H031201065
KELOMPOK II
LABORATORIUM BIOKIMIA
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2022
Laporan Praktikum Biokimia
H031201065
Asisten Praktikan
PENDAHULUAN
Mikrobiologi adalah salah satu cabang ilmu dari biologi dan memerlukan
ilmu pendukung kimia, fisika, dan biokimia. Mikrobiologi merupakan ilmu yang
alam, struktur sel mikroba dan fungsi tiap bagian sel, metabolisme mikroba secara
biasanya dinyatakan dalam mikron (µ), dimana 1 mikron adalah 0,001 mm. Sel
mikroba pada umumnya dapat dilihat dengan bantuan alat pembesar atau
mikroskop, namun ada juga mikroba yang berukuran besar sehingga dapat dilihat
sarana fisik. Sterilisasi adalah proses penghilangan semua jenis organisme hidup.
mycoplasma, virus) yang terdapat dalam suatu benda. Sterilisasi didesain untuk
dengan pemanasan atau penyaringan tetapi bahan kimia atau radiasi juga dapat
digunakan (Putri dkk., 2017). Oleh karena itu dilakukan percobaan ini untuk
Maksud dari percobaan ini adalah untuk mempelajari dan memahami cara
menggunakan autoklaf pada suhu 121 ℃ dan tekanan 2 atm selama 15 menit.
mengetahui cara sterilisasi alat dan bahan menggunakan autoklaf (121 ℃, 2 atm,
TINJUAN PUSTAKA
2.1 Sterilisasi
juga bahwa sebuah proses untuk mematikan semua bentuk kehidupan. Secara
umum ada dua cara sterilisasi, yaitu sterilisasi secara fisik dan sterilisasi secara
berfungsi sebagai sumber nitrogen dan sumber karbon, sumber vitamin dan
osmotik sel bakteri dan medium, agar bakteri yang akan ditumbuhkan tidak mati.
Medium NA juga telah tersedia dalam bentuk bubuk instan yang telah mengandung
semua bahan dalam tabel komposisi medium Nutrient Agar diatas. Dengan medium
2.3 Bakteri
hidup bakteri ada yang dapat hidup bebas, parasitik, saprofitik, patogen pada
manusia, hewan dan tumbuhan. Bakteri mempunyai bentuk dasar bulat, batang, dan
lengkung. Bakteri dapat mengalami involusi, yaitu perubahan bentuk yang
ditemukan dan dominan di lingkungan air payau dan estuaria seperti sungai,
muara sungai, kolam, dan laut. Bakteri Vibrio sp. tumbuh optimal pada air payau
dan laut dengan salinitas antara 20-40 ppt. Bakteri Vibrio sp. hidup di air laut dan
air tawar serta berasosiasi dengan hewan laut dan hewan air tawar. Sebagian besar
bakteri Vibrio sp. adalah bakteri patogen yang mampu menghasilkan enzim
membutuhkan kadar garam tinggi untuk tumbuh). Bakteri Vibrio sp. dapat
dengan biota lain (inang) dan melakukan berbagai jenis pola hubungan karakteristik
penting dari interaksinya (Hadi dkk., 2021). Bakteri simbion dibagi menjadi dua
kelompok, simbion obligat atau primer dan simbion fakultatif atau sekunder.
Simbion obligat adalah mutualis yang cenderung memiliki fungsi nutrisi dan
biasanya terjadi pada serangga yang memakan makanan yang tidak seimbang.
Bakteri simbion fakultatif memiliki susunan efek yang jauh lebih luas, mulai dari
model interaksi antara bakteri simbion dan inang, misalnya spons menjadikan
bakteri simbionnya sebagai tameng untuk memberikan perlindungan terhadap
bakteri memanfaatkan spons sebagai inangnya untuk bertahan hidup dan tidak
terombang ambing oleh gelombang dan arus laut (Marzuki dkk., 2022).
2.4 Enzim
sehingga jumlah enzim sebelum dan setelah reaksi adalah tetap. Enzim mempunyai
selektivitas dan spesifitas yang tinggi terhadap reaktan yang direaksikan dan jenis
protein (Puspitasari dkk., 2012). Enzim proteolitik memegang peran penting dalam
METODE PENELITIAN
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah bakteri Vibrio sp.,
serbuk NA (Nutrient Agar), akuades, alkohol, kapas, benang, plastic wrap, plastik
tahan panas, selotip, tissue roll, aluminium foil, dan kertas HVS.
tabung reaksi, gelas ukur 100 mL, gelas kimia 50 mL, gelas kimia 250 mL,
Erlenmeyer 250 mL, autoklaf, neraca analitik, hot plate, jarum ose, inkubator,
batang pengaduk, enkas, sendok tanduk, labu semprot, lampu spiritus, kain kasa,
dibuatkan penutup pocong dari kapas yang dibungkus kain kasa dan diikat dengan
benang, besar penutup disesuaikan dengan besar mulut alat berupa Erlenmeyer dan
tabung reaksi. Setelah itu, kedua alat tersebut ditutup dengan penutup pocong yang
telah dibuat lalu dibungkus bagian mulut dengan plastic wrap. Kemudian, tabung
reaksi dan cawan petri dibungkus dengan kertas HVS bekas lalu dimasukkan ke
dalam plastik tahan panas dan diikat. Selanjutnya, dimasukkan ke dalam autoklaf
selama 15 menit pada suhu 121 ℃ dan tekanan 2 atm. Enkas terlebih dahulu
autoklaf pada suhu 121 ℃ dan pada tekanan 2 atm selama 15 menit. Setelah itu,
masing-masing tabung reaksi dan cawan petri diisi media NA sebanyak 10 mL dan
Media NA yang telah memadat pada tabung reaksi dan cawan petri
jarum ose yang telah difiksasi dan digoreskan secara zig-zag pada media dengan
dibuatkan penutup pocong dari kapas yang dibungkus kain kasa dan diikat dengan
benang di mana besar penutup disesuaikan dengan besar mulut alat dengan tujuan
agar alat tidak terkontaminasi dengan bakteri lain setelah dikeluarkan dari autoklaf
dan mencegah terbentuknya uap air pada bagian dalam. Setelah itu, kedua alat
ditutup dengan penutupnya lalu dibungkus dibagian mulut alat dengan plastik wrap
dan aluminium foil. Penggunaan plastik wrap dan aluminium foil bertujuan untuk
merekatkan tutup yang terdapat pada bagian mulut agar tidak jatuh ke bagian dalam
Semua alat kecuali Erlenmeyer dibungkus dengan kertas HVS, yaitu tabung
reaksi dan cawan petri. Kertas HVS berperan sebagai isolator agar alat tidak pecah
karena suhu dan tekanan yang tinggi dan menghindari kontaminasi setelah alat
panas dan ditutup menggunakan selotip bening. Penggunaan plastik tahan panas
mengenai alat. Setelah itu, semua alat dimasukkan ke dalam autoklaf selama 15
menit pada suhu 121 oC dan tekanan 2 atm. Karena pada keadaan itu, tidak ada
bakteri ataupun mikroorganisme lain yang dapat tumbuh. Setelah semua alat
dengan hand sanitizer pada setiap permukaannya. Hal tersebut bertujuan untuk
NA. Setelah larut, didiamkan beberapa menit agar panasnya berkurang lalu
dimasukkan ke dalam Erlenmeyer dan ditutup dengan kapas dan direkatkan. Tujuan
dari penutupan untuk menjaga larutan NA dari kontaminasi dari luar. Kemudian
dimasukkan ke dalam autoklaf dengan suhu 121 oC selama 15 menit dan dengan
tekanan 2 atm karena bakteri tidak dapat tumbuh pada suhu 121 oC dan tekanan 2
atm. Setelah itu, masing-masing tabung reaksi dan cawan petri diisi dengan media
Vibrio sp. di atas media NA yang telah memadat pada tabung reaksi dan cawan
petri. Pada proses penggoresan digunakan teknik gores zig-zag ke dalam media NA
yang telah memadat. Proses penggoresan dilakukan di dalam enkas yang bertujuan
dengan menggunakan jarum ose yang sebelumnya telah difiksasi pada lampu
spiritus dengan tujuan membunuh kontaminan yang terdapat pada jarum ose.
reaksi dan cawan petri. Penggoresan dilakukan untuk memperoleh suatu biakan
murni sehingga diperoleh satu koloni tunggal bakteri yang diinginkan. Selanjutnya,
5.1 Kesimpulan
HVS bekas dan plastik tahan panas pada autoklaf dengan suhu 121 oC dan
diperoleh bahwa terdapat koloni bakteri Vibrio sp. yang tumbuh pada
media NA.
3. koloni bakteri Vibrio sp. digoreskan dengan jarum ose di atas permukaan media
NA. Hasil yang diperoleh yaitu koloni baakteri dapat tumbuh dengan baik pada
5.2 Saran
alat-alat yang ada pada laboratorium diperbaharui, serta pada saat praktikum
penggoresan masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA
Hadi, M.S., Abadi, A.L., Himawan, T., Masruri, Lestari, S.R., Rahardjo, B.T., Aini,
L.Q., Setiawan, Y., dan Tarno, H., 2021, The Role of Bacteria Symbionts
in the Biodegradation of Chlorpyrifos in the Digestive Tract of Plutella
xylostella larvae, Biodiversitas, 22(2): 709-712.
Ihsan, B. dan Retnaningrum, E., 2017, Isolasi Dan Identifikasi Bakteri Vibrio Sp.
pada Kerang Kapah (Meretrix Meretrix) di Kabupaten Trenggalek, Jurnal
Harpodon Borneo, 10(1): 23-27.
Marzuki, I., Johra, Syahrir, M., Ramli, M., Musmuliyadi, Harimuswarah, M.R.,
Asrudin, Arwansyah, Artawan, I.P., Iqbal, M., dan Zaenal, 2022, Operasi
dan Remediasi Lingkungan, Tohar Media, Makassar.
Puspitasari, F.D., Shovitri, M., dan Kuswytasari, N.D., 2012, Isolasi dan
Karakterisasi Bakteri Aerob Proteolitik dari Tangki Septik, Jurnal Sains
dan Seni ITS, 1(1): 1-4.
Putri, M.H., Sukini, dan Yodong, 2017, Mikrobiologi, Pusat Pendidikan Sumber
Daya Manusia Kesehatan, Jakarta Selatan.
Suryani, Y. dan Taupiqurrahman, O., 2021, Mikrobiologi Dasar, LP2M UIN SGD
Bandung, Bandung.
Watanabe, K., Yukuhiro, F., Matsura, Y., Fukatsu, T., dan Noda, H., 2014,
Intrasperm Vertical Symbiont Transmission, PNAS, 111(20): 7433-7437.
Lampiran 1. Bagan Kerja
Sterilisasi
selama 15 menit .
selama 15 menit.
3. Peremajaan Bakteri
Hasil
Lampiran 2. Gambar Percobaan