Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOLOGI TANAH

MEDIA PDA JAMUR

OLEH:

NAMA : RIZKY AMELIA RAMADHANI

NO. BP : 2110233024

KELAS KULIAH : BIOLOGI TANAH A

DOSEN PENJAB : Ir. LUSI MAIRA, M.Agr.Sc

ASISTEN : 1. DEA ARTADEAR (1910231037)

2. MUHAMMAD AL FURQAN (1910232017)

3. ABU HANIPAH (1910233003)

DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBER DAYA LAHAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2023
BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan maka semakin tinggi
pula rasa ingin tahu seseorang terhadap apa yang ada di alam sehingga sampai
pada mikroorganisme yang tidak dapat dilihat jelas dengan mata pun tak luput
dari perkembangan ilmu pengetahuan.
Salah satu mikroorganisme yang ada adalah jamur. Jamur merupakan
salah satu makhluk hidup yang banyak kita jumpai disekitar kita. Jamur tersebut
diketahui dapat menghasilkan spora dan miselum berwarna hijau tua dan hitam.
Pertumbuhan serta perkembangan jamur umumnya sangat dipengaruhi oleh
sejumlah faktor diantaranya ialah suhu, cahaya, udara, pH serta nutrisi seperti
karbon dan nitrogen.
Dalam bidang penelitian mikroorganisme , tentunya para peneliti banyak
menggunakan teknik atau cara-cara khusus untuk mempelajarinya dan bekerja
pada skala laboratorium untuk meneliti mikroorganisme baik dari segi sifat dan
karakteristiknya, tentu diperlukan juga tentang bagamana caranya menumbuhkan
suatu mikroba ke dalam suatu media, karena kita tahu bahwa beragamnya
persyaratan tumbuh mikroba, maka harus dimengerti jenis-jenis nutrient yang
disyaratkan oleh mikroba dan juga macam lingkungan fisik yang
menyediakan kondisi yang optimum bagi pertumbuhannya. Mikroba amat
beragam, baik dalam persyaratan nutrient maupun fisiknya. Jadi, media yang
digunakan harus mengandung komponen-komponen yang dibutuhkan oleh
mikroba tersebut.
Dalam pertumbuhannya banyak para peneliti yang ikut membiakkan jamur
sejalan dengan ilmu mikrobiologi yang baik. Pengembangbiakan jamur
dilakukan dengan menanamkannya pada suatu media tertentu. Media tersebut
dapat berupa media alami, semi alami (semi sintetik) maupun sintetik
tergantung karakteristik jamurnya. Secara umum, jamur dapat tumbuh dan
berkembang pada suatu media yang memiliki kandungan nutrisi cukup sesuai
kebutuhannya dengan kisaran pH antara 5-6. Setiap media yang telah dibuat tidak
selalu dapat menumbuhkan jamur meskipun media tersebut mengandung
nutrisi yang cukup dan memiliki pH antara 5-6 karena tiap jamur
membutuhkan nutrisi yang berbeda-beda. Salah satu media yang sering diguakan
untuk media pertumbuhan jamur adalah PDA (Potato Dextrose Agar).
PDA termasuk dalam media semi sintetik karena tersusun atas bahan alami
(kentang) dan bahan sintesis (dextrose dan agar). Kentang merupakan sumber
karbon (karbohidrat), vitamin dan energi, dextrose sebagai sumber gula dan
energi, selain itu komponen agar berfungsi untuk memadatkan medium PDA.
Masing-masing dari ketiga komponen tersebut sangat diperlukan bagi
pertumbuhan dan perkembangbiakkan mikroorganisme terutama jamur.

B. Tujuan
Adapun dilakukan Praktikum ini bertujuan untuk mengenal media biakan
yang digunakan dalam penangkapan dan penumbuhan jamur serta mampu
mengetahui cara membuat media biakan semi sintetik berupa media PDA (Potato
Dextrose Agar).
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Ilmu pengetahuan mengenai organisme hidup yang berukuran mikroskopis
dikenal dengan mikroorganisme atau jasad renik yang hanya dapat dilihat dengan
mikroskop disebut dengan Mikrobiologi (Pelczar, 2007). Dalam mempelajari
sifatsifat yang dimiliki oleh mikroorganisme, penelitian dapat dilakukan dengan
pembiakan mikroorganisme melalui media pertumbuhan. Suatu media dapat
menumbuhkan mikroorganisme dengan baik diperlukan persyaratan antara lain:
media harus mempunyai tekanan osmose, tegangan muka, dan pH yang sesuai,
media tidak mengandung zat-zat penghambat, media harus steril, dan media harus
mengandung semua nutrisi yang mudah digunakan mikroba (Jutono, 1980).
Mikroorganisme dapat berupa bakteri, fungi, protozoa dan lain-lain.
Mikroorganisme mudah terhembus udara dan menyebar ke mana-mana karena
ukuranselnya kecil dan ringan. Mikroorganisme dapat menyebabkan banyak
kerusakan. Pengendalian mikroorganisme ditujukan untuk mencegah
penyebaran penyakit, membasmi mikroorganisme pada inang serta mencegah
pembusukan dan kerusakan bahan. Mikroorganisme dapat dihambat atau
dibunuh secara fisik dan kimia. Secara fisik melalui suhu, tekanan, radiasi
dan penyaringan, misalnya sterilisasi, pembakaran atau sanitasi.
Mikroorganisme terdapat di berbagai tempat seperti tanah, debu, air, udara, kulit
dan selaput lendir. (Susilowati dan Shanti, 2001)
Mikroba adalah makhluk hidup berukuran kecil dan yang termasuk di
dalamnya adalah bakteri, virus, khamirdan protozoa, mikroba dapat merugikan
dan menguntungkan, mikroba memainkan peranan penting dalam bioteknologi.
Mikrobiologi termasuk salah satu bidang yang kaya akan isu sosiosaintifik,
karena sifatilmu mikrobiologi sebagai konsep dasar dan konsep aplikasi
(Herlanti, dkk, 2012)
Nutrisi yang dibutuhkan mikroorganisme untuk pertumbuhan meliputi
karbon, nitrogen, unsur non logam seperti sulfur dan fosfor, unsur logam seperti
Ca, Zn, Na, K, Cu, Mn, Mg, dan Fe, vitamin, air, dan energi (Cappucino, 2014).
Dalam penelitian pembiakan jamur yang dilakukan di universitas maupun sekolah
pada negara berkembang seperti Indonesia banyak mengalami kendala, salah
satunya dalam pengadaan media instan siap pakai. Salah satu media agar yang
cocok dan mendukung pertumbuhan jamur adalah PDA (Potato Dextrose Agar)
yang memilki pH yang rendah (pH 4,5 sampai 5,6) sehingga menghambat
pertumbuhan bakteri yang membutuhkan lingkungan yang netral dengan pH 7,0,
dan suhu optimum untuk pertumbuhan antara 25-30 °C (Cappucino, 2014).
Salah satu makhluk hidup yang banyak terdapat dilingkungan adalah fungi
atau jamur, baik jamur yang berukuran mikroskopik maupun yang berukuran
makroskopik.Fungi dalam bahasa Indonesia disebut cendawan yang merupakan
organisme tingkat rendah yang belum mempunyai akar, batang dan daun. Tubuh
terdiri dari satu sel (uniseluler) dan bersel banyak (multiseluler). Sel
berbentuk benang disebut hifa. Hifa akan bercabang-cabang membentuk
bangunan seperti anyaman yang disebut miselium. Sel bersifat eukariotik,
tidak mempunyai klorofil, sebagai parasite atau saprofit dan hidup pada tempat
lembabatau tidak menyukai adanya cahaya.Fungi terbagi beberapa divisi
antara lain Zygomycota, Ascomycota, Basidiomycota, Deuteromycota dan
Chytridiomycota (Dwidjoseputro 1994).
Keberadaan fungi atau cendawan sangat berlimpah dan mempunyai
peranan yang sangat penting di alam termasuk dalam bidang pertanian.Dalam
bidang pertanian peranan cendawan dapat merugikan dan
menguntungkan.Cendawan simbiotik antagonistik atau sering disebut
cendawan parasit merugikan produksi pertanian, sedangkan cendawan
simbiotik mutualistik sangat menguntungkan. Simbiotik mutualistik cendawan
yang mempunyai peran dalam pertanian diantaranya ialah mikoriza dan like.
Sebagian besar tubuh fungi terdiri atas benang-benang yang disebut hifa
yang saling berhubungan berjalin semacam jala, yaitu miselium. Miselum dapat
dibedakan atas miselium vegetativ yang berfungsi nenyerap nutrien dari
lingkungan dan miselium fertil yang berfungsi dalam reproduksi (Campbell
2004).
Fungi adalah mikroorganisme tidak berklorofil, berbentuk hifa atau sel
tunggal, eukariotik, berdinding sel dari kitin atau selulosa, bereproduksi
seksual dan aseksual dalam dunia kehidupan fungi merupakan kingdom
tersendiri, karena cara mendapatkan makanannya berbeda dari organisme
eukariotik lainnya yaitu melalui absorbsi (Gandjar 1999).
Jamur merupakan organisme eukariotik yang bersifat multiseluler
ataubanyak sel. Jamur dikelompokkan sebagai organisme heterotrof karena tidak
dapat membuat makanannya sendiri yang memerlukan senyawa organik untuk
proses pertumbuhannya, sehingga jamur tidak memiliki klorofil yang berfungsi
dalam proses fotosintesis. . Jamur merupakan organisme yang berperanan penting
dalam membusukkan atau menghancurkan sisa-sisa tumbuhan maupun hewan.
Sehingga jamur dapat hidup secara saprofit pada sisa-sisa organisme dan parasit
pada organisme hidup (Hasyianti, 2019).
Media pertumbuhan jamur yang baik diperlukan untuk mendukung
pertumbuhan. Beberapa media tanam berbeda pengaruhnya terhadap pertumbuhan
dan hasil tanaman. Perbedaan ini berhubungan dengan kelembapan dalam media
tanam. Jika media dan lingkungan sama seperti media sebelumnya, mungkin
tidak diperlukan waktu adaptasi. Apabila penyegaran inokulum telah sering
dilakukan maka fase adaptasi dapat saja tidak diperlukan bakteri untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungannya (Wantini & Octavia, 2018).
Pertumbuhan jamur pada biji dapat diketahui dengan menggunakan
medium pertumbuhan berbahan kentang dan agar-agar yang biasa disebut
Potatoes Dextrose Agar (PDA). Menurut Cappuccino & Sherman (2014), Medium
PDA dapat dijadikan sebagai medium alternatif karena bahannya mudah
diperoleh, murah, dan menghemat biaya penelitian. Medium PDA adalah bahan
semi sintetik yang mengandung bahan alami yaitu kentang serta bahan sintesis
yaitu agar-agar dan dextrose. Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan
bahwa medium PDA dapat menumbuhkan jamur dari biji kacang-kacangan
karena memiliki nutrisi cukup untuk pertumbuhan jamur (Aini & Rahayu, 2015).
BAB III. METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat


Praktikum biologi tanah ini dilakukan pada hari Selasa tanggal 22 Mei
2023 pada pukul 13.30 WIB sampai selesai yang dilakukan di Laboratorium
Tanah Fakultas Pertanian Universitas Andalas.

B. Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum pembuatan
media biakan jamur adalah Medium Potato Dextrosa Agar (PDA), aquades,
alkohol 95%, sampel tanah, petridish steril, buret dan pipet tetes.

C. Metode Praktikum
Metode yang digunakan dalam pembuatan media PDA ini adalah metode
gores, yaitu salah satu metode kerja dalam praktik mikrobiologi untuk
menumbuhkan mikroorganisme pada medium agar.

D. Cara kerja
Adapun cara kerja dalam praktikum pembuatan media PDA yaitu Sampel
tanah 10 g ditimbang dan dimasukan kedalam erlemeyer 250 ml yang berisi 95 ml
aquades, kocok selama 15 menit. Kemudian dipipet sebanyak 1 ml, dan
dimasukan kedalam tabung reaksi yang telah berisi 9 ml aquades, kemudian
dikocok sebentar dan diberi label pengenceran 10-1. Kemudian dari pengenceran
ini dipipet 1 ml lagi dan dimasukan kedalam tabung reaksi lainnya yang telah diisi
juga oleh aquades 9 ml, dan dikocok dengan vortex beberapa saat, dan beri label
pengenceran ini dengan pengenceran 10-2. Lakukan tingkatan pengenceran
sampai tingkat 10-5. Setelah seri pengenceran dilakukan, kemudian dipipet 1 ml
pada seri pengenceran 10-5 untuk jamur. Kemudian diteteskan pada medium PDA
yang telah disiapkan pada cawan petri, teteskan pada bagian tengah media.
Inkubasi cawan petri pada posisi terbalik selama 5-7 hari dan dihitung jumlah
koloni yang tumbuh (Balai Penelitian Tanah, 2007).
DAFTAR PUSTAKA

Aini, N. and Rahayu, T. (2015) ‘Media Alternatif untuk Pertumbuhan Jamur


Menggunakan Sumber Karbohidrat yang Berbeda’, pp. 861–866

Campbell, Neil A. 2004. Biologi. Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta : Erlangga

Cappuccino, JG. dan Sherman, N. 2014. Manual Laboratorium Mikrobiologi


Edisi Kedelapan. Alih Bahasa: Nur Miftahurrahman. Jakarta:
EGC.Dwidjoseputro 1994

Gandjar, I. 1999. Pengenalan Kapang Tropik Umum. UI Press, Jakarta.

Hasyiati, R. (2019). Keanekaragaman Jenis Jamur Kayu Di Kawasan Pucok


Krueng Alue Seulaseh Sebagai Media Ajar Dalam Pembelajaran Biologi di
SMA Negeri 3 Aceh Barat Daya. Skripsi Universitas Islam Negeri ArRaniry

Jutono, dkk.1980. Pedoman praktikum Mikrobiologi umum (Untuk Perguruan


Tinggi). Yogyakarta : UGM Press.

Octavia, A. dan Wantini, S. 2018. Perbandingan Pertumbuhan Jamur Aspergillus


flavus pada Media PDA (Potato Dextrose Agar) dan Media Alternatif dari
Singkong (Manihot esceluenta Crantz). KTI. Lampung : Poltekkes
Tanjungkarang. \

Pelczar, Michael J dan Chan, E. C. S. 2007. Dasar-Dasar Mikrobiologi Jilid I.


Jakarta: UI Press.

Anda mungkin juga menyukai