Anda di halaman 1dari 14

BAB II

TINJAUAN PUSKATA

A. Landasan Teori

1. Bakteri

Mikroorganisme yang bersel satu, prokariotik, berkembangbiak

dengan cara membelah diri, sangat kecil sehingga hanya dapat dilihat

melalui mikroskop. Sepintas, bakteri tampak seperti bentuk kehidupan

yang sederhana, namun mereka adalah mahkluk yang juga memiliki

kompleksitas dan mudah beradapatasi. Organisme ini ada banyak baik

dalam bentuk parasit maupun hidup bebas. Bakteri memiliki kapasitas

yang luar biasa untuk beradaptasi dengan lingkungan yang berubah

dengan pemilihan mutan spontan. (Brooks et al.,2010).

Kemampuan mikroorganisme patogen untuk menyebabkan

penyakit tidak hanya dipengaruhi oleh komponen yang ada pada

mikroorganisme, tapi juga oleh kemampuan inang untuk melawan

infeksi (Amelia, 2017). Saat ini, peningkatan jumlah infeksi meningkat

disebabkan oleh mikroorganisme yang sebelumnya dianggap tidak

patogen; terutama anggota flora normal. menurut Harti (2015), Infeksi

ini berkembang dalam tubuh manusia yang factor kekebalan tubuhnya

dirusak oleh penyakit lain atau karena terapi antibiotik dan terapi

immunosupresif yang berkepanjangan.


Derajat kemampuan suatu patogen oportunistik untuk menyebabkan

penyakit disebut virulensi. Komponen mikroorganisme yang

meningkatkan patogenisitas disebut faktor virulensi (Harti, 2015). Jika

suatu mikroorganisme lebih mampu menyebabkan suatu penyakit,

dikatakan lebih virulen dari yang lain. Faktor virulensi beberapa patogen

mudah diidentifikasi. Sebagai contoh, sel Streptococcus pneumoniae

yang memiliki kapsul bersifat virulen dan menyebabkan pneumonia,

sebaliknya yang tidak berkapsul bersifat avirulen. Strain virulen dari

Corynebacterium diphtheria menghasilkan suatu toksin yang

menyebabkan diphtheria. Untuk kebanyakan patogen, faktor virulensi

tidak begitu nyata (Hidayati, 2016). Mekanisme suatu patogen untuk

menyebabkan penyakit infeksi,adalah melalui tahapan sebagai sebagai

berikut (Harti, 2015) :

a. Harus menginfeksi inang ( suatu patogen primer harus memasuki

inang).

b. Harus melakukan metabolisme dan memperbanyak diri dalam

jaringan inang.

c. Harus melawan pertahanan inang, untuk sementara.

d. Harus merusak inang.

Suatu patogen pertama kali harus mencapai jaringan inang dan

memperbanyak diri sebelum melakukan kerusakan. Dalam banyak kasus,

hal yang dibutuhkan pertama kali adalah mikroorganisme harus

menembus kulit, membrane mukosa, atau epitel intestin, permukaan yang


secara normal bertindak sebagai barrier mikroorganisme. Melintasi kulit

masuk ke lapisan subkutan hampir selalu terjadi melalui luka, jarang

dilakukan patogen menembus melewati kulit yang utuh (Yusmaniar,

Wardiyah, 2017).

Menurut Sujaya (2016), berdasarkan bentuk morfologinya, maka

bakteri dapat dibagi, atas tiga golongan, yaitu basil, golongan kokus,

dan golongan spiril.

a. Bentuk kokus

Bakteri yang terbentuk seperti bola-bola kecil baik sendiri maupun

berkelompok. Penataan bentuk kokus :

b. Bentuk basil

Bakteri bentuk basil adalah bakteri yang berbentuk batang atau

seperti silinder.

c. Bentuk spiril atau lengkung :

Bakteri bentuk spiril adalah bakteri yang bengkok atau berbengkok-

bengkok serupa spiral.

Pengelompokan Bakteri menurut Hidayati (2016), dalam bukunya

buku ajar mikrobiologi menyebutkan bakteri dapat dikelompokkan

menjadi 2 bagian berdasarkan Gramnya, yaitu:

1. Bakteri Gram positif

2. Bakteri Gram negatif

Pewarnaan Gram dapat digunakan untuk determinasi bakteri, yaitu

dengan melihat hasil akhir pewarnaan bakteri. Pada akhir pewarnaan,


Gram positif berwarna ungu (violet) dan bakteri Gram negatif berwarna

merah. Perbedaan tersebut terjadi karena adanya perbedaan komposisi

dinding selnya (Hidayati, 2016).

Tabel 2.1. Perbedaan antara bakteri Gram positif dengan Gram negatif

Keterangan Gram positif Gram negative


Dinding sel Sederhana Lebih kompleks
Struktur dinding sel Satu lapisan Dua lapisan :
peptidoglikan a. Bagian luar
lipopolisakarida
dan protein
b. Bagian dalam
peptidoglikan
Syarat nutrisi Lebih kompleks Lebih sederhana

(Brooks et al, 2010)

Tabel 2.2 Perbedaan dinding sel bakteri Gram positif dan Gram negatif

Senyawa kimia Gram positif Gram negative

Peptidoglikan 40 – 50% 5-20%

Asam teikoat Ada Tidak ada

Lipopolisakarida Tidak ada ada

Protein 10% 60%

Lipid 2% 20%

(Brooks et al, 2010)

2. Fase Pertumbuhan Bakteri

Apabila bakteri yang ditanam pada media perbenihan yang

sesuai dan pada waktu-waktu tertentu diobservasi (di hitung jumlah

bakteri yang hidup), pertumbuhan dan perkembangbiakan bakteri


tersebut dapat digambarkan dengan sebuah grafik. Pertumbuhan

bakteri tersebut dapat dibagi menjadi beberapa fase sebagai berikut:

(Harti, 2015)

a. Fase lag = The lag phase = fase permulaan

Kecepatan pertumbuhan nol atau > nol (tidak maksimum), disebut

juga fase adaptasi. Tidak ada pertambahan populasi, tetapi

pertambahan substansi intraseluler sehingga ukuran sel bertambah.

b. Fase logaritma (log) = The log phase = fase eksponensial

Kecepatan pertumbuhan mencapai maksimum. Massa dan jumlah sel

bertambah secara eksponensial dengan waktu generasi sebagai

konstanta, sehingga pertumbuhan akan seimbang, yaitu sel

membelah dengan kecepatan konstan serta aktivitas metabolism

konstan. Biakan dalam keadaan homogen dengan pertumbuhan sel

pada kecepatan dan interval sama.

c. Fase tetap maksimum – The stationary phase = fase statis

Kecepatan pertumbuhan mulai menurun, terjadi akumulasi metabolit.

Jumlah sel hidup tetap, namun terjadi pengurangan nutrient makan

jumlah total sel mati dan hidup tetap serta akumulasi metabolit.

d. Fase kematian = The death phase = fase penurunan

Laju kematian secara eksponensial dan terjadi penurunan populasi

sel-sel hidup hingga mencapai nol.


2. Personal Hygiene

Personal Hygiene berasal dari bahasaYunani yaitu personal yang

artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihanseseorang adalah

suatu tindakan untuk memelihara kebersihandan kesehatan seseorang

untuk kesejahteraan fisik dan psikis.

Menurut beberapa ahli :


a. Ambarwati & Sunarsih (2011), adalah kebersihan perseorangan

atau tindakan untuk menjaga kebersihan seseorang.

b. Brooker (2009), mendefinisikan personal hygiene sebagai


aktivitas yang memiliki tujuan kebersihan dan penampilan tubuh.
Aktivitas tersebut meliputi mencuci, mandi, bercukur bagi pria
jika perlu, perawatan mata dan alat bantu penglihatan, perawatan
telinga, rambut, kuku, gigi dan gusi dan sebagainya.

Higiene dan sanitasi dari pengguna toilet maupun petugas

kebersihan diperlukan untuk menangani kasus-kasus tersebut. Higiene

adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari kesehatan dan lebih banyak

membahas masalah bakteri sebagai penyebab timbulnya penyakit.

Sanitasi merupakan usaha untuk mengawasi dan memperhatikan faktor

lingkungan fisik yang berpengaruh terhadap manusia, terutama hal-hal

yang mempunyai efek merusak perkembangan fisik, kesehatan, dan

kelangsungan hidup. Higiene dan sanitasi memiliki pengertian dan tujuan

yang sama yaitu untuk mencapai kesehatan yang prima.


Berdasarkan uraian di atas, harus kita waspadai bahwa bahaya

penularan penyakit bisa terjadi lewat siapa saja, apa saja, kapan saja, dan

dimana saja. Kejadian penularan penyakit yang belum diketahui di

lingkungan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas khususnya melalui

kran dan tombol kloset juga merupakan faktor lain yang perlu

diperhatikan. Berdasaran survei di lapangan, ditemukan bahwa toilet

umum di lingkungan Stikes Nasional tidak memiliki kelengkapan toilet

yang memadai, seperti tidak disediakannya tisu toilet dan sabun untuk

mencuci tangan sebagai salah satu sarana untuk pencegahan infeksi.

Wawancara yang dilakukan dengan petugas kebersihan toilet umum

lingkungan STIKES Nasional menunjukkan bahwa masih minimnya

kebersihan toilet karena petugas hanya membersihkan area kotor yang

tampak tanpa membersihkan area kran dan tombol flush kloset.

Wawancara yang dilakukan dengan pengguna toilet memperlihatkan

minimnya kesadaran pengguna toilet dalam menjaga kebersihan karena

tidak menggunakan alas saat menggunakan kran air dan tombol flush

kloset serta tidak mencuci tangan setelah menggunakan toilet. Oleh

karena itu peneliti ingin mencari tahu apa saja bakteri yang terdapat pada

kran air dan tombol flush kloset duduk di toilet umum di lingkungan Stikes

Nasional yang ramai dikunjungi oleh civitas akademik yang

memungkinkan terjadinya kontak antara satu orang dengan yang lainnya.


3. Toilet

Gambar 2.1 Standar Toilet Umum

(Adiwoso, 2017)

sebuah ruangan yang dirancang khususlengkap dengan kloset,

persedian air bersih dan perlengkapan lain yang bersih, aman, dan higienis

dimana masyarakat di tempat-tempat domestik, komersial maupun publik

dapat membuang hajat serta memenuhi kebutuhan fisik, sosial, dan

psikologis lainnya. (Adiwoso, 2017)

Pedoman toilet umum menurut Indrawati (2016):

a. Desain dan fasilitasnya

Dalam mendesain dan menentukan lokasi/letak Toilet Umum di area

publik, Toilet Umum dapat berdiri sendiri seperti di tempat - tempat

tujuan wisata dan di desain dengan menonjolkan identitas lokal / place

making : Ciri khas daerah atau dapat juga menjadi bagian dari satu

bangunan seperti bandara, mall, pompa bensin , sekolah, kantor dan

lain-lainnya.
1) Signage

Terlihat jelas dari jauh dan dapat diberi pictograf : gambar yang

menarik kecuali di tempattempat tertentu yang penyediaan signage:

petunjuk yang harus menggunakan standar internasional seperti

bandara dan lainnya.

2) Pintu masuk

Tidak menyediakan daun pintu akan tetapi akses masuk berbentuk

seperti huruf S atau Maze, dengan catatan tetap menjaga privasi di

dalam toilet agar tidak terlihat dari luar.Untuk lebar akses masuk

tersebut minimal 100 cm namun sebaiknya 120 cm ataupun lebih

untuk kenyaman lalu lintas masuk dan keluar.

3) Area toilet

Hal yang harus tersedia :

a) Wastafel dengan kran Sebaiknya menggunakan kran sensor atau

tekan untuk menghindari penggunaan telapak tangan, dengan 2 bar,

2 - 3 detik.

b) Tersedia sabun cair

c) Tempat sampah Freehand

Menurut Adiwoso (2017), toilet di pengaruhi oleh :

a. Geografis Indonesia memiliki iklim tropis

b. Matematis Orang dewasa, anak, dan bagi disabilitas

c. Kimia Tidak menggunakan bahan pembersih yang mengandung

kimiawi tinggi
d. Biologi Perkembangan virus dan bakteri di toilet

e. Teknologi Menggelontor manual atau dengan sensor

f. Budaya Jongkok atau duduk

g. Membilas setelah membuang hajat menggunakan air atau dengan

kertas toilet

h. Lingkungan Septic tank dan cara membangun

Permasalahan toilet umum di indonesia menurut Andriyani et al., (2014)

dalam bukunya Standar Toilet Umum Indonesia.

a. Desain

perencana selalu menganggap remeh dan menjadikan suatu yang

paling akhir. Wanita menggunakan toilet 3 kali lebih lama dari

pria.Setidaknya harus disediakan toilet wanita 2 kali lebih banyak

dibanding toilet pria.Tersedianya fasilitas bagi orang dengan

keterbatasan merupakan suatu keharusan.Tersedianya Sanitair untuk

anak anak dengan ukuran yg berbeda

b. Perilaku Pemakai

c. Pemeliharaan

Toilet yang lembab berpotensi besar menjadi media perpindahan

penyakit dari satu orang ke orang lain, terlebih lagi di tempat wisata atau

tempat umum baik itu kampus. di negara tropis yang basah dan lembab,

kuman, bakteri, jamur dan virus sangat mudah berkembang biak dan

menyeba “penyakit menyebar cepat” (Purwita Sari, Nurjazuli, 2015) dan

bukan itu saja, Toilet Umum yang gelap dan lembab akan membuat
orang enggan memakainya. Pilih jenis bahan pembersih yang tidak

merusak peralatan serta finishing toilet dan juga tidak membunuh

bakteri-bakteri pembusuk dalam septic tank. Bakteri akan bertahan

selama 5 menit setelah toilet digelontor (Adiwoso, 2017).

Hasil penelitian menunjukkan “Cleaning Agent “ yang kita pakai

disetiap permukaan, mereka dapat dengan mudah menyingkirkan

kotoran. Namun banyak dari pembersih yang mengandung bahan

beracun, sementara aman dalam jumlah kecil, bisa memiliki efek

samping yang tidak diketahui dalam jangka panjang (Adiwoso, 2017).

4. Flush Handle

Gambar 2.2 Desain Flush Handle Toilet di Stikes Nasional


(Dokumentasi Pribadi, 2020)

Menurut Purwita Sari dan Nurjazuli (2013), metode flushing ada


dua macam, yakni siphon dan wash down flushing. Dimana siphon

biasanya digunakan di Amerika dan wash down di Eropa. Biasanya

metode siphon lebih rancu untuk mampet (clogging) daripada wash down.

Namun, toilet siphon dapat menyembunyikan bau dan juga bowl mark

(tanda-tanda yang terkumpul dari kotoran toilet). Toilet ini juga lebih

panjang karena memerlukan tempat trapway-nya yang memang lebih

panjang. Toilet wash down biasanya tidak memerlukan air sebanyak toilet

siphon, namun kadang-kadang ini malah menyebabkan kotoran terkumpul

dibawah.

Survei yang dilakukan oleh Kemenkes RI (2016), menunjukkan

Pada tahun 2016 penderita diare di Indonesia yang ditangani sebanyak

46,4% dari jumlah penderita diare keseluruhan yang tercatat berjumlah

6.897.463 orang. yang ditangani 4.017.861 orang, sedangkan pada tahun

2014 jumlah penangan kasus diare oleh instansi kesehatan adalah

8.490.976 orang.

Ada tiga macam jenis flush, yakni, single, double dan touchless.

Single flush toilet hanya dapat menyiram (flush) satu kali dan hanya

mempunyai 1 tombol untuk penyiraman. Double flush mempunyai opsi

dimana penyiraman dapat menggunakan sedikit atau banyak air, sehingga

penggunaanya dapat mengirit air. Touchless flush menggunakan motion

sensor (sensor gerakan) dan biasanya digunakan di proyek-proyek public

(Adiwoso, 2017). Toilet jenis ini tidak perlu memegang tombol flushnya,

jadi lebih higienis. Lokasi flush handle bisa dikategorikan di kanan/kiri


toilet (toilet tradisional), atas (biasanya untuk double flush), touchless

(menggunakan sensor) dan juga ada juga yang didinding (biasanya untuk

wall-mounted toilet).

B. Kerangka Pikir

Flush Handle Toilet laki-laki

Kontaminasi

Virus Parasit Bakteri

Bakteri Gram (-) Bakteri Gram (+)

Morfologi
Uji Biokimia

1. TSIA 5. MR Sel Koloni


2. SIM 6. VP
3. UREA 7. PAD
4. CITRAT 8. Fermentasi
Karbohidrat

Hasil dan Kesimpulan


Keterangan :

= variabel yang diteliti

= variabel yang tidak diteliti

Gambar 2.3 Kerangka Pikir

C. Hipotesis

Terdapat Bakteri pada flush handle di toilet laki laki STIKES

Nasional.

Anda mungkin juga menyukai