PENGENALAN ALAT
DOSEN PEMBIMBING :
Floreta Fiska Yuliarni, S.Si., M.Si.
Lailatus Sa’diyah, M.Si.
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 6 (A3-18)
1. NABILAH RIZKYTA AYUNINGRUM (1351810178)
2. HEFIKA SEPTIAN FIRANI WIBOWO (1351810240)
3. EKA SYAKIRINA (1351810245)
4. PUTRI EMILIYANA SARI (1351810246)
5. WINDY RAHMANIA YOANASARI (1351810247)
6. RIFKY ARIA BIMASAKTI (1351810249)
7. AJENG NOVIANA PRATIWI (1351810250)
AKADEMI FARMASI SURABAYA
2019
BAB I
LATAR BELAKANG
Mikrobiologi adalah cabang ilmu dari biologi yang mempelajari tentang organisme yang berukuran
sangat kecil (mikroskopik) sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang melainkan harus menggunakan
bantuan mikroskop. Organisme yang sangat kecil ini disebut sebagai mikroorganisme, atau sering disebut
mikroba ataupun jasad renik, yakni meliputi bakteri, virus, fungi, alga, dan protozoa. Dunia jasad renik barulah
ditemukan sekitar 300 tahun yang lalu dan makna sesungguhnya mengenai mikroorganisme itu barulah dipahami
sekitar 200 tahun kemudian. Selama 40 tahun terakhir, mikrobiologi muncul sebagai bidang biologi yang sangat
berarti karena mikroorganisme digunakan oleh para peneliti dalam penelaah hampir semua gejala biologis yang
utama. Saat ini, mikrobiologi sangat berkembang luas pada berbagai bidang ilmu pengetahuan, misalnya
pertanian, industri, kesehatan, lingkungan hidup, bidang pangan, bahkan bidang antariksa (Waluyo, 2009).
Dalam mikrobiologi, dibutuhkan suatu teknik khusus untuk mempelajari mikroorganisme. Di
laboratorium mikrobiologi dan bakteriologi untuk menumbuhkan dan mempelajari sifat-sifat mikroorganisme
seperti bakteri diperlukan suatu media sebagai tempat pertumbuhan mikroorganisme (Collyn and Lyne, 1987).
Pengembangan media kultur bakteri memegang peranan yang sangat penting di bidang mikrobiologi. Dengan
mengisolasi suatu bakteri dan menumbuhkanya dengan media buatan kita dapat mengidentifikasi, dan
mempelajari sifat suatu bakteri.
Pekerjaan mikrobiologi banyak menggunakan alat-alat gelas, terutama cawan petri, tabung reaksi,
gelas obyek, gelas penutup, gelas piala, gelas erlenmeyer, dan lain-lain. Kebersihan alat-alat gelas tersebut sangat
menentukan keberhasilan kegiatan yang kita lakukan, baik untuk menghindari kontaminasi maupun untuk
kejelasan dan ketepatan pengamatan. Dalam hal ini kebersihan dapat diartikan sebagai jernih, kering, serta bebas
debu dan lemak.
Pembersihan alat gelas dilakukan sebelum dan sesudah kegiatan praktek, sesuai dengan keadaan,
apakah sudah bersih atau belum. Alat-alat gelas yang digunakan harus selalu dikembalikan dalam keadaan bersih.
Untuk memudahkan pembersihan, alat gelas sebaiknya dikelompokkan menurut jenis dan ukurannya. Sebelum
dibersihkan, alat gelas juga harus dibersihkan dulu dari segala bentuk kotoran, seperti : medium kultur (media
biakan), selotip, marker, dan lain-lain. Marker permanen dapat dihilangkan dengan menyapukan kapas yang telah
dibasahi aseton pada bagian yang dibersihkan.
Selain alat-alat yang terbuat dari gelas seperti yang tersebut di atas, dalam pekerjaan mikrobiologi
membutuhkan banyak sekali peralatan mekanik dan peralatan optik yang tidak kalah penting dengan peralatan
gelas.
Media pertumbuhan harus memenuhi persyaratan nutrisi yang dibutuhkan oleh suatu
mikroorganisme (Atlas, 2004). Nutrisi yang dibutuhkan mikroorganisme untuk pertumbuhannya meliputi karbon,
nitrogen, unsur non logam seperti sulfur dan fosfor, unsur logam seperti Ca, Zn, Na, K, Cu, Mn, Mg, dan Fe,
vitamin, air, dan energi (Radji, 2011). Media tersebut dapat berbentuk cair, padat, dan semipadat, tergantung
mikroorganisme yang akan ditumbuhkan.
Media yang umum digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme di laboratorium seperti bakteri
adalah media Nutrient agar sedangkan media untuk menumbuhkan jamur adalah saboroud agar, oatmeal agar dan
PDA (PotatoDextrose Agar). Media NA, saboroud agar, oatmeal agar merupakan media instant sedangkan media
PDA merupakan media racikan dari ekstrak kentang meskipun tersedia juga dalam bentuk instant.
Harga media instant yang mencapai Rp 500.000,- hingga Rp 1.500.000,- setiap 500 g serta
melimpahnya sumber alam yang dapat digunakan sebagai media pertumbuhan mikroorganisme mendorong para
peneliti untuk menemukan media alternatif dari bahan-bahan yang mudah didapat dan tidak memerlukan biaya
yang mahal serta untuk memberikan alternatif media pertumbuhan mikroorganisme dari bahan-bahan tertentu
selain kentang. Kentang dapaat digunakan sebagai media pertumbuhan mikroorganisme karena kentang memiliki
kandungan karbohidrat yang cukup tinggi. Menurut Radji (2011) Karbohidrat sangat dibutuhkan oleh bakteri
karena karbohidrat merupakan substrat utama untuk metabolime bakteri. Hampir setengah berat kering suatu
bakteri adalah unsur karbon. Karbon dapat ditemukan dalam senyawa karbohidrat, sehingga karbohidrat sangat
berperan penting untuk mendukung pertumbuhan bakteri. Bahan-bahan lain yang dapat digunakan sebagai media
pertumbuhan bakteri adalah bahan yang mampu menyedianakn nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
bakteri seperti dari bahan-bahan yang kaya akan karbohidrat dan protein.Berbagai sumber protein berhasil
digunakan sebagai media alternatif pertumbuhan mikroorganisme. Seperti yang dilakukan oleh Arulananthan
(2012) yang menggunakan beberapa biji dari suku Leguminoseae yaitu kacang tunggak, kacang hijau, kacang
kedelai hitam, dan kedelai untuk pertumbuhan berbagai macam bakteri seperti Escherichia coli, Bacillus sp.,
Staphyllococcus sp., Klebsiella sp. dan Pseudomonas sp. Selain bakteri, bahan-bahan tersebut juga dapat
digunakan sebagai media pertumbuhan jamur (Ravimannan, 2014).
Media pertumbuhan bakteri juga dapat dibuat dari buah dan sayuran. Deivanayaki (2012) melakukan
penelitian tentang media pertumbuhan bakteri dari sayur-sayuran seperti wortel, tomat, kubis, dan labu.
Sayuran-sayurantersebut menunjukkan hasil yang cukup baik terhadap pertumbuhan bakteri baik itu pada
medium cair maupun padat. Beberapa buah juga digunakan untuk medium pertumbuhan bakteri, seperti buah
avokad (Famurewa, 2008) dan buah bit (Al-Azzauy, 2011).
Selain dari biji-bijian, sayuran, maupun buah, media pertumbuhan bakteri juga dapat dibuat dari
berbagai jenis umbi-umbian yang kaya akan karbohidrat. Beberapa peneliti telah melakukan penelitian tentang
media pertumbuhan bakteri dari berbagai sumber karbohidrat seperti seperti singkong (Kwoseh, 2012), kentang
(Martyniuk, 2011), umbi palmirah dan sagu (Tharmila, 2011).
Sumber karbohidrat lain yang dapat ditemui dengan mudah adalah dari jenis umbi-umbian seperti
ganyong, gembili, dan garut. Umbi-umbi tersebut memiliki kadar karbohidrat yang cukup banyak serta
mengandung protein dan berbagai mineral yang cukup sehingga memungkinkan untuk digunakan sebagai media
pertumbuhan bakteri. Selain mudah didapat, bahan-bahan tersebut memiliki harga yang lebih murah bila
dibandingkan dengan penggunaan media instant, sehingga diharapkan bisa digunakan sebagai media alternatif
untuk penelitian-penelitian di laboratorium.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti bermaksud mengkaji berbagai macam media alternatif
untuk pertumbuhan bakteri gram positif yaitu Staphylococcus aureus maupun bakteri gram negatif yaitu
Escherichia coli menggunakan berbagai sumber karbohidrat yang berbeda yaitu umbi ganyong, umbi gembili,
dan umbi garut.
A. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang menjadi inti penelitian ini adalah
“Bagaimanakah pertumbuhan bakteri pada media alternatif menggunakan sumber karbohidrat yang berbeda?”.
B. TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini adalah mengenal dan mengetahui cara menggunakan alat-alat
laboratorium dalam praktikum Mikrobiologi Pertanian, mengetahui fungsi dari setiap alat-alat laboratorium, dan
mampu mengoperasikan serta memelihara peralatan sesuai dengan prosedur.
C. MANFAAT
Dengan diadakannya penelitian ini, hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat untuk:
1. Bidang ilmu pendidikan, terutama pendidikan biologi dapat digunakan sebagai bahan
pembelajaran laboratorium, terutama pembelajaran mikrobiologi.
2. Peneliti, dapat digunakan sebagai latihan dalam menyusun karya ilmiah lainnya.
3. Ilmu pengetahuan, dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya
4. Masyarakat, memberikan informasi kepada masyarakat tentang bahan-bahan yang mudah
ditumbuhi oleh bakteri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Mikrobiologi
Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang mikroorganisme yang tidak dapat dilihat
dengan mata telanjang untuk meneliti apa saja yang terkandung di dalam mikroorganisme. Dalam meneliti
mikroorganisme diperlukan teknik atau cara – cara khusus untuk mempelajarinya serta untuk bekerja pada skala
laboratorium untuk meneliti mikroorganisme baik sifat maupun karakteristiknya, tentu diperlukan adanya
pengenalan alat yang akan digunakan serta mengetahui cara penggunaan alat – alat yang berhubungan dengan
penelitian untuk memudahkan dalam melakukan penelitian (Dwidjoseputro, 2003).
B. Penggunaan Alat-Alat Mikrobiologi
Didalam pekerjaan mikrobiologi sering kali kita tidak terlepas dari alat-alat yang berada di
laboratorium. Peralatan yang digunakan pada laboratorium mikrobiologi hampir sama dengan peralatan-peralatan
yang umumnya digunakan di laboratorium kimia, yaitu berupa alat-alat gelas antara lain : tabung reaksi, cawan
petri, pipet ukur, pipet volumetrik, labu ukur, labu erlenmeyer, gelas piala, pH meter, gelas arloji, termometer,
botol tetes, pembakar spirtus, kaki tiga dengan kawat asbes, dan rak tabung reaksi. Di samping peralatan gelas
tersebut, pada laboratorium mikrobiologi masih ada sejumlah alat yang khusus antara lain : autoklaf, oven,
mikroskop, jarum ose (inokulum), jarum preparat, gelas objek, kaca penutup, keranjang kawat untuk sterilisasi,
inkubator untuk membiakan mikroorganisme dengan suhu tertentu yangkostan, spektrofotometer untuk mengukur
kepekatan suspensi atau larutan,penangas air untuk mencairkan medium, magnetik stirrer untuk mengaduk,
dan tabung durham untuk penelitian fermentasi.(Anonym, 2012).
Dalam sebuah praktikum, praktikan diwajibkan mengenal dan memahami cara kerja dan fungsi
dari alat-alat yang ada di laboratorium. Selain untuk menghindarikecelakaan dan bahaya, dengan memahami cara
kerja dan fungsi dari masing-masing alat, praktikan dapat melaksanakan praktikum dengan
sempurna.(Walton.1998). Alat – alat yang digunakan dalam penelitian harus dalam keadaan steril atau bebas dari
kuman, bakteri, virus dan jamur. Perlu adanya pengetahuan tentang cara – cara atau teknik sterilisasi. Hal ini
dilakukan karena alat – alat yang digunakan memiliki teknik sterilisasi yang berbeda (Dwidjoseputro, 2003).
Alat-alat yang digunakan sewaktu praktikum harus digunakan secara hati-hati dan teliti karena
pada umumnya alat tersebut terbuat dari kaca sehingga bisa saja pecah. Praktikan yang baik biasanya mempunyai
ketelitian dan kesabaran yang tinggi. Dalam melakukan pengukuran biasanya dia tidak akan puas dengan hanya
satu kali percobaan, dia akan mengukur beberapa kali dan mencari data mana yang paling mendekati dan paling
akurat. Selain ketelitian, seorang praktikan juga harus mempunyai sifat bersih dan rapi. Karena kebersihan
merupakan salah satu factor yang sangat penting di dalam suatu penelitian. Praktikan yang ceroboh dan tidak
memperhatikan kebersihan peralatan yang dia gunakan kemungkinan besar akan mendapatkan kesalahan pada
penelitiannya. Ini dikarenakan kotoran/ sisa larutan yang lain dapat berkontaminasi dengan larutan baru yang
hendak kita teliti sehingga menyebabkan ketidakakuratan data. Kerapian juga menjadi syarat didalam melakukan
praktikum, seperti memperhatikan kebersihan meja praktikum, perawatan peralatan dan kedisplinan praktikan.
(Imamkhasani, 2000.
Laboratorium, seperti layaknya tempat bekerja harus dapat memberikan kenyamanan, kesehatan
dan keamanan kepada semua orang yang bekerja didalamnya, termasuk pengelola laboratorium itu sendiri. Untuk
itu, perlu studi kelayakan mengenai perencanaan dalam merancang laboratorium kimia yang meliputi adanya
prosedur pengoperasian baku yang memerhatikan kesehatan dan keselamatan kerja ( K3 ) dilaboratorium, adanya
ventilasi dan perlengkapan pelindung yang berfungsi baik, adanya penataan dan pengelolaan bahan kimia dan
peralatan laboratorium, serta adanya prosedur pengolahan limbah laboratorium (Day & Underwood, 1998).
Dalam mengukur suatu zat atau benda hendaknya menggunakan suatu alat, alat yang digunakan
mengukur suatu zat dalam kimia adalah gelas ukur, akan tetapi hasil pengukuran dari gelas ukur sangat kurang
tepat, sehingga dalam penggunaannya tidaklah terlalu teliti. Salah satu contoh alat pengukuran lain yang
mempunyai tingkat ketelitian lebih baik dari pipet isap, namun pengukuran dengan pipet sendiri tidak terlepas
dari kesalahan (Rohman, 1998).
Di dalam pekerjaan mikrobiologi dibutuhkan alat yang khusus untuk melihat mikroorganisme.
Salah satu alat yang sering digunakan adalah mikroskop. Mikroskop merupakan alat bantu yang memungkinkan
kita dapat mengamati objek yang berukuran kecil. (Anonym, 2012) Autoklaf adalah alat untuk mensterilkan
berbagai macam alat dan bahan yangakan digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas
bertekanan.Tekanan yang digunakan umumnya 15 Psi atau sekitar 2 atm. Lama sterilisasi yang dilakukan
biasanya 15 menit untuk 121°C. (Anonym, 2012).
Laminar air flow adalah alat yang akan digunakan gunakan untuk pengerjaan mikroba khususnya
bakteri. Cara penggunaannya dibersihkan menggunakan alcohol 70 % dan lampu UVnya dinyalahkan selama 30
menit terlebih dahulu untuk proses sterilisasinya. Setelah laminar air flow siap digunakan, lampu UV dimatikan,
fan dan lampu dihidupkan (Rahmat, 2011).
Gelas ukur dipakai untuk menukar air suling dan bahan kimia yang akan digunakan. Ukuran gelas
ukur bermacam-macam mulai dari volume 25 ml sampai dengan volume 2,50 ml. Jenis gelas ukur ada yang tahan
panas (dari pirex) dan ada yang tidak tahan panas (dari gelas biasa). Untuk pembuatan larutan sterilisasi eksplan
yaitu chlorox selalu membutuhkan gelas ukur ini (Hendaroyono, 2012).
Cawan petri digunakan sebagai tempat memotong-motong eksplan yang akan ditanam kedalam
botol kultur. sebelum dipakai, cawan petri harus disterilkan dengan cara dibungkus memakai koran, lalu
dimasukkan kedalam autoclave dan disterilkan selama satu jam. Pembungkus cawan petri yang telah disterilisasi
jangan dibuka diluar enkas supaya tidak terkontaminasi. Penutup cawan petri jangan dibuka jika tidak perlu dan
usahakan membuka cawan petri dilakukan secepat mungkin (Sandra Edhi, 2003).
Labu ukur digunakan untuk menyiapkan volume larutan yang akurat. Labu ini berbentuk seperti
buah Per, dengan leher kurus yang panjang, sehingga dapat memudahkan operator dalam melakukan secara
akurat pengenceran dengan pelarut sampai tandah batas (Donald, 2004).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. ALAT
1. Erlenmeyer
2. Gelas Ukur
3. Filler
4. Tabung Reaksi
5. Rak Tabung Reaksi
6. Kaca Arloji
7. Beaker Glass
8. Tabung Durham
9. Cawan Petri
10. Pipet Ukur
11. Sprader
12. Kawat Ose
13. Lampu Busen
14. Aluminium Foil
15. Mikropipet
16. Bluetip/Yellowtip
17. Oven
18. Autoklaf
19. Vortex
20. Kompor Listrik
21. Mikroskop
22. Inkubator
23. Laminar Air Flow
24. Timbangan Digital
B. BAHAN
C. METODE
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan dari penjelasan di atas maka bisa disimpulkan bahwa alat-alat yang digunakan
pada praktikum mikrobiologi terbagi tiga bagian diantaranya Alat-alat elektrik yaitu autoklaf,
incubator, laminar air flow, mikroskop, neraca analitik dan oven. Selanjutnya Alat-alat gelas seperti
cawan petri, gelas objek, pembakar bunsen, gelas ukur, tabung durham, erlenmayer, dan tabung reaksi.
Alat no-gelas yaitu jarum ose, pinset, rak tabung, sendok tanduk, dan spatula.
B. DAFTAR PUSTAKA
http://www.kimiapost.net/2018/07/labu-erlenmeyer.html
Diakses pada tanggal 29 September 2019 pukul 11.12
http://www.kimiapost.net/2016/10/gelas-ukur.html
http://fungsialat.blogspot.com/2018/05/fungsi-pipet-filler-rubber-bulb.html
http://www.jagadkimia.com/2014/12/fungsi-dan-jenis-alat-gelas-laboratorium.html
http://www.fungsiklopedia.com/fungsi-gelas-arloji/
https://ibs.co.id/id/fungsi-rak-tabung-reaksi/
https://id.wikipedia.org/wiki/Cawan_Petri