Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PERAN MIKROBIOLOGI DALAM BIDANG PETERNAKAN

DISUSUN OLEH :
LALU BILLY IIRMAWAN (B1D022116)
LALU LAKKE GIGGIH K.P ( B1D022117)
LALU MUH. KHAERUL LUTHFI (B1D022118)
LALU INDRA A. SUKIRMAN (B1D022119)
LANA NABILA (B1D022120)
M. ANWAR HIDAYAT (B1D022121)
M. IHSANUDDIN (B1D022122)

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat dan
hidayahnya,sehingga tugas makalah kami dapat kami selesaikan dengan lancar.Sholawat serta
salam kami haturkan kepada junjungan alam Nabi Muhammad Saw. yang telah membimbing
manusia ke jalan yang lurus dan diridhai Allah Swt.
Maklah kami ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Mikrobiologi Umum
untuk meningkatkan pemahaman tentang “Peran Mikrobiologi dalam Bidang Peternakan”.
Kami menyadari bahwa penyajian makalah kami ini masih banyak kekurangan. Kami
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun dan kami berharap
semoga makalah kami ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.Atas bantuannya kami
mengucapkan terima kasih.

Mataram,14 September 2024

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN MUKA ATAU COVER


KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Makalah
BAB II PEMBAHASAN
2.2 Konsep Dasar Mikrobiologi
2.3 Pentingnya mikrobiologi dalam bidang peternakan
2.3 mikroba pada saluran pencernaan ternak
2.4 kualitas produk peternakan
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bidang peternakan memegang peranan penting dalam pemenuhan kebutuhan pangan
dan sumber penghasilan bagi populasi manusia. Pertumbuhan populasi global yang terus
meningkat menuntut produksi hewan ternak yang lebih efisien dan berkelanjutan. Namun,
upaya ini tidak hanya mencakup aspek produksi, tetapi juga menghadirkan tantangan terkait
kesehatan hewan, lingkungan, dan kualitas produk.
Dalam konteks ini, peran mikrobiologi dalam bidang peternakan sangatlah
signifikan. Mikroorganisme, yang mencakup bakteri, virus, jamur, dan protozoa, memiliki
dampak besar terhadap kesehatan hewan, kualitas pakan, serta keberlanjutan lingkungan
peternakan. Melalui penelitian dan aplikasi praktis, mikrobiologi telah membantu mengatasi
berbagai masalah yang dihadapi oleh industri peternakan.
Peran mikrobiologi dalam mengidentifikasi dan memahami penyakit hewan,
pengembangan vaksin, serta pengobatan telah menghasilkan kemajuan besar dalam
pengendalian wabah penyakit. Di sisi lain, mikrobiologi juga berperan dalam meningkatkan
kualitas pakan melalui teknik fermentasi dan penggunaan probiotik, yang membantu
meningkatkan pencernaan dan kesehatan hewan ternak. Selain itu, pengelolaan
mikroorganisme dalam lingkungan peternakan dapat mencegah pencemaran lingkungan dan
penyebaran penyakit zoonosis yang berpotensi merugikan manusia.
Dengan memahami peran penting mikrobiologi dalam berbagai aspek peternakan, kita dapat
mengaplikasikan pengetahuan ini untuk meningkatkan produksi, kesehatan hewan, dan
lingkungan, serta menjawab tantangan masa depan yang mungkin muncul dalam industri
peternakan.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas yaitu :
1. Apa itu konsep dasar mikrobiologi?
2. Bagaimana pentingnnnya mikrobiologi dalam bidang peternakan
3. Bagaimana mikroba pada salurann pencernaan ternak
4. Bagaimana kualitas produk peternakan

1.3 Tujuan Makalah


Adaapun tujuan dari makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui konsep dasar mikrobiologi
2. Untuk mengetahui pentingnnnya mikrobiologi dalam bidang peternakan
3. Untuk mengetahui mikroba pada salurann pencernaan ternak
4. Untuk mengetahui kualitas produk peternakan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar Mikrobiologi
a) Pengertian Mikrobiologi
Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari makhluk hidup berukuran kecil/
mikroskopik. Dari segi bahasa mikrobiologi berasal dari kata micro yang artinya
kecil, bios yang artinya makhluk hidup dan logos yang artinya ilmu. Makhluk hidup
ini disebut pula dengan istilah mikroorganisme. Mikroorganisme hidup di lingkungan
bahkan ada juga yang di dalam tubuh.
Meskipun berukuran mikroskopik dan tidak terlihat dengan mata telanjang,
keberadaan mikroorganisme bisa dirasakan dari efek yang ditimbulkan. Misalnya saat
kondisi mata berair, saat ada lendir yang mengalir dari hidung atau biasa disebut
dengan istilah meler. Kedua kondisi tersebut sebenarnya menandakan tubuh sedang
dikepung pasukan mikroorganisme yang menyerang membran didalam tubuh. Mata
berair dan hidung meler adalah cara diri melawan mikroorganisme dengan
menegeluarkannya dari tubuh
b) Klasifikasi Mikroorganisme
Menurut buku Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology Prokariota dibagi
menjadi 4 divisi utama, berdasarkan karakteristik dinding sel adalah :
1. Gracilicutes atau Bakteri Gram Negatif
Bakteri gram negatif adalah jenis bakteri yang memiliki dinding sel yang lebih
kompleks daripada bakteri gram positif. Mereka mendapatkan nama "gram negatif"
karena respons terhadap pewarnaan Gram, suatu teknik laboratorium yang digunakan
untuk mengidentifikasi bakteri berdasarkan sifat-sifat dinding sel mereka.
Ciri khas bakteri gram negatif meliputi:
1. Dinding sel tipis yang terdiri dari peptidoglikan.
2. Memiliki dua lapisan membran luar dan dalam yang melindungi sel.
3. Reaksi terhadap pewarnaan Gram yang menyebabkan mereka tampak merah muda
di bawah mikroskop.
Bakteri gram negatif dapat memiliki berbagai bentuk, termasuk batang, spiral,
dan kokus (bulat), serta dapat menyebabkan berbagai jenis infeksi pada manusia,
seperti infeksi saluran kemih, pneumonia, dan infeksi perut. Beberapa contoh bakteri
gram negatif termasuk Escherichia coli (E. coli) dan Salmonella.
2. Firmicutes atau Bakteri Gram Positif
Bakteri gram positif adalah jenis bakteri yang memiliki dinding sel yang relatif
sederhana dan menunjukkan respons positif terhadap pewarnaan Gram, sebuah teknik
laboratorium yang digunakan untuk mengidentifikasi bakteri berdasarkan sifat-sifat
dinding sel mereka.
Ciri khas bakteri gram positif meliputi:
1. Dinding sel yang tebal, yang terutama terdiri dari peptidoglikan.
2. Tidak memiliki membran luar seperti yang dimiliki oleh bakteri gram negatif.
3. Tampil ungu saat diwarnai dengan pewarnaan Gram.
Bakteri gram positif dapat memiliki berbagai bentuk dan dapat ditemukan di
berbagai lingkungan. Beberapa bakteri gram positif bermanfaat dan digunakan dalam
berbagai industri, seperti Lactobacillus yang digunakan dalam pembuatan yogurt,
Streptococcus yang digunakan dalam pembuatan keju, dan Clostridium yang
digunakan dalam produksi antibiotik. Namun, beberapa jenis bakteri gram positif juga
dapat menjadi penyebab penyakit pada manusia, seperti Streptococcus pyogenes yang
menyebabkan infeksi tenggorokan
3. Tenericutes atau Bakteri tanpa dinding sel
Bakteri tanpa dinding sel adalah mikroorganisme yang memiliki karakteristik
unik karena kehilangan dinding sel atau memiliki dinding sel yang sangat tipis dan
tidak stabil. Dinding sel biasanya berfungsi sebagai pelindung dan memberikan
bentuk pada bakteri. Bakteri tanpa dinding sel sering disebut sebagai bakteri "Gram-
negatif yang lisis" karena mereka memiliki ciri-ciri campuran antara bakteri gram
positif dan gram negatif.
Ciri-ciri bakteri tanpa dinding sel meliputi:
1. Dinding sel yang sangat tipis atau bahkan tidak ada.
2 Rentan terhadap perubahan osmotik dan tekanan sel yang tinggi karena
kurangnya dinding sel yang kuat.
3. Memiliki membran sitoplasma yang rentan terhadap lisis (pecah) jika tekanan
osmotik tidak seimbang.
Contoh terkenal bakteri tanpa dinding sel adalah Mycoplasma, yang dapat
menjadi patogen pada manusia dan hewan. Mycoplasma sering dianggap sebagai
bakteri yang "nakal" karena sifatnya yang tidak biasa dalam hal struktur dinding
selnya. Karena kurangnya dinding sel yang kuat, mereka membutuhkan lingkungan
khusus untuk tumbuh dan sering memerlukan dukungan eksternal, seperti nutrisi yang
lebih kompleks dan kondisi lingkungan yang stabil.
2. Archaebacteria
Archaebacteria juga dikenal sebagai archaea, adalah salah satu dari tiga domain
utama kehidupan, yang lainnya adalah Bacteria (bakteri) dan Eukarya (organisme
eukariotik seperti manusia dan hewan). Archaea adalah mikroorganisme unik yang
berbeda secara evolusi dan genetik dari bakteri dan eukariota.
Ciri-ciri penting dari archaea meliputi:
1. Archaea ditemukan di lingkungan ekstrem, seperti mata air panas, danau asam, dan
lautan dalam yang mendalam
2. Archaea memiliki beragam bentuk sel, termasuk bulat, batang, spiral, dan berbagai
bentuk lainnya.
3. Membran sel archaea memiliki lipida yang berbeda dari bakteri dan eukariota, yang
membuatnya tahan terhadap suhu tinggi dan lingkungan ekstrem.
4. Archaea dapat berkembang biak melalui pembelahan sel atau konjugasi, mirip
dengan bakteri.
5. Beberapa archaea memiliki peran ekologi penting dalam siklus biogeokimia, seperti
proses produksi metana dalam lingkungan anaerobik.
34567Archaebacteria telah menjadi fokus penelitian ilmiah karena perannya
dalam pemahaman evolusi kehidupan dan potensi aplikasi bioteknologi, terutama
dalam kondisi ekstrem. Meskipun mereka sering disebut "bacteria" (bakteri), mereka
secara genetik sangat berbeda dan merupakan domain kehidupan yang terpisah dalam
sistem klasifikasi biologis.
2.2 Pentingnya mikrobiologi dalam bidang peternakan
a. Mengapa mikrobiologi penting daalam bidang peternakan?
Kehadiran mikroorganisme merupakan sesuatu yang vital bagi proses
kehidupan manusia dan lingkungannya,dimana mikroba ini ikut berpartisipasi
dalam siklus elemen bumi,baik pada siklus karbon maupun siklus nitrogen.
Selain itu mikroorganisme juga memegang peranan penting dalam ekosistem
misalnya dalam proses daur ulang kembali jasad-jasad renik dan produk
persampahan melalui dekomposisi.
Sementara itu, peranan mikroba dalam dunia peternakan menggunakan
prinsip bioteknologi telah mampu menghasilkan pakan ternak yang optimal
baik dari segi kuantitas, kualitas maupun kontinuitas ketersediaan pakan untuk
mencapai tujuan keuntungan jangka panjang.
b. Contoh penerapan mikrobiologi dalam peran peternakan
Ada beberapa produk komersil dari probiotik yang digunakan untuk
peningkatan kualitas pakan dan produksi ternak, antara lain:
- Bio-Cas
Produk ini terdiri dari bakteri : Genus Ruminococcus, Bakteroides,
Lactobacillus, dan genus jamur fermentatif. Mikroba ini berfungsi merombak bahan
organik kompleks menjadi bahan organik sederhana sehingga lebih mudah dicerna
oleh enzim pencernaan. Pemberian 5 cc Bio-cas pada sapi Bali yang diberikan pakan
tambahan 2 kg dedak padi/ekor/hari ternyata mampu memberikan pertambahan
berat badan sapi Bali sebesar 600- 650 g/ekor/hari. Pada ternak ayam pemberian
Lactobacillus meningkatkan pertambahan berat badan 491,3 g/hari dibandingkan
dengan kontrol 459,6 g/ hari. Namun, penelitian pada babi pengaruh probiotik baru
jelas terlihat apabila ternak tersebut berada dalam kondisi stres, sementara keadaan
normal tidak terdapat pengaruh nyata.
- Pemberian Aspergillus niger mampu meningkatkan berat badan 5,9 % dan
meningkatkanefisiensi (penghematan) pakan 0,8%. Selain itu peningkatan penampilan
ternak akibat pemberian Aspergillus niger disebabkan oleh meningkatnya asam lemak
terbang (volatile fatty acids) seperti asam asetat, asam butirat, dan asam propionat yg
merupakan sumber energi bagi ternak terutama ternak ruminansia (sapi, kerbau, atau
kambing). Penggunaan bahan fungi lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan
bakteri karena fungi merupakan mikroorganisme yg mempunyai tingkat resisten yang
tinggi dan 34 dapat hidup pada kondisi yang kurang menguntungkan dan mudah
dikembang biakkan .
c. Peran Konsorsium Mikroba dalam pengolahan limbah kotoran sapi menjadi kompos
Pada fermentasi urin sapi mengandung beberapa jenis mikroorganisme
1. Bakteri Fotosintetik
Bakteri fotosintetik adalah mikroorganisme yang mandiri. Bakteri ini
membentuk senyawa-senyawa yang bermanfaat dari sekresi akar tumbuh-tumbuhan,
bahan organik dan/atau gas-gas berbahaya seperti hidrogen sulfida, dengan dibantu
sinar matahari dan panas sebagai sumber energi. Zat-zat bermanfaat tersebut
meliputi asam amino, asam nukleat, zat-zat bioaktif, dan gula, yang semuanya dapat
mempercepat pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Hasil-hasil metabolisme
yang dihasilkan oleh bakteri ini dapat diserap langsung oleh tanaman dan juga
berfungsi sebagai substrat bagi mikroorganisme lain sehingga jumlahnya terus dapat
bertambah.
2. Bakteri Asam Laktat
Bakteri asam laktat menghasilkan asam laktat dari gula, dan karbohidrat lain
yang dihasilkan oleh bakteri fotosintetik dan ragi. Bakteri asam laktat dapat
menghancurkan bahan-bahan organik seperti lignin dan selulosa, serta
memfermentasikannya tanpa menimbulkan senyawa-senyawa beracun yang
ditimbulkan dari pembusukan bahan organik.
3. Ragi
Ragi dapat menghasilkan senyawa-senyawa yang bermanfaat bagi
pertumbuhan tanaman dari asam amino dan gula di dalam tanah yang dikeluarkan
oleh bakteri fotosintetik atau bahan organik melalui proses fermentasi. Ragi juga
menghasilkan senyawa bioaktif seperti hormon dan enzim.
4. Actinomycetes
Actinomycetes merupakan suatu kelompok mikroorganisme yang
strukturnya merupakan bentuk antara dari bakteri dan jamur. Kelompok ini
menghasilkan zat-zat anti mikroba dari asam amino yang dikeluarkan oleh bakteri
fotosintetik dan bahan organik. Zat-zat yang dihasilkan oleh mikroorganisme ini dapat
menekan pertumbuhan jamur dan bakteri yang merugikan tanaman, tetapi dapat
hidup 33 berdampingan dengan bakteri fotosintetik. Dengan demikian kedua spesies
ini sama-sama dapat meningkatkan kualitas lingkungan tanah dengan meningkatkan
aktivitas anti mikroba tanah.
5. Jamur Fermentasi
Jamur fermentasi seperti Aspergillus dan Penicillium menguraikan bahan
organik secara cepat untuk menghasilkan alkohol, ester, dan zatzat anti mikroba.
Pertumbuhan jamur ini berfungsi dalam menghilangkan bau dan mencegah serbuan
serangga serta ulat-ulat yang merugikan dengan cara menghilangkan penyediaan
makanannya. Setiap jenis mikroorganisme mempunyai fungsi masing-masing dalam
proses fermentasi bahan organik.

2.3 mikroba pada saluran pencernaan ternak


a. Mikotoksin Kontaminasi
mikotoksin pada bahan pangan dan pakan semakin menjadi perhatian
dunia karena dampaknya terhadap kesehatan manusia dan hewan. Metabolit
sekunder dari kapang ini tidak hanya berbahaya bagi kesehatan, namun juga
mengakibatkan kerugian ekonomi yang cukup besar dan berpengaruh
terhadap perdagangan internasional.
Mikotoksin merupakan metabolit sekunder yang dihasilkan oleh
spesies kapang tertentu selama pertumbuhannya pada bahan pangan maupun
pakan.Mikotoksin mulai dikenal sejak ditemukannya aflatoksin yang
menyebabkan Turkey disease pada tahun 1960. Hingga saat ini telah dikenal
300 jenis mikotoksin.
b. Staphylococcus
Kontaminasi mikroba biasanya berupa polusi udara serta kontaminasi pakan
dan lingkungan oleh patogen seperti bakteri, parasit, virus dan cendawan.
Umumnya, mikroorganisme tersebut dapat menjadi penyebab penyakit apabila
kadarnya tinggi secara terusmenerus dan telah mencapai ambang batas.
Cemaran Staphylococcus tertinggi didapatkan pada dedak, kemudian diikuti
oleh ampas kecap, onggok, bungkil kedele, tepung tulang, biji kapok dan garam.
Staphylococcus tidak ditemukan pada bahan pakan benipa urea, Z.A., kapur dan
mineral. Tldak ditemukannya Staphylococcus pada keempat bahan pakan tersebut
menttlljukkan bahwa keempat bahan . pakan tersebut bukan merupakan media
yang cocok untuk pertumbuhan Staphylococcus . Adanya Staphylococcus pada
bahan pakan lainnya perlu mendapat perhatian dari para pekerja agar menjaga
sanitasi lingkungan tempat bekerja sehingga tidak terjadi kontaminasi silang.
Staphylococcus adalah mikroorganisme yang biasa terdapat di berbagai bagian
tubult manusia seperti hidung, tenggorokan, kulit dan hidup sebagai saprofit
Staphylococcus yang bersifat patogen adalah S. aureus yang ntenghasilkan
enterotoksin yang dapat menyebabkan infeksi pada manusia maupun hewan seperti
bisul, meningitis, osteomyelitis pneumonia dan mastitis pada manusia dan hewan.
Bakteri ini dapat tumbuh pada berbagai jenis makanan seperti produkproduk dari
daging, ikan, susu, keju dan lain sebagainya. Kontamlnasl pada susu dan hasil
olahannya dapat berasal dari infeksi mastitis sapi peraliannya . Di samping itu S.
aureus dapat merusak sistim reproduksi hewan. Bentuk gangguan yang ditimbulkan
dapat menyebabkan terjadinya abortus
c. Salmonella
Salah satu penyebab adanya foodborne disease pada ternak adalah
kontaminasi bakteri salmonella pada pakan ternak. Salmonellosis merupakan
penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri genus Salmonella sp, yaitu bakteri
gram negatif berbentuk batang dengan ukuran 0,7 - 1,5 um, dan tidak membentuk
spora, bersifat anaerobik fakultatif yang menyerang hewan dan atau manusia. Oleh
karena itu boleh dikatakan apabila salmonellosis merupakan salah satu penyakit 183
zoonosis.
2.4 kualitas produk peternakan
Kualitas produk peternakan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor,
termasuk:
1. Kesehatan Hewan: Hewan yang sehat cenderung menghasilkan produk yang
lebih baik. Pemeliharaan kesehatan hewan melalui vaksinasi, perawatan medis,
dan manajemen yang baik sangat penting.
2. Gizi: Nutrisi yang cukup dan seimbang adalah kunci untuk menghasilkan
produk peternakan yang berkualitas. Makanan ternak yang baik akan
meningkatkan pertumbuhan dan produksi produk seperti daging, susu, atau telur.
3. Lingkungan: Faktor lingkungan seperti kebersihan kandang, suhu, kelembaban,
dan ventilasi juga dapat mempengaruhi kualitas produk peternakan.
4. Genetika: Seleksi dan pemuliaan hewan berdasarkan sifat-sifat yang diinginkan
dapat meningkatkan kualitas produk peternakan. Hewan dengan genetika yang
baik cenderung menghasilkan produk yang lebih baik.
5. Keamanan Pangan: Kualitas produk peternakan juga terkait dengan keamanan
pangan. Produk harus diproses, disimpan, dan diangkut dengan benar untuk
mencegah kontaminasi dan memastikan keamanan konsumen.
6. Praktik Manajemen: Manajemen yang baik dalam peternakan, seperti
pengelolaan stok, pemantauan kesehatan hewan, dan pemeliharaan infrastruktur,
juga berdampak pada kualitas produk.
7. Pengolahan: Cara produk diproses dan diolah setelah dipanen atau diproduksi
juga berpengaruh. Proses pengolahan yang baik dapat meningkatkan daya tahan
dan nilai gizi produk.
Kualitas produk peternakan sangat penting untuk menjaga kepercayaan
konsumen dan memenuhi standar pasar. Oleh karena itu, pemeliharaan yang baik,
manajemen yang efektif, dan perhatian terhadap faktor-faktor di atas diperlukan
untuk memastikan produk peternakan berkualitas.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari makhluk hidup berukuran kecil/
mikroskopik. Dari segi bahasa mikrobiologi berasal dari kata micro yang artinya kecil,
bios yang artinya makhluk hidup dan logos yang artinya ilmu. Makhluk hidup ini disebut
pula dengan istilah mikroorganisme. Mikroorganisme hidup di lingkungan bahkan ada
juga yang di dalam tubuh.
Klasifikasi mikrobiologi dibagi menjadi : Gracilicutes atau Bakteri Gram Negatif,
Firmicutes atau Bakteri Gram Positif, Tenericutes atau Bakteri tanpa dinding sel.
Mikroba dalam saluran pencernaan dibagi menjadi : Mikotoksin Kontaminasi,
salmonella, staphylococcus.
3.2 Saran
Sebaiknya kita harus memahami betapa pentingnya mikrobiologi dalam konteks
peternakan. Memahami peran mikroorganisme dalam produksi pakan ternak dapat membantu
mengembangkan praktik yang lebih efektif dalam industri peternakan serta dapat meningkatkan
cara merawat dan mengelola ternak.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai