Disusun oleh:
1. Cintya Ekaputri 18/423510/FA/11643
2. Dhiya Ulhaq S. 18/423511/FA/11644
3. Dian Putri Wulansari 18/423513/FA/11646
4. Dita Listya C. 18/423514/FA/11647
5. Elisabet Guwanto 18/423516/FA/11649
6. Elisabetha Ela A. 18/423517/FA/11650
7. Evia Farrah Affifa 18/423518/FA/11651
8. Farah Raisyaputri A. 18/423519/FA/11652
Kelas/Golongan : A/II
Tanggal Praktikum : 25 Oktober 2018
Dosen Jaga :
Asisten Jaga :
Dosen Koreksi :
Klasifikasi
Dari Rosenbach (1884) klasifikasi Staphylococcus aureus yaitu:
Domain: Bacteria
Kerajaan: Eubacteria
Filum: Firmicutes
Kelas: Bacilli
Ordo: Bacillales
Famili: Staphylococcaceae
Genus: Staphylococcus
Spesies: S. aureus
Nama binomial: Staphylococcus aureus
Staphylococcus aureus merupakan bakteri Gram positif berbentuk bulat
berdiameter 0,7 - 1,2 μm, tersusun dalam kelompok-kelompok yang tidak teratur
seperti buah anggur, fakultatif anaerob, tidak membentuk spora, dan tidak bergerak.
Bakteri ini tumbuh pada suhu optimum 37 ºC, tetapi membentuk pigmen paling baik
pada suhu kamar (20-25 ºC). Koloni pada perbenihan padat berwarna abu-abu
sampai kuning keemasan, berbentuk bundar, halus, menonjol, dan berkilau. Lebih
dari 90% isolat klinik menghasilkan S. aureus yang mempunyai kapsul polisakarida
atau selaput tipis yang berperan dalam virulensi bakteri. Berbagai derajat hemolisis
disebabkan oleh S. aureus dan kadang-kadang oleh spesies stafilokokus lainnya.
(Jawetz,et al., 2008)
Pemindahan biakan
Jamur Aspergillus
fumigatus strain E. coli S. aureus
KARSVO4 dalam
media padat
Masing-masing
dengan ose
Media PDB Media PDB
cair dalam cair dalam
Bakteri pada media cair
erlenmeyer erlenmeyer
media padat
I 50 ml II 50 ml
Bakteri pada media padat
media padat
Bakteri pada media padat
media cair
Inkubasi 25°C Bakteri pada media cair
dan diamati media cair
H+3 praktikum
Inkubasi 37°C
dan diamati
H+1 praktikum
Pemindahan Bakteri dari Media Cair ke Media Padat
Dibuka tabung yang berisi kultur yang akan dipindahkan, dipanasi mulut
tabung dengan lampu spiritus.
Dibuka cawan petri dan diteteskan kultur pada bagian pinggir petri.
Dilakukan streaking dengan ose atau ujung yellow tip dengan arah goresan
yang bersambung secara kontinyu.
Ditutup kembali cawan petri dan diinkubasi pada suhu 37°C sampai
praktikum yang akan datang (H+1).
Pemindahan Bakteri dari Media Padat ke Media Padat
Dibuka tabung yang berisi kultur, dipanasi mulut tabung dengan lampu spiritus
Dipanasi pelubang gabus. Dibuka cawan petri. Ditempelkan pada dinding petri.
Diinkubasi pada suhu 25°C pada shaker sampai praktikum berikutnya (H+3).
Pemindah biakan Staphylococcus aureus dari media cair Nutrien Broth ke media
padat Nutrien Agar setelah diinkubasi pada suhu 37℃ selama 24 jam didapat
bakteri tumbuh banyak dan berkoloni dengan bentuk zig-zag dan warna putih
bening.
VI. PEMBAHASAN
Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk dapat melakukan kerja
aseptis dan dapat memindahbiakkan dari satu media ke media yang lain. Bakteri
yang digunakan pada praktikum ini adalah Staphylococcus aureus. Kerja aseptis
merupakan prosedur kerja untuk mencegah terjadinya kontaminasi dari mikroba ke
biakan maupun kontaminasi ke pekerja. Sedangkan tujuan dilakukannya pemindah
biakan mikroba untuk menumbuhkan dan mendapatkan populasi mikroba yang
murni.
Pemindahbiakkan dilakukan dari media padat ke media cair. Media cair
yang digunakan adalah nutrient broth yang berupa cairan kuning bening.
Pemindahbiakan dilakukan di dalam lemari aseptis untuk menghindari terjadinya
kontaminasi dari lingkungan. Sebelum melakukan pemindahbiakan, tangan praktikan
dan alat-alat yang akan digunakan di dalam lemari aseptis disemprot dengan etanol
70%. Hal ini bertujuan untuk mencegah kontaminasi broth kerja aseptik dapat
dilakukan dan dapat mendapatkan biakan murni. Alkohol 70% berfungsi sebagai
desinfektan yang melarutkan lemak pada membran sitoplasma dan mendenaturasi
protein sehingga mikroba-mikroba yang menempel pada tangan akan mati. Alat-alat
yang akan digunakan dilakukan sterilisasi terlebih dahulu dengan autoklaf, namun
dalam praktikum ini seluruh alat telah disterilkan oleh laboran. Pemindahan mikroba
dilakukan dengan metode dan keadaan aseptik baik alat yang digunakan maupun
lingkungan dalam melakukan pekerjaan. Semua alat, medium, dan tempat kerja
harus steril agar tidak terjadi kontaminasi sehingga mikroba yang diharapkan tumbuh
benar-benar mikroba yang dikehendaki.
Langkah pertama pemindahbiakan adalah memanaskan ose yang akan
digunakan untuk pengambilan bakteri. Ose dipanaskan hingga ujungnya membara
dengan menggunakan pembakar spiritus untuk menghindari kemungkinan terjadinya
kontaminasi karena mikroba akan mati apabila terkena panas. Setelah itu, tutup
tabung berupa aluminium foil dan kapas yang berisi media padat dibuka dan mulut
tabung reaksi dipanaskan 2-3 putaran pada pembakar spiritus agar pemanasannya
merata dan kemungkinan kontaminasi dari lingkungan berkurang. Kemudian, ose
yang sudah dipanaskan dimasukkan ke tabung setelah menunggu dingin dan
disentuhkan pada media padat kultur bakteri. Mulut tabung dipanaskan kembali
untuk sterilisasi dan ditutup dengan aluminium foil dan kapas. Kemudian, tutup
tabung yang berisi media cair dibuka dan mulut tabung dipanaskan 2-3 putaran. Ose
yang telah digunakan untuk mengambil media kultur dicelupkan ke dalam nutrien
broth dan digunakan untuk mengaduk agar bakteri terdistribusi merata. Mulut tabung
dipanaskan kembali 2-3 putaran kemudian ditutup dengan aluminium foil dan kapas
agar steril dan biakan tetap murni, dan ose juga dipanaskan hingga membara agar
tetap steril untuk pemindahbiakan berikutnya. Bakteri kemudian disimpan dalam
inkubator dengan suhu 37oC agar tidak terkontaminasi oleh kontaminan dari
lingkungan. Suhu 370C digunakan karena suhu tersebut merupakan suhu optimum
pertumbuhan Staphylococcus aureus. Pengamatan dilakukan 1x24 jam setelah
pemindahbiakan dilakukan. Hal yang diamati adalah pertumbuhan bakteri pada
media yang baru.
Pengamatan 1x24 jam menunjukkan adanya selaput putih tipis yang
merupakan koloni bakteri dalam media nutrien broth. Hal ini menunjukkan bahwa
pemindahbiakan berhasil dilakukan karena ada bakteri yang tumbuh pada media
yang baru dan tidak ada kontaminasi mikroba lain. Namun, selaput putih yang
muncul tidak terlalu besar dan luas. Hal ini mungkin disebabkan oleh media padat
tempat mengambil bakteri yang sudah rusak dan berlubang, sehingga kandungan
bakterinya sudah tidak terlalu banyak. Akibatnya, saat melakukan pemindahbiakan
ke media cair, tidak didapatkan jumlah bakteri yang cukup banyak. Jumlah bakteri
yang tidak terlalu banyak juga dapat disebabkan oleh teknik pemindahbiakan yang
kurang tepat, seperti kurang menempelnya ose pada media agar miring saat
mengambil bakteri pada media kultur.
Pemindah biakan bakteri Staphylococcus aureus dari media padat ke media
padat dilakukan dalam tabung reaksi yang berisikan media nutrient agar miring.
Nutrien agar digunakan karena memiliki kandungan nutrisi yang mampu menyokong
pertumbuhan biakan bakteri. Media nutrient agar diletakkan di tabung reaksi dalam
keadaan miring. Hal itu bertujuan untuk memperlebar luas permukaan sehingga
jumlah bakteri yang dibiakan pun lebih banyak. Pemindah biakan dilakukan di dalam
lemari aseptis supaya terhindar dari kontaminan.
Sebelum memulai pemindah biakan, bersihkan terlebih dahulu tangan dan
tabung reaksi dengan menyemprotkan etanol 70% untuk kerja yang aseptis.
Pemindah biakan dilakukan pertama-tama menyalakan api spiritus. Panaskan ose
sampai membara supaya bakteri yang menempel mati. Buka tutup tabung reaksi yang
berisi biakan bakteri Staphylococcus aureus panaskan sebentar untuk menghindari
kontaminasi. Lalu ose yang sudah dingin dimasukkan ke dalam tabung reaksi untuk
kemudian ditempelkan pada media yang berisi biakan sampai kira-kira ada bakteri
yang menempel. Lalu keluarkan ose dan panaskan kembali ujung tabung reaksi
sebelum ditutup kembali. Buka tutup tabung reaksi lain yang hanya berisi media
nutrient agar (belum ada biakan), panasi sebentar ujung tabung reaksi tersebut.
Masukkan ose yang mengandung biakan bakteri lalu oleskan di permukaan media
secara streaking (membentuk garis melengkung S tanpa putus). Setelah itu, ose
dikeluarkan dan dipanaskan sampai membara supaya biakan yang menempel mati
sehingga tidak menjadi kontaminan saat ose digunakan kembali. Tabung reaksi yang
sudah diberi biakan kemudian dipanaskan ujung sebelum kemudian ditutup kembali.
Api spiritus dimatikan setelah digunakan. Tabung reaksi yang berisikan biakan
selanjutnya dimasukkan ke dalam incubator dengan suhu 37ºC selama 24 jam.
Setelah 24 jam berlalu, diamati hasil dari pemindah biakan bakteri Staphylococcus
aureus.
Dari pengamatan yang dilakukan 24 jam setelah diinkubasi, terlihat biakan
bakteri Staphylococcus aureus yang sudah tumbuh. Bakteri yang teramati tumbuh
secara single koloni dengan bentuk bulat kecil seperti titik dan berwarna putih.
Telah dilakukan pemindah biakan Staphylococcus aureus dari media cair
Nutrien Broth ke media padat Nutrien Agar. Pemindah biakan menggunakan teknik
streaking atau teknik penggoresan.
Sebelum pemindah biakan, diambil media Nutrien Agar. Warna Nutrien Agar
sebelum ada bakteri adalah kuning bening. Selanjutnya, sebelum melakukan
pemindah biakan di dalam Lof, dilakukan sterilisasi alat-alat dan tangan praktikan
menggunakan etanol agar tidak muncul kontaminasi.
Kemudian dinyalakan bunsen dengan korek api. Media Nutrien Agar dipegang
dengan tangan kiri. Kemudian diambil tabung reaksi yang berisi biakan bakteri
Staphylococcus aureus dalam media Nutrien Broth. Lalu diambil ose dan dipanaskan
ujungnya dengan api bunsen hingga membara agar tidak muncul kontaminasi.
Dibuka tutup tabung reaksi yang berisi Staphylococcus aureus dan dipanaskan
ujungnya dengan api bunsen agar tidak terkontaminasi. Ose yang telah dingin
dimasukkan hingga ujung ose tercelup namun tidak sampai dasar. Ose tidak boleh
menyentuh dinding tabung reaksi selama pemindah biakan agar bakteri yang telah
terambil tidak menempel pada dinding tabung reaksi sehingga pengambilan bakteri
untuk pemindah biakan tidak maksimal. Setelah mengambil bakteri dengan ose,
ujung tabung reaksi dipanaskan kembali dengan api bunsen agar tidak muncul
kontaminasi dan ditutup kembali dengan kapas dan alumunium foil.
Hal yang sama juga dilakukan saat memindahkan bakteri dari ose ke tabung
reaksi yang berisi media baru yaitu media padat Nutrien Agar. Setelah dibuka
tutup tabung reaksi, ujung tabung reaksi dipanaskan terlebih dahulu dengan api
bunsen agar tidak muncul kontaminasi. Selanjutnya, ose digoreskan secara zig-
zag pada permukaan media Nutrien Agar dari ujung bawah hingga atas.
Selanjutnya, ujung tabung reaksi dipanaskan kembali dan ditutup dengan kapas
dan alumunium foil begitu pula ujung ose juga dipanaskan hingga membara agar
tidak terkontaminasi. Tabung reaksi yang berisi hasil pemindah biakan diberi
label dan kemudia diinkubasi dalam lemari inkubasi pada suhu 37℃ selama 24
jam.
Hasil pengamatan bakteri praktikan setelah 24 jam diinkubasi adalah didapat
bakteri tumbuh banyak dan berkoloni, membentuk zig-zag, dan berwaran putih
bening. Staphylococcus aureus hasil pemindah biakan praktikan tidak tumbuh
sesuai dengan teori pemindah biakan dari media cari ke padat yakni single
koloni dikarenakan saat menggoreskan ose, praktikan terlalu menekan ose
sehingga permukaan media Nutrien Agar terlalu tergores ke dalam. Hal ini
menyebabkan bakteri tumbuh berkoloni di dalam bukan di permukaan media
Nutrien Agar.
Pemindah biakan media cair ke media cair
Pertama tangan disemprot dengan etanol untuk mematikan mikroorganisme
yang mungkin ada di tangan sehingga nantinya tidak terjadi kontaminasi. Lalu
dimasukan ke dalam Laminar Air Flow (LAF). Laminar Air Flow adalah meja
kerja steril untuk melakukan kegiatan inokulasi/ penanaman.LAF digunakan
sebagai ruangan untuk pengerjaan secara aseptis. Prinsip penaseptisan suatu
ruangan berdasarkan aliran udara keluar dengan kontaminasi udara dapat
diminimalkan. Diambil tabung reaksi yang berisi bakteri Staphylococcus aureus
dalam media Nutrient Broth(NB). Dibuka kapas dan aluminium foil dengan cara
kapas dijepit pada jari tengah, jari manis, dan kelingking. Kemudian dipanaskan
ujung tabung. Dipanaskan ose hingga membara dan didiamkan beberapa saat.
Didiamkan agar nantinya bakteri tidak mati karena panas pada ose. Lalu ose
dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Dipanaskan ujung tabung reaksi dan ditutup
dengan kapas dan aluminium foil yang telah dijepit tadi. Kemudian tabung
reaksi diletakkan sedangkan ose tetap dipegang. Diambil tabung reaksi lain yang
berisi media baru. Dibuka kapas dan aluminium foil dengan cara dijepit pada jari
tengah, jari manis, dan kelingking. Dipanaskan ujung tabung. Kemudian
dimasukkan ose ke dalam tabung reaksi dan dipanaskan ujung tabung. Tabung
reaksi ditutup dengan kapas dan aluminium foil yang telah dijepit tadi.
Dipastikan tabung tertutup rapat untuk meminimalisir adanya kontaminasi.
Diamati bentuk dan warna media. Diinkubasi pada suhu 37°𝐶.
Media yang digunakan adalah Nutrient Broth. Metode yang dilakukan
adalah memindah biakan dari media cair ke media cair. Warna media yang
terlihat adalah kuning jernih. Setelah 1 × 24 jam dilakukan pengamatan.
Terlihat pada media terdapat satu selaput putih berbentuk sediment dan berada
di dasar tabung reaksi. Selaput merupakan bakteri Staphylococcus aureus yang
mengalami pertumbuhan. Warna media tidak mengalami perubahan yang
menandakan tidak ada kontaminasi pada biakan.
VII. KESIMPULAN
1. Teknik kerja aseptis bertujuan untuk mencegah kontaminan pada biakan
sehingga diperoleh biakan murni serta mencegah terkontaminasinya praktikan
oleh biakan yang bersifat pathogen.
2. Pemindahbiakan dari media padat ke media cair menghasilkan selaput putih
yang melayang pada media cair, yang berarti bahwa pemindahbiakkan berhasil
dilakukan dan tidak terjadi kontaminasi.
3. Pemindahbiakan yang dilakukan adalah pemindahbiakan media padat ke media
cair, media cair yang digunakan adalah nutrien broth berupa cairan kuning
bening.
4. Pemindah biakan bakteri Staphyococcus aureus dari media padat ke media
padat teramati biakan bakteri yang tumbuh single koloni berbentuk bulst kecil
dan berwarna putih.
5. Tidak terjadi kontaminasi pada biakan yang dipindahkan.
6. Pemindah biakan bakteri harus dilakukan secara aseptis agar tidak
terkontaminasi dna tumbuh secara optimal pada media baru.
7. Setelah 24 jam dan diinkubasi pada suhu 37℃, Staphylococcus aureus dalam
media padat Nutrien Agar tumbuh banyak dan berkoloni dengan bentuk zig-zag
dan warna putih bening.
8. Hasil pengamatan tidak sesuai teori yaitu tumbuh secara single koloni
dikarenakan penggoresan ose ke media padat kurang lembut sehingga
permukaan media Nutrien Agar tergores terlalu dalam dan bakteri tumbuh
mengumpul di dalamnya.
9. Media yang digunakan adalah Nutrient Broth
10. Pemindah biakan Staphylococcus aureus dilakukan dari media cair ke media
cair
11. Staphylococcus mengalami pertumbuhan ditunjukkan dengan adanya satu
selaput putih berbentuk sediment dan berada di dasar tabung reaksi
12. Warna media tidak mengalami perubahan yang menandakan tidak adanya
kontaminasi
13. Pemindah biakan Aspergillus fumigatus dilakukan dari media padat ke media
cair.
14. Setelah 3 hari inokulasi, tampak koloni jamur yang tumbuh diatas media PDB
dan berwarna hitam dibeberapa bagian. Media PDB yang semula berwarna
kuning cerah berubah menjadi kuning kecoklatan. Hal tersebut sesuai dengan
teori sehingga teknik aseptis berhasil dilakukan.
VIII. DAFTAR PUSTAKA
London.