Disusun oleh:
1. Cintya Ekaputri 18/423510/FA/11643
2. Dhiya Ulhaq Salsabila 18/423511/FA/11644
3. Dian Putri Wulansari 18/423513/FA/11646
4. Dita Listya Chairunnisa 18/423514/FA/11647
5. Elisabet Guwanto 18/423516/FA/11649
6. Elisabetha Ela A. 18/423517/FA/11650
7. Evia Farrah Affifa 18/423518/FA/11651
8. Farah Raisyaputri A. 18/423519/FA/11652
Kelas/Golongan : A/II
Tanggal Praktikum : 8 November 2018
Dosen Jaga : Dr. Purwanto. M.Sc, Apt
Asisten Jaga :
Dosen Koreksi :
Pada bagian bawah petri dish di beri garis dengan spidol membagi
petri dish menjadi dua bagian, beri label B. subtilis dan E. coli.
Diberi label tiap tabung dengan nama gula dalam tabung dan bakteri
yang akan diujikan
Diinokulasikan tabung yang berisi Phenol Red Lactose broth dan Phenol
Red Maltose broth dengan bakteri uji
Diinkubasi tabung dalam rak pada incubator suhu 37°C sampai dengan
praktikum berikutnya. Diamati.
B. 4. AKTIVITAS KATALASE
V. HASIL PENGAMATAN
1. Hidrolisis pati / starch
VI. PEMBAHASAN
Tujuan dari percobaan ini adalah mampu melakukan identifikasi mikroba
menggunakan uji biokimia. Dalam praktikum kali ini dilakukan 4 percobaan yaitu
hidrolisis pati, hidrolisis protein, fermentasi karbohidrat, dan aktivitas katalase.
Bakteri yang digunakan adalah Bacillus subtilis, Escherichia coli, Staphylococcus
aureus, dan Streptococcus lactis.
Dalam melakukan uji hidrolisis pati, pertama dibagi cawan petri menjadi dua
bagian menggunakan spidol. Lalu disemprot tangan dengan alcohol 70% agar
mikroba yang terdapat di tangan mati, sehingga menghindari adanya kontaminasi.
Dimasukkan tangan ke dalam lemari aseptis. Lemari aseptis digunakan sebagai
ruangan untuk pengerjaan secara aseptis. Prinsip pengaseptisan suatu ruangan
berdasarkan aliran udara keluar dengan kontaminasi udara dapat diminimalkan.
Diambil tabung reaksi yang berisi biakan bakteri Escherichia coli dan dibuka kapas
dan aluminium foil dengan cara kapas dijepit pada jari tengah, jari manis, dan
kelingking. Dipanaskan ujung tabung.Kemudian dipanaskan ose hingga membara
dan didiamkan sesaat. Didiamkan agar nantinya bakteri tidak mati karena panas pada
ose. Ose dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Dipanaskan ujung tabung dan ditutup
kembali dengan kapas dan dilapisi aluminium foil. Diletakkan tabung, sedangkan ose
tetap dipegang. Kemudian dibuka cawan petri yang berisi media Pati Agar.
Digoreskan ose di salah satu daerah pada cawan petri dengan pola zigzag. Ditutup
cawan petri dan ose dipanaskan. Diulangi langkah-langkah sebelumnya dengan
menggunakan biakan bakteri Bacillus subtilis. Diberi label nama bakteri pada kedua
daerah cawan petri sesuai percobaan yang sudah dilakukan.Lalu diinkubasi terbalik
pada suhu 37°𝐶 selama 1 × 24 jam. Diinkubasi terbalik dimaksudkan untuk
mencegah biakan terkena uap air yang dihasilkan pada saat inkubasi, sehingga
kualitas biakan tidak rusak atau mengalami gangguan. Metode yang digunakan pada
percobaan ini adalah streak plate. Kemudian ditetesi cawan petri dengan iodine.
Diamati perubahan yang terjadi pada daerah pertumbuhan bakteri Escherichia coli
dan Bacillus subtilis. Pada daerah di sekitar pertumbuhan bakteri Bacillus subtilis
nampak jernih. Hal ini menandakan bahwa Bacillus subtilis mampu menghidrolisis
pati. Bacillus subtilis menghasilkan enzim yang mampu memecah senyawa
kompleks polisakarida. Sedangkan bakteri Escherichia coli tidak mampu
menghidrolisis pati. Hal ini ditunjukkan pada daerah sekitar pertumbuhan bakteri
berwarna biru.
Dalam melakukan uji hidrolisis protein, pertama dibagi cawan petri menjadi dua
bagian menggunakan spidol. Lalu disemprot tangan dengan alcohol 70%.
Dimasukkan tangan ke dalam lemari aseptis. Diambil tabung reaksi yang berisi
biakan bakteri Escherichia coli dan dibuka kapas dan aluminium foil dengan cara
kapas dijepit pada jari tengah, jari manis, dan kelingking. Dipanaskan ujung tabung.
Kemudian dipanaskan ose hingga membara dan didiamkan sesaat. Didiamkan agar
nantinya bakteri tidak mati karena panas pada ose. Ose dimasukkan ke dalam tabung
reaksi. Dipanaskan ujung tabung dan ditutup kembali dengan kapas dan dilapisi
aluminium foil. Diletakkan tabung, sedangkan ose tetap dipegang. Kemudian dibuka
cawan petri yang berisi media Skim Milk Agar. Digoreskan ose di salah satu daerah
pada cawan petri dengan pola zigzag. Ditutup cawan petri dan ose dipanaskan.
Diulangi langkah-langkah sebelumnya dengan menggunakan biakan bakteri Bacillus
subtilis. Diberi label nama bakteri pada kedua daerah cawan petri sesuai percobaan
yang sudah dilakukan.Lalu diinkubasi terbalik pada suhu 37°𝐶 selama 1 × 24 jam.
Dilakukan pengamatan. Pada daerah Bacillus subtilis terlihat jernih di sekitar daerah
pertumbuhan bakteri. Hal ini menandakan bahwa Bacillus subtilis mampu
menghidrolisis protein. Aktivitas tersebut dapat berlangsung karena bakteri tersebut
mampu memproduksi enzim protease untuk mengkatalisis protein. Pada daerah
pertumbuhan Escherichia coli juga terlihat jernih namun tidak sejernih Bacillus
subtilis. Hal itu menandakan bahwa Bacillus subtilis lebih menghidrolisis protein
kasein dibandingkan Escherichia coli.
Dalam melakukan uji fermentasi karbohidrat, pertama diberi label tiap tabung
durham dengan nama bakteri yang akan diujikan yaitu Bacillus subtilis, Escherichia
coli, dan Staphylococcus aureus. Diambil tabung reaksi yang berisi biakan Bacillus
subtilis. Dibuka kapas dan aluminium foil dengan cara kapas dijepit pada jari tengah,
jari manis, dan kelingking. Dipanaskan ujung tabung reaksi. Kemudian dipanaskan
ose hingga membara dan didiamkan beberapa saat. Dimasukkan ose ke dalam tabung
reaksi. Kemudian dipanaskan ujung tabung dan ditutup kembali dengan kapas yang
dilapisi aluminium foil. Diletakkan tabung sedangkan ose tetap dipegang. Diambil
tabung durham yang berisi media Phenol Red Maltose Broth. Dibuka kapas dan
dipanaskan ujung tabung. Kemudian dimasukkan ose ke dalam tabung durham. Lalu
ose dipanaskan dan diletakkan. Dipanaskan ujung tabung durham lalu ditutup dengan
kapas yang dilapisi dengan aluminium foil. Diulangi langkah-langkah sebelumnya
sebanyak 2 kali dengan menggunakan bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus
aureus. Kemudian diinkubasi dalam rak pada incubator dengan suhu 37°𝐶 selama
1 × 24 jam. Dilakukan pengamatan. Terlihat warna media ketiga bakteri berubah
menjadi warna kuning, yang sebelumnya media berwarna merah. Dan dihasilkan gas
yang ditunjukkan dengan adanya rongga pada tabung durham. Hal ini menandakan
bahwa ketiga bakteri menfermentasi karbohidrat dan menghasilkan asam.
Dalam uji enzim katalase, pertama disemprot tangan dengan alcohol 70%.
Dimasukkan tangan ke dalam lemari aseptis. Diambil tabung reaksi yang berisi
biakan Streptococcus lactis. Dibuka kapas dan aluminium foil dengan cara kapas
dijepit pada jari tengah, jari manis, dan kelingking. Dipanaskan ujung tabung.
Kemudian dipanaskan ose hingga membara dan didiamkan sesaat. Didiamkan agar
nantinya bakteri tidak mati karena panas pada ose. Ose dimasukkan ke dalam tabung
reaksi. Dipanaskan ujung tabung dan ditutup kembali dengan kapas dan dilapisi
aluminium foil. Diletakkan tabung, sedangkan ose tetap dipegang. Kemudian dibuka
cawan petri yang berisi media Nutrient Agar. Digoreskan ose pada media dengan
pola zigzag. Ditutup cawan petri dan ose dipanaskan. Lalu diinkubasi terbalik pada
incubator dengan suhu 37°C selama 1×24 jam. Kemudian biakan ditetesi dengan
H2O2 . Diamati perubahan yang terjadi. Setelah ditetesi H2O2 , tidak terdapat
gelembung pada media. Hal ini menandakan bahwa tidak ada aktivitas enzim
katalase pada biakan. Streptococcus lactis merupakan bakteri katalase negatif karena
tidak menghasilkan gelembung. Katalase negatif tidak memiliki enzim katalase yang
dapat menguraikan H2O2.
VII. KESIMPULAN
1. Uji biokimia merupakan pengujian penting dan berfungsi sebgaai dasar sidik jari
berbasis informasi untuk mengidentifikasi mikroba.
2. Dalam pelaksanaan uji biokimia, dilakukan 4 percobaan. Pertama, hidrolisis pati
dengan hasil bahwa B. subtilis positif menunjukkan hidrolisis. E. coli negatif
terhadap hidrolisis. Kedua, hidrolisis protein dengan hasil B. subtilis negatif
menunjukkan tidak terhidrolisis. E. coli positif terhadap hidrolisis. Ketiga,
fermentas karbohodrat dengan hasil bahwa durham tube berisi B. subtilis, E. coli
dan S. aureus masing masing menunjukkan bahwa setiap bakteri positif
memfermentasi karbohidrat. Keempat, aktivasi katalase dengan hasil S. lactis
tidak menunjukkan adanya gelembung, negatif bakteri katalase
Dahhan AH, Ali MM, Sibo NH, 1984, Study of the effect of different kinds of milk on
Gielen, S., Aerts, R., dan Seels, B., 2004, Biocontrol Agents of Botrytis Cinerea
Ghosh J, Rajorhia GS, 1990, Selection of starter culture for production of indigenous
Ikmalia, 2008, Analisa Profil Protein Isolat Escherichia coli S1 Hasil Iradiasi Sinar
Prescott, Harley, Klein, 2002, Microbiology 5th edtition, New York: McGraw-Hill
Science.
Ryan, K.J., Ray, C.G., 2004, Sherris Medical Microbiology, edisi 4, McGraw Hill,
New York
Roissart H, Luquet FM, 1994, Lactic Acid Bacteria: Fundamental Aspects And