Disusun Oleh:
Dosen Pengampu:
Riri Novita Sunarti, M.Si
A. Latar Belakang
Kelangsungan hidup dan pertumbuhan mikroorganisme dipengaruhi
oleh adanya nutrisi dan factor lingkungan. Bahan nutrisi yang tersedia
dapat berupa bahan alami dan dapat pula bahan sintetis. Bahan nutrisi
yang digunakan mikroorganisme biasanya berupa senyawa sederhana yang
tersedia secara langsung atau berasal dari senyawa yang kompleks yang
kemudian dipecah oleh mikroorganisme menjadi senyawa yang sederhana
melalui proses enzimatik. Bahan nutrisi ini dapat berupa cairan atau
padatan setengah padat (semi solid) yang disebut sebagai media. (Arista,
2019)
Mikroorganisme terdapat dimana saja, hampir disetiap tempat.
Bahkan benda-benda, air minum, makanan kita sehari-hari yang kita
anggap sudah steril dan bersih, setelah diteliti lagi ternyata masih banyak
terdapat mikroorganisme didalamnya. Keberadaan mikroorganisme ini
tentu saja ada yang membahayakan dan ada juga yang tidak. (Fatmawati &
Lebang, 2021)
Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri
atas campuran nutrisi (nutrient) yang digunakan oleh suatu
mikroorganisme untuk tumbuh dan berkembangbiak pada media tersebut.
Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi pada media berupa molekul-
molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel-nya. Media
pertumbuhan juga bisa digunakan untuk mengisolasi mikroorganisme,
identifikasi, dan membuat kultur murni. (Riski, 2018)
Media berfungsi sebagai tempat tinggal, sumber makanan, dan
penyedia nutrisi bagi mikroorganisme yang akan dibiakan pada media,
selain itu media juga berfungsi untuk membiakkan, mengasingkan,
mengirimkan dan meyimpan mikroorganisme dalam waktu yang lama di
laboratorium. Media berdasarkan sifat terbagi menjadi 3 yaitu Media
padat, Media semi padat semi cair, Media cair. Media berdasarkan
Komposisi/susunannya terdiri atas Media Sintesis, semi sintesis, dan
media non sintesis. Berdasarkan tujuan yaitu media selektif atau
penghambat dan media diperkaya. Jenis Media yang sering digunakan,
yaitu Nutrient Agar, Nutrient Broth (NB), PDA (Potato Dextrose Agar),
Salmonella Shigella (SS) Agar, Eosin Methylene Blue Agar (EMBA).
(Anggraini, 2021)
Secara umum sterilisasi merupakan proses pemusnahan kehidupan
khususnya mikroba dalam suatu wadah ataupun peralatan laboratorium.
Sterilisasi dalam Mikrobiologi adalah suatu proses untuk mematikan
semua mikroorgansime yang terdapat pada atau didalam suatu benda. Ada
tiga cara utama yang umum dipakai dalam sterilisasi yaitu menggunakan
uap dari air yang mendidih selama beberapa menit, yang kedua dengan
menggunakan autoklave, atau yang ketiga dengan penyaringan atau
filtrasi. Pada proses setrilisasi dan penyiapan media ini, kita harus
memperhatikan beberapa hal, tujuanya adalah agar bahan yang kita
siapkan tidak terkontaminasi oleh mikroba yang tidak kita kehendaki.
Sterilisasi yang baik dapat mencegah tumbuhnya mikroba lain yang tidak
diharapkan dalam bahan yang telah disterilisasi. Teknik sterilisasi yang
digunakan berbeda antara satu dengan lainnya, tergantung dari jenis
material yang digunakan. Alat-alat yang digunakan dalam praktikum
mikrobiologi juga harus dalam keadaan steril atau bebas dari kuman serta
bakteri, virus dan jamur. Untuk mensterilkannya diperlukan pula
pengetahuan tentang cara-cara dan teknik sterilisasi. Hal ini dilakukan
karena alat- alat yang digunakan pada laboratorium mikrobiologi memiliki
teknik sterilisasi yang berbeda. (Sabbathini, 2017)
Oleh karena itu, diadakanlah praktikum “Pembuatan media dan
sterilisasi” ini guna memberikan pemahaman kepada kita tentang hal-hal
yang berkaitan dengan sterilisasi dan pembuatan media serta menambah
pengetahuan dan keterampilan tentang teknik atau tata cara sterilisasi dan
pembuatan media dalam mikrobiologi.(Nurhidayati, 2022)
B. Tujuan Praktikum
1. Mengetahui cara pembuatan media dan membedakan berbagai media
pertumbuhan mikroba
2. Mengetahui cara dan macam macam sterilisasi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Mikroorganisme
Mikroorganisme sangat erat kaitannya dengan kehidupan manusia.
Mikroorganisme tersebar luas di alam dan banyak dijumpai pula pada
panganyang banyak menyebabkan penurunan mutu pangan.
Namun, tidak semuamikroorganisme berperan penting dalam semua
bentuk kehidupan karena merekadapat memecah bahan organik kompleks
dan mengembalikan unsur hara ke dalamtubuh (Juariah, 2018).
Mikroba membutuhkan tempat hidup dan nutrisi untuk dapat bertahan
dilingkungan. Untuk pertumbuhan mikroba diperlukan sebuah medium
yang akanmenjadi tempatnya berkembanng biak. Mikroorganisme terbagi
ke dalam kategoriautotrof dan heterotrof. Dalam mempertahankan
kehidupannya, mikroorganismetidak hidup sendiri atau selalu bekerja
sama. Lingkungan mikroba tergantung padadimana keberadaan mikroba
tersebut (Syauqi, 2017).
B. Medium
Medium merupakan substansi yang di dalamnya terdapat campuran
zat-zatmakanan (nutrisi) yang digunakan untuk pemeliharaan dan
pertumbuhanmikroorganisme. Mikroorganisme merupaka makhluk hidup
yang jugamemerlukan media tempat hidup yang terdapat nutrien
di dalamnya untukkelangsungan hidupnya. Mikroorganisme dalam
pertumbuhannya membutuhkanunsur logam seperti natrium, kalium,
kalsium, magnesium, mangan, besi, seng,tembaga, fosfor, cobalt,
hydrogen, oksigen dan sulfur. (Raudah, 2017).
Media ini berisi campuran bahan nutrisi atau zat-zat
makanan yangdibutuhkan mikroorganisme, dimana komposisi sifat fisik
dan kimiawinya dapatterkontrol maupun tidak. Untuk menghasilkan media
yang dapat menjadi tempatmikroorganisme tumbuh dengan baik
maka harus memenuhi beberapapersyaratan. Media yang baik mampu
menyuplai makanan yang dibutuhkan oleh mikroorganisme, maka harus
mengandung unsur-unsur kimia yang dibutuhkan mikroba.(Hartono,2018)
Media pertumbuhan bakteri juga dapat dibuat dari buah dan sayuran.
Selaindari biji-bijian, sayuran, maupun buah, media pertumbuhan
bakteri juga dapatdibuat dari berbagai jenis umbi-umbian yang
kaya akan karbohidrat. Sumberkarbohidrat lain yang dapat ditemui
dengan mudah adalah dari jenis umbi-umbianseperti ganyong, gembili,
dan garut. Umbi-umbi tersebut memiliki kadarkarbohidrat yang cukup
banyak serta mengandung protein dan berbagai mineralyang cukup
sehingg memungkinkan untuk digunakan sebagai mediapertumbuhan
bakteri (Raudah, 2017)
C. Sterilisasi
Sterilisas merupakan sebuah proses untuk mematikan
mikroorganisme yang hidup. Sterilisasi juga dapat diartikan
sebagai proses penghilangan atau membunuh mikroorganisme
(protozoa, fungi, bakteri, mycoplasma, virus) dalambenda atau peralatan
untuk menjaga peralatan dilaboratorium tetap bersih atausteril, serta
mencegah terjadinya kontaminasi. Sterilisasi diklasifikasikan menjadidua
macam yaitu secara fisik dan secara kimia. Bahan sterilan dapat
berbentukcairan, gas, atau radiasi elektromagnetik. Sterilisasi alat-
alat dengan memakaibahan kimia banyak dilakukan karena mudah
dilakukan dan tidak memerlukanperalatan khusus, juga tidak memerlukan
pemanasan (Ma’at, 2019).
Pada peralatan laboratorium, diperlukan proses sterilisasi baik
sebelummaupun sesudah melakukan kerja. Umumnya peralatan
laboratorium yang akan disterillisasi memerlukan bahan pengemas.
Kemasan adalah suatu benda yang yangdigunakan sebagai wadah atau
tempat yang dikemas dan dapat mencegahkerusakan, melindungi
bahan yang ada di dalamnya dari pencemaran sertagangguan fisik
seperti gesekan, benturan dan geratan. Plastik merupakan bahanpengemas
yang saat ini berkembang pesat. Plastic digunakan untuk
mengemasberbagai mecam jenis makanan dan minuman. Penggunaan
plastic sebagai bahanpengemas mempunyai keunggulan dibanding bahan
pengemas lain karena bersifatringan, transparan, kuat, murah, mudah
didapat di toko plastik (Muwarni, 2018).
Sterilisasi harus dapat membunuh mikroorganisme yang paling
tahan panas yaitu spora bakteri. Sterillisasi basah biasanya dilakukan
dengan alat autoklaf uap dengan menggunakan uap air jenuh pada suhu
121 derajar celcius selama 15 menit. Penggunaan suhu 121 derajat celcius
itu disebabkan oleh tekanan 1 atm pada ketinggian permukaan laut.
Autoklaf merupakan alat yang essensial dalam setiap laboratorium
mikrobiologi, ruang sterilliasi dirumah sakit serta tempat-tempat lain yang
memproduksi produk sterill. Waktu yang diperlukan untuk sterillisasi
tergantung pada sifat bahan yang akan disterilkan, tipe wadah dan volume
bahan (Muwarni, 2018).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu,
Aquades, Media NA, Media PDA.
C. Cara Kerja
Adapun cara kerja praktikum pembuatan media dan sterilisasi ini
adalah sebagai berikut:
a. Pembuatan media NA (Nutrient Agar)
1. Siapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan dalam proses
pembuatan media NA.
2. Siapkan alumunium foil untuk menimbang media NA timbanglah
media menggunakan timbangan analitik sebanyak 1 gram.
3. Masukan media NA yang sudah di timbang kedalam erlenmeyer dan
tambahkan 50 ml aquades
4. Kemudia masukan magnetik stirer kedalam erlenmeyer dan mulut
erlenmeyer ditutup selanjutnya media di homogenkan diatas hot plate
5. Setelah media dihomogenkan media siap untuk disterilisasi
menggunakan autoklaf.
b. Pembuatan media PDA (Potato Dextrose Agar)
1. Siapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan dalam proses
pembuatan media PDA.
2. Siapkan alumunium foil untuk menimbang media NA timbanglah
media menggunakan timbangan analitik sebanyak 1,95 gram.
3. Masukan media NA yang sudah di timbang kedalam erlenmeyer dan
tambahkan 50 ml aquades
4. Kemudia masukan magnetik stirer kedalam erlenmeyer dan mulut
erlenmeyer ditutup selanjutnya media di homogenkan diatas hot plate
5. Setelah media dihomogenkan media siap untuk disterilisasi
menggunakan autoklaf.
c. Sterilisasi Alat dan Bahan Praktikum Pembuatan Media
1. Alat-alat seperti cawan petri dibungkus menggunakan kertas.
2. Setelah cawan petri dibungkus kemudian masukkan cawan petri dan
media NA, PDA tadi kedalam keranjang autoklaf.
3. Masukan kedalam autoklaf dan diatur pada mode 2 selama 15 menit
dengan pengaturan tekanan sebesar 17,5 psi dan suhu 121 C.
4. Setelah suhu autoklaf dingin, kluarkan cawan petri dan media
kemudian disimpan di ruang steril.
.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Table 1.1 Pembuatan Media NA (Nutrient Agar) dan PDA (Potato
Dextrose Agar)
No Gambar Keterangan
1. Siapkan semua alat yang
akan digunakan untuk
membuat media NA dan
PDA, lalu potong-potong
alumunium foil berukuran
Sumber : Annisa, 2023
persegi empat.
2. Setelah alumunium foil
dipotong, letakkan
alumunium foil
ketimbangan analitik untuk
menimbang NA dan PDA.
Sumber : Annisa, 2023
3. Ambil media NA atau PDA
menggunakan spatula lalu
letakkan media tersebut
diatas alumunium yang ada
didalam timbangan analitik
dan sesuaikan berapa gram
Sumber : Annisa, 2023 yang dibutuhkan dari
masing-masing media.
4. Media NA dan PDA yang
sudah ditimbang kemudian
dimasukkan kedalam
Erlenmeyer
A. Kesimpulan
Medium adalah substansi yang terdiri atas campuran zat-zat makanan
(nutrien) yang dipergunakan untuk pemeliharaan dan pertumbuhan
mikroorganisme. Media yang digunakan dalam pertumbuhan bakteri harus
menganduk nutiren yang cukup untuk pertumbuhan bakteri. Beberapa
jenis media yang umum digunakan dalam perkembangbiakan bakteri
adalah NA (Nutrient Agar), PDA (Potato Dextrose Agar)
Sterilisasi merupakan kegiatan yang berguna untuk mencegah
terjadinya kontaminasi pada peralatan dan bahan yang digunakan.
Sterilisasi ada 3 metode yaitu sterilisasi kering, terilisasi basah, dan
terilisasi menggunakan api. Pada praktikum ini menggunakan sterilisasi
basah, yaitu menggunakan autoklaf. Pada autoklaf terdapat 3 cara yang
masing-masing memiliki fungsi yang berbeda pada mesterlil alat dan
bahan
B. Saran
Sebaiknya pada saat praktikum praktikan sudah bisa menguasai
teknikteknik atau cara kerja dari praktikum yang akan dilaksanakan
sehingga tidak akan terjadi kekeliruan yang bisa menghambat jalannya
praktikum
DAFTAR PUSTAKA
Arista Y., 2019. Formulasi Dan Uji Aktivitas Gel Antijerawat Ekstrak Umbi
Bakung (Crinum asiaticum L.) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus
Secara in Vitro. PHARMACON J. Ilm. Farm. – UNSRAT.
2013;2(02):2302–2493.
Angraini, Marcellina Devi. 2021. Laporan Praktikum Mikrobiologi Pembuatan
Media dan Sterilisasi. Palembang: Unversitas Sriwijaya
Fatimawali dan Lebang, J. S. (2021). Modul praktikum mikrobiologi dan
parasitologi. Unsrat Press.
Hartanto ES, Santi A. 2018. Pembuatan Media Uji Mikrobiologi Siap Pakai dari
Bahan Baku Lokal Indonesia untuk Pengujian Parameter Angka Lempeng
Total. Journal of Agro-based Industry Vol. 35(2): 68-71
Hadioetomo, R. 2019 . Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium Mikrobiologi.
Gramedia: Jakarta.
Juariah S, Wulan PS. 2018. Pemanfaatan Limbah Cair Industri Tahu Sebagai
Media Alternatif Pertumbuhan Bacillus sp. Jurnal Analis Kessehatan
Klinikal Sains. Vol. 6(1)
Ma’at, Suprapto.2019. Sterilisasi dan Disinfeksi. Airlangga University Press:
Surabaya
Muwarni, Sri.2015. Dasar-Dasar Mikrobiologi Veteriner. UB Press: Malang
Nurhidayanti. 2022. Perbandingan Media Alternatif Kacang Kedelai Dan Media
Nutrient Agar Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus Aureus.
Palembang: Universitas PGRI.
Riski. 2018. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Penerbit Djembatan: Jakarta.
Raudah, Dkk.. 2017. Efektifitas Sterilisasi Metode Panas Kering Pada Alat
Medisruang Perawatan Luka Rumah Sakit Dr. H Soemarno Sosroatmodjo
Kudu Kapuas. Banjar Baru: Jurnal Kesehatan Lingkungan. Vol. 14.
No. 1 : 425-430
Sabbathini, G. C., Sri P., Wijanarka, dan Puspita L. (2017). Isolasi dan
identifikasi bakteri genus Sphingomonas dari daun padi (Oryza sativa)
di area persawahan cibinong. Jurnal Biologi, 6 (1), 59 – 64
Syauqi, A. 2017. Mikrobiologi Lingkungan. Penerbit ANDI: Yogyakarta
Suriawiria, U. 2018. Mikrobiologi Dasar. Papas Sinar Sinanti: Jakarta