KARYAWAN 17C
KELOMPOK 2
DISUSUN OLEH :
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas izin,
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik. Laporan ini
disusun dengan tujuan untuk melengkapi tugas mata kuliah Mikrobiologi. Melalui laporan
ini, kami berharap agar kami dan pembaca mampu mengenal lebih jauh mengenai Praktikum
Mikrobiologi.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
proses penyusunan laporan ini khususnya kepada dosen Mikrobiologi yang bersedia
membimbing dan mengarahkan kami dalam penyusunan laporan ini.
Kami berharap agar laporan yang telah kami susun ini dapat memberikan inspirasi
bagi pembaca dan penulis yang lain. Kami juga berharap agar laporan ini menjadi acuan yang
baik dan berkualitas.
Penyusun
BAB I
PEWARNAAN GRAM
Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah suatu metode empiris untuk
membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, yakni gram positif dan
gram negatif, berdasarkan sifat kimia dan fisik dinding sel mereka. Metode ini diberi
nama berdasarkan penemunya, ilmuwan Denmark Hans Christian Gram (1853–1938)
yang mengembangkan teknik ini pada tahun 1884 untuk membedakan antara
pneumokokus dan bakteri Klebsiella pneumoniae.
Bakteri Gram-negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna
metil ungu pada metode pewarnaan Gram. Bakteri gram positif akan mempertahankan
zat warna metil ungu gelap setelah dicuci dengan alkohol, sementara bakteri gram
negatif tidak. Pada uji pewarnaan Gram, suatu pewarna penimbal (counterstain)
ditambahkan setelah metil ungu, yang membuat semua bakteri gram negatif menjadi
berwarna merah atau merah muda. Pengujian ini berguna untuk mengklasifikasikan
kedua tipe bakteri ini berdasarkan perbedaan struktur dinding sel mereka.
Bakteri gram negatif memiliki 3 lapisan dinding sel. Lapisan terluar yaitu
lipoposakarida (lipid) kemungkinan tercuci oleh alkohol, sehingga pada saat diwarnai
dengan safranin akan berwarna merah. Bakteri gram positif memiliki selapis dinding
sel berupa peptidoglikan yang tebal. Setelah pewarnaan dengan kristal violet,
pori-pori dinding sel menyempit akibat dekolorisasi oleh alkohol sehingga dinding sel
tetap menahan warna biru (Fitria, 2009).
Sel bakteri gram positif mungkin akan tampak merah jika waktu dekolorisasi
terlalu lama. Sedangkan bakteri gram negatif akan tampak ungu bila waktu
dekolorisasi terlalu pendek (Fitria, 2009).
Perbedaan relatif sifat bakteri gram positif dan gram negative (Manurung,
2010).
Kingdom : Bakteri
Filum : Firmicutes
Kelas : Bacilli
Order : Bacillales
Famili : Bacillaceae
Genus : Bacillus
Spesies : Bacillus subtilis
Bacillus subtilis merupakan bakteri yang berbentuk batang yang Gram positif.
Bakteri ini tersusun atas peptidoglycan, yang merupakan polimer dari sugars dan
asam amino. Peptidoglycan yang yang ditemukan di bakteri yang dikenal sebagai
murein. Sel membentuk tembok penghalang antara lingkungan dan bakteri sel yang
berguna untuk mempertahankan bentuk sel dan withstanding sel yang tinggi internal
tekanan turgor (Schaechter 2006).
Menurut Kenneath tahun (2008), Escherichia coli termasuk dalam famili
Enterobacteraceae yang termasuk gram negatif dan berbentuk batang yang
fermentatif. E. coli hidup dalam jumlah besar di dalam usus manusia, yaitu membantu
sistem pencernaan manusia dan melindunginya dari bakteri patogen. Akan tetapi pada
strain baru dari E.coli merupakan patogen berbahaya yang menyebabkan penyakit
diare dan sindrom diare lanjutan serta hemolitik uremic (hus). Peranan yang
mengguntungkan adalah dapat dijadikan percobaan limbah di air, indikator pada level
pencemaran air serta mendeteksi patogen pada feses manusia yang disebabkan oleh
Salmonella typhi. (Mikrolibrary, 2008).
Kingdom : Bakteria
Filum : Proteobacteria
Kelas : Gamma Proteobacteria
Order : Enterobacteriales
Famili : Enterobacteriaceae
Genus : Escherichia
Spesies : E. coli
A. Alat
a. Mikroskop
b. Object glass
c. Ose
d. Bunsen
e. Pipet tetes
f. Tabung reaksi
B. Bahan
a. Biakan kuman
● Bacillus Subtilis
● Escherichia Coli
b. Aqua dest
c. Kristal Violet
d. Lugol (Iodine)
e. Alkohol / etanol 95%
f. Alkohol 70%
g. Safranin
C. Cara Kerja
1. Semprotkan meja kerja dan kedua tangan dengan alkohol 70%.
2. Pastikan object glass/preparat bersih dengan disemprotkan alkohol 70% dan
dibilas dengan aqua dest.
3. Panaskan ose dan preparat di atas bunsen agar lebih steril.
4. Ambil isolat bakteri, kemudian ambil 1 ose isolat bakteri tersebut, goreskan
sedikit di atas preparat.
5. Lakukan fiksasi bakteri di atas api bunsen sampai bakteri melekat kering di
preparat.
6. Teteskan kristal violet di atas bakteri tersebut sampai permukaan bakteri
tertutup rata (1-2 tetes), diamkan selama 1 menit, kemudian cuci dengan aqua
dest dan kering anginkan.
7. Teteskan Iodin di atas bakteri tersebut sampai permukaan bakteri tertutup rata
(1-2 tetes), diamkan selama 1 menit, kemudian cuci dengan aqua dest dan
kering anginkan.
8. Bilas preparat dengan alkohol 95% sampai warna tetesan menjadi jernih, lalu
cuci dengan aqua dest dan kering anginkan.
9. Teteskan safranin di atas bakteri seperti prosedur nomor 6 dan 7, diamkan
selama 1 menit, cuci dengan aqua dest dan kering anginkan.
10. Amati menggunakan mikroskop.
1.5. Pembahasan
1.6. Kesimpulan
Menurut Tim Penyusun Praktikum Mikrobiologi tahun 2011, sterilisasi ada dua
jenis yaitu:
Adalah media panas yang baik. Dalam waktu relatif singkat, alat yang
akan disterilkan akan mencapai suhu yang diinginkan. Udara adalah
penyalur panas yang kurang baik. Oleh karena itu, untuk mecapai suhu
yang diinginkan akan membutuhkan waktu yang cukup lama.
1. Panas kering
2. Panas Basah
C. Radiasi / Penyinaran
Sterilisasi dengan cara kimia antara lain dengan disenfektan. Daya kerja
antimikroba disenfektan ditentukan oleh konsenntrasi, waktu dan suhu.
Beberapa contoh desinfektan yang digunakan antara lain, desinfektan
lingkungan, misalnya :
1. Untuk permukaan meja : lisol 5%, formalin 4% dan alcohol.
2. Untuk di udara : natrium hipoklorit 1%, lisol 5% atau senyawa fenol lain
3. Desinfektan kulit atau luka : dicuci denngan air sabun, providon yodium
dan etil alkohol 70%.
2.3. Prosedur Praktikum
A. Menggunakan oven
a. Alat
b. Bahan
1. Kertas hvs.
B. Menggunakan Autoklaf
a. Alat
1. Erlenmeyer yang berisi nutrient
2. Pipet Kaca
3. Tabung reaksi
b. Bahan
1. Plastik tahan panas
2. Kasa
3. Kapas
c. Prosedur sterilisasi menggunakan Autoklaf
1. Sumbat mulut erlenmeyer yang sudah berisi nutrien dengan kapas yang sudah
dibungkus kasa. Lapisi mulut erlenmeyer dengan plastik tahan panas, ikat rapat.
2. Sumbat mulut tabung reaksi yang sudah berisi nutrien dengan kapas yang sudah
dibungkus kasa, masukkan kedalam plastik tahan panas, ikat rapat.
5. Masukkan semua alat dan bahan yang akan di sterilisasi ke dalam autoklaf
6. Pastikan autoklaf terhubung dengan aliran listrik. Tutup autoklaf dengan rapat,
lalu kencangkan klep secara menyilang agar tidak ada udara yang keluar.
7. Nyalakan autoklaf dengan menekan tombol ON. Pastikan katup uap dalam
posisi horizontal.
8. Jika suhu sudah mencapai 121°C tunggu selama 15 menit buka katup uap
menuju posisi vertikal, tunggu hingga uap keluar sampai suara uap tidak
terdengar lagi atau hingga tekanan autoklaf sama dengan udara di lingkungan.
Kemudian klep-klep pengaman dibuka, buka tutup autoklaf secara hati-hati, dan
keluarkan alat-alat yang sudah disterilkan secara hati-hati.
2.4. Pembahasan
Pada percobaan ini alat yang digunakan untuk mensterilkan alat yaitu oven, oven
merupakan alat sterilisasi dengan cara fisik yaitu panas kering. Oven (Hot Air Sterilizer),
digunakan untuk mensterilisasi alat yang terbuat dari kaca dan kertas yang tahan
terhadap suhu tinggi. Oven terbuat dari kotak logam, udara yang didalamnya mandapat
udara yang panas melalui panas daya listrik. Sebelum dimasukkan alat-alat seperti cawan
petri, pipet tetes, alat yang terbuat dari kaca dibungkus dengan kertas terlebih dahulu
untuk mencegah terjadinya keretakan dan kontaminasi pada saat alat dikeluarkan dari
dalam oven. Alat-alat yang sudah dibungkus dimasukkan kedalam oven dengan
temperature 150-170oC selama 1-2 jam. Setelah pemanasan selesai oven dimatikan
sampai mencapai suhu kamar. Hal ini bertujuan untuk menghindari keretakan alat atau
masuknya udara yang mengandung partikel debu. Setelah dilakukan sterilisasi alat siap
digunakan untuk melakukan percobaan.
Alat lain yang digunakan dalam sterilisasi adalah autoklaf yang berfungsi untuk
sterilisasi dengan uap panas bertekanan. Autoklaf digunakan untuk mensterilisasi
alat-alat gelas, kayu, plastik, larutan dan medium yang tidak tahan terhadap suhu tinggi.
Autoklaf juga dapat digunakan untk melisiskan mikroba. Untuk mematikan spora
diperlukan panas basah selama 15 menit pada suhu 121oC. Ketika ingin menggunakan
autoklaf, harus diisi dengan air sampai batas autoklaf atau dasar yang berlubang-lubang
tempat meletakkan alat. Alat-alat yang ingin disterilkan harus terlebih dahulu dibungkus
dengan plastik tahan panas dan bagian mulutnya ditutup dengan kapas. Hal ini dilakukan
untuk menghindari terbentuknya uap air didinding dan didalam alat-alat yang
dipanaskan. Alat-alat yang ingin dipanaskan kemudian dimasukkan kedalam autoklaf,
selanjutnya tutup dipasang hingga pas. Suhu yang digunakan pada autoklaf 121oC hal ini
sesuai dengan literatur yang menyatakan “Pemanasan basah adalah sterilisasi panas yang
digunakan bersama-sama dengan uap air. Pemanasan basah biasanya dilakukan didalam
autoklaf atau aterilisator uap yang mudah diangkat dengan menggunakan uap air jenuh
bertekanan pada suhu 121o C selama 15 menit
2.5. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan :
● Sterilisasi sangat di perlukan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan
seperti tumbuhnya mikroba diluar yang dipraktek kan.
● Setiap alat sterilisasi memiliki fungsi dengan dan teknik penggunaan yang
berbeda-beda .
● Sterilisasi dibagi menjadi dua jenis yaitu sterilisasi kimia dan sterilisasi fisik .
● Sterilisasi merupakan suatu usaha untuk mensterilisasi alat agar tidak
terkontaminasi dengan mikroba.
● Sterilisasi merupakan suatu proses penghancuran secara lengkap semua mikroba
hidup dan spora-sporanya.
● Terdapat 5 metode umum sterilisasi yaitu sterilisasi uap, sterilisasi panas kering,
sterilisasi basah.
2.6. Daftar Pustaka
http://medhythedoctor.blogspot.com/2013/02/laporan-praktikum-sterlisasi.html
BAB III
MORFOLOGI KOLONI DAN CARA PEMBIAKAN KUMAN
a. Kokus
Menurut Fardiaz (1992) bakteri berbentuk bulat (kokus) dapat dibedakan atas
beberapa grup berdasarkan pengelompokan selnya, antara lain:
● Diplokokus = sel berpasangan (2 sel)
● Streptokokus = rangkaian sel yang membentuk rantai panjang/pendek
● Tetrad = 4 sel yang membentuk persegi empat
● Stapilokokus = kumpulan sel yang tidak beraturan (seperti buah anggur)
● Sareinae = kumpulan sel berbentuk kubus yang terdiri dari 8 sel atau lebih.
b. Basil
Basil merupakan bakteri yang bentuknya menyerupai batang atau silinder. Ukurannya
sangat beraneka ragam. Beberapa hasil panjang danlebarnya sama dan bentuknya
lonjong. Basil ini sangat menyerupai kokus sehingga disebut koko-basil (Volk dan
Wheeler, 1998).
c. Spiral
Menurut Volk dan Wheeler (1998) kelompok ini mempunyai keanekaragaman yang
tinggi pada bakteri berbentuk silinder, yang bentuknya tidak lurus seperti basil,
melainkan melingkar dengan berbagai derajat. Bakteri spiral dibagi menjadi:
● Vibrio adalah batang yang melengkung menyerupai koma. Kadang-kadang vibrio
tumbuh sebagai benang-benang membelit atau berbentuk huruf S.
● Spiril (spirilium) adalah spiral atau lilitan yang sebenaranya, seperti
kotrek (pembuka gabus)
● Spirochaeta yang juga merupakan bakteri berbentuk spiral, tetapi berbeda dengan
spiril dalam hal kemampuannya melenturkan dan melekuk-lekukkan tubuhnya
sambil bergerak.
3.3 Prosedur praktikum
A. Morfologi dan Cara Pembiakan Bakteri
a. Alat/Bahan
● Ose
● Bunsen
● Media NA dan NB
● Isolat bakteri Escherichia coli
Perhitungan pengambilan media :
Media NA ( Nutrient Agar ) 20 gram/liter
= 130 ml : 1000 ml x 20 gram = 2,6 gram
Media NB (Nutrient Broth ) 8 gram/liter
= 40 ml : 1000 ml x 8 gram = 0,32 gram
Perhitungan dilakukan untuk bahan praktikum 4 kelompok
MORFOLOGI 1 DAN 2
Jenis koloni : beraturan dan menyebar
Jenis koloni
1. 5 menit : tidak beraturan , menyebar
2. 15 menit : bulat , mengumpul
3.5 Pembahasan
Mengidentifikasi flora normal pada tubuh manusia dapat dilakukan dengan mengambil
sampel dari bagian tubuh manusia yang banyak mengandung flora normal misalnya
kulit dan udara.sampe kulit tangan NA terdapat koloni bakteri dan pada medium NA
nafas terdapat koloni bakteri, pada sampel udara diluar maupun dalam praktikum NA
terdapat koloni bakteri.
3.6 Kesimpulan
Pertumbuhan bakteri yang paling banyak terdapat pada flora normal udara.
b. Cara kerja
1. Ambil satu ose biakan kuman masukkan dalam nutrient broth aduk ad homogen.
2. Celupkan kapas yang sudah steril ke dalam suspensi kuman dan oleskan pada
permukaan Agar yang lain
3. Sisa suspensi kuman dididihkan. Setelah mendidih ulangi langkah 2 pada lempeng
agar yang lain
4. Inkubasi pada suhu 37oC selama 1 X 24 jam
5. Bandingkan yang terjadi
Desinfektan
Cara kerja:
4.5 Pembahasan
Desinfektan yaitu suatu senyawa kimia yang dapat menekan pertumbuhan
mikroorganisme pada permukaan benda mati seperti meja, lantai dan pisau bedah
sedangkan antiseptik digunakan untuk menekan pertumbuhan mikroorganisme pada
jaringan tubuh, misalnya kulit. Ada beberapa desinfektan yang dapat membunuh bakteri.
4.6 Kesimpulan
Bakteri sebelum dan sesudah dididihkan berbeda jumlahnya. Ketika sebelum dididihkan
bakteri SA mengalami pertumbuhan yang lumayan banyak, ketika bakteri SA sudah
dididihkan masih mengalami pertumbuhan dalam jumlah yang sedikit.
Pada tabung reaksi kedua bakteri SA tidak terlihat tumbuh pada kaldu NB setelah batang
pengaduk dicelupkan kedalam desinfektan proclin.\
Cara kerja
1. Buat suspensi antibiotika dengan kadar tertentu
2. Buat suspensi bakteri
3. Celupkan kapas steril ke dalam suspensi bakteri, usapkan kapas pasa lempeng MHA.
Biarkan suspensi mongering 4-5 menit.
4. Letakkan cakram steril pada lempeng agar, teteskan pada cakram steril larutan
antibiotika sebanyak 2-ul
5. Inkubasi pada suhu 35oC selama 18-24 jam
6. Perhatikan ada tidaknya zona hambat yang terbentuk disekitar cakram
5.4 Hasil pengamatan
5.5 PEMBAHASAN
Pada percobaan yang dilakukan dapat diketahui bagaimana cara melakukan uji
kepekaan mikroba terhadap antibiotika.
5.6 Kesimpulan
Dari hasil percobaan didapatkan bahwa setiap antibiotika memiliki perbedaan dalam
menghambat pertumbuhan mikroba Escherichia coli. Semakin luas zona hambatan
disekitar cakram, maka semakin tinggi tingkat kepekaan antibiotik tersebut terhadap
mikroba.
Pengenceran 10-3
Pengenceran 10-4
Pengenceran 10-5
Pengenceran Cawan I Cawan II
10-3 1 2
10-4 1 -
Untuk menghitung jumlah bakteri bentuk koli yang terdapat dalam tiap
gram/ml sampel makanan, minuman ataupun jamu.
10-1
(Tidak terjadi perubahan warna )
10-2
(tidak terdapat gas atau
gelembung
10-3
(tidak terdapat gas atau
gelembung
7.5 Pembahasan
Pada percobaan kali ini yakni metode MPN (Most probable number) yaitu
metode pengujian untuk memperlihatkan kualitas mikrobiologi bakteri coliform dalam
air seperti bakteri Eschechia coli ,salmonella dan lain-lain. Dimana tuuan praktikum
ini adalah untuk mengetahui kadar dan prinsip uju MPN (Most Probable Number)
pada sedian air. Semua tehnik dan prosedur pengerjaan praktikum dilakukan dengan
tehnik aseptic,baik pada alat-alat yang digunakan maupun pada bahan-bahan yang
akan dipakai pada praktikum kali ini.
Dalam metode MPN (Most probable number) digunakan medium air,berbeda dengan
metode cawan yang menggunakan medium padat (agar). Perhitungan pun dilakukan
berdasarkan jumlah tabung yang positif yaitu ditandai dengan pertumbuhan oleh
mikroba setelah proses inkubasi pada suhu dan waktu tentu. Pengamatan tabung
positif dapat dilihat dengan timbulnya kekeruhan dan perubahan warna atau
terbentuknya gas dalam tabung durham.
7.6 Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang kami lakukan, sampel jamu yang kami uji coba
aman. Karena tidak tedapat bakteri E-coli di buktikan dengan tidak adanya perubahan
warna dan gelembung gas.
7.7 Daftar pustaka
http://tantri-sugianto.blogspot.co.id/2012/07/uji-mpn.html?m=1
http://yayanajuz.blogspot.co.id/2012/06/laporan-mengukur-kualitas-air-dengan.html
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/32367