinggi dalam hal kemurnian dan kualitas.
Tujuan utama pembuatan sediaan steril adalah mutlak tidak adanya
kontaminasi mikroba. Kontaminasi dapat berasal dari beberapa penyebab
sebagai berikut : sterilisasi media yang kurang sempurna, lingkungan kerja
dan pelaksanaan cara kerja saat penanaman, eksplan, molekul-molekul
atau benda benda asing berukuran kecil yang jatuh atau masuk ke dalam
botol kultur setelah penanaman dan ketika diletakkan di ruangan.
(Agalloco, 2008)

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui tehnik


pembuatan medium pertumbuhan mikroba dan jneis sterilisasinya
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Media pertumbuhan adalah media nutrisi yang disiapkan untuk menumbuhkan


bakteri. Beberapa bakteri dapat tumbuh dengan baik pada setiap media dan
beberapa bakteri membutuhkan media khusus. Media harus dapat menyediakan
energi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bakteri. Pertumbuhan bakteri pada
media dapat digunakan untuk isolasi, memperbanyak, pengujian sifat–sifat
fisiologi, dan perhitungan jumlah mikroba (Cahyani, 2014).

Menurut Ali (2005), media yang digunakan untuk menumbuhkan mikrobia dibagi
atas 2 golongan berdasarkan komposisi bahan penyusunnya yaitu media sintetis
dan media non-sintetis. Media sintetis yaitu media yang tersusun atas senyawa
yang diketahui komposisi kimianya secara tepat. Media tersebut berisi garam
anorganik misalnya asam amino, asam lemak, alkohol, karbohidrat atau senyawa
organik serta ditambahkan vitamin. Media non-sintetis adalah media yang tidak
diketahui komposisi kimiawinya secara pasti. Beberapa dari komposisi yang
ditambahkan misalnya ekstrak beef, ekstrak yeast, pepton, darah,serum dan casein
hidrolisat.

Medium adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi yang dipakai untuk
menumbuhkan mikroba. Selain untuk pembuatan mikroba, medium dapat pula
digunakan untuk melakukan isolasi, memperbanyak, pengujian sifat- sifat
fisiologi dan perhitungan mikroba. Dalam proses pembuatan media harus
disterilisasi dan menerapkan metode aseptis untuk menghindari kontaminasi pada
media. Media adalah suatu suubstrat untuk menumbuhkan bakteri yang menjadi
padat dan tetap tembus pandang pada suhu inkubasi ( Nurohaianah, 2007).
Pertumbuhan adalah peningkatan secara teratur jumlah komponen suatu
organisme. Pertumbuhan mengarah pada suatu peningkatan dalam jumlah
individu-individu yang menghasilkan suatu populasi. Pembiakan adalah proses
perbanyakan organisme melalui penyediaan kondisi lingkungan yang sesuai
(Jawetz, 2005).

Nutrien Agar merupakan suatu medium yang berbentuk padat, yang merupakan
perpaduan antara bahan alamiah dan senyawa-senyawa kimia. Nutrien agar
terbuat dari campuran ekstrak daging dan pepton dengan menggunakan agar
sebagai pemadat. Dalam hal ini agar digunakan sebagai pemadat, karena sifatnya
mudah membeku dan mengandung karbohidrat yng berupa galaktam sehingga
tidak mudah diuraikan oleh mikroorganisme (Fatmariza dkk, 2017).

PDA adalah medium umum pertumbuhan yang digunakan dalam mikrobiologi,


yang terbuat dari kentang (Potato infusion) dan dekstrosa. Berdasarkan
komposisinya PDA termasuk dalam media semi sintetik karena tersusun atas
bahan alami (kentang) dan bahan sintesis (dextrose dan agar). Berdasarkan
kegunaannya media NA (Nutrient Agar) termasuk kedalam jenis media umum,
karena media ini merupakan media yang paling umum digunakan untuk
pertumbuhan sebagian besar bakteri. Berdasarkan bentuknya media ini berbentuk
padat, karena mengandung agar sebagai bahan pemadatnya. Media padat biasanya
digunakan untuk mengamati penampilan atau morfologi koloni bakteri
(Munandar, 2016).

Sterilisasi merupakan suatu cara untuk mematikan dan menghilangkan semua


organisme yang terdapat pada suatu benda. Pemindahan biakan bakteri secara
aseptik menggunakan salah satu cara sterilisasi, yaitu pembakaran. Namun, ada
pula beberapa peralatan dan media yang menjadi rusak apabila dibakar. Tiga cara
utama yang biasa dipakai dalam sterilisasi yaitu penggunaan panas, bahan kimia,
dan penyaringan atau filtrasi (Cahyani, 2014)
Autoclave merupakan suatu alat pemanas tertutup yang digunakan untuk
mensterilisasi suatu benda menggunakan uap dengan temperatur 121⁰C sampai
134⁰C dan tekanan maksimum 2 bar(g) (3 bar(abs)) dengan waktu kurang lebih 45
menit waktu pemanasan dan 15 menit untuk proses sterilisasi. Penurunan tekanan
pada autoklaf berfungsi untuk meningkatkan temperatur dalam autoclave sehingga
mikroorganisme akan terbunuh. Autoklaf ditujukan untuk sterilisasi alat yang
mengandung endospora, yaitu sel resisten yang diproduksi oleh bakteri yang tahan
terhadap pemanasan, kekeringan, dan antibiotik. Autoklaf yang sederhana
menggunakan sumber uap dari pemanasan air yang ditambahkan ke dalam
autoclave. Pemanasan air dapat dilakukan menggunakan kompor atau api bunsen.
(Deni, 2014)
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilakukan pada hari Senin 11 april 2022 pukul 13.00 WITA
sampai dengan selesai. Bertempat di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan
Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Tadulako.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu silet, hot plate, erlenmeyer,
wajan, aluminium foil, neraca analitik, spatula, batang pengaduk, mangnetik
stirer, gelas ukur, autoclave, cawan petri dan alat tulis. Adapun bahan yang
digunakan pada praktikum ini yaitu kentang, agar-agar powder, gula,
aquades, tisu, kasa, kapas,, media NA dan PDA

3.3 Prosedur Kerja

3.3.1 Pembuatan Potato Dextrose Agar (PDA)

Pada pembuatan Nutrient Agar (NA) yaitu menyiapkan alat dan bahan.
Selanjutnya, ditimbang agar plain menggunakan neraca analitik
sebanyak 15 gr, ditimbang gula menggunakan neraca analitik sebanyak
15 gr. Kemudian, dikupas kentang menggunakan cutter lalu dipotong
dadu dan ditimbang menggunakan neraca analitik sebanyak 15 gr.
Setelah itu, kentang yang telah diiris dadu direbus di atas hot plate
sampai lunak, lalu disaring dipisahkan larutan dan kentangnya. Air
perasan yang sudah dipisahkan, dipanaskan kembali ditambahkan gula
dan agar plain masing-masing 15 gr, dipanaskan kembali. Jika sudah
panas diangkat lalu dituang ke dalam erlenmeyer, jika larutan kurang
dari 500 ml ditambahkan aquades hingga larutan cukup 500 ml. Lalu
dipanaskan diatas hot plate dengan menambahkan magnetik stirrer agar
homogen. Selanjutnya, didiamkan beberapa detik kemudian dibuatkan
penutup dengan menggunakan kain kasa dan kapas lalu ditutup
erlenmeyer. Setelah itu dibungkus alunminium foil agar tidak
terkontaminasi lalu di sterilisasi menggunakan autoclave dengan suhu
>100℃.

3.3.2 Pembuatan Natrium Agar (NA)

Prosedur kerja pada praktikum ini adalah, disiapkan media NA


sebanyak 2,4 gram dengan cara menimbang menggunakan neraca
analitik. Kemudian disiapkan aquades sebanyak 120 ml menggunakan
gelas ukur, homogenkan semua bahan didalam erlenmeyer
menggunakan hot plate dan megenetik sterir pada suhu 100c hinggah
mendidih. Langka terakhir yang dilakukan yaitu sterilisasi umum,
sebelum disterilisasikan medium dimasukkan ke dalam tabung steril
atau wadah lain yang steril kemudian ditutup kapas bagian kapasnya
dibungkus kertas sampul (kertas perkamen) agar tidak basah saat
disterilkan, sterilisasi medium tergantung dari jenis medium yang
digunakan.
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

No Jenis Media Komposis Jenis Sterilisasi


1. Natrium Agar (NA) Aquades 120 ml Panas Basah > 100 °C
Agar 2,4 gram
2. Potato Dextrose Agar Kentang 200 gram Panas Basah > 100 °C
(PDA) Aquades 500 ml
Agar 15 gram
Gula 15 gram

4.2 Analisis Data

4.2.1 Media Nutrient Agar (NA)


20 gr
x 120 ml = 2,4 gr
1000

4.2.2 Media Potato Dextrose Agar (PDA)


- Kentang
400 gr x 500 ml = 200 gr
1000

- Gula
30 gr x 500 ml = 15 gr
1000

- Agar
30 gr
x 500 ml = 15 gr
1000

4.3 Pembahasan

Medium adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat hara. Upaya
pembiakan mikroorganisme memerlukan kondisi lingkungan yang sesuai
agar bakteri dapat berkembang dengan baik. Dalam pertumbuhannya,
mikroorganisme memerlukan bahan-bahan organik dan ion-ion pendukung
sebagai sumber energi dan katalis. Faktor-faktor yang penting bagi proses
pembiakan mikroorganisme yaitu nutrisi, oksigen dan gas lain, kelembaban,
pH media, suhu, serta kontaminan. Medium, yang baik untuk pembiakan
mikroorganisme harus mengandung unsur-unsur seperti karbon, nitrogen,
fosfat inorganic, sulfur, logam, air, dan mineral (Morse, 2010).

Pada praktikum kali ini, medium yang dibuat adalah medium agar. Nutrient
Agar (NA) terbuat dari campuran peptone dan ekstrak daging dengan agar
sebagai pemadatnya. Karena sifat agar yang mudah membeku serta
mengandung karbohidrat berupa galaktam sehingga tidak mudah diuraikan
oleh mikroorganisme. Ekstrak daging dan peptone digunakan sebagai bahan
dasar yang mengandung nitrogen, vitamin, dan sebagai sumber protein
yang dibutuhkan mikroorganisme agar dapat tumbuh dan berkembang
(Radji, 2017). Pada pengamatan menggunakan Nutrient Agar (Na) dibuat
sebanyak 2,4 g dengan komposisi aquades 120 ml + Na 2,4 g menggunakan
jenis sterilisasi panas basah lebih dari 100°C.

Selanjutnya jenis medium yang digunakan yaitu PDA (Potato Dextrose


Agar). PDA adalah medium umum pertumbuhan yang digunakan dalam
mikrobiologi, yang terbuat dari kentang dan dekstrosa. Berdasarkan
komposisinya PDA termasuk dalam medium semi sintetik karena tersusun
atas bahan alami (kentang) dan bahan sintesis (dextrose dan agar)
(Munandar, 2016). Pada pengamatan menggunakan Potato Dextrose Agar
(PDA) dibuat sebanyak untuk kentang 500 g dan agar 15 g dengan
komposisi kentang 200 g + aquades 500 ml + agar 15 g + gula 15 g
menggunakan jenis sterilisasi panas basah lebih dari 100°C.

Salah satu media agar yang cocok dan mendukung pertumbuhan cendawan
adalah Potato Dextrose Agar (PDA) yang memilki pH 4.5 sampai 5.5
sehingga menghambat pertumbuhan bakteri yang membutuhkan lingkungan
yang netral dengan pH 7.0 dan suhu optimum untuk pertumbuhan antara
25-30 °C Berdasarkan komposisinya, PDA termasuk dalam media
semisintetik karena tersusun atas bahan alami kentang dan bahan sintetik
dextrose dan agar. Kentang mengandung karbohidrat, vitamin, dan
mikronutrien lain yang dapat dimanfaatkan oleh cendawan. Sedangkan
dextrose sebagai karbohidrat sederhana menjadi sumber energi yang dapat
segera digunakan. Komponen agar dalam media berfungsi sebagai bahan
pemadat. Masing-masing dari
ketiga komponen tersebut sangat diperlukan bagi pertumbuhan dan perkem
bangbiak-an mikroorganisme terutama cendawan (Octavia & Wantini,
2017).

NA juga digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme


yang tidak selektif, dalam artian mikroorganisme heterotrof. Media ini
merupakan media sederhana yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan
agar. Na merupakan salah satu media yang umum digunakan dalam
prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari air, sewage, produk pangan,
untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan sampel pada uji bakteri,
dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni. (Radji, 2011).

Pada pembuatan NA digunakan aquades sebanyak 120 ml dan NA


sebanyak 2,4 gr dengan jenis sterilisasinya yaitu panas basah >100ºC
menggunakan autoclave

Pada kedua medium PDA dan NA terdapat cairan membuat medium


dengan menimbang bahan dengan akurat, menghomogenkan bahan yang
dilarutkann dengan aquades dan menyaring medium dan disterilisasi
medium tergantung dari jenis mediumnya. Pada praktikum kali ini
digunakan jenis sterilisasi panas basah > 100°C dengan menggunakan auto
clave.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Setelah dilakukan praktikum dapat ditarik kesimpulan bahwa medium


ialah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi yang dipakai untuk
menumbuhkan mikroba. Berdasarkan hasil praktikum medium Nutrient
Agar (NA) dan medium Potato Dextrose Agar (PDA) dibuat dengan
konsistensi padat (Solid medium) dengan menggunakan medium semi
alamiah dan medium sintetik. Dan jenis sterilisasi yang dipakai yaitu panas
basah dengan suhu >100℃.

5.2 Saran

Saran yang dapat saya berikan pada praktikum ini yaitu alangkah lebih
baiknya sebelum melakukan praktikum percobaan para praktikan
mempelajari modul dengan baik agar praktikum berjalan dengan lancar
dan tidak terjadi kesalahan.
DAFTAR PUSTAKA

Ali, A. (2005). Mikrobiologi Dasar Jilid 1. Makassar: UNM

Agalloco, J and FJ Carleton. (2008). Validation of Pharmaceutical Process. Third

Edition: New York.

Cahyani,V. R. (2014). Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Pangan. Surakarta :


Universitas Sebelas Maret.

Cappuccino, J.G. dan Sherman N. (2014). Manual /Laboratorium Biologi. Jakarta,

Indonesia: EGC.

Deni. (2014). Pembelajaran Terpadu Tematik (Teori, Praktik dan Penilaian).

Bandung:Alfabeta.

Fauzi. (2013). Sterilisasi dan Macam-macamnya. Lembaga Sumber Daya


Informasi. Bogor: IPB.

Munandar, K. (2016). Pengenalan Laboratorium IPA-BIOLOGI Sekolah.

bandung: Refika Aditama.

Munandar. (2016). Psikologi Industri Dan Organisasi. Jakarta: Universitas

Indonesi Press.

Morse SA, dan Mietzner, T.A. (2010). Mikrobiologi Kedokteran Jawetz, Melnick,

dan Adelberg. Jakarta: Buku Kedokteran EGC

Nurohaianah, (2007). Media . Jakarta: UI Press.

Octavia A, Wantini. (2017). Perbandingan Pertumbuhan Jamur Aspergillus flavus


Pada Media PDA (Potato Dextrose Agar) dan Singkong (Manihot
esculenta Crantz). Skripsi. Program Studi D IV Analis Kesehatan
Politeknik Kesehatan, Tanjungkarang.

Pratiwi. (2006). Nilai peroksida dan aktivitas anti radikal bebas diphenyl picril

hydrazil hydrate (DPPH) ekstrak methanol Knema laurina. Majalah Farmasi

Indonesia.

Pelczar, MJ and ECS Chan. (2005). Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta:


Universitas Indonesia Press.
Radji, M., (2011), Buku Ajar Mikrobiologi : Panduan Mahasiswa Farmasi dan

kedokteran, Jakarta: EGC.

Supardi. (1999). Mikrobiologi Dalam Pengolahan dan Keamanan Produk Pangan.


Bandung: Rineka Cipta.

Zimbro, M. J. Et Al., (2009). Difco and BBL Manual. Manual Of Microbiology.


Culture Media. Second Ed.
LEMBAR ASISTENSI

NAMA : YUDHISTIRA KRISTINOV BUDIONO


NIM : G40121018
KELOMPOK : VI (ENAM)
ASISTEN : TITIK NUR VITASARI
NO HARI/TANGGAL KOREKSI PARAF
1.

2.

3.

Anda mungkin juga menyukai