Anda di halaman 1dari 8

BAB II

PEMBAHASAN

D. STRUKTUR SEL HEWAN

Sel hewan tersusun atas protoplasma. Protoplasma merupakan bahan hidup di dalam
sel berupa cairan koloid campuran majemuk protein, lemak, dan bahan organik lainnya.
Protoplasma merupakan substansi dasar kehidupan dalam sel. Protoplasma sel hewan
tersusun atas tiga bagian utama, yaitu :

1. Membran sel (Cell Membrane / Plasma Membrane)

Membran sel atau membran plasma merupakan bagian sangat penting dari sel.
Tanpa membran sel, sebuah sel tidak mungkin melangsungkan kehidupannya.
Membran sel berfungsi :
 sebagai pelindung sel, melindungi agar isi sel tidak keluar
meninggalkan sel
 sebagai pengatur transportasi molekul dan reseptor atau penerima
rangsangan dari luar sel
 memelihara perbedaan-perbedaan pokok antara isi sel dengan
lingkungannya.
 Sebagai reseptor (penerima) rangsang dari luar
 mengontrol zat-zat yang boleh masuk maupun keluar meninggalkan sel
 sebagai tempat terjadinya kegiatan biokimia
 mengontrol/mengendalikan pertukaran zat antara sitoplasma dan
lingkungannya.

Membran sel merupakan bagian terluar sel yang membatasi bagian dalam sel dengan
lingkungan luarnya. Membran sel adalah selaput selektif permeabel, artinya hanya
dapat dilalui molekul-molekul tertentu (glukosa, asam amino, gloserol dan berbagai
ion). Membran sel pada hewan maupun tumbuhan, umumnya terdiri atas tiga lapis
yang terstruktur protein-lemak-protein. Ketiga lapisan ini secara bersama-sama
disebut lipoprotein. Membran sel mempunyai kemampuan memilikh bahan-bahan
yang melintasinya dengan tetap memelihara perbedaan kadar ion di luar dan di dalam
sel.

Struktur utama yang membentuk membran sel adalah molekul-molekul


fosfolipid yang tersusun atas dalam dua lapis. Selain itu terdapat juga molekul
kolesterol sehingga membran sel agak kaku. Untuk menjalankan fungsi dengan baik,
membran sel dilengkapi dengan molekul-molekul protein dan karbohidrat. Protein-
protein ini berfungsi untuk mengatur lalu lintas bahan yang keluar masuk sel dan
untuk komunikasi antar sel. Transpor molekul-molekul bahan dari luar sel atau dari
dalam sel melalui membran sel berlangsung secara difusi, osmosis atau transport aktif.

2. Inti sel (Cell nucleus)

Inti sel berisi butir-butir kromatin yang dihubungkan oleh benang kromatin
yang sangat halus membentuk gulungan benang kromatin yang mengandung bahan
genetik, yaitu untaian molekul DNA. Di dalam inti terdapat struktur bulat yang lebih
padat dan tidak dibatasi oleh membran. Struktur ini disebut anak inti (nukleolus).
Nukleolus dibutuhkan untuk membentuk molekul RNA. Inti sel juga mengandung
cairan inti (nukleoplasma) yang tersusun atas molekul asam inti (DNA/RNA), protein
inti dan benang-benang kromatin.
Inti sel berfungsi untuk mengatur (mengontrol) seluruh aktivitas sel dan
pewarisan faktor keturunan. Sedangkan anak inti berfungsi untuk mensintesis
berbagai macam molekul RNA, khususnya pembentukan RNA (RNA Ribosom)

Bentuk dan penampilan inti sel yang sedang membelah sangat berbeda dengan
inti sel yang tidak sedang membelah. Pada saat membelah sudah tidak dapat
ditemukan membran inti dan butir-butir kroatin, akan tetapi ditemukan struktur baru
seperti benang atau batang yang disebut kromosom. Kromosom berasal dari benang-
benang kromatin yang digulung lebih padat dari butir kromatin, sehingga pada
kromosom juga terdapat bahan genetik (DNA). DNA dibutuhkan sebagai sandi (kode)
untuk pembentukan protein dalam sitoplasma.

3. Sitoplasma (Cytoplasma)

Sitoplasma merupakan bagian sel yang hidup yang terdapat di luar inti sel.
Sebagian besar aktivitas sel, seperti metabolisme, gerakan dan biosintesis berlangsung
di dalam sitoplasma. Oleh karena itu di dalam sitoplasma terdapat berbagai
perlengkapan sel yang disebut organel. Di dalam sitoplasma terdapat juga pigmen dan
cadangan bahan makanan berupa pati, lemak, tepung dan glikogen.

Organel-organel yang terdapat di dalam sitoplasma adalah sebagai berikut :

a. Mitokondria (Mitochondrion)

Mitokondria berasal dari kata mitos dan chondrion. Mitos artinya benang
dan chondrion berarti butir. Mitokondria tampak seperti benang-benang halus
atau butir-butir yang tersebar dalam sitoplasma. Jumlah mitokondria dalam satu
sel dapat mencapai 800 buah. Mitokondria memiliki ketebalan sekitar 0,35-0,74
mikron.
Mitokondria memiliki membran rangkap. Membran sebelah dalam
melipat-lipat ke dalam ruangan sehingga membentuk rigi-rigi yang memperluas
permukaan dalam. Sedangkan membran sebelah luar polos. Di dalam mitokondria
terdapat matriks. Matriks dasarnya disebut krista.
Mitokondria berfungsi sebgaia pusat respirasi sel dan penghasil energi
terbesar di dalam sel, sehingga merupakan sumber energi untuk sel. Oleh karena
itu, pada sel-sel yang membutuhkan banyak energi akan ditemukan banyak sekali
mitokondria, seperti [ada sel otot, sel kelenjar dan sebagainya. Dengan demikian
mitokondria disebut juga power house of sel.
Di dalam matriks mitokondria terdapat DNA mitokondria. Gen-gen pada
inti sel akan memberikan informasi untuk memproduksi enzim-enzim tertentu di
sitoplasma, kemudian enzim-enzim tersebut masuk ke dalam mitokondria,
menyebabkan DNA mitokondria dapat berkembang baik dan membentuk protein
(enzim) sendiri.

b. Retikulum Endoplasma (Endoplasmic Reticulum)

Retikulum endoplasma merupakan saluran yang berkelok-kelok sebagai


penghubung antara membran sel dengan membran inti. Retikulum endoplasma
dibagi menjadi dua berdasarkan ada dan tidaknya ribosom yang menempel yaitu :
 Retikulm endoplasma bergranula kasar (rough endoplasmic reticulum),
yaitu retikulum endoplasma yang mengandung atau menempel ribosom
dengan jarak tertentu. Fungsinya untuk menampungnya protein yang
dibuat oleh ribosom.
 Retikulum endoplasma granula halus (smooth endoplasmic reticulum),
yaitu retikulum endoplasma yang tidak mengandung ribosom. Fungsinya
untuk mensintesis molekul-molekul lemak, fosfolipid, dan steroid.

Retikulum endoplasma mempunyai fungsi umum yaitu menyusun dan


menyalurkan zat-zat ke dalam sel. Setiap sel selalu mensintesis protein
sehingga setiap sel selalu mengandung retikulum endoplasma.
c. Ribosom (Ribosome)

Ribosom berbentuk sebagai butiran-butiran dengan diameter 23 nm yang


terdapat bebas do dalam sitoplasma atau menempel pada retikulum endoplasma.
Secara struktur, ribosom terdiri dari 2 subunit, yaitu subunit kecil 40-S dan
subunit besar 60-S.
Fungsi Ribosom : sebagai tempat sintesis protein dalam sel. Pada ribosom
terdapat paling sedikit tiga jenis RNA, yaitu mRNA, rRNA, dan tRNA yang
diperlukan untuk membaca kode yang dikirimkan dari inti sel, sehingga dari kode
itu dapat dibaca jenis protein yang bagaimana yang akan disintesis di dalam
ribosom.
Perbedaan ribosom bebas dan ribosom pada retikulum endoplasma :
Ribosom yang terdapat bebas di dalam sitoplasma berbeda dengan ribosom yang
3menempel pada retikulum endoplasma berbeda dalam hal pengguaan protein
yang dibuatnya. Protein-protein yang dibuat oleh ribosom yang bebas di dalam
sitoplasma, umunya dimanfaatkan oleh sel itu sendiri. Sedangkan protein-protein
yang dibuat ribosom yang menempel pada retikulm endoplasma akan ditampung
dalam ruangan retikulum endoplasma, berfungsi sebagai enzim protein,
pengangkut protein, reseptor pada permukaan sel.

d. Badan Golgi / Kompleks Golgi (Golgi Apparatus)

Kompleks Golgi pertama kali ditemukan di dalam sel saraf oleh seorang
sarjana bangsa Italia Camilo Golgi pada tahun 1898. Kompleks Golgi terdiri dari
kantung-kantung pipih yang disebut sisterna. Sisterna ini bertumpuk dalam 4-8
lapisan.
Protein yang disintesis oleh riboso pada retikulum endoplasma kasar,
sebagai membran RE akan terlepas menuju ke kompleks Golgi. Kemudian di dalam
ruangan kompleks Golgi ini, protein diolah kembali seperti mendapat tambahan
molekul karbohidrat, gugus fosfat, atau gugus lemak. Setelah bahan-bahan
tersebut diolah secara sempurna, maka akan diangkut oleh gelembung-gelembung
sekresi menuju permukaan sel. Kemudian, apabila membran dari gelembung-
gelembung sekresi tersebut sudah bersatu dengan membran sel maka bahan-
bahan tersebut disekresikan ke luar sel secara eksositosis.
Berdasarkan hal di atas, dapat disimpulkan bahwa kompleks Golgi
berfungsi sebagai alat pengeluaran (sekresi) protein dan lendir, sehingga disebut
juga organel sekresi. Kompleks Golgi pada tumbuhan disebut diktisom.

e. Lisosom (Lysosome)

Lisosom merupakan organel berbentuk oval atau bundar yang dibatasi oleh
membran tunggal dan berisi sejumlah enzi pencernaan. Misalnya pada sel darah
putih (leukosit), bakteri-bakteri yang telah difagositosis akan dicerna oleh enzim-
enzim lisosom. Lisosom berfungsi juga untuk mencernakan organel-organel sel
yang telah rusak atau sudah tua. Kemudian tempat organel yang dicernakan tadi
akan diisi oleh organel baru. Contohnya pada saat berudu berubah menjadi katak,
ekor berudu secara bertahap diserap oleh sel-sel ekor yang banyak mengandung
lisosom, hasil penghancuran ekor ini kemudian digunakan untuk pertumbuhan sel
baru dan perkembangan katak selanjutnya. Pada sel sperma, lisosom penting
dalam proses penembusan obum oleh sperma. Lisosom tersebut terdapat pada
kepala sperma.

f. Peroksisom (Peroxisome)

Peroksisom merupakan suatu organel yang mirip dengan lisosom tetapi


biasanya berukuran lebih kecil, mengandung banyak enzim yang berhubungan
dengan metabolisme H2O2. Salah satu contohnya adalah enzim katalase.
Enzim katalase terdapat di semua sel hidup dan banyak ditemukan pada
sel hati. Enzim katalase berfungsi untuk menguraikan hidrogen peroksida (H2O2)
menjadi air (H2O) dan oksigen (O2).
Reaksi kimia enzim katalase ditulis sebagai berikut :

Catalase enzyme

2H2O2 -----------------> 2 H2O+ O2


Senyawa hidrogen peroksida (H2O2) terbentuk dalam proses respirasi sel, bersifat
racun dan dapat merusak sel.

g. Sitoskeleton (Cytoskeleton)

Sitoskeleton meruapakan rangkaian benang-benang yang tersusun atas


silium dan flagelum, berfungsi sebagai penyokong sel dan mempertahankan
bentuk sel. Di samping itu, sitoskeleton juga berperan dalam hal terjadinya
perubahan bentuk sel dan erat kaitannya dengan gerak keseluruhan sel atau gerak
organel di dalam sel.
Benang penyusun sitoskeleton dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu :
a. Mikrofilamen (Microfilament)
Mikrofilamen merupakan benang - benang tipis, (sering disebut filamen
aktin), benang-benang protein aktin dengan diameter sekitar 7 nm.
Mikrofilamen tidak dimiliki oleh semua sel. Contoh sel yang memiliki
mikrofilamen adalah sel otot lurik yang dikenal sebagai aktin dan miosin
berfungsi sebagai kontraksi. Fungsi mikrofilamen adalah untuk kontraksi
otot, gerak ameboid, pembelahan sel, mempertahankan bentuk sel dan
mengubah bentuk sel.

b. Mikrotubul (Microtubule)Mikrotubul tersusun atas molekul protein jenis


tubulin diameternya 25 nm dan membentuk pipa atau tabung. Mikrotubul
berfungsi untuk pergerakan (mobilitas) sel, gerak kromosom, penempatan
dan pergerakan organelm serta mempertahankan bentuk sel.

c. Filamen Antara (Intermediate Filament)

Filamen antara tersusun dari komposisi protein yang berbeda-beda antara jenis
sel yang satu dengan sel lainnya. Selain itu, filamen antara memiliki diameter yang
lebih besar dari diameter mikrofilamen tetapi lebih kecil dari diameter mikrotubul,
yaitu sekitar 8-10 nm. Filamen antara berperan untuk memperkuat atau
mempertahankan bentuk sel. Filamen ini sangat dominan keberadaannya di dalam sel
yang sering mengalami tekanan mekanik seperti pada sel-sel epitel kulit dan sepanjang
serabut saraf.
h. Sentriol

Sentriol hanya ditemukan pada sel hewan. Di dalam sel terdapat dua
sentriol yang terdapat di dalam sentrosom. Satu sentriol terdiri dari satu batang
yang tersusun dari 9 mikrotubul. Pada saat terjadi pembelahan sel, kedua sentriol
akan memisahkan diri, bergerak menuju kutub yang berlawanan dan berkembang
menjadi benang gelondong.
Sentriol berfungsi pada saat terjadinya pembelahan sel yaitu pada
pergerakan kromosom atau kromatid.

Anda mungkin juga menyukai