Anda di halaman 1dari 4

Nama Anggota Kelompok:

1. Syifa Az Zahrah S (G031211046)


2. Dian Ananda (G031211068)
3. Nadra Ananda T (G031211074)

Paper Mikrobiologi Umum

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Mikrobiologi merupakan salah satu ilmu yang membahas mengenai makhluk
hidup mikroskopik dalam bentuk sel tunggal, multisel, maupun aselular contohnya
seperti bakteri, kapang, mikroalga, protozoa, dan Archaca. Mikrobiologi ini dikenal
sejak ditemukannya mikroskop dan berkembang menjadi sebuah ilmu yang
multidispliner. Dalam penerapan ilmunya dimasa kini, mikrobiologi tidak dapat
dipisahkan dengan ilmu yang lainnya dalam mengaplikasikannya pada bidang
farmasi, kedokteran, teknik kimia, arkeologi, pertanian, gizi, kesehatan dan
terutama dalam bidang ilmu pangan. (Fibriana, 2016)
Mempelajari mikrobiologi terutama mengenai mikroba tidak akan lepas
mengenai masalah dalam bidang pangan contohnya saja pada proses fermentasi.
Fermentasi merupakan salah satu proses dari terjadinya perubahan kimia pada
substrat organik dengan melalui aktivitas enzim yang diperoleh dari suatu
mikroorganisme. (Suryani, 2017)
Berdasarkan penjelasan diatas, dalam proses produksi hasil bahan pangan
melalui proses fermentasi tidak lepas dari keterkaitan antara peran mikroba di
dalamnya. Peran mikroba dalam proses fermentasi tentu saja perlu diketahui jenis
mikroba apa yang umum digunakan pada proses fermentasi, karenanya penting
untuk mempelajari ilmu mikrobiologi secara khusus dalam memahami proses
fermentasi bahan pangan dalam industri makanan.
I.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pembahasan latar belakang diatas, begitu banyak jenis mikroba
yang ada dimuka bumi ini dengan beragam jenis, baik berupa mikroba patogen dan
non patogen. Serta peran mikroba yang sangat penting pada proses menghasilkan
produk bahan makanan pada proses fermentasi, sehingga menjadi rumusan inti
masalah pada paper ini adalah “Seberapa pentingkah mempelajari mikrobiologi
dalam memahami proses fermentasi bahan pangan dalam industri makanan”
I.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan paper ini adalah untuk mengetahui seberapa penting
mempelajari mikrobiologi dan untuk mengetahui peran dari mikrobiologi dalam
proses proses fermentasi bahan pangan dalam industri makanan.

BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Definisi Mikrobiologi


II.1.1 Sejarah Mikrobiologi
Pertama kali mikrobiologi ditemukan berawal dari penemuan mikroskop oleh
Anthony van Leeuwenhoek (1633-1723). Pada masa itu mikroskop yang ditemukan
masih sangat sederhana, dimana mikroskop terdiri dari satu lensa saja dengan jarak
fokus yang sangat pendek, namun dapat menghasilkan bayangan yang jelas setara
dengan pembesaran 50-300 kali. Pengamatan yang dilakukan Leeuwenhoek ini
merupakan pengamatan terhadap struktur mikroskopis pada biji, jaringan tumbuhan
dan pada invertebrata kecil. Pada masanya penemuan dunia mikroorganisme
dikenal dengan sebutan animalculus atau hewan kecil. Animalculus adalah jenis-
jenis dari mikroorganisme yang saat ini dikenal sebagai protozoa, algae, khamir dan
bakteri (Setiyo, 2020).
II.1.2 Mikroorganisme
Mikroorganisme adalah salah satu makhluk hidup yang mempunyai ukuran
yang sangat kecil. Mikroorganisme terdiri dari dua jenis, yaitu sel tunggal atau
bersifat uniseluler dan sel yang banyak atau bersifat multiseluler (Durrotul, 2019).
Beberapa mikroorganisme tertentu dapat digunakan dalam bidang pangan,
contohnya pada proses fermentasi. Mengkaji mengenai peran mikroorganisme pada
bahan pangan tidak lepas membahas mengenai pengenceran. Pada pengenceran
pasti berkaitan dengan yang namanya dispersi, suspensi, dan larutan. Dispersi
merupakan keadaan dimana suatu zat terdistribusi secara merata didalam
mediumnya. Dispersi terbagi atas dua, yakni dispersi molekuler (larutan) dan
dispersi kasar (suspensi). Suspensi atau dispersi kasar merupakan suatu sediaan cair
yang mengandung suatu partikel padat yang tidak larut yang terdispersi dalam fase
cair. Contoh dari suspense dalam bahan pangan adalah susu (Burhanudin, 2018),
sedangkan larutan atau dispersi molekul merupakan sistem homogen yang terdiri
dari zat terlarut dan pelarut yang bersifat tidak dapat disaring dan tidak dapat
membentuk endapan.
II.1.3 Fermentasi
Fermentasi merupakan suatu proses dari perubahan kimia pada suatu substrat
organik melalui aktivitas enzim yang diperoleh dari mikroorganisme. Proses
fermentasi ini membutuhkan yang namanya starter sebagai mikroba yang nantinya
akan menumbuhkan mikroba dalam substrat. Starter merupakan populasi mikroba
dalam jumlah dan kondisi fisiologi yang siap diinokulasikan pada media fermentasi.
Dalam proses fermentasi terbagi dalam dua cara, yaitu cara spontan dan tidak
spontan. Fermentasi secara spontan adalah fermentasi yang dilakukan dengan tidak
menambahkan mikroorganisme dalam bentuk starter ataupun ragi ke dalam
prosesnya, sedangkan fermentasi secara tidak spontan adalah proses fermentasi
yang dilakukan penambahan starter berupa kultur bakteri. Faktor-faktor yang
mempengaruhi proses fermentasi antara lain suhu, pH awal, inokulum, substrat, dan
kandungan nutrisi medium yang nantinya akan mempengaruhi kualitas dari hasil
fermentasi (Okmawaty, 2014). Starter pada proses fermentasi akan ditumbuhkan
pada substrat. Substrat merupakan medium untuk fermentasi. Sebagai contoh pada
pengolahan tempe menggunakan substrat berupa kacang kedelai.
II.1.4 Produk Olahan
Produk olahan dari fermentasi menggunakan starter berupa kultur bakteri
salah satu contohnya adalah yogurt. Yogurt adalah salah satu produk hasil
fermentasi dari campuran kultur murni asam laktat atau Lactobacillus Bulgaries
dan Streptococcus thermophilus serta susu segar. Bentuk dari yogurt adalah seperti
bubur es krim tetapi memiliki rasa yang agak masam. Kandungan gizi yang
terkandung dalam yogurt adalah 3,0% lemak, protein 2,7% dan keasaman 0,5-2,0%.
Bakteri asam laktat yang terkandung pada yogurt yaitu Lactobacillus Bulgaries
secara morfologis. Dalam penambahan starter perlu pemahaman yang lebih untuk
mengetahui jenis bakteri yang berperan dalam proses fermentasi yogurt tersebut.
Jenis bakteri yang terdapat pada olahan fermentasi susu berupa yogurt adalah
Lactobacillus Bulgaries dan Streptococcus thermophilus serta susu segar
(Fatmawati, 2013). Selain yogurt prodok olahan hasi fermentasi adalah tempe,
dalam proses pengolahan tempe digunakan starter kapang jenis Rhizopus pada
substrat kacang kedelai. Kapang waktu tumbuh pada bahan akan membentuk
“benang-benang” (mycelium) dan menembus ke dalam sel-sel bahan makanan
tersebut.
Dalam melakukan proses fermentasi untuk tiap substrat berbeda memerlukan
jenis starter yang juga berbeda. Pemilihan starter serta substrat ini dapat diketahui
dengan mempelajari mikrobiologi, untuk mengetahui jenis mikroba serta
kegunaannya dan akan ditumbuhkan pada media yang mana dalam melangsungkan
proses fermentasi, sebab pada dasarnya proses fermentasi walaupun termasuk
bioteknologi konvensional dan pada umumnya dilakukan dengan peralatan
sederhana, namun prosesnya tak berlangsung asal-asalan. Perlu pemahaman yang
lebih akan hal itu melalui pembelajaran mikrobiologi.
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh melalui penulisan paper ini adalah
mikroorganisme merupakan salah satu makhluk kecil (mikroskopis) yang memiliki
ukuran yang begitu kecil yang tidak dapat dilihat secara langsung oleh mata kepala
sendiri. Mikroorganisme memiliki banyak kegunaan terkhususnya dalam bidang
ilmu pangan karena memiliki peranan yang sangat penting pada proses fermentasi.
Maka, dapat disimpulkan bahwa mempelajari mikrobiologi sangat penting bagi
kelangsungan produksi bahan pangan di era sekarang ini, agar mampu menbedakan
jeni mikroba mana yang sesuai untuk digunakan pada proses fermentasi khususnya.

DAFTAR PUSTAKA
Burhanuddin, Z. S. 2018. Penerapan Model Pembelajaran Content Cotext
Connection Researching Reasoning Reflecting (3C3R) Untuk
Mengembangkan Keterampilan Generik Sains Siswa Pada Konsep Koloid.
Jurnal Tadris Kimia, 3(1):11-21.
Durrotul, K. 2019. Pemanfaatan Mikroorganisme Dalam Pengembangan Makanan
Halal Berbasi Bioteknologi. Jurnal Of Halal Product And Research,
2(1):33-36.
Fibriana. 2016. Potensi Kitchen Microbiology Untuk Meningkatkan Keterampilan
Teknik Hands-On Dalam Pembelajaran Mikrobiologi. Unnes Science
Education Journal, 5(2):1210-1214.
Setiyo, R. 2020. Buku Ajar Mata Kuliah Bakteriologi Dasar. Sidoarjo: UMSIDA
Press.
Suryani, H. N. 2017. Pengaruh Penambahan Urea Dan Sulfur Pada Limbah Padat
Biotanol Yang Difermentasi EM-4 Terhadap Kandungan Protein Dan Serat
Kasar. Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu, 5(1):13-17.
Okmawaty, H. 2014. Fermentasi Tambelo Dan Karakteristik Produknya. JPHPI,
17(3):255-257.
Fatmawati. 2013. Karakteristik Yogurt Yang Terbuat Dari Berbagai Jenis Susu
Dengan Penambahan Kultur Campuran Lactobacillus Bulgaries Dan
Streptococcus Thermophllus. Jurnal Pendidikan Biologi, 6(2)1-9.

Anda mungkin juga menyukai