Anda di halaman 1dari 12

PSA 19

LEMBAR KERJA MAHASISWA


KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP
MEMBUAT KEBUN MIKROORGANISME

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 8

1. ANA LATIFA TUNISA (19030654039)


2. MARSYANDA ALFINA CHOIRUNNISA’ (19030654042)
3. LUTHFIA KINANTHI DARAWERTI (19030654043)
4. AMANDA SALSABILA ILHAMI (19030654045)
5. ELYA KHOLILATUL ROSYIDA (19030654046)

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PRODI S1 PENDIDIKAN SAINS
2020
A. Judul Pengamatan
Membuat Kebun Mikroorganisme
B. Pertanyaan Pengamatan
1. Bagaimana membuat media biakan KGA untuk mikroorganisme
bakteri?
2. Bagaimana menangkap mikroorganisme bakteri di alam?
3. Bagaimana menumbuhkan hasil tangkapan bakteri ?
4. Bagaimana pertumbuhan koloni bakteri pada media biakan KGA?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pembuatan media biakan KGA untuk
mikroorganisme bakteri
2. Untuk mengetahui penangkapan mikroorganisme bakteri di alam
3. Untuk mengetahui cara menumbuhkan hasil tangkapan bakteri
4. Untuk mengamati pertumbuhan koloni bakteri pada media biakan KGA
D. Kajian Teori
Monera adalah makhluk hidup yang terdiri atas satu sel (uniselular)
sesuai dengan asal kata dari bahasa Yunani, moneres yang berarti tunggal.
Monera belum mempunyai membran inti sel, memiliki nukleoid (bagian sel
yang mengandung DNA), dan belum memiliki organel bermembran, seperti
mitokondria, kloroplas, dan badan Golgi. Dinding selnya terbuat dari
peptidoglikan yang tahan terhadap tekanan osmotik hingga 25 kali tekanan
atmosfer. Anggota kingdom ini secara umum disebut dengan bakteri
(Ferdinand P, 2009).
Mikroorganisme prokariotik yang digolongkan ke dalam monera
adalah bakteri dan ganggang hijau - biru (Cyanobacteria). Organisme lain
yang memiliki membran inti digolongkan ke dalam organisme eukariotik.
Terdapat perbedaan pokok antara bakteri dan ganggang hijau - biru. Bakteri
pada umumnya tidak berklorofil sehingga tidak dapat berfotosintesis
sedangkan ganggang hijau - biru berklorofil sehingga dapat berfotosintesis
(Djumhana, 2007).
Bakteri merupakan organisme bersel tunggal yang hidup bebas di
mana-mana. Bakteri berukuran sangat kecil, yaitu hanya 0,2–10 mikrometer
(1 mikrometer = 1/1000 milimeter). Bakteri memegang peranan penting
dalam kehidupan di bumi. Kehidupan makhluk hidup lain, seperti hewan,
tumbuhan, dan manusia sangat bergantung pada bakteri. Bakteri berguna
dalam mendegradasi atau merombak sampah dan jasad mati. Bakteri juga
berguna untuk mengubah komponen-komponen organik menjadi anorganik
agar dapat diserap oleh tumbuhan (Ferdinand P, 2009).
Bakteri mempunyai bentuk yang bermacam-macam. Bentuk bakteri
yang paling dikenal adalah batang atau basil (tunggal: basilus), bulat atau
cocci (tunggal: coccus), dan spiral atau spirila (tunggal: spirilum). Bakteri
coccus ada yang tersusun sendiri (monococcus) atau berkelompok. Bentuk
kelompok bakteri, yaitu bergandengan (diplococcus), untaian anggur
(staphylococcus), rantai (streptococcus), dan tersusun delapan-delapan
(sarcina). Bakteri bacillus ada yang berdiri sendiri (monobacillus),
berpasangan (diplobacillus), dan membentuk rantai (streptobacillus).
Bakteri spiral ada yang berbentuk koma (vibrio), spiral, dan spiroseta
(spirochete) (Ferdinand P, 2009).

Gambar 1
Berbagai bentuk pada bakteri
Sumber : Health Biology, 1985
Bakteri mempunyai tiga komponen pada tubuhnya, yaitu dinding sel,
membran plasma, dan sitoplasma. Dinding sel bakteri mengandung material
yang disebut peptidoglikan. Peptidoglikan disusun oleh rantai gula yang
berikatan dengan peptida (rantai pendek asam amino) (Ferdinand P, 2009).
Gambar 2
Struktur Tubuh Bakteri secara Umum
Sumber : Biology; he nity & iversity of Life, 1995
Pada dinding sel bakteri, terdapat kapsul atau lapisan berlendir yang
tersusun atas polisakarida atau protein. Kapsul, lapisan berlendir, dan pili
(fimbriae) membantu bakteri bertahan hidup dalam lingkungan tertentu.
Kapsul membantu agar bakteri dapat bertahan dari sistem imun hewan
inangnya. Lapisan berlendir memungkinkan bakteri dapat menempel dalam
jumlah banyak pada permukaan halus gigi dan menimbulkan kebusukan
gigi. Jenis bakteri berlendir ini menyebabkan dental plaque (plak gigi)
(Ferdinand P, 2009).
Beberapa bakteri memiliki semacam rambut halus di sekujur tubuhnya
yang disebut pili (tunggal: pilus) atau fimbriae (tunggal: fimbria). Beberapa
bakteri patogen menginfeksi sel inang dengan cara menempel pada
membran sel inang menggunakan pilinya, misalnya bakteri penyebab
gonorhoe. Beberapa bakteri juga memiliki piliseksual yang digunakan untuk
bereproduksi secara seksual (Ferdinand P, 2009).
Beberapa bakteri dilengkapi dengan flagela (tunggal: flagelum).
Dengan flagela memungkinkan bakteri menyebar di habitat baru, melakukan
migrasi menuju sumber nutrisi, atau meninggalkan lingkungan yang tidak
memungkinkan. Namun, terdapat beberapa bakteri yang bergerak tanpa
flagela. Bakteri tanpa flagela bergerak dengan cara berguling dan mengalir
terbawa arus. Jumlah dan letak flagela pada bakteri berbeda-beda.
Berdasarkan hal tersebut, bakteri dibedakan sebagai berikut (Ferdinand P,
2009).
1. Monotrik, terdapat satu flagela pada salah satu ujung bakteri.
2. Amfitrik, terdapat flagela satu ataupun banyak pada kedua ujung
bakteri,
3. Lofotrik, terdapat banyak flagela pada salah satu ujung bakteri
4. Peritrik, terdapat banyak flagela di seluruh tubuh bakteri
Sebagian besar bakteri melakukan reproduksi aseksual melalui proses
pembelahan sederhana yang disebut pembelahan biner. Proses ini mampu
mereproduksi salinan genetik dari sel induk secara tepat. Pada kondisi yang
ideal, bakteri dapat membelah satu kali setiap 20 menit atau sekitar 1 × 1021
anakan baru setiap harinya. Reproduksi yang cepat ini memungkinkan
bakteri dapat berkembang biak menjadi sangat banyak dalam lingkungan
yang menguntungkan seperti di tempat berlumpur atau makanan yang
lembap. Bakteri juga dapat bereproduksi dengan cara konjugasi. Beberapa
konjugasi bakteri menggunakan pili seksual. Proses konjugasi dapat
memproduksi kombinasi genetik baru dan menghasilkan bakteri dengan
sifat (Ferdinand P, 2009).

Gambar 3
Reproduksi pada bakteri.
(a) Pembelahan biner pada bakteri Bacillus
(b) Perpindahan materi genetik yang terjadi selama konjugasi.
Medium adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran nutrisi untuk
menumbuhkan mikroorganisme. Selain untuk menumbuhkan
mikroorganisme, medium dapat digunakan untuk isolasi, pengujian sifat-
sifat fisiologi, danperhitungan jumlah mikroorganisme. (Anna Rakhmawati ,
2012). Media berdasarkan sifat terbagi menjadi 3 yaitu media padat, media
semi padat semi cair, media cair. Media berdasarkan susunannya terdiri atas
media sintesis, semi sintesis, dan media non sintesis. Berdasarkan tujuan
yaitu media selektif atau penghambat dan media diperkaya. Jenis Media
yang sering digunakan, yaitu Nutrient Agar, Nutrient Broth (NB), PDA
(Potato Dextrose Agar), Salmonella Shigella (SS) Agar, Eosin Methylene
Blue Agar (EMBA).
Nutrient Broth (NB) adalah medium yang berbentuk cair dengan
bahan dasar adalah ekstrak beef dan peptone. Perbedaan konsentris antara
Nutrient Agar dengan Nutrient Broth yaitu nutrient agar berbentuk padat
dan nutrient Broth berbentuk cair. PDA adalah
medium umum pertumbuhan yang digunakan dalam mikrobiologi, yang
terbuat dari kentang (Potato infusion) dan dekstrosa. Berdasarkan
komposisinya PDA termasuk dalam media semi sintetik karena tersusun atas
bahan alami (kentang) dan bahan sintesis (dextrose dan agar). Berdasarkan
kegunaanya media NA (Nutrient Agar) termasuk kedalam jenis media
umum, karena media ini merupakan media yang paling umum digunakan
untuk pertumbuhan sebagian besar bakteri. Bedasarkan bentuknya media ini
berbentuk padat, karena mengandung agar sebagai bahan pemadatnya.
Media padat biasanya digunakan untuk mengamati penampilan atau
morfologi koloni bakteri (Munandar, 2016:84).
Jenis Media yang sering digunakan, yaitu Nutrient Agar, Nutrient
Broth (NB), PDA (Potato Dextrose Agar), Salmonella Shigella (SS) Agar,
Eosin Methylene Blue Agar (EMBA). Nutrient Broth (NB) adalah medium
yang berbentuk cair dengan bahan dasar adalah ekstrak beef dan peptone.
Perbedaan konsentris antara Nutrient Agar dengan Nutrient Broth
yaitu nutrient agar berbentuk padat dan Nutrient
Broth berbentuk cair. PDA adalah medium umum pertumbuhan yang
digunakan dalam mikrobiologi, yang terbuat dari kentang (Potato infusion)
dan dekstrosa. Berdasarkan komposisinya PDA termasuk dalam media semi
sintetik karena tersusun atas bahan alami (kentang) dan bahan sintesis
(dextrose dan agar). Berdasarkan kegunaanya media NA (Nutrient Agar)
termasuk kedalam jenis media umum, karena media ini merupakan
mediayang paling umum digunakan untuk pertumbuhan sebagian besar
bakteri. Bedasarkan bentuknya media ini berbentuk padat, karena
mengandung agar sebagai bahan pemadatnya. Media padat biasanya
digunakan untuk mengamati penampilan atau morfologi koloni bakteri
(Munandar, 2016).
Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang
terdiridari campuran zat-zat makanan atau nutrisi yang diperlukan
olehmikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme
memanfaatkan nutrisi di dalam media berupa molekul-molekul kecil yang
dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media, pertumbuhan dapat
dilakukan dengan isolasi mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga
memanipulasi komposisi media pertumbuhannya. Bahan dasar adalah air
(H2O) sebagai pelarut dari agar-agar (rumput laut) dimana agar-agar
tersebut berfungsisebagai pemadat media (Suhardi, 2008). Media biakan
yang mampumendukung optimalisasi pertumbuhan milroorganisme harus
dapat memenuhipersyaratan nutrisi bagi mikroorganisme. unsur tersebut
berupa garam organik,sumber energi (karbon), vitamin dan zat pengatur
tumbuh (ZPT). Selain itu dapat pula ditambahkan komponen lain seperti
senyawa organik dan senyawa kompleks lainnya (Suardani dkk, 2014).
E. Alat dan Bahan :
1. Alat:
a. Kompor listrik/kompor gas 1 buah
b. Corong 2 buah
c. Erlenmayer 2 buah
d. Penyaring Kain Kasa 1 buah
e. Cawan Petri 2 buah
f. Autoclaf 1 buah
g. Panci Kecil 2 buah
h. Neraca Analitik 1 buah
i. Gelas kimia 1000 ml 1 buah
j. Gelas Pengaduk 1 buah
2. Bahan:
a. Kentang 250 gr
b. Benang Wol 2 gulung
c. Kain Kasa 1 buah
d. Air Aquades 1 liter
e. Gula Pasir Halus 15 gram
f. Agar-Agar Batangan Cap AA 15 gram
F. Prosedur Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Mengupas kentang hingga bersih
3. Memotong kentang menjadi ukuran 1 cm2
4. Menimbang kentang yang telah dipotong sebanyak 250 gram
5. Merebus kentang dengan menggunakan air 1 liter diatas kompor
6. Mengambil kaldu kentang dengan teknik penyaringan menggunakan
glass corong yang telah diberi kain kasa
7. Menghaluskan agar-agar batangan
8. Menimbang massa agar-agar batangan yang telah dihaluskan sebanyak
15 gram
9. Memasukkan hasil filtrat kaldu kentang ke dalam gelas kimia
10. Menambahkan air sebanyak 1 liter kedalam gelas kimia yang berisi
kaldu kentang
11. Memasukkan agar-agar ke dalam gelas kimia yang berisi campuran air
dan kaldu kentang
12. Menambahkan gula pasir sebanyak 15 gram ke dalam gelas kimia
13. Mengaduk semua bahan dalam gelas kimia hingga larut sempurna
dengan menggunakan batang pengaduk
14. Menuangkan bahan yang telah larut sebagai media ke dalam cawan
petri
15. Membungkus cawan petri yang telah berisi media dengan
menggunakan kertas CD
16. Melakukan sterilisasi dengan menggunakan Autoclaf selama 1 jam
atau dengan menggunakan dandang sabluk selama 2 jam
17. Mendinginkan media dengan diletakkan diatas tempat yang
permukaannya rata
18. Menangkap mikroorganisme sesuai tempat yang telah dipilih
19. Melakukan inkubasi selama 7x24 jam (1 minggu)
20. Mengamati jumlah macam koloni, jumlah koloni dan gambar bentuk
koloni yang terlihat dalam media
G. Rancangan Percobaan
Koloni
Cawan petri

Media

Gambar 4
Membuat kebun mikroorganisme
Sumber : generasibiologi.com
H. Alur percobaan

Kentang

Dikupas
Dipotong kecil-kecil ukuran 1 cm2
Ditimbang 250 gram
Direbus dengan air 1 liter

Kaldu Kentang
Agar-agar Batangan AA
Dihaluskan (disuwir -
Disaring dengan kertas kasa yang suwir)
ditempelkan di corong Ditimbang sebanyak
15 gram
Dicampur dalam gelas beker
Filtrat Kaldu Kentang + Agar-agar Batangan + Gula Pasir

Diaduk
Dimasukkan ke cawan petri
Dibungkus kertas CD

Media
Disterilisasi dengan autoclav selama 1 jam
Medium KGA
Diletakkan di tempat yang rata
Mikroorganisme
Hasil
Diamati
I. Tabel hasil percobaan
Pengamatan Hari ke-
No. Gambar /Foto Media KGA Keterangan

J. Daftar Pustaka
Ferdinand P, Fictor., Mukti Ariebowo. 2009. Praktis Belajar untuk SMA/MA
Kelas X. Jakarta: Pusat Departemen Pendidikan Nasional
McLaren, James E. and Lissa Rotundo. 1985. Heath Biology.
Massachusetts: D.C. Heath and Company.
Munandar, K. 2016. Pengenalan Laboratorium IPA-BIOLOGI Sekolah.
Bandung: Refika Aditama.
R, Anna. 2012. Penyiapan Media Mkroorganisme. Pelatihan Laboratorium
Guru SMA Kab. Purworejo.
Starr, Cacie and Ralph Taggart. 1995. Biology; The Unity dan Diversity of
Life. Edisi ke-7. California: Wadswarth.
Suardani, Dkk.2014. Identifikasi E Colli 0157:H7 dari Feses Ayam dan Uji
Profil Hemolisisnya pada Medi Agar Darah. Jurnal kedokteran
hewan. Vol 8 (1)
Suhardi, S.H., Koesnandar, D.K. Indriani, H. Arnaldo. 2015. Biosafety:
Pedoman Keselamatan Kerja di Laboratorium Mikrobiologi dan
Rumah Sakit. PT. Multazam Mitra Prima

Anda mungkin juga menyukai