Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

KARYAWAN 17C

KELOMPOK 2

DISUSUN OLEH :

1. FITRIA SALAMAH (3422117113)


2. GISCA INDRA SUSANTI (3422117117)
3. LEDY RAMADHINIA (3422117165)
4. LIANA HIDAYATI (3422117167)
5. RIO DIAH KUMALASARI (3422117268)

AKADEMI FARMASI IKIFA


2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas izin,
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik. Laporan ini
disusun dengan tujuan untuk melengkapi tugas mata kuliah Mikrobiologi. Melalui laporan
ini, kami berharap agar kami dan pembaca mampu mengenal lebih jauh mengenai Praktikum
Mikrobiologi.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
proses penyusunan laporan ini khususnya kepada dosen Mikrobiologi yang bersedia
membimbing dan mengarahkan kami dalam penyusunan laporan ini.

Kami berharap agar laporan yang telah kami susun ini dapat memberikan inspirasi
bagi pembaca dan penulis yang lain. Kami juga berharap agar laporan ini menjadi acuan yang
baik dan berkualitas.

Jakarta, Agustus 2018

Penyusun
BAB I
PEWARNAAN GRAM

1.1. Tujuan Praktikum

Mengetahui dan memahami prosedur pewarnaan gram dan dapat


mengelompokkan bakteri kedalam kelompok bakteri gram positif atau bakteri gram
negatif.

1.2. Dasar Teori

A. Pewarnaan Diferensial (Gram)

Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah suatu metode empiris untuk
membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, yakni gram positif dan
gram negatif, berdasarkan sifat kimia dan fisik dinding sel mereka. Metode ini diberi
nama berdasarkan penemunya, ilmuwan Denmark Hans Christian Gram (1853–1938)
yang mengembangkan teknik ini pada tahun 1884 untuk membedakan antara
pneumokokus dan bakteri Klebsiella pneumoniae.
Bakteri Gram-negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna
metil ungu pada metode pewarnaan Gram. Bakteri gram positif akan mempertahankan
zat warna metil ungu gelap setelah dicuci dengan alkohol, sementara bakteri gram
negatif tidak. Pada uji pewarnaan Gram, suatu pewarna penimbal (counterstain)
ditambahkan setelah metil ungu, yang membuat semua bakteri gram negatif menjadi
berwarna merah atau merah muda. Pengujian ini berguna untuk mengklasifikasikan
kedua tipe bakteri ini berdasarkan perbedaan struktur dinding sel mereka.

a. Bakteri Gram Negatif


Bakteri gram negative adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat
warna metil ungu pada metode pewarnaan Gram. Bakteri gram positif akan
mempertahankan warna ungu gelap setelah dicuci dengan alcohol, sementara
bakteri gram negative tidak.
b. Bakteri Gram Positif
Bakteri gram positif adalah bakteri yang mempertahankan zat warna
metil ungu sewaktu proses pewarnaan Gram. Bakteri jenis ini akan berwarna
biru atau ungu di bawah mikroskop, sedangkan bakteri gram negative akan
berwarna merah muda. Perbedaan klasifikasi antara kedua jenis bakteri ini
terutama didasarkan pada perbedaan struktur dinding sel bakteri (Aditya,2010).

Bakteri gram negatif memiliki 3 lapisan dinding sel. Lapisan terluar yaitu
lipoposakarida (lipid) kemungkinan tercuci oleh alkohol, sehingga pada saat diwarnai
dengan safranin akan berwarna merah. Bakteri gram positif memiliki selapis dinding
sel berupa peptidoglikan yang tebal. Setelah pewarnaan dengan kristal violet, pori-
pori dinding sel menyempit akibat dekolorisasi oleh alkohol sehingga dinding sel
tetap menahan warna biru (Fitria, 2009).
Sel bakteri gram positif mungkin akan tampak merah jika waktu dekolorisasi
terlalu lama. Sedangkan bakteri gram negatif akan tampak ungu bila waktu
dekolorisasi terlalu pendek (Fitria, 2009).
Perbedaan relatif sifat bakteri gram positif dan gram negative (Manurung,
2010).

Sifat Bakteri garam (+) Bakteri gram negatif(-)


Komposisi dinding sel Kandungan lipid Kandungan lipid tinggi
rendah (1-4%)
Ketahanan terhadap Lebih sensitif Lebih tahan
penisilin
Penghambatan oleh Lebih dihambat Kurang dihambat
pewarna basa (VK)
Kebutuhan nutrisi Kebanyakan spesies Relatif sederhana
relatif kompleks
Ketahanaa terhadap Lebih tahan Kurang tahan
perlakuan fisik
Bacillus subtilis merupakan bakteri gram-positif yang berbentuk batang,dan
secara alami sering ditemukan di tanah dan vegetasi. Bacillus subtilis tumbuh di
berbagai mesophilic suhu berkisar 25-35 derajat Celsius. Bacillus subtilis juga telah
berevolusi sehingga dapat hidup walaupun di bawah kondisi keras dan lebih cepat
mendapatkan perlindungan terhadap stres situasi seperti kondisi pH rendah (asam),
bersifat alkali, osmosa, atau oxidative kondisi, dan panas atau etanol Bakteri ini hanya
memilikin satu molekul DNA yang berisi seperangkat set kromosom. DNAnya
berukuran BP 4214814 (4,2 Mbp) (TIGR CMR). 4,100 kode gen protein. Beberapa
keunggulan dari bakteri ini adalah mampu mensekresikan antibiotik dalam jumlah
besar ke luar dari sel (Scetzer, 2006).

Klasifikasi Bacillus subtilis. (itis, 2008)

Kingdom : Bakteri
Filum : Firmicutes
Kelas : Bacilli
Order : Bacillales
Famili : Bacillaceae
Genus : Bacillus
Spesies : Bacillus subtilis

Bacillus subtilis merupakan bakteri yang berbentuk batang yang Gram positif.
Bakteri ini tersusun atas peptidoglycan, yang merupakan polimer dari sugars dan
asam amino. Peptidoglycan yang yang ditemukan di bakteri yang dikenal sebagai
murein. Sel membentuk tembok penghalang antara lingkungan dan bakteri sel yang
berguna untuk mempertahankan bentuk sel dan withstanding sel yang tinggi internal
tekanan turgor (Schaechter 2006).
Menurut Kenneath tahun (2008), Escherichia coli termasuk dalam famili
Enterobacteraceae yang termasuk gram negatif dan berbentuk batang yang
fermentatif. E. coli hidup dalam jumlah besar di dalam usus manusia, yaitu membantu
sistem pencernaan manusia dan melindunginya dari bakteri patogen. Akan tetapi pada
strain baru dari E.coli merupakan patogen berbahaya yang menyebabkan penyakit
diare dan sindrom diare lanjutan serta hemolitik uremic (hus). Peranan yang
mengguntungkan adalah dapat dijadikan percobaan limbah di air, indikator pada level
pencemaran air serta mendeteksi patogen pada feses manusia yang disebabkan oleh
Salmonella typhi. (Mikrolibrary, 2008).

Klasifikasi Escherichia Coli

Kingdom : Bakteria
Filum : Proteobacteria
Kelas : Gamma Proteobacteria
Order : Enterobacteriales
Famili : Enterobacteriaceae
Genus : Escherichia
Spesies : E. coli

Menurut literatur, E. coli termasuk dalam famili Enterobacteraceae yang


termasuk bakteri gram negatif dan berbentuk batang yang fermentatif. E. coli hidup
dalam jumlah besar di dalam usus manusia, yaitu membantu sistem pencernaan
manusia dan melindunginya dari bakteri patogen. Akan tetapi pada strain baru dari E.
coli merupakan patogen berbahaya yang menyebabkan penyakit diare, sindrom diare
lanjutan, muntaber, hemolitik uremic (hus), infeksi usus, infeksi saluran urin, dan
neonatal meningitis. Peranan yang mengguntungkan adalah dapat dijadikan percobaan
limbah di air, indikator pada level pencemaran air serta mendeteksi patogen pada
feses manusia yang disebabkan oleh Salmonella typhi. Disamping itu, E. coli banyak
digunakan dalam teknologi rekayasa genetika dan biasa digunakan sebagai vektor
untuk menyisipkan gen-gen tertentu yang diinginkan untuk dikembangkan karena
bakteri ini memiliki pertumbuhan yang sangat cepat dan mudah dalam
penanganannya (Fajriana, 2008).

1.3. Prosedur Praktikum

A. Alat

a. Mikroskop
b. Object glass
c. Ose
d. Bunsen
e. Pipet tetes
f. Tabung reaksi

B. Bahan

a. Biakan kuman
 Bacillus Subtilis
 Escherichia Coli
b. Aqua dest
c. Kristal Violet
d. Lugol (Iodine)
e. Alkohol / etanol 95%
f. Alkohol 70%
g. Safranin

C. Cara Kerja

1. Semprotkan meja kerja dan kedua tangan dengan alkohol 70%.


2. Pastikan object glass/preparat bersih dengan disemprotkan alkohol 70% dan
dibilas dengan aqua dest.
3. Panaskan ose dan preparat di atas bunsen agar lebih steril.
4. Ambil isolat bakteri, kemudian ambil 1 ose isolat bakteri tersebut, goreskan
sedikit di atas preparat.
5. Lakukan fiksasi bakteri di atas api bunsen sampai bakteri melekat kering di
preparat.
6. Teteskan kristal violet di atas bakteri tersebut sampai permukaan bakteri
tertutup rata (1-2 tetes), diamkan selama 1 menit, kemudian cuci dengan aqua
dest dan kering anginkan.
7. Teteskan Iodin di atas bakteri tersebut sampai permukaan bakteri tertutup rata
(1-2 tetes), diamkan selama 1 menit, kemudian cuci dengan aqua dest dan
kering anginkan.
8. Bilas preparat dengan alkohol 95% sampai warna tetesan menjadi jernih, lalu
cuci dengan aqua dest dan kering anginkan.
9. Teteskan safranin di atas bakteri seperti prosedur nomor 6 dan 7, diamkan
selama 1 menit, cuci dengan aqua dest dan kering anginkan.
10. Amati menggunakan mikroskop.

1.4. Hasil Pengamatan

Bakteri : Bacillus Subtilis


Warna Bakteri : Ungu
Jenis Bakteri : Bakteri Gram Positif (+)

Bakteri : Escherichia Coli


Warna Bakteri : Merah
Jenis Bakteri : Bakteri Gram Negatif (-)

1.5. Pembahasan

Pewarnaan gram merupakan pewarnaan yang digunakan untuk mengelompokan


bakteri gram positif dan gram negatif. Pada praktikum kali ini dilakukan teknik
pewarnaan yaitu pewarnaan pada bakteri. Diawali dengan mengoleskan isolat bakteri
dengan tujuan agar isolat bakteri dapat merata dikaca preparat. Lalu dilakukan fiksasi
untuk melekatkan mikroorganisme di kaca preparat. Sedangkan pemberian Iodium
bertujuan untuk memperkuat warna pada bakteri. Alkohol 95% berfungsi sebagai
pemucat atau peluntur warna pada bakteri. Dan tahap terakhir yaitu pemberian safranin
yang berfungsi untuk memberi warna kembali pada bakteri yang telah kehilangan
warna pada proses pemucatan dengan menggunakan alkohol. Pada bakteri di preparat
menunjukkan warna ungu. Hal ini membuktikan bahwa bakteri di preparat merupakan
bakteri gram positif dikarenakan pada bakteri ini mengandung banyak peptidogligan
sehingga mudah berikatan dengan kristal violet. Jika berwarna merah menunjukan
bakteri gram negatif dikarenakan pada bakteri tersebut mengandung banyak lipid
sehingga mudah berikatan dengan safranin. Prinsip pewarnaan gram didasarkan pada
perbedaan struktur dinding sel sehingga menyebabkan perbedaan reaksi dengan
perbedaan permeabilitas zat warna dan penambahan larutan pencuci

1.6. Kesimpulan

Setelah melakukan praktikum ini kami dapat mengetahui dan memahami


prosedur pewarnaan gram dan pengelompokan bakteri. Basillus merupakan bakteri
gram positif, dikarenakan pada bakteri ini mengandung banyak peptidogligan sehingga
mudah berikatan dengan kristal violet. Sehingga pada saat sampai pewarnaan terakhir
bakteri berwarna ungu. Sedangkan bakteri E.Coli merupakan bakteri gram negatif
karena tidak mempertahankan warna kristal violet dan ketika di mikroskop berwarna
merah.

1.7. Daftar Pustaka


http://mayufutabateii.blogspot.com/2013/05/laporan-pewarnaan-gram.html
http://dwihryni.blogspot.com/2017/05/laporan-praktikum-pewarnaan-gram.html
BAB II
STERILISASI

2.1. Tujuan Praktikum

Dapat mengetahui sterilisasi menggunakan autoklaf dan oven, dan dapat


melakukan kerja aseptis.

2.2. Dasar Teori


Sterilisasi yaitu proses atau kegiatan membebaskan suatu bahan atau benda dari
semua bentuk kehidupan. Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara
yaitu secara mekanik, fisik dan kimiawi. Sterilisai secara mekanik (filtrasi)
menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil (0,22 mikron atau 0,45 mikrob)
sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi
bahan yang peka panas, misalnya larutan enzim dan antibiotik. Sterilisasi secara fisik
dilakukan dengan cara pemanasan atau penyinaran. Pemanasan dapat dilakukan dengan
cara pemijaran, pemanasan kering, menggunakan uap air panas, dan menggunakan uap
air panas bertekanan (Agalloco, 2008).
Salah satu teknik sterilisasi yang umum digunakan adalah metode sterilisasi
menggunakan uap air panas bertekanan atau menggunakan prinsip kerja autoclav. Suhu
dan tekanan tinggi yang diberikan kepada alat dan media yang disterilisasi memberikan
kekuatan yang lebih besar untuk membunuh sel dibanding dengan udara panas.
Biasanya untuk mesterilkan media digunakan suhu 121oC dan tekanan 15 lb/in2 (SI =
103,4 Kpa) selama 15 menit. Alasan digunakan suhu 121oC atau 249,8 oF adalah
karena air mendidih pada suhu tersebut jika digunakan tekanan 15 psi. Untuk tekanan 0
psi pada ketinggian di permukaan laut (sea level) air mendidih pada suhu 100oC,
sedangkan untuk autoklaf yang diletakkan di ketinggian sama, menggunakan tekanan
15 psi maka air akan memdididh pada suhu 121oC. Ingat kejadian ini hanya berlaku
untuk sea level, jika dilaboratorium terletak pada ketinggian tertentu, maka pengaturan
tekanan perlu disetting ulang. Misalnya autoklaf diletakkan pada ketinggian 2700 kaki
dpl, maka tekanan dinaikkan menjadi 20 psi supaya tercapai suhu 121oC untuk
mendidihkan air. Semua bentuk kehidupan akan mati jika dididihkan pada suhu 121oC
dan tekanan 15 psi selama 15 menit (anonim, 2011).
Pemijaran langsung digunakan untuk mensterilkan spatula logam, batang gelas,
filter logam bekerfield dan filter bakteri lainnya. Mulut botol, vial, dan labu ukur,
gunting, jarum logam dan kawat, dan alat-alat lain yang tidak hancur dengan pemijaran
langsung. Dalam semua kasus bagian yang paling kuat 20 detik. Dalam keadaan darurat
ampul dapat disterilisasi dengan memposisikan bagian leher ampul kearah bawah
lubang kawat keranjang dan dipijarkan langsung dengan api dengan hati-hati. Setelah
pendinginan, ampul harus segera diisi dan disegel (anonim, 2011).

Menurut Tim Penyusun Praktikum Mikrobiologi tahun 2011, sterilisasi ada dua
jenis yaitu:

1. Sterilisasi dengan cara fisik

A. Pemanasan Air dan uap

Adalah media panas yang baik. Dalam waktu relatif singkat, alat yang
akan disterilkan akan mencapai suhu yang diinginkan. Udara adalah
penyalur panas yang kurang baik. Oleh karena itu, untuk mecapai suhu
yang diinginkan akan membutuhkan waktu yang cukup lama.

1. Panas kering

Cara ini untuk membunuh mikroba hanya memakai udara


panas kering yang tinggi. Sterilisasi panas kering dibedakan atas :

 Panas membara. Dengan jalan menaruh benda yang akan di


sterilkan dalam nyala api bunsen sampai merah membara. Alat
yang disterilkan yaitu sengkelit, jarum, ujung pinset dan ujung
gunting.
 Melidah - apikan. Dengan melewatkan benda dalam api bunsen,
namun tidak sampai menyala terbakar. Alat yang disterilkan yaitu
scalpel, kaca benda, mulut tabung dan mulut botol.
 Udara kering Oven merupakan ciri umum yang dimaksud. Alat
ini terbuat dari kotak logam, udara yang terddapat di dalamnya
mendapat udara panas melalui panas dari nyala listrik. Alat yang
disterilkan yaitu tabung reaksi, cawan petri, pipet, scalpel dari
logam, gunting dan botol. Pemanasan satu jam dengann
temperatur 160 oC dianggap cukup.

2. Panas Basah

Yang dimaksud panas basah adalah pemansan menggunakan


air atau uap air. Uap air adalah media penyalur panas yang terbaik
dan terkuat daya penetrasinya. Panas basah mematikan mikroba. Oleh
karena koagulasi dan denaturasi enzim dan protein protoplasma
mikroba. Untuk mematikan spora diperlukan panas basah selama 15
menit pada suhu 121 oC. Sterilisasi panas basah dapat dibedakan atas
tiga golongan yaitu:

a. Panas basah <100 oC (Pasteurisasi)

Pasteurisasi yaitu pemanasan pada suhu 60 oC selama 30


menit. Pasteurisasi tidak dapat membunuh spora atau dipanaskan
pada suhu 71,6 – 80 oC selama 15 – 30 detik kemudian cepat –
cepat didinginkan.

b. Panas basah pada suhu 100 oC

Di sini menggunakan air mendidih (suhu 100 oC) selama 10


menit. Untuk mematikan bentuk spora dilakukan pemansan 3 hari
berturut – turut selama 15 – 45 menit sehingga spora yang tidak
mati pada pemanasan pertama akan beruah menjadi bentuk
vegetatif pada hari kedua steleh inkubasi pada shu 37 oC begituu
pula spora yang tidak mati pada hari kedua, akan berubah
menjadi bentuk vegetatif pada hari ketiga.

c. Panas basah >100 oC

Sterilisasi dengan cara ini hasilnya mutlak steril, sehingga


biasa dipergunakan di rumah sakit dan laboratorium besar. Cara
ini menggunakan tangki yang diisi dengan uap air yang disebut
autoclave. Alat yang disterilkan adalah alat dari kaca, kain kasa,
media pembenihan, cairan injeksi, dan bahan makanan.
B. Filtrasi / Penyaringan

Penyaringan dilakukan dengan mengalirka larutan melalui suatu


alat penyaringan yang memiliki pori – pori cukup kecil. Untuk menahan
mikroorganisme dengan ukuran tertentu. Saringan yang umum digunakan
tidak dapat menyaring virus. Penyaringan dilakukan dengan untuk
mensterilkan cairan yang tidak tahan terhadap pemanasan dengan suhu
tinggi seperti : serum, larutan yang mengandung enzim, toksin kuman,
ekstrak sel, antibiotik dan asam amino.

C. Radiasi / Penyinaran

Mikroorganisme dapat dibunuh dengan penyinaran yang memakai


sinar ultrraviolet yang panjang gelombangnya antara 220 – 290 nm.
Radiasi paling efektif adalah 253,7 nm. Sinar matahari langsung
mengandung sinar ultraviolet 290 nm, sehingga sinar matahari adalah
sinar yang bersifat bakterida yang baik.

2. Sterilisasi Dengan Cara Kimia

Zat kimia yang dapat digunakan untuk sterilisasi dapat berwujud :

1. Gas : Ozon, formaldehyde, ethylene oxide gas


2. Larutan : deterjen, yodium, alcohol, peroksida fenol, formalin, AgNO3 dan
merkuroklorid

Sterilisasi dengan cara kimia antara lain dengan disenfektan. Daya kerja
antimikroba disenfektan ditentukan oleh konsenntrasi, waktu dan suhu.
Beberapa contoh desinfektan yang digunakan antara lain, desinfektan
lingkungan, misalnya :
1. Untuk permukaan meja : lisol 5%, formalin 4% dan alcohol.
2. Untuk di udara : natrium hipoklorit 1%, lisol 5% atau senyawa fenol lain
3. Desinfektan kulit atau luka : dicuci denngan air sabun, providon yodium
dan etil alkohol 70%.
2.3. Prosedur Praktikum

A. Menggunakan oven

a. Alat

 Cawan petri yang sudah dibungkus kertas hvs

b. Bahan

 Kertas hvs

c. Prosedur sterilisasi menggunakan oven

 Hubungkan oven dengan sumber listrik


 Susun cawan petri yang sudah dibungkus dengan kertas dengan rapi dan teratur.
Masukkan kedalam oven, tutup oven dengan rapat.
 Hidupkan oven dengan menekan tombol ON, sehingga lampu power menyala
 Atur suhu temperature dan waktu yang diinginkan (150°-170°C selama ± 1 jam)
 Bila waktu yang diatur sudah selesai, matikan oven dengan menekan tombol
OFF.
 Biarkan dingin, keluarkan cawan petri.

B. Menggunakan Autoklaf

a. Alat

 Erlenmeyer yang berisi nutrient


 Pipet Kaca
 Tabung reaksi

b. Bahan

 Plastik
 Kasa
 Kapas
c. Prosedur sterilisasi menggunakan Autoklaf

 Sumbat mulut erlenmeyer yang sudah berisi nutrien dengan kapas yang sudah
dibungkus kasa. Lapisi mulut erlenmeyer dengan plastik tahan panas, ikat rapat.
 Sumbat mulut tabung reaksi yang sudah berisi nutrien dengan kapas yang sudah
dibungkus kasa, masukkan kedalam plastik tahan panas, ikat rapat.
 Masukkan kapas kedalam plastik tahan panas, ikat rapat.
 Sebelum memasukkan alat-alat ke dalam autoklaf pastikan air di dalam autoklaf
sampai tanda batas. Jika air kurang dari tanda batas yang ditentukan, maka dapat
ditambahkan air sampai tanda batas dengan menggunakan air hasil destilasi,
untuk menghindari terbentuknya kerak dan karat.
 Masukkan semua alat dan bahan yang akan di sterilisasi ke dalam autoklaf
 Pastikan autoklaf terhubung dengan aliran listrik. Tutup autoklaf dengan rapat,
lalu kencangkan baut secara menyilang agar tidak ada udara yang keluar. Klep
pengaman jangan dikencangkan terlebih dahulu.
 Nyalakan autoklaf, tunggu sampai air mandidih sehingga uapnya memenuhi
kompartemen autoklaf dan terdesak keluar klep pengaman. Kemudian klep
pengaman dtutup (dikencangkan) dan tunggu ± selama 1 jam setengah sampai
suhu 121°C.
 Jika suhu sudah mencapai 121°C tunggu selama 15 menit buka kompartemen
uap, tunggu hingga uap keluar sampai suara uap tidak terdengar lagi atau hingga
tekanan autoklaf sama dengan udara di lingkungan. Kemudian klep-klep
pengaman dibuka, buka tutup autoklaf secara hati-hati, dan keluarkan alat-alat
yang sudah disterilkan secara hati-hati.

2.4. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan yang digunakan untuk mensterilisasi adalah oven dalam
mensterilisasi dapat dilakukan dengan dua jenis cara yaitu sterilisasi fisik dan kimia.
Sterilisasi fisik terdiri dari pemanasan, filtrasi atau penyaringan, dan radiasi. Tujuan dari
sterilisasi adalah usaha untuk membebaskan alat dari kontaminasi mikroba. Pada percobaan
ini alat yang digunakan untuk mensterilkan alat yaitu oven, oven merupakan alat sterilisasi
dengan cara fisik yaitu panas kering. Oven (Hot Air Sterilizer), digunakan untuk
mensterilisasi alat yang terbuat dari kaca dan kertas yang tahan terhadap suhu tinggi. Oven
terbuat dari kotak logam, udara yang didalamnya mandapat udara yang panas melalui panas
daya listrik. Sebelum dimasukkan alat-alat seperti erlenmeyer, cawan petri, labu ukur, batang
pengaduk, pipet tetes, gelas ukur, tabung reaksi atau- alat yang terbuat dari kaca dibungkus
dengan kertas terlebih dahulu untuk mencegah terjadinya keretakan dan kontaminasi pada
saat alat dikeluarkan dari dalam oven. Alat-alat yang akan disterilisasi dicuci dan
dikeringkan, alat yang mempunyai mulut ditutup dengan kapas seperti labu ukur pipet tetes,
tabung reaksi, Erlenmeyer, gelas ukur, cawan petri dan labu ukur setelah ditutup dengan
kapas, dibungkus lagi dengan kertas sedangkan untuk batang pengaduk dibungkus seperti
biasa. Tujuan dari pembungkusan yaitu agar alat-alat tidak terkontaminasi dengan bakteri luar
dan alat tidak pecah karena pada umumnya alat terbuat dari karca. Alat-alat yang sudah
dibungkus dimasukkan kedalam oven dengan temperature 170-180 oC selama 1-2 jam.
Setelah pemanasan slesai oven dimatikan sampai mencapai suhu kamar. Hal ini bertujuan
untuk menghindari keretakan alat atau masuknya udara yang mengandung partikel debu.
Setelah dilakukan sterilisasi alat siap digunakan untuk melakukan percobaan. Suhu yang
digunakan 170 oC-180 oC Karena panas kering kurang efektif untuk membunuh mikroba
dibandingkan dengan uap air panas maka metode ini memerlukan temperature yang lebih
tinggi dan waktu yang lebih panjang. Alat lain yang digunakan dalam sterilisasi adalah
autoclave yang berfungsi untuk sterilisasi dengan uap panas bertekanan. Autoclave
digunakan untuk mensterilisasi alat-alat gelas, kayu, plastic, larutan dan medium yang tidak
tahan terhadap suhu tinggi. Autoclave juga dapat digunakan untk melisiskan mikroba.
Adapun bagian-bagian dari autoclave adalah panic luar, panic dalam untuk meletakkan alat
dan saluran uap, bagian penutup terdiri dari penunjuk tekanan dan saluran uap, terdapat katup
dan pengunci. Untuk mematikan spora diperlukan panas basah selama 15 menit pada suhu
121oC. Ketika ingin menggunakan autoclave, harus diisi dengan air sampai batas rang atau
dasar yang berlubang-lubang tempat meletakkan alat. Alat-alat yang ingin disterilkan harus
terlebih dahulu dibungkus dengan alumunium foil dan bagian mulutnya ditutup dengan
kapas. Hal ini dilakukn untuk menghindari terbentuknya uap air didinding dan didalam alat-
alat yang dipanaskan. Alat-alat yang ingin dipanaskan kemudian dimasukkan kedalam
autoclave, selanjutnya tutup dipasang hingga pas. Kran pengatur tempat keluar air dibiarkan
terbuka sampai uap air saja dan semu udara terdesak keluar dengan demikian didalam bejana
hanya terdapat tekann uap air saja. Besarnya tekanan yang digunakan tergantung pada jenis
bahan atau alat yang disterilisasi. Berdasarkan literatur suhu yang digunakan pada oven pada
saat sterilisasi sesuai dengan literatur yang menyatakan “ Pemanasan kering sering dilakukan
dalam sterilisasi alat-alat gelas di laboratorium, dimana menggunakan oven dengan suhu 160-
180oC selama 1,5-2 jam dengan sistem udara statis (Fardiaz, 1992). Suhu yang digunakan
pada autoklaf 121oC hal ini sesuai dengan literatur yang menyatakan “Pemanasan basah
adalah sterilisasi panas yang digunakan bersama-sama dengan uap air. Pemanasan basah
biasanya dilakukan didalam autoklaf atau aterilisator uap yang mudah diangkat dengan
menggunakan uap air jenuh bertekanan pada suhu 121oC selama 15 menit (Hadioetomo,
1985).

2.5. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan : 1. Sterilisasi sangat di perlukan untuk
menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti tumbuhnya mikroba diluar yang
dipraktekkan 2. Setiap alat sterilisasi memiliki fungsi dengan dan teknik penggunaan yang
berbeda-beda . 3. Sterilisasi dibagi menjadi dua jenis yaitu sterilisasi kimia dan sterilisasi
fisik 4. Sterilisasi merupakan suatu usaha untuk mensterilasasi alat agar tidak terkontaminasi
dengan mikroba. 5. Sterilisasi merupakan suatu proses penghancuran secara lengkap semua
mikroba hidup dan spora-sporanya. 6. Terdapat 5 metode umum sterilisasi yaitu sterilisasi
uap, sterilisasi panas kering, sterilisasi basah

2.6. Daftar Pustaka


http://noberanagbio.blogspot.com/2011/11/bab-i-pendahuluan_13.html
http://medhythedoctor.blogspot.com/2013/02/laporan-praktikum-sterlisasi.html

Anda mungkin juga menyukai