Pendahuluan
Ekosistem perairan yang termasuk perairan sungai, danau, maupun pesisir serta laut
adalah suatu kumpulan integral dari komponen abiotik (fisik dan kimia) dan biotik
(organisme hidup) yang saling berhubungan serta saling berinteraksi untuk membentuk
struktur yang fungsional. Adanya perubahan dari komponen tersebut dapat mempengaruhi
Keseluruhan sistem bagi kehidupan yang terdapat didalamnya. Dalam ekosistem terdapat
komunitas yang merupakan kumpulan dari populasi yang hidup pada lingkungan tertentu atau
habitat tertentu yang saling berinteraksi serta bersama untuk membentuk tingkatan trofik.
Pada komunitas, jenis organisme yang dominan dapat mengendalikan komunitas tersebut,
sehingga apabila jenis organisme yang dominan tersebut hilang maka dapat menimbulkan
perubahan-perubahan yang penting dalam komunitas tersebut.
Komunitas memiliki 5 struktur karakteristik yaitu keanekaragaman, dominansi,
bentuk dan struktur pertumbuhan, kelimpahan relatif dan struktur trofik. Struktur komunitas
sangat relevan apabila diterapkan untuk menganalisis lingkungan perairan karena pada
komposisi serta karakter dari komunitas adalah indikator yang cukup baik untuk
menunjukkan keadaan dimana komunitas berada. (Saputra, 2015)
Makroinvertebrata Perairan adalah hewan yang tidak bertulang belakang yang hidup
pada substrat dasar air laut atau sungai yang menempel pada air maupun Lumpur.
Makroinvertebrata perairan dapat dilihat secara langsung tanpa menggunakan alat bantu
seperti mikroskop. Makroinvertebrata dapat dijadikan bioindikator karena hidupnya melekat
pada substrat serta motilitasnya yang rendah sehingga tidak mudah bergerak atau berpindah.
Makroinvertebrata termasuk makhluk hidup yang menempati dalam air secara alami
(indigenous residence). Jenis makroinvertebrata yang dapat memantau kualitas perairan air
tawar yaitu, gastropoda pelecypoda, crustacea dan insecta.
Makroinvertebrata sangat peka terhadap perubahan lingkungan perairan yang
ditempatinya, sehingga maka invertebrata sering dijadikan sebagai indikator ekologi dari
suatu ekosistem perairan. Jumlah spesies, keanekaragaman Serta adanya kelompok
fungsional pada komunitas mikro invertebrata dapat dijadikan sebagai acuan dalam
menentukan kualitas dari suatu perairan. Keanekaragaman jenis makroinvertebrata pada
perairan dapat dijadikan Suatu kondisi ekosistem perairan karena maka invertebrata
mempunyai batasan kisaran toleransi yang terdapat pada kualitas ekosistem perairan untuk
menormalkan metabolisme tubuhnya.
Makroinvertebrata perairan termasuk faktor biotik pada ekosistem perairan yang
dapat memberikan gambaran mengenai kondisi fisik, kimia serta biologi dari suatu perairan
sehingga dapat digunakan sebagai indikator perairan. Perairan yang yang belum tercemar
memiliki jumlah individu yang seimbang serta hampir terdapat semua spesies, sebaliknya
perairan yang tercemar mengakibatkan individu yang tidak merata yang cenderung terdapat
spesies yang mendominasi. Suhu perairan yang bervariasi tergantung adanya faktor
pencemaran pembuangan limbah dan dapat menyebabkan kenaikan suhu perairan sehingga
mengganggu kehidupan perairan. Berdasarkan penjelasan tersebut maka pelaksanaan
praktikum ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman jenis invertebrata pada perairan
dengan tingkat pencemaran yang berbeda.
Metode
Pengamatan dilakukan secara online dengan menggunakan web
http://virtualbiologylab.org/population-ecology/ . Laboratorium virtual merupakan salah satu
bentuk laboratorium dalam kegiatan pengamatan atau eksperimen menggunakan software
yang dijalankan oleh sebuah komputer, semua peralatan yang diperlukan oleh laboratorium
terdapat di dalam software tersebut. Pengamatan dilakukan pada hari Kamis, 26 November
2020. Adapun jenis makro invertebrata yang terdapat pada simulasi yang dilakukan yaitu
Cadidisfly, Gilled Snail, Mayfly, Riffle Beetle, Stonefly, Water Penny, Crayfish, Cranefly,
Dobsonfly, Dragonfly, Sowbug, Blackfly Leech, Lunged Snail, Midge, dan Worm. Makro
invertebrata tersebut akan diamati keanekaragamannya berdasarkan tingkat pencemaran yaitu
none, moderate dan severa.
Proseder kerja pada pengamatan yang dilakukan yaitu buka link
http://virtualbiologylab.org/population-ecology/. Kemudian pilih Ecology Models” lalu Klik
judul “Biodiversity Ecology”. Selanjutnya klik Launch Model pada model 2. “Estimasi
Stream Biodyversity”. Pada layar menunterdapat menu “pollution” untuk memilih tingkat
pencemaran pada ekosistem perairan yang akan diamati. Pilih opsi “none” untuk simulasi
pertama, atur “sampling time” pada bagian layar menjadi 500. Kemudian buka perangkap
dengan klik “open siene” dan klik “go” untuk memulai simulasi. Tiket simulasi pada satuan
waktu (samping time) 100 dengan cara men-klik “go”. Amatindan catat jumlah individu
setiap spesies yang muncul dikotak masing-masing spesies yaitu Cadidisfly, Gilled Snail,
Mayfly, Riffle Beetle, Stonefly, Water Penny, Crayfish, Cranefly, Dobsonfly, Dragonfly,
Sowbug, Blackfly Leech, Lunged Snail, Midge, dan Worm. Amati dan catat jumlah seluruh
jenis (Total Spesies) dan jumlah individu yang tertangkap (Total Catch). Selanjutnya
lanjutksn simulasi diatas untuk waktu sampling 200, 300, 400 dan 500. Perangkap akan
munutup dengan sendirinya (menghilang dari layar) setelah waktu sampling (sampling-time)
habis. Ulangi percobaan (simulasi) yang sama padantingkat pencemaran berikutnya yaitu
“moderate” dan “severe”. Kemudian hasil pengamatan dimasukkan ke dalam tabel
keanekaragaman jenis biota perairan pada berbagai tingkat pencemaran.
Parameter yang diamati adalah kelimpahan relatif dan indeks keanekaragaman jenis tanaman
weiner (H’) pada tingkat pencemaran. Untuk menghitung kelimpahan relatif dan indeks
keanekaragaman digunakan rumus sebagai berikut:
Daftar Pustaka
Saputra, M., Marjono,. Dewi.P.,dkk. 2015. Keanekaragaman makhluk invertebrata di pantai
sepanjang Gunung Kidul D I Yogyakarta. Seminar nasional konservasi dan pemanfaatan
sumber daya alam.
Rustiasih. E., I Wayan. A., dan Alfi. H. 2018. Keanekaragaman dan kelimpahan
makroinvertebrata sebagai biomonitoring kualitas perairan Tukad Badung Bali. Current
Trends in Aquatic Science. Vol.1(1) : 16 – 23.
Ruswahyuni. 2010. Populasi dan keanekaragaman hewan makro bentos pada perairan
tertutup dan terbuka di Teluk awur Jepara. Jurnal ilmiah perikanan dan kelautan. Vol. 1(2) :
11 – 20
Khairuddin, Muhammad Y. 2016. Analisis kualitas air kali Anjar dengan menggunakan
bioindikator makroinvertebrata. Jurnal biologi tropis. Vol.16(2) : 10-22
Pertanyaan Pasca
1. Bagaimana perbedaan spesies (kekayaan jenis) yang tertangkap pada berbagai tingkat
0olusi yang berbeda
2. Apakah tingkat pencemaran berpengaruh terhadap kelimpahan individu pada setiap
spesies?
3. Buatlah grafik yang menghubungkan antara kekayaan jenis dengan tingkat
pencemaran serta grafik yang menghubungkan kelimpahan jenis dengan tingkat
pencemaran
4. Buatlah kurva akumulasi jenis yang menghubungkan antara waktu sampling (sumbu
x) dengan jumlah spesies (sumbu y)
5. Eksplorasi berbagai fungsi yang ada pada percobaan virtual animasi keanekaragaman
jenis invertebrata perairan. Tuliskan fungsi-fungsi menu apa saja yang ditemukan
tetapi tidak dilakukan dalam prosedur percobaan saat ini.
6. Apa yang dapat disimpulkan dari percobaan ini ( Bagaimana pengaruh tingkat
pencemaran terhadap keragaman spesies biota air?)