Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmatnya sehingga dapat menyelesaikan penyusunan makalah sebagai tugas dari
mata kuliah Mikrobiologi Industri dengan judul, “Pemanfaatan Bakteri
Lactobacillus Dalam Susu Fermentasi”.
Kami telah berusaha untuk menyempurnakan penulisan makalah ini
namun sebagai manusia kami menyadari akan keterbatasan maupun kekhilafan
dan kesalahan yang tanpa disadari. Oleh karena itu, saran dan kritik untuk
perbaikan makalah ini akan sangat dinantikan.
Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran
bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang
diharapkan dapat tercapai, Amiin.
Hormat Kami,
Penulis
MIKROBIOLOGI INDUSTRI 1
Pemanfaatan Bakteri Lactbacillus dalam Susu Fermentasi
BAB I
PENDAHULUAN
MIKROBIOLOGI INDUSTRI 2
Pemanfaatan Bakteri Lactbacillus dalam Susu Fermentasi
MIKROBIOLOGI INDUSTRI 3
Pemanfaatan Bakteri Lactbacillus dalam Susu Fermentasi
BAB II
MIKROBIOLOGI INDUSTRI 4
Pemanfaatan Bakteri Lactbacillus dalam Susu Fermentasi
ISI
Bacillus spp. semula dikenal sebagai bakteri asal daratan, seperti halnya
Micrococ- cus namun Rossefeld dan Effendi (1998) menemukan bahwa bakteri
ini ternyata merupakan penghuni laut sejati yang dapat menghasilkan antibiotik.
MIKROBIOLOGI INDUSTRI 5
Pemanfaatan Bakteri Lactbacillus dalam Susu Fermentasi
Bacillus spp asal laut telah diteliti oleh ahli-ahli peneliti kelautan dan
terbukti mempunyai beberapa kemampuan, diantaranya adalah mampu
menghasilkan zat antibiotik yang dapat melawan bakteri patogen Vibrio cholerae
(Rossefeld & Zobelt dalam Effendi 1998).
Sebagai bakteri pemecah minyak (Thayib 1982), sebagai penghasil enzim
pemecah senyawa glukan yaitu Bacillus circulans No. MT-G2 (Okami dalam
Effendi 1998), mampu menguraikan minyak mentah dan hidrokarbon lain
(Almalah dalam Effendi 1998,).
Feliatra (1998) menyatakan bahwa enzim yang dihasilkan oleh Bacillus
telah diproduksi dalam skala industri diantaranya enzim alanin dan formiat, α-
amilase, isoamilase, β-amilase, glukoamilase, chitinase, dan cholesterol oxydase.
Bahkan B. subtilis digunakan sebagai inang pada studi mengenai DNA
rekombinan (Doi & McGloughing 1992).
Bakteri probiotik adalah bakteri yang dapat meningkatkan kesehatan
manusia (Kneifel et.al., 1999; Hoover, 2000).
Bakteri probiotik mampu bertahan hidup selama pengolahan,
penyimpanan dan di dalam ekosistim saluran pencernaan, meskipun terdapat
berbagai rintangan seperti air liur, asam lambung dan asam empedu. Selain itu
bakteri probiotik dapat berkembang biak, tidak beracun serta tidak patogen
(Kullen dan Klaenhamer, 1999).
Bakteri probiotik yang tumbuh didalam usus dapat menempel (adhesi)
pada sel epitel dan membentuk koloni pada usus manusia bersifat antagonis
terhadap bakteri patogen (Fuller, 1999).
Dapat ,mencegah kolonisasi bakteri patogen pada dinding mikroba usus
(Crittenden, 1999).
MIKROBIOLOGI INDUSTRI 6
Pemanfaatan Bakteri Lactbacillus dalam Susu Fermentasi
MIKROBIOLOGI INDUSTRI 7
Pemanfaatan Bakteri Lactbacillus dalam Susu Fermentasi
untuk hidup aerob (walaupun beberapa bersifat fakultatif anaerob) dan mayoritas
jenisnya memproduksi katalase (bersifat katalase positif).
Endospora yang dihasilkan oleh Bacil-lus mempunyai ketahanan yang
tinggi terhadap faktor kimia dan fisika, seperti suhu ekstrim, alkohol, dan
sebagainya. Jenis-jenis tersebut seluruhnya mengandung Dipicolinic Acid (DPA)
dan mereka mempunyai derajat dormansi unparalel pada bentuk kehidupan yang
lain. Spora tersebut membawa siklus perkembangan dimana sel vegetatif dapat
membentuk spora dan spora kemudian dapat tumbuh berkecambah menjadi sel
vegetatif. Proses tersebut pertama kali ditunjukkan pada tahun 1876 oleh Koch
pada B. anthracis dan oleh Cohn pada B. subtilis (Keynan 1983).
Jenis Bacillus spp. menunjukkan bentuk koloni yang berbeda-beda pada
medium agar cawan Nutrien Agar. Warna koloni pada umumnya putih sampai
kekuningan atau putih suram, tepi koloni bermacam-macam namun pada
umumnya tidak rata, permukaannya kasar dan tidak berlendir, bahkan ada yang
cenderung kering berbubuk, koloni besar dan tidak mengkilat. Bentuk koloni dan
ukurannya sangat bervariasi tergantung dari jenisnya. Selain itu setiap jenis juga
menunjukkan kemampuan dan ketahanan yang berbeda-beda dalam menghadapi
kondisi lingkungannya, misalnya ketahanan terhadap panas, asam, kadar garam,
dan sebagainya.
MIKROBIOLOGI INDUSTRI 8
Pemanfaatan Bakteri Lactbacillus dalam Susu Fermentasi
Gambar 1. Daur hidup tipe bakteri pembentuk spora (dimodifikasi dari Splecky & Hempill.
1992)
Marga Bacillus mampu tumbuh pada temperatus 10-50° C, merupakan
saprofit ringan yang tak berbahaya, mudah tumbuh dalam kerapatan tinggi dan
mampu membentuk endospora yang tahan panas (Salle 1984).
Letak endospora di dalam sel serta ukuran selama pembentukannya tidak
sama bagi setiap jenis Bacillus spp., artinya ada yang terletak di sentral (di tengah
sel), di terminal (di ujung sel) dan adapula yang sub- terminal (di bagian dekat
ujungsel). Diameter sporanya pun dapat lebih besar atau lebih kecil dari diameter
sel vegetatifnya, oleh karena itu terdapatnya endospora, letak endospora, dan
ukuran endospora dapat dipergunakan untuk mengindentifikasi marga Bacillus ini
(Pelzhar & Chan 1986).
MIKROBIOLOGI INDUSTRI 9
Pemanfaatan Bakteri Lactbacillus dalam Susu Fermentasi
MIKROBIOLOGI INDUSTRI 10
Pemanfaatan Bakteri Lactbacillus dalam Susu Fermentasi
MIKROBIOLOGI INDUSTRI 11
Pemanfaatan Bakteri Lactbacillus dalam Susu Fermentasi
Jenis-jenis Bacillus spp. terdiri dari beberapa jenis dan tersebar pada beberapa
habitat, namun paling banyak tanah. Jenis-jenis ini dapat dilihat pada Tabel 1.
MIKROBIOLOGI INDUSTRI 12
Pemanfaatan Bakteri Lactbacillus dalam Susu Fermentasi
MIKROBIOLOGI INDUSTRI 13
Pemanfaatan Bakteri Lactbacillus dalam Susu Fermentasi
Hal ini terjadi karena racun yang diketahui sebagai bakteri maupun virus
yang dapat menyebabkan diare. Bakteri Lactobacillus dapat menghasilkan
hidrogen peroksida (H202).
Lactobacillus plantarun ternyata penghasil hidrogen peroksida tertinggi.
Beberapa spesies menghasilkan senyawa anti bakteri seperti bakteriosin, risin dan
renfisin sehingga terhindar dari diare, yang salah satu penyebabnya adalah bakteri
Helicobacter pylori. Senyawa-senyawa racun yang dihasilkan dari metabolisme
protein dan lemak hasil pemecahan enzim tertentu dapat diikat oleh bakteri
probiotik sehingga meringankan tugas organ hati.
Selanjutnya bakteri asam laktat (BAL) memproduksi enzim bile salt
hydrolase (BSH) ynag mengakibatkan dekonjugasi garam empedu. BSH
mengakibatkan asam empedu terkonjugasi sehingga tidak mudah diserap oleh
usus halus dan dibuang lewat faeces. Akibatnya jumlah asam empedu yang
kembali ke hati menjadi berkurang. Untuk menyeimbangkan jumlah asam empedu
maka diambil kolesterol tubuh sebagai prekursor sehingga kadar kolesterol
menjadi berkurang. Hal ini mencegah penyakit degeneratif seperti penyakit
jantung koroner dan tekanan darah tinggi.
Peranan lainnya adalah terbentuknya asam laktat hasil fermentasi laktosa
susu dengan enzim laktase dari bakteri asam laktat. Hal ini membantu orang yang
tidak mampu minum susu karena tiadanya enzim laktase yang umum disebut
sebagai Lactose intolerance.
Asam laktat juga berperan terhadap aktifitas pencernaan dan absorpsi
makanan di dalam usus, dapat menekan pembusukan makanan dan merangsang
eskresi kotoran keluar melalui gerak peristaltik usus sehingga terhindar dari
sembelit. Yoghurt dengan keasaman rendah dapat mengakibatkan bakteri patogen
seperti Salmonella sp. menjadi tidak aktif dan Coliform tidak mampu hidup pada
kondisi pH rendah (Robinson dan Tamime, 1989).
MIKROBIOLOGI INDUSTRI 14
Pemanfaatan Bakteri Lactbacillus dalam Susu Fermentasi
MIKROBIOLOGI INDUSTRI 15
Pemanfaatan Bakteri Lactbacillus dalam Susu Fermentasi
MIKROBIOLOGI INDUSTRI 16
Pemanfaatan Bakteri Lactbacillus dalam Susu Fermentasi
MIKROBIOLOGI INDUSTRI 17
Pemanfaatan Bakteri Lactbacillus dalam Susu Fermentasi
MIKROBIOLOGI INDUSTRI 18
Pemanfaatan Bakteri Lactbacillus dalam Susu Fermentasi
MIKROBIOLOGI INDUSTRI 19
Pemanfaatan Bakteri Lactbacillus dalam Susu Fermentasi
MIKROBIOLOGI INDUSTRI 20
Pemanfaatan Bakteri Lactbacillus dalam Susu Fermentasi
MIKROBIOLOGI INDUSTRI 21
Pemanfaatan Bakteri Lactbacillus dalam Susu Fermentasi
MIKROBIOLOGI INDUSTRI 22
Pemanfaatan Bakteri Lactbacillus dalam Susu Fermentasi
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1.Susu merupakan bahan pangan kaya zat gizi karena mengandung protein, lemak,
vitamin, mineral, karbohidrat (laktosa) dan mempunyai nilai tambah bila
difermentasikan karena menghasilkan produk lebih menyehatkan dan jika
dikonsumsi secara teratur dapat mencegah penyakit saluran pencernaan, keropos
tulang, kolesterol, kanker dan Lactose intolerance.
MIKROBIOLOGI INDUSTRI 23
Pemanfaatan Bakteri Lactbacillus dalam Susu Fermentasi
2.Dadih sebagai pangan hasil fermentasi khas Indonesia mempunyai potensi untuk
dikembangkan dan dipopulerkan dengan menggantikan susu kerbau dengan susu
sapi dengan menggunakan starter bakteri yaitu Lactobacillus plantarum asal dadih
dari susu kerbau.
3.Dari beberapa penelitian dengan mengkombinasikan L.plantarum dengan kultur
yogurt begitu pula kombinasi dengan S.thermopilus dapat meningkatkan mutu
fisik dan mutu organoleptik, namun belum diperoleh dari kombinasi L.plantarum
dengan L.acidophilus maupun B.bifidum.
4.Penelitian lanjutan untuk susu fermentasi bernuansa probiotik yang
menyehatkan sebaiknya ditambahkan bakteri L.casei, diharapkan agar diperoleh
mutu fisik dan mutu organoleptiknya lebih baik.
3.2 Saran
MIKROBIOLOGI INDUSTRI 24