Anda di halaman 1dari 46

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM II

PEMBUATAN MEDIUM, ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROORGANISME

Disusun Oleh :
Nama : Tri Diaz Elvana Rose
NIM : 21312244027
Kelas : Pendidikan IPA C

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2022
A. Judul
Pembuatan Medium, Isolasi, dan Identifikasi Mikroorganisme

B. Tujuan
1. Mengetahui langkah teknik cara sterilisasi dan cara pembuatan medium untuk
pertumbuhan bakteri.
2. Mengetahui langkah isolasi mikroorganisme.
3. Mengamati dan mengidentifikasi mikroorganisme pada medium yang dikulturasi.
4. Mengamati perbedaan morfologi bakteri dan jamur.

C. Dasar Teori
- Pengertian

Mikrobiologi berasal dari kata mikro (kecil atau renik), bio (hidup) dan logos
(ilmu). Jadi mikrobiologi merupakan bidang ilmu biologi yang mengkaji tentang
mikroba yang mencakup bermacam-macam kelompok organisme mikroskopis yang
terdapat sebagai sel tunggal maupun kelompok sel seperti bakteri, alga, protozoa dan
fungi mikroskopik, bahkan virus meskipun virus tidak termasuk sel sebab materi
genetiknya hanya dibungkus oleh protein dan tidak memiliki kemampuan tumbuh
secara mandiri. (Hafsan, 2011 : 10)
Mikroba merupakan salah satu organisme yang memiliki jumlah yang
melimpah dan memiliki ukuran renik. Mikroba hidup bebas di lingkungan, menyebar
di udara, tanah, air, makanan, bahkan mikroba yang hidup dalam tubuh manusia.
Water closet merupakan tempat yang sering bersentuhan dengan manusia. Water
closet diketahui memiliki jumlah mikroba yang melimpah dikarenakan faktor
lingkungan yang memungkinkan berbagai mikroba dapat tumbuh dan berkembang
biak dengan baik. (Badaring, 2020 : 162)
Sel mikroba yang berukuran kecil ini merupakan satuan struktur biologi.
Kebanyakan mikroba terdiri dari satu sel (uniseluler), hal ini menunjukkan bahwa
seluruh aktivitas hidupnya bergantung pada sel tersebut. Beberapa mikroba memiliki
banyak sel (multiseluler) yang umumnya sudah terdapat pembagian tugas di antara sel
atau kelompok sel tersebut, meskipun belum sempurna. (Suryani, 2021 : 3)
Microbes are fundamentally different from animals and plants. The most
obvious difference is in size, for a typical microbe has a biomass many orders of
magnitude smaller than any macroscopic organism. But another, equally important
character of microbes is also derived from small body size - extraordinarily large
abundance. Natural aquatic communities tend to support roughly similar biomass in
each logarithmic size. (Finlay, 2001 : 31)

- Bakteri

Bakteri merupakan mikroba prokariotik uniseluler, termasuk klas


Schizomycetes, berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan sel. Bakteri
tidak berklorofil kecuali beberapa yang bersifat fotosintetik. (Surahma, 2020 : 5)

Gambar 1. Struktur Internal Sel Prokariot. (a) Diagram Sel prokariot, (b) mikrograf
Elektron dari Prokariot.
Sumber : (Hafsan, 2011 : 16)
Bakteri merupakan mikroba uniseluler (bersel tunggal), walaupun dalam
beberapa keadaan dapat dijumpai kumpulan yang kelihatannya bersel banyak. Bentuk
dan ukuran bakteri bervariasi. Bentuk sel bakteri dapat terlihat di bawah mikroskop
cahaya, bakteri dibagi ke dalam 4 bentuk yang berbeda-beda yaitu: 1) Bentuk coccus,
bakteri berbentuk bulat; 2) bentuk basil, bakteri berbentuk batang atau silinder; 3)
bentuk spiral, bakteri berbentuk batang bengkok atau melingkar; 4) bentuk filamen,
bakteri berbentuk benang atau filamentus.
Umumnya bakteri ber biak atau bereproduksi secara aseksual dengan cara
memanjangkan selnya. Proses tersebut selanjutnya diikuti dengan pembelahan sel
yang membesar lalu membagi dua, sehingga pembelahan tersebut dinamakan
pembelahan biner. Meskipun dari pembelahan tersebut membentuk dua individu (sel)
yang berdiri sendiri, akan tetapi beberapa di antaranya tetap tinggal bertautan satu
dengan lainnya. Oleh karena itu sel-sel bakteri akan tinggal dalam
kelompok-kelompok atau dalam bentuk rantai yang dipertautkan oleh protoplasma
yang disebut plasmodesmata. Kelompok-kelompok ini bersifat tetap sehingga dapat
digunakan untuk mencirikan jenis-jenis bakteri. (Hafsan, 2011 : 18)

Gambar 2. Bentuk Umum Sel dan Rangkaian Sel Bakteri


Sumber : (Hafsan, 2011 : 18)
Penampakan koloni bakteri dalam media lempeng agar menunjukkan bentuk
dan ukuran koloni yang khas, dapat dilihat dari bentuk keseluruhan penampakan
koloni, tepi dan permukaan koloni. Koloni bakteri dapat berbentuk bulat, tak
beraturan dengan permukaan cembung, cekung datar serta tepi koloni rata atau
bergelombang dsb. Pada media agar miring penampakan koloni bakteri ada yang
serupa benang (filamen), menyebar, serupa akar dsb. Penampakan koloni pada
lempeng agar dan agar miring dapat dilihat pada gambar berikut. (Hafsan, 2011 : 16)

Gambar 3. Koloni bakteri


(Hafsan, 2011 : 16)
- Jamur
Jamur terdiri dari struktur somatik atau vegetatif yaitu thallus yang merupakan
filamen atau benang hifa, miselium merupakan jalinan hifa. Jamur terdiri dari dua
golongan yaitu yang bersifat uniseluler dikenal sebagai khamir atau ragi dan yang
bersifat multiseluler dikenal sebagai kapang. Sel khamir lebih besar daripada
kebanyakan bakteri dengan ukuran beragam, biasanya berbentuk telur,
memanjang atau bola. Setiap spesies memiliki bentuk yang khas. (Suryanti, 2020
: 11)

- Isolasi

Teknik isolasi mikroba adalah upaya menumbuhkan mikroorganisme di luar


lingkungan alaminya. Pemisahan mikroba di luar lingkungan bertujuan untuk
memperoleh kultur mikroba yang tidak lagi bercampur dengan mikroba lain yang
disebut kultur murni. Prinsip isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba
dengan mikroba lain yang berasal dari campuran berbagai mikroba. Ini bisa dilakukan
dengan menumbuhkannya di media padat, sel mikroba akan membentuk koloni sel
yang tetap di tempatnya (Lestari dan Hartati 2017). (Badaring, 2020 : 162)
Menurut Jufri (2020), beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam
melakukan isolasi mikroba antara lain; sifat setiap jenis mikroba yang akan diisolasi,
tempat hidup atau asal mikroba, media pertumbuhan yang tepat, cara menginokulasi
mikroba, bagaimana cara menetaskan mikroba, cara menguji bahwa mikroba yang
terisolasi telah dalam bentuk kultur murni dan sesuai dengan apa yang dimaksudkan,
bagaimana mempertahankan bahwa mikroba yang telah diisolasi tetap murni kultur.
(Badaring, 2020 : 163)
Media merupakan bahan yang dapat digunakan sebagai tempat pertumbuhan
mikroorganisme seperti bakteri. Menurut Ali (2005), media yang digunakan untuk
menumbuhkan mikroba dibagi atas 2 golongan berdasarkan komposisi bahan
penyusunnya yaitu media sintetis dan media non-sintetis. Media sintetis yaitu media
yang tersusun atas senyawa yang diketahui komposisi kimianya secara tepat. Media
tersebut berisi garam anorganik misalnya asam amino, asam lemak, alkohol,
karbohidrat atau senyawa organik serta ditambahkan vitamin. Media non-sintetis
adalah media yang tidak diketahui komposisi kimiawinya secara pasti. Beberapa dari
komposisi yang ditambahkan misalnya ekstrak beef, ekstrak yeast, pepton, darah,
serum dan casein hidrolisat. (Badaring, 2020 : 163)
Bakteri dapat ditumbuhkan dalam suatu media agar dan akan membentuk
penampakan berupa koloni. Koloni sel bakteri merupakan sekelompok massa sel yang
dapat dilihat dengan mata telanjang. Semua sel penyusun koloni dianggap sama dan
merupakan keturunan (progency) satu mikroba dan oleh karena itu mewakili sebagai
biakan bakteri (Hafsan, 2011 : 16)
- Metode

a) Spread Plate Method (Metode cawan sebar/sebar)


Teknik spread plate merupakan teknik isolasi mikroba dengan cara
menginokulasi kultur mikroba secara pulasan/sebaran di permukaan media
agar yang telah memadat. (Laboratorium, 2020 : 10)

Gambar 4. Teknik Spread plate


Sumber : (Laboratorium, 2020 : 11)
b) Pour Plate Method (Metode cawan tuang)
Tujuan dari teknik ini adalah untuk menyebarkan sel-sel bakteri tidak hanya
pada permukaan medium agar saja melainkan sel terendam dalam medium
(di dalam agar) sehingga terdapat sel yang tumbuh dipermukaan agar yang
kaya O2 dan ada yang tumbuh di dalam agar dengan kandungan oksigen
sedikit. Teknik ini memerlukan agar yang belum padat (>45°C) untuk
dituang bersama suspensi bakteri ke dalam cawan petri lalu kemudian
dihomogenkan dan dibiarkan memadat. (Laboratorium, 2020 : 12)

Gambar 5. Teknik pour plate


Sumber : (Laboratorium, 2020 : 13)
c) Streak Plate Method (Metode cawan gores)
Teknik penanaman mikroba dengan goresan bertujuan untuk mengisolasi
mikroorganisme dari campurannya atau meremajakan kultur ke dalam medium
baru. Cara gores umumnya digunakan untuk mengisolasi koloni mikroba pada
medium-agar sehingga didapatkan koloni terpisah dan merupakan biakan
murni. Cara ini dasarnya ialah menggoreskan suspensi bahan yang
mengandung mikroba pada permukaan medium-agar yang sesuai pada cawan
petri. Setelah inkubasi maka pada bekas goresan akan tumbuh koloni-koloni
terpisah yang mungkin berasal dari 1 sel mikroba, sehingga dapat dikultur
lebih lanjut (Jutono dkk, 1980). (Laboratorium, 2020 : 13)

Gambar 6. Teknik transfer aseptis kultur mikroba dari tabung reaksi ke cawan
petri.
Sumber : (Laboratorium, 2020 : 14)
Metode cawan gores dibagi menjadi beberapa tipe, diantaranya :
1) Goresan Sinambung Goresan sinambung umumnya digunakan bukan untuk
mendapatkan koloni tunggal, melainkan untuk peremajaan ke cawan atau
medium baru. (Laboratorium, 2020 : 14)

Gambar 7. Tipe goresan sinambung


Sumber : (Laboratorium, 2020 : 14)
2) Goresan T Tipe goresan T digunakan untuk mendapatkan koloni tunggal dengan
membagi wilayah goresan menjadi 3. (Laboratorium, 2020 : 15)

Gambar 8. Tipe goresan T


Sumber : (Laboratorium, 2020 : 15)
3) Goresan kuadran Tipe goresan kuadran hampir sama dengan goresan T namun
pola goresan dibagi ke dalam 4 bagian/wilayah. Pembagian 4 wilayah diharapkan
akan memisahkan koloni bakteri dengan lebih baik sehingga diperoleh koloni
tunggal bakteri. (Laboratorium, 2020 : 15)

Gambar 9. Model penggoresan secara terputus (metode A) dan zig-zag (metode B)


pada teknik goresan kuadran.
Sumber : (Laboratorium, 2020 : 16)

D. Metodologi
1. Waktu & tempat
a. Praktikum 1
Tempat : Laboratorium IPA FMIPA UNY
Hari, Tanggal : Jumat, 22 April 2022
Waktu : 13.00–selesai
b. Praktikum 2
Tempat : Laboratorium IPA FMIPA UNY
Hari, Tanggal : Senin, 25 April 2022
Waktu : 08.50–selesai
c. Praktikum 3
Tempat : Laboratorium IPA FMIPA UNY
Hari, Tanggal : Rabu, 27 April 2022
Waktu : 07.30–selesai

2. Alat & bahan


a) Alat
1) Cawan petri
2) Autoklaf
3) Stopwatch
4) Jarum ose
5) Gelas preparat dan penutup
6) Pipet tetes
7) Mikroskop
8) Spiritus
9) Korek api
10) Tabung reaksi
11) Alat dokumentasi (Hp)
12) Alat tulis
13) Kompor
14) Panci
b) Bahan
1) Tauge
2) Sukrosa (gula pasir)
3) Aquades
4) Gula pasir
5) Monosodium glutamat
6) Serbuk Agar-agar
7) Media tanam mikroorganisme
8) Koloni mikroorganisme (bakteri atau fungi)
9) Media kultur
10) Alkohol
11) Kertas payung
12) Karet gelang
13) Air
14) Minyak Imersi
15) Kertas Kraft

3. Langkah Kerja
a. Pembuatan Medium

Membersihkan tauge dengan air dan dipilih tauge yang baik.

Merebus tauge, msg, agar -agar, dan gula dengan aquades sampai
mendidih (15 menit).

Menyaring sari tauge dan memasukkan ke dalam erlenmeyer.

Memasukkan sari tauge ke dalam cawan petri.

Membungkus cawan petri kemudian memasukkan ke dalam autoklaf.

Mensterilisasi dengan autoklaf (121 ˚C; 15 menit) atau panci presto


(mendidih; 20 menit).

b. Kultivasi Mikroorganisme (Penangkapan Bakteri)

Mensterilkan tempat dan tangan.


Menanam mikroorganisme pada media tanam (setelah pendinginan 1
hari) dengan cara memaparkan medium tersebut selama 5 menit pada
mulut.

Menutup rapat medium yang telah ditanami sehingga udara tidak dapat
masuk, dan meletakkan di tempat dengan suhu kamar.

Mengamati perkembangan perlakuan satu hari setelah penanaman


hingga satu minggu setelah penanaman.

Mencatat hasil pengamatan tentang bentuk koloni, permukaan koloni,


dan tepi koloni. Bentuk koloni dilukiskan sebagai titik-titik, bulat
berbenang, tak teratur, serupa akar, serum kumparan. Permukaan
koloni dapat datar, timbul mendatar, timbul melengkung, timbul
mencembung, timbul membukit dan timbul berkawah. Tepi koloni ada
yang utuh, ada yang berombak, ada yang berbelah-belah, ada yang
bergerigi, ada yang berbenang-benang dan ada yang keriting.

Mendokumentasikan dengan kamera.

c. Kulturisasi Mikroorganisme (Penanaman Bakteri)

Mensterilkan meja kerja, tangan dengan menyemprotkan alkohol


Membuka tutup media di dekat pembakar spiritus

Menggores ose steril ke bagian koloni yang akan dikulturkan ke media


kultur dengan teknik kultur tertentu yang sesuai (streak/spread/pour)

Menginkubasikan media kultur tersebut selama 24-48 jam

Mendiamkan selama 1-3 hari. Mengamati pertumbuhan mikroorganisme

d. Identifikasi Mikroorganisme (Identifikasi bakteri yang ditangkap)

Membuat preparat mikroorganisme kemudian jepit pada meja


mikroskop

Mengatur fokus mikroskop hingga bayangan dapat diamati dengan jelas

Mengamati morfologi mikroorganisme yang tampak bayangannya di


bawah mikroskop, baik bentuk dan warnanya

E. Data Hasil

1. Pembuatan Medium

Langkah Kerja Kulturasi Data Hasil


Membersihkan tauge dengan air dan
memilih tauge yang berkualitas

Merebus tauge, msg, agar-agar dan


gula dengan aquades sampai mendidih
(15 menit)

Menyaring sari tauge dan memasukkan


ke dalam erlenmeyer
Memasukkan sari tauge ke dalam
cawan petri

Membungkus cawan petri kemudian


memasukkan ke dalam autoklaf
Mensterilkan dengan autoklaf
(mendidih sekitar 15 menit)

Hasil media yang berjamur

Hasil mikroskop media yang berjamur


Hasil gambar tangan mikroskop media
yang berjamur
2. Kultivasi Mikroorganisme

Langkah Kerja Kulturasi Data Hasil

Mensterilkan tempat dan tangan

Menanam mikroorganisme pada


media tanam (setelah
pendinginan 1 hari) dengan cara
memaparkan medium tersebut
selama 5 menit pada tempat sampah

Menutup rapat medium yang telah


ditanami sehingga udara tidak dapat
masuk, dan di letakkan di tempat
dengan suhu kamar.
Mengamati perkembangan perlakuan
satu hari setelah penanaman hingga satu
minggu setelah penanaman.

3. Kulturisasi Mikroorganisme

Langkah Kerja Kulturasi Data Hasil

Mensterilkan meja tangan dengan


menyemprotkan alkohol
Membuka tutup media di dekat
pembakar spiritus

Menggores ose steril ke bagian koloni


yang akan dikulturkan ke media kultur
dengan teknik kultur tertentu yang
sesuai yaitu streak

Menginkubasikan media kultur tersebut


selama 24-48 jam
Mendiamkan selama 1-3 hari.
Mengamati pertumbuhan
mikroorganisme

atau

(nah iku sek bakteri yang kemeling


tapi kalau jamur putih polos gak
kemeling)

Hasil mikroskop kulturisasi bakteri 1. Jamur


2. Bakteri

Hasil gambar tangan mikroskop Jamur


kulturisasi bakteri

Bakteri
4. Identifikasi Mikroorganisme

Langkah Kerja Kulturasi Data Hasil

Membuat preparat mikroorganisme


kemudian jepit pada meja mikroskop

Mengatur fokus mikroskop hingga


bayangan dapat diamati dengan jelas
Mengamati morfologi mikroorganisme
yang tampak bayangannya di bawah
mikroskop, baik bentuk dan warnanya

a. Bakteri kamar mandi

Foto Hasil Pengamatan Data Hasil Pengamatan Preparat

Bakteri tidak dapat tumbuh pada


media sehingga tidak dapat diamati.
b. Bakteri dekat tempat sampah

Foto Hasil Pengamatan Data Gambar Tangan Hasil


Pengamatan Preparat

Hasil pengamatan menggunakan


mikroskop

F. Pembahasan
Praktikum Biologi Umum II yang berjudul “Pembuatan Medium, Isolasi, dan
Identifikasi Mikroorganisme” ini dilakukan dengan 3 kali praktikum dengan
praktikum pertama pada hari Jumat, 22 April 2022 pukul 13.00–selesai. Praktikum 2
dilakukan pada hari Senin, 25 April 2022 pukul 08.50–selesai. Praktikum 3 dilakukan
pada Rabu, 27 April 2022 pukul 07.30–selesai. Praktikum ini dilakukan di
Laboratorium IPA UNY. Praktikum ini dilakukan agar mahasiswa dapat mengetahui
langkah teknik cara sterilisasi dan cara pembuatan medium untuk pertumbuhan
bakteri, mengetahui langkah isolasi mikroorganisme, mengamati dan mengidentifikasi
mikroorganisme pada medium yang dikulturasi, mengamati perbedaan morfologi
bakteri dan jamur. Praktikum ini terbagi menjadi 4 kegiatan yaitu pembuatan medium,
kultivasi mikroorganisme, kulturisasi mikroorganisme, dan identifikasi
mikroorganisme.
Pada kegiatan pertama yaitu pembuatan media. Media merupakan bahan yang
dapat digunakan sebagai tempat pertumbuhan mikroorganisme seperti bakteri.
Menurut Ali (2005), media yang digunakan untuk menumbuhkan mikroba dibagi atas
2 golongan berdasarkan komposisi bahan penyusunnya yaitu media sintetis dan media
non-sintetis. Media sintetis yaitu media yang tersusun atas senyawa yang diketahui
komposisi kimianya secara tepat. Media tersebut berisi garam anorganik misalnya
asam amino, asam lemak, alkohol, karbohidrat atau senyawa organik serta
ditambahkan vitamin. Media non-sintetis adalah media yang tidak diketahui
komposisi kimiawinya secara pasti. Beberapa dari komposisi yang ditambahkan
misalnya ekstrak beef, ekstrak yeast, pepton, darah, serum dan casein hidrolisat.
(Badaring, 2020 : 163). Pembuatan media diawali dengan merebus tauge yang sudah
dipilih dan dicuci bersih dengan ditambahkan msg, agar -agar, gula dan aquades
sampai mendidih selanjutnya menyaring sari tauge dan memasukkan ke dalam
erlenmeyer, kemudian memasukkan ke cawan petri sedikit-sedikit, dilanjut dengan
membungkus cawan petri dan mensterilisasinya dengan memasukkan ke dalam
autoklaf dengan suhu 121oC selama 15 menit atau dengan panci presto yang berisi air
mendidih selama 20 menit. Bahan-bahan yang digunakan yaitu tauge, msg, agar-agar,
gula, dan aquades.
Hasil dari pembuatan media akan digunakan untuk penanaman bakteri atau
dapat disebut dengan kulturisasi mikroorganisme. Namun media yang telah dibuat ini
terkontaminasi oleh mikroorganisme sehingga dilakukan identifikasi pada
mikroorganisme yang telah mengkontaminasi media. Mikroorganisme tersebut
diidentifikasi dengan membuat preparat mikroorganisme terlebih dahulu, lalu dijepit
pada meja mikroskop, lalu mengatur fokus pada mikroskop sehingga mikroorganisme
dapat diamati dengan lebih jelas, kemudian dilanjut dengan mengamati morfologi
mikroorganisme yang bayangannya tampak dari bawah mikroskop, baik dari segi
bentuk dan warnanya. Berdasarkan identifikasi yang telah dilakukan dapat diketahui
bahwa mikroorganisme yang mengkontaminasi media yang telah dibuat adalah jamur
dikarenakan adanya struktur yang terlihat seperti hifa pada mikorskop seperti pada
gambar, didukung oleh pernyataan menurut Suryanti (2020) yaitu Jamur terdiri dari
struktur somatik atau vegetatif yaitu thallus yang merupakan filamen atau benang
hifa, miselium merupakan jalinan hifa. Jamur terdiri dari dua golongan yaitu yang
bersifat uniseluler dikenal sebagai khamir atau ragi dan yang bersifat multiseluler
dikenal sebagai kapang. Sel khamir lebih besar daripada kebanyakan bakteri dengan
ukuran beragam, biasanya berbentuk telur, memanjang atau bola. Setiap spesies
memiliki bentuk yang khas.
Kegiatan 2 yaitu kultivasi mikroorganisme. Kultivasi diawali dengan
mensterilkan tempat dan tangan, menanam mikroorganisme pada media tanam
(setelah pendinginan 1 hari) dengan cara memaparkan medium tersebut selama 5
menit pada mulut, kemudian menutup rapat medium yang telah ditanami, dan
meletakkan media pada suhu kamar dengan keadaan terbungkus rapat sehingga udara
tidak dapat masuk. Bakteri hasil dari kultivasi akan diidentifikasi pada hari Rabu, 27
April 2022. Dari identifikasi yang telah dilakukan diketahui bahwa tidak ditemukan
bakteri pada penangkapan mikroorganisme di kamar mandi, hal ini dikarenakan
bakteri tidak dapat tumbuh pada media sehingga tidak dapat diamati. Sementara hasil
dari penangkapan bakteri dekat tempat sampah dapat diamati seperti pada gambar
pada tabel data hasil. Dari hasil identifikasi bakteri yang dapat terlihat dengan
mikroskop dapat dilihat bahwa bakteri memiliki bentuk bulat dan menyebar di
berbagai tempat. Di sekeliling bakteri tersebut terdapat benang (filamen) karena
bakteri ditumbuhkan pada media yang miring. Hal ini sesuai dengan pernyataan
menurut Hafsan (2011) penampakan koloni bakteri dalam media lempeng agar
menunjukkan bentuk dan ukuran koloni yang khas, dapat dilihat dari bentuk
keseluruhan penampakan koloni, tepi dan permukaan koloni. Koloni bakteri dapat
berbentuk bulat, tak beraturan dengan permukaan cembung, cekung datar serta tepi
koloni rata atau bergelombang dsb. Pada media agar miring penampakan koloni
bakteri ada yang serupa benang (filamen), menyebar, serupa akar dsb.
Kegiatan ketiga yaitu isolasi mikroorganisme. Menurut Lestari & Hartati
(2017) isolasi mikroba adalah upaya menumbuhkan mikroorganisme di luar
lingkungan alaminya. Pemisahan mikroba di luar lingkungan bertujuan untuk
memperoleh kultur mikroba yang tidak lagi bercampur dengan mikroba lain yang
disebut kultur murni. Prinsip isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba
dengan mikroba lain yang berasal dari campuran berbagai mikroba. Pada kegiatan ini
dilakukan dengan mensterilkan meja kerja, tangan dengan menyemprotkan alkohol
terlebih dahulu, selanjutnya membuka tutup media di dekat pembakar spiritus,
kemudian menggores ose steril ke bagian koloni yang akan dikulturkan ke media
kultur dengan teknik kultur tertentu yang sesuai, lalu menginkubasi media kultur
selama 1-3 hari dan kemudian mengidentifikasinya. Dari percobaan yang telah
dilakukan dapat diketahui bahwa bakteri yang di kulturalisasi akan membentuk koloni
pada media tersebut. Hal ini sesuai dengan pernyataan Hafsan (2011) bahwa bakteri
dapat ditumbuhkan dalam suatu media agar dan akan membentuk penampakan berupa
koloni. Koloni sel bakteri merupakan sekelompok massa sel yang dapat dilihat dengan
mata telanjang. Semua sel penyusun koloni dianggap sama dan merupakan keturunan
(progency) satu mikroba dan oleh karena itu mewakili sebagai biakan bakteri. Dari
hasil identifikasi menggunakan mikroskop, dapat dilihat gambar pada tabel data hasil.
Dari gambar ini diketahui bahwa koloni bakteri yang diamati memiliki bentuk bulat
dan berkumpul pada satu tempat dikarenakan pertumbuhannya berlangsung pada
media lempeng sehingga koloni bakteri memiliki bentuk yang khas. Sesuai
pernyataan menurut Hafsan (2011) bahwa penampakan koloni bakteri dalam media
lempeng agar menunjukkan bentuk dan ukuran koloni yang khas, dapat dilihat dari
bentuk keseluruhan penampakan koloni, tepi dan permukaan koloni. Koloni bakteri
dapat berbentuk bulat, tak beraturan dengan permukaan cembung, cekung datar serta
tepi koloni rata atau bergelombang dsb. Pada media agar miring penampakan koloni
bakteri ada yang serupa benang (filamen), menyebar, serupa akar dsb.

G. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1) Untuk melakukan sterilisasi diawali dengan memanaskan benda-benda yang
akan digunakan ke dalam panci presto yang bertujuan untuk membunuh
organisme yang tidak digunakan. Sedangkan cara untuk membuat medium
untuk pertumbuhan bakteri adalah merebus tauge yang sudah dipilih terlebih
dahulu lalu dicuci bersih dengan ditambahkan msg, agar -agar, gula dan
aquades sampai mendidih. Kemudian dilanjut dengan menyaring sari tauge
dan memasukkan ke dalam erlenmeyer, selanjutnya memasukkan ke cawan
petri sedikit demi sedikit. Kemudian membungkus cawan petri dan
mensterilisasinya dengan memasukkan ke dalam autoklaf dengan suhu 121oC
selama 15 menit atau dengan panci presto yang berisi air mendidih selama 20
menit.
2) Isolasi mikroorganisme dapat dilakukan dengan beberapa metode. Metode yang
dapat digunakan untuk isolasi mikroorganisme dari substrat padat dapat
dilakukan dengan cara tabur maupun suspensi. Metode tabur dapat dilakukan
dengan cara menaburkan serbuk padat yang akan diamati tepat berada di atas
permukaan medium dalam cawan petri, dan kemudian diratakan.
3) Dari pengamatan dan pengidentifikasian mikroorganisme yangterdapat pada
medium yang dikulturasi adalah bakteri dan jamur.
4) Perbedaan yang terdapat pada morfologi bakteri dan jamur yaitu bakteri bersifat
uniseluler sementara jamur bersifat uniseluler, bakteri yang termasuk
prokariotik jamur yang termasuk eukariotik. Struktur jamur terbentuk dari hifa.

H. Daftar Pustaka
Badaring, Deny Romadhon. Fiqriansyah, M. Bahri, Arsa. 2020. Identifikasi Morfologi
Mikroba Pada Ruangan Water Closet Jurusan Biologi Universitas Negeri
Makassar. Prosiding Seminar Nasional Biologi FMIPA UNM Inovasi
Penelitian Biologi dan Pembelajarannya di Era Merdeka Belajar.
Finlay, , B.J. Esteban, G.F. Ubiquitous Microbes and Ecosystem Function. United
Kingdom : Centre for Ecology and Hydrology, Windermere Laboratory.
Hafsan. 2011. Mikrobiologi Umum. Makassar : Alauddin University Press
Laboratorium Mikrobiologi. 2020. Panduan Praktikum (Online) Mikrobiologi Umum.
Malang : Program Studi Biologi, Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim.
Putri Meganada Hiaranya. Yodong, Sukini. 2017. Bahan Ajar Keperawatan Gigi
Mikrobiologi. Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Suarjana, I Gusti Ketut. 2017. Modul Isolasi dan Identifikasi Bakteri. Bali : Fakultas
Kedokteran Hewan, Universitas Udayana.
Suryani, Yani. Taupiqurrahman, Ofik. Kulsum, Yuni. Mikologi. Padang : PT Freeline
Cipta Granesia.
I. Lampiran

LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM II


PEMBUATAN MEDIUM, ISOLASI, DAN IDENTIFIKASI MIKROBA

Disusun Oleh :
Nama : Tri Diaz Elvana Rose
NIM : 21312244027
Kelas : Pendidikan IPA C

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2022
A. Judul
Pembuatan Medium, Isolasi, dan Identifikasi Mikroorganisme.

B. Tujuan
1. Mengetahui langkah teknik cara sterilisasi dan cara pembuatan medium untuk
pertumbuhan bakteri.
2. Mengetahui langkah isolasi mikroorganisme.
3. Mengamati dan mengidentifikasi mikroorganisme pada medium yang dikulturasi.
4. Mengamati perbedaan morfologi bakteri dan jamur.

C. Metode Praktikum
1. Waktu & tempat
a. Praktikum 1
Tempat : Laboratorium IPA FMIPA UNY
Hari, Tanggal : Jumat, 22 April 2022
Waktu : 13.00–selesai
b. Praktikum 2
Tempat : Laboratorium IPA FMIPA UNY
Hari, Tanggal : Senin, 25 April 2022
Waktu : 08.50–selesai
c. Praktikum 3
Tempat : Laboratorium IPA FMIPA UNY
Hari, Tanggal : Rabu, 27 April 2022
Waktu : 07.30–selesai

2. Alat & bahan


a) Alat
1) Cawan petri
2) Autoklaf
3) Stopwatch
4) Jarum ose
5) Gelas preparat dan penutup
6) Pipet tetes
7) Mikroskop
8) Spiritus
9) Korek api
10) Tabung reaksi
11) Alat dokumentasi (Hp)
12) Alat tulis
13) Kompor
14) Panci
b) Bahan
1) Tauge
2) Sukrosa (gula pasir)
3) Aquades
4) Gula pasir
5) Monosodium glutamat
6) Serbuk Agar-agar
7) Media tanam mikroorganisme
8) Koloni mikroorganisme (bakteri atau fungi)
9) Media kultur
10) Alkohol
11) Kertas payung
12) Karet gelang
13) Air
14) Minyak Imersi
15) Kertas Kraft

3. Langkah kerja
a. Pembuatan medium

Membersihkan tauge dengan air dan dipilih tauge yang baik.

Merebus tauge, msg, gula, dan agar-agar dengan aquades sampai


mendidih (15 menit).

Menyaring sari tauge dan memasukkan ke dalam erlenmeyer.

Memasukkan sari tauge ke dalam cawan petri.

Membungkus cawan petri kemudian memasukkan ke dalam autoklaf.

Mensterilisasi dengan autoklaf (121 ˚C; 15 menit) atau panci presto


(mendidih; 20 menit).

b. Kultivasi mikroorganisme (Penangkapan bakteri)

Mensterilkan tempat dan tangan.

Menanam mikroorganisme pada media tanam (setelah pendinginan 1


hari) dengan cara memaparkan medium tersebut selama 5 menit pada
mulut.

Menutup rapat medium yang telah ditanami sehingga udara tidak dapat
masuk, dan meletakkan di tempat dengan suhu kamar.

Mengamati perkembangan perlakuan satu hari setelah penanaman


hingga satu minggu setelah penanaman.

Mencatat hasil pengamatan tentang bentuk koloni, permukaan koloni,


dan tepi koloni. Bentuk koloni dilukiskan sebagai titik-titik, bulat
berbenang, tak teratur, serupa akar, serum kumparan. Permukaan
koloni dapat datar, timbul mendatar, timbul melengkung, timbul
mencembung, timbul membukit dan timbul berkawah. Tepi koloni ada
yang utuh, ada yang berombak, ada yang berbelah-belah, ada yang
bergerigi, ada yang berbenang-benang dan ada yang keriting.

Mendokumentasikan dengan kamera.

c. Kulturisasi mikroorganisme (Penanaman bakteri)

Mensterilkan meja kerja, tangan dengan menyemprotkan alkohol

Membuka tutup media di dekat pembakar spiritus

Menggores ose steril ke bagian koloni yang akan dikulturkan ke media


kultur dengan teknik kultur tertentu yang sesuai (streak/spread/pour)

Menginkubasikan media kultur tersebut selama 24-48 jam

Mendiamkan selama 1-3 hari. Mengamati pertumbuhan mikroorganisme


d. Identifikasi mikroorganisme (Identifikasi bakteri yang ditangkap)

Membuat preparat mikroorganisme kemudian jepit pada meja


mikroskop

Mengatur fokus mikroskop hingga bayangan dapat diamati dengan jelas

Mengamati morfologi mikroorganisme yang tampak bayangannya di


bawah mikroskop, baik bentuk dan warnanya

D. Data Hasil
1. Pembuatan Medium

Langkah Kerja Kulturasi Data Hasil

Membersihkan tauge dengan air dan


memilih tauge yang berkualitas
Merebus tauge, msg, agar-agar dan
gula dengan aquades sampai mendidih
(15 menit)

Menyaring sari tauge dan memasukkan


ke dalam erlenmeyer

Memasukkan sari tauge ke dalam


cawan petri
Membungkus cawan petri kemudian
memasukkan ke dalam autoklaf

Mensterilkan dengan autoklaf


(mendidih sekitar 15 menit)

Hasil media yang berjamur


Hasil mikroskop media yang berjamur

Hasil gambar tangan mikroskop media


yang berjamur

2. Kultivasi Mikroorganisme

Langkah Kerja Kulturasi Data Hasil


Mensterilkan tempat dan tangan

Menanam mikroorganisme pada


media tanam (setelah
pendinginan 1 hari) dengan cara
memaparkan medium tersebut
selama 5 menit pada tempat sampah

Menutup rapat medium yang telah


ditanami sehingga udara tidak dapat
masuk, dan di letakkan di tempat
dengan suhu kamar.
Mengamati perkembangan perlakuan
satu hari setelah penanaman hingga satu
minggu setelah penanaman.

3. Kulturisasi Mikroorganisme

Langkah Kerja Kulturasi Data Hasil

Mensterilkan meja tangan dengan


menyemprotkan alkohol
Membuka tutup media di dekat
pembakar spiritus

Menggores ose steril ke bagian koloni


yang akan dikulturkan ke media kultur
dengan teknik kultur tertentu yang
sesuai yaitu streak

Menginkubasikan media kultur tersebut


selama 24-48 jam
Mendiamkan selama 1-3 hari.
Mengamati pertumbuhan
mikroorganisme

atau

(nah iku sek bakteri yang kemeling


tapi kalau jamur putih polos gak
kemeling)

Hasil mikroskop kulturisasi bakteri 1. Jamur


2. Bakteri

Hasil gambar tangan mikroskop Jamur


kulturisasi bakteri

Bakteri
4. Identifikasi Mikroorganisme

Langkah Kerja Kulturasi Data Hasil

Membuat preparat mikroorganisme


kemudian jepit pada meja mikroskop

Mengatur fokus mikroskop hingga


bayangan dapat diamati dengan jelas
Mengamati morfologi mikroorganisme
yang tampak bayangannya di bawah
mikroskop, baik bentuk dan warnanya

a. Bakteri kamar mandi

Foto Hasil Pengamatan Data Hasil Pengamatan Preparat

Bakteri tidak dapat tumbuh pada


media sehingga tidak dapat diamati.

b. Bakteri dekat tempat sampah

Foto Hasil Pengamatan Data Gambar Tangan Hasil


Pengamatan Preparat
Hasil pengamatan menggunakan
mikroskop

Yogyakarta, 14 Mei 2022


(Praktikan) (Asprak)

(Tri Diaz Elvana Rose) (Fitri Salsabila)

Anda mungkin juga menyukai