Nim : A1C418047
Kelompok : 3 ( Tiga )
DOSEN PENGAMPU :
Dra.Harlis,M.Si
UNIVERSITAS JAMBI
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dari dilakukannya percobaan ini adalah agar mahasiswa dapat
mendeskripsikan struktur morfologi dari mikroorganisme yang terdapat pada
bahan makanan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
• Bentuk bulat
Pada umumnya tidak ada bakteri yang bentuknya benar-benar bulat
sempurna, yang ada adalah bentuk spheroid. Bentuk bakteri yang bulat atau
disebut juga dengan coccus dapat dibedakan sebagai berikut:
a) Monokokus yaitu bakteri berbentuk bola tunggal,
b) Diplokokus adalah bakteri yang berbentuk seperti bola bergandengan dua-dua/
berpasang-pasangan,
c) Streptokokus adalah bakteri yang berbentuk bola berkelompok memanjang
dimana kelompok bola tersebut berbentuk seperti rantai, misal Streptococcus
thermophilis untuk pembuatan yoghurt (susu asam).
d) Stafilokokus yaitu bakteri berbentuk bola yang berkoloni seperti buah anggur,
sebagai hasil pembelahan sel ke segala arah. Contoh bakteri bentuk ini adalah
Stafilokokus aureus, yakni bakteri penyebab penyakit radang paru-paru.
e) Tetracoccus adalah bakteri yang berbentuk bulat namun bentuknya terdiri dari
4 sel atau bola yang berkelompok dantersusun dalam bentuk bujur sangkar
seperti hasil pembelahan sel ke dua arah.
f) Sarkina yaitu bulat terdiri dari 8 sel yang tersusun dalam bentuk kubus sebagai
hasil pembelahan sel ke tiga arah.
• Bateri lengkung
Bakteri yang berbentuk lengkung atau meliuk pada umumnya dapat dibagi
menjadi bentuk koma (vibrio), apabila lengkungnya kurang dari setengah
lingkaran atau separuh. Jika bentuk spiralnya halus dan lentur/fleksibel disebut
dengan spirochaeta dan jika spiralnya tebal dan kaku/keras disebut dengan
spirilium. Bakteri bentuk ini dapat dibedakan menjadi:
a) Spiral, adalah bentuk bakteri yang seperti spiral misalnya Spirillum.
b) Vibrio, adalah salah satu bentuk bakteri spiral yang tak sempurna,
misalnya bakteri Vibrio cholera yakni bakteri penyebab penyakit kolera.
c) Spiroseta adalah bakteri berbentuk spiral yang besifat lentur atau
fleksibel. Pada saat bakteri ini bergerak, pergerakan tubuhnya memanjang
dan mengkerut demikian seterusnya.
Situasi saat ini banyak yang mengkhawatirkan keamanan pangan dari suatu
mkanan yang tidak hanya merupakan isu dalam bidang pertanian, tetapi juga
merupakan isu penting dalam bidang kesehatan. Hal tersebut berkaitan dengan
banyaknya penyebaran penyakit akibat makanan (foodborne diseases) baik di
negara berkembang maupun maju ( Widyatusti dan Fafa,2017 :81).
BAB III
METODE KERJA
3.1.1 Alat
• Mikroskop cahaya
• Kaca Objek dan Penutup
• Pipet dan Botol Semprot
• Jarum Inokulasi
• Cawan Petri
3.1.2 Bahan
Kaca Objek
Jarum Inokulasi
Kaca Penutup
Mikroskop
Kaca Objek
Jarum Inokulasi
Dicerai- beraikan secara aseptic ragi yang sudah dihaluskan
Kaca Penutup
Ditutup apusan dengan kaca penutup
Mikroskop
Diamati dibawah mikroskop
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Faridah, Eva.2019. Karakter Bakteri Asam Laktat Enterococcus sp. Yang diisolasi
Dari Saluran Penceernaan Ternak. Jurnal Mikrobiologi Indonesia. 4(2) : 29-
36
PERHITUNGAN MIKROORGANISME
Nim : A1C418047
Kelompok : 3 ( Tiga )
DOSEN PENGAMPU :
Dra.Harlis,M.Si
UNIVERSITAS JAMBI
2020
BAB I
PENDAHULUAN
Mikroorganisme adalah salah satu jasad renik atau ada yang menyebutnya
makhluk yang berukuran sangat kecil dan hanya dapat diamati menggunakan alat
seperti di bawah mikroskop. Jumlah sel dan massa sel adalah 2 indikator yang
dapat digunakan untuk melakukan perhitungan terhadap mikroba.Cara
menghitung jumlah sel mikroba dapat dapat dilakukan dengan cara pengamatan
mikroskopik(mengamati dibawh mikroskop), teknik cawan dan MPN (Most
Probable Number). Hal ini berbeda dengan car perhitungan massa dari suatu sel
yang dilakukan dengan volumetrik, gravimetri, dan turbidimetri.
Hitungan secara mikroskopik menggunakan alat seperti lup untuk menghitung
jumlah sel mikroba. Metode cawan dan MPN membutuhkan media tumbuh
khusus untuk sejumlah suspensi mikroba yang ditumbuhkan sekitar 1-2 hari pada
suhu ruangan setelah itu dihitung jumlah selnya.Dalm perhitungan setiap
jumlahnya dilakukan dengan cara yang berbeda-beda ada yang menggunakan
media khusus, salah satu contoh nya untuk menentukan jumlah kapang
menggunakan media PDA, total keseluruhan mikroba dengan media PCA,
Khamir/yeast menggunakan OMEA.
Alat yang digunakan untuk menghitung massa sel adalah neraca analitik serta
alat ukur volumetrik. Metode tumbuh tidak diperlukan dalam pengukuran massa
sel ini , Metode yang digunakan adalah dengan alat spektrofotometer yaitu alat
yang digunakan agar sel mikroba dapat tumbuh dan pertumbuhannya diamati
melalui kurva standart. Untuk itu, perlu dilakukan praktikum mengenai
perhitungan mikroorganisme untuk mengetahui dan menganalisis secara kulitatif
maupun kuantitatif sel mikroba.
1.2 Tujuan
Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah agar mahasiswa mampu
menghitung jumlah mikroorganisme, baik secara langsung dengan menggunakan
Haemocytometer, maupun secara tidak langsung dengan menggunakan metode
cawan.
BAB II
KAJIAN TEORITIK
METODE KERJA
3.1.1 Alat
• Haemocytometer
• Tabung Reaksi
• Pipet tetes
• Mikroskop
• 4 buah cawan petri steril
• 1 batang kaca pengaduk
3.1.2 Bahan
A. Metode Haemocytometer
Haemocytometer
Pipet tetes
Dimasukkan ujung pipet tetes diantara cover glass dan isi hingga
bidang pandang haemocytometer terisi penuh
Mikroskop
Diamati Haemocytometer menggunakan mikroskop
Dihitung jumlah sel ragi yang terdapat pada setiap kotak besar
B. Metode Cawan
Diteteskan 0,1 ml suspense bakteri pada setiap plat agar yang sesuai
pengencerannya (pipet tetes sebaiknya berbeda). Pada saat ini bsa
dilakukan dengan cara metode sebar dan metode tuang.
Pengamatan
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dalam pratikum kali ini adalah beberapa
metode-metode yang digunakan untuk mengetahui pertumbuhan mikroorganisme
yaitu dengan metode ALT dan MPN. Beberapa macam cara untuk mengukur
jumlah sel, antara lain dengan hitungan cawan, hitungan mikroskopis langsung
atau secara elektonis dengan bantuan alat yang disebut penghitung coulter (coulter
counter).
4.2 Saran
Apriani, Ria dkk. 2017. Jumlah Cemaran Mikroba Dan Nilai Organoleptik Ikan
Tongkol( Euthynnus affinis). Jurnal Ilmiah Mahasiswa Veteriner.1(3) : 598-
603
Arisandi,Apri.2017. Jumlah Koloni Pada Media Kultur Bakteri Yang Berasal Dari
Thallus Dan Perairan Sentra Budidaya Kappaphycus Alvarezii Di Sumenep.
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. 9(1) : 57-64
Rahmawati dan Riza Atma.2017. Angka Lempeng Total Mikroba Pada Minuman
The Di Kota Pontiank. Jurnal Teknologi. 8 (2) : 54-58
Nim : A1C418047
Kelompok : 3 ( Tiga )
DOSEN PENGAMPU :
Dra.Harlis,M.Si
UNIVERSITAS JAMBI
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah agar mahasiswa dapat mempelajari
pengaruh senyawa-senyawa kimia yang dapat menghambat pertumbuhan
mikroba.
BAB II
KAJIAN TEORITIK
• Antibiotik
Antibiotik merupakan salah satu produk yang diberikan kepada
mikroorganisme sehingga akan bereaksi dengan cara menghambat pertumbuhan
mikroorganisme lainnya. Antibiotik harus selektif dalam melakukan pelambatan
pertumbuhan mikroorganisme patogen, sebaiknya hal ini dilakukan agar tidak
memicu reaksi alergi didalam tubuh, serta sebaiknya tidak mengganggu populasi
mikroba normal atau yang tidak bersifat pathogen di dalam tubuh, sehingga tidak
harus mendorong perkembangan resistensi obat.Contoh antibiotic diantaranya
adalah sebagai berikut:
a) Antibiotik aminoglikosida
b) Antibiotik Penisilin
c) Antibiotik eritromisin
• Antiparasit
Antiparasit adalah obat yang digunakan untuk mengobati infeksi yang
disebabkan oleh bakteri dan parasit. Juga beberapa dapat digunakan dalam pengobatan
kanker. Antiparasit contohnya adalah :
a) Mebendazol
2.3 Jenis-Jenis Antibiotik
2.3.1 Menghambat Sintesis Dinding Sel
Menurut Pratiwi (2008 : 167 ), antibiotik yang menghambat sintesis
dinding sel yaitu:
• Bacitracin merupakan salah satu antibiotik polipeptida yang diperoleh dari
suatu mikroba yaitu Bacillus subtilis. Bacitracin sifatnya stabil dan tidak
dapat dilakukan penyerapan dari saluran pencernaaan. Kegunaan dari
basitrasin hanya untuk pemakaian topikal ke kulit, luka, ataupun selaput
lendir.
• Streptomycin merupakan salah satu antibiotik yang paling khas dibanding
dengan aminoglycoside lainnnya, hal ini dikarenakan sebagaimana
mekanisme resistennya terhadap mikroba lain. Resistensi ini muncul pada
saat banyak spesies yang membatasi kegunaan streptomycin saat ini.
• Tetracycline adalah golongan obat atau salah satu antibiotik yang berbeda
dalam ciri khas fisik dan farmakologi dibandingkan dengan senyawa
antibiotic lainnya tetapi sebenarnya mempunyai sifat antimikroba yang
identik dan memberikan resistansi silang yang lengkap.
• Gentamicin merupakan salah satu antibiotik amino glikosida yang banyak
dipilih dan sering digunakan secara luasoleh masyarakat untuk terapi
infeksi serius di dalam tubuh. Gentamicin memiliki spektrum yang
dianggap dapat membunuh bakteri secara luas,namun hal ini tidak efektif
terhadap kuman anaerob.
• Erhytromycin merupakan salah satu golongan antibiotik yang digunakan
sebagai alternatif untuk pasien yang umumnya alergi terhadap antibiotik
penisilin serta untuk pengobatan enteritis kompilobakter, pneumonia,
penyakit legionnaire, sifilis, uretritis non gonokokus, prostatitis kronik,
profilaksis difetri dan pertusis.
• Oxacillin (OX) adalah salah satu antibiotik dalam kelompok
obat penicillin. Oxacillin dapat melawan bakteri didalam tubuh, yang
bekerja dengan cara menghalangi dinding sel bakteri dari mikroorganisme
sehingga mematikan bakteri tersebut.
Antibiotik ini juga digunakan untuk mengobati berbagai jenis infeksi
berbeda yang disebabkan oleh bakteri, seperti infeksi Staphylococcal yang
juga disebut infeksi staph.
• Sefalosporin adalah Aztreonam, Merupakan salah satu jenis antibiotik
yang dapat mencegah efek dari penisilinase. Antibiotik jenis ini
merupakan antibiotik yang dapat disintesis dengan 1 cincin sehingga
disebut juga dengan monobaktam. Antibiotik ini berefek kepada bakteri –
bakteri gram positif salah satu yang termasuk adalah Escherichia
coli dan Pseudomonas.
• Sefalosporin adalah salah satu antibiotic yang hampir sama dengan
dengan Penisilin .Antibiotic ini juga resisten terhadap penisilinase.
Sefalosporin dianggap lebih efektif terhadap bakteri gram negatif.
• Karbapenem merupakan salah satu antibiotic yang memiliki spektrum
antibakteri yang luas.Salah satu contohnya adalah Primaxin yang
merupakan antibiotik dengan kombinasi antara imipenem dan Silastasin
natrium. Silastasin natrium memiliki fungsi yakni dapat mencegaah
degradasi imipenem yang terjadi pada ginjal.
• Vankomisin adalah antibiotic yang memiliki spectrum antibakteri yang
sempit, umumnya digunakan untuk Staphylococcus aureus yang sifatnya
lebih resisten terhadap Penisilin termasuk Metisilin.
METODE KERJA
3.1.1 Alat
• Lampu Spirtus
• Spidol
• Penggaris
• Kertas cakram yang telah direndam : Penisilia G 10 ug, Steptomisin 10
Ug, Tetrasiklin 30 ug.
3.1.2 Bahan
Cawan Petri
Diinokulasi 1 ml bakteri uji ke dalam cawan petri secara aseptik
Dituangkan agar yang telah cair( suhu 40˚C) kedalam cawan petri,
putar cawan petri diatas meja searah jarum jam dan sebaliknya
sehingga bakteri uji tercampur merata dan biarkan membeku.
Kertas Cakram
Ditanamkan kertas cakram yang telah direndam dengan zat anti
mikroba (30 menit) pada permukaan agar nutrisi yang telah
membeku
Diinkubasi seluruh cawan petri pada suhu 37˚C selam 24- 48 jam.
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Ketika akan meletakkan peper dist pada media Agar sebaiknya peper dist
diletakkan di bagian tengah untuk mempermudah pengukuran zona hambatannya.
Saat akan mengoleskan bakteri diatas media agar pastikan Agar benar-benar beku
agar ketika mengoleskan bakteri pada media Agar, nutrient Agar tidak rusak dan
media yang rusak akan mempengaruhi pengendalian mikroba terhadap
disinfektan.
DAFTAR PUSTAKA
Lamaga dkk. 2011. Formulasi Krim Ekstrak Rimpang Rumput Teki( Cyperus
Rotundus) Dan Uji Aktivitas Anti Bakterinya Terhadap Staphylococcus
aerus. Jurnal BioSmart. 2(1) : 46-60
Mahardika dkk.2012. Tampilan Total Bakteri dan Ph Pada Suhu Kambing Perah
Akibat Dipping Desinfektan Yang Berbeda. Animal Agriculture Journal.
1(1) : 819 :828
Nim : A1C418047
Kelompok : 3 ( Tiga )
DOSEN PENGAMPU :
Dra.Harlis,M.Si
UNIVERSITAS JAMBI
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.4 Tujuan
Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah memberikan keterampilan pada
mahasiswa dalam pembuatan salah satu makanan fermentasi.
BAB II
KAJIAN TEORITIK
Di Jepang dan Indonesia sudah sejak zaman dahulu kacang kedelai diolah
dengan menggunakan bantuan fungi, ragi, dan bakteri asam laktat. Bahkan sudah
sejak zaman perang dunia pertama fermentasi terarah dengan ragi digunakan
untuk membuat gliserin. Asam laktat dan asam sitrat dalam jumlah besar yang
diperlukan oleh industri makanan, masing-masing dibuat dengan pertolongan
bakteri asam laktat dan cendawanAspergillus niger.
Fermentasi klasik telah diganti dengan cara baru untuk produksi dan konversi
menggunakan mikroba. Senyawa karotenoid dan steroid diperoleh dari fungi.
Sejak ditemukan bahwa Corynebacterium glutamicum memproduksi glutamat
dengan rendemen tinggi dari gula dan garam amonium, maka telah diisolasi
berbagai mutan dan dikembangkan proses baru yang memungkinkan pembuatan
banyak jenis asam amino, nukleotida, dan senyawa biokimia lain dalam jumlah
besar. Mikroorganisme juga diikutsertakan oleh para ahli kimia pada katalisis
sebagian proses dalam rangkaian sintesis yang panjang; biokonversi oleh mikroba
lebih spesifik dengan rendemen lebih tinggi, mengungguli konversi secara kimia,
amilase untuk hidrolisis pati, proteinase pada pengolahan kulit, pektinase untuk
penjernihan sari buah dan enzim-enzim lain yang digunakan di industri diperoleh
dari biakan mikroorganisme (Julendra dkk, 2012 : 13).
2.2 Syarat-syarat yang Harus Dipenuhi dalam Proses Mikrobiologi Industri
Dari segi perindustrian, mikroba merupakan pabrik zat kimia yang mampu
melakukan perubahan yang dikehendaki. Mikroba merombak bahan mentah dan
mengubah bahan mentah menjadi suatu produk baru. Beberapa prasyarat yang
harus dipenuhi dalam proses mikrobiologi industri, antara lain (Berlian dan
Fitratul, 2016 : 107):
1. Organisme
Organisme yang akan digunakan harus dapat menghasilkan produk dalam
jumlah yang cukup banyak. Karakteristik penting yang harus dimiliki
mikroorganisme industri yaitu harus tumbuh cepat dan menghasilkan produk yang
diharapkan dalam waktu yang relatif singkat, memiliki sifat-sifat genetik yang
stabil, mampu menghasilkan substansi yang menarik, serta dapat dipelihara dalam
periode waktu yang sangat panjang di laboratorium. Mikroba yang digunakan
dalam industri adalah kapang, khamir, bakteri, dan virus.
2.Medium
Substrat yang digunakan oleh organisme untuk membuat produk baru harus
murah dan tersedia dalam jumlah yang banyak. Misalnya, limbah yang banyak
mengandung nutrisi dari industri persusuan dan industri kertas untuk
menghasilkan bahan-bahan yang bernilai tinggi.
3.Hasil
Fermentasi industri dilakukan dalam tangki-tangki yang besar kapasitasnya
dapat mencapai 200.000 liter. Produk metabolisme mikroba biasanya merupakan
campuran heterogen yang terdiri dari sel-sel mikroorganisme dalam jumlah yang
sangat banyak, komponen-komponen medium yang tidak terpakai, dan produk-
produk metabolisme yang tidak dikehendaki. Karena itu, harus dikembangkan
metode-metode yang mudah dilaksanakan dalam skala besar untuk memisahkan
dan memurnikan produk akhir yang diinginkan.
1. Tidak berbahaya bagi manusia, dan secara ekonomik penting bagi hewan dan
tumbuhan.
2. Bersifat non-patogen dan bebas toksin, atau jika menghasilkan toksin harus
cepat di-inaktifkan.
3. Mudah dipindahkan dari medium biakan. Di laboratorium, sel
mikroorganisme pertama kali dipindahkan dengan sentrifugasi, tetapi
sentrifugasi bersifat sulit dan mahal untuk industri skala-besar.
4. Mikroorganisme lebih disukai jika berukuran besar, karena sel lebih mudah
dipindahkan dari biakan dengan penyaringan (dengan bahan penyaring yang
relatif murah). Sehingga, fungi, ragi, dan bakteri berfilamen lebih disukai.
Bakteri unisel, berukuran kecil sehingga sulit dipisahkan dari biakan cair.
5. Mikroorganisme industri harus dapat direkayasa secara genetik. Rekayasa
genetika pada mikroba bertujuan untuk meningkatkan efektivitas kerja
mikroba tersebut (misalnya mikroba untuk fermentasi, pengikat nitrogen
udara, meningkatkan kesuburan tanah, mempercepat proses kompos dan
pembuatan makanan ternak, mikroba prebiotik untuk makanan olahan),
untuk menghasilkan bahan obat-obatan dan kosmetika, serta Pembuatan
insulin manusia dari bakteri (Sel pankreas yang mempu mensekresi Insulin
digunting, potongan DNA itu disisipkan ke dalam Plasmid bakteri) DNA
rekombinan yang terbentuk menyatu dengan Plasmid diinjeksikan lagi ke
vektor, jika hidup segera dikembangbiakkan
• Murni
Dalam proses-proses tertentu harus menggunakan biakan murni (dari satu
strain tertentu) yang telah diketahui sifat-sifatnya. Untuk menjaga agar biakan
tetap murni dalam proses maka kondisi lingkungan harus dijaga tetap steril.
Penggunaan kultur tunggal mempunyai resiko yang tinggi karena kondisi harus
optimum. Untuk mengurangi kegagalan dapat digunakan biakan campuran.
Keuntungan penggunaan biakan campuran adalah mengurangi resiko apabila
mikrobia yang lain tidak aktif melakukan fermentasi. Dalam bidang pangan
penggunaan biakan campuran dapat menghasilkan aroma yang spesifik.
• Unggul
• Stabil
• Bukan Patogen
METODE KERJA
3.1.1 Alat
• Periuk
• Kompor
• Pisau
• Ayakan
• Sendok
• Kain Penutup
3.1.2 Bahan
• Singkong
• Ragi
• Aquades
• Daun Pisang
• Daun Keladi
• Daun Jati
• Plastik
Pisau
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil pada pratikum ini adalah syarat mikroba
yang dapat digunakan untuk pengolahan makanan adalah murni, unggul, stabil
dan bukan patogen.Cara pengendalian mikroba yang digunakan dalam pengolahan
pangan adalah penanganan aseptik, penggunaan filter bakteriologik, pemanasan
dengan suhu tinggi atau bisa juga dengan pendinginan, pengurangan jumlah air,
penggunaan bahan kimia dan radiasi.Beberapa mikroba yang dapat digunakan
untuk pengolahan makanan adalahLactobacillus bulgaricus digunakan untuk
proses pembuatan yoghurt, Rhizopus oryzaedigunakan untuk pembuatan tempe,
Neurospora Sitophyla digunakan untuk pembuatan oncom, Saccharomyces
cereviseae digunakan untuk membuat tape ketan dan Acetobacter xylinium
digunakan untuk membuat nata de coco.
4.2 Saran
Sebaiknya pratikum dilakukan lebih hati hati lagi dan dengan dengan teliti
agar produk fermentasi yang dihasilkan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Berlian ,Zainal Dan Fitratul Ani. 2016. Uji Kadar Alkohol Pada Tapai Ketan
Putih Dan Singkong Melalui Fermentasi Dengan Dosis Ragi Yang Berbeda.
Jurnal Biota.2(1) : 106-111