Anda di halaman 1dari 33

FISIOLOGI

HEWAN
DOSEN PENGAMPU :
DRA. ERLINTA SINAGA M.KES
OSMOREGULASI
PADA HAWAN
KELOMPOK III

ENERSON ANDRE A
1 4193220027
PANJAITAN
3
CLARA ANASTASYA
1 4193220028
HASUGIAN
4
1 ROKY MARANATA SIAGIAN 4193220032
5
1 NUR RISKI ABABIL 4193220029
6
1 NUR AZIZAH HASIBUAN 4193520023
7
1 TRY WAHYU ANDINI 4193520024
8
PENGERTIAN
OSMOREGULASI

Osmoregulasi adalah proses mengatur konsentrasi


cairan dan menyeimbangkan pemasukan serta
pengeluaran cairan tubuh oleh sel atau organisme
hidup. Proses osmoregulasi diperlukan karena adanya
perbedaan konsentrasi cairan tubuh dengan lingkungan
disekitarnya.
PERANAN
OSMOREGULA
1. Membuang sisa maupun hasil samping metabolisme dari
dalam tubuh makhluk hidup SI

2. Mempertahankan kestabilan ion-ion yang terlarut dalam


cairan tubuh

3. Mencegah terhadap gangguan fungsi enzim dalam proses


metabolisme

4. Mengatur jumlah air yang terkandung dalam cairan tubuh

5. Mengatur dan menjaga kestabilan pH cairan tubuh


1. TERHADAP 2. DALAM
TEKANAN MEMPERTAHANKAN
OSMOTIK
CAIRAN TUBUH PRINSIP
1. Isoosmotik 1. Regulasi Hipoosmotik
OSMOREGUL
2. Hipoosmotik 2. Regulasi Hiperosmotik ASI
3. Hiperosmotik

3. TERHADAP 4. TERHADAP
LINGKUNGAN KONSENTRASI
HIDUPNYA GARAM

1. Osmokonformer 1. Eurhlyne
2. Osmokonformitas 2. stenohaline
SISTEM Secara umum,organ osmoregulasi
OSMOREGULA invertebrata memakai mekanisme
filtrasi.reabsorbsi,dan sekresi yang
SI PADA prinsipnya sama dengan kerja ginjal pada
HEWAN vertebrata yang memproduksi urine yang
lebih encer dari cairan tubuhnya.

A. Sistem osmoregulasi
pada hewan invertebrata
B. Sistem osmoregulasi
pada hewan vertebrata
A.SISTEM OSMOREGULASI PADA
HEWAN INVERTEBRATA

1. SISTEM OSMOREGULASI PADA


PORIFERA
Porifera sebagian besar terdiri dari spons. Spons tidak mengatur air itu sendiri, namun,
spons memiliki struktur untuk mengatur asupan dan pengeluaran air dan produk limbah.
Spons memungkinkan air masuk melalui pori-pori, yang dilapisi dengan pinakosit.
Pinakosit mengarahkan air ke lapisan kedua sel (koanosit). Koanosit mengatur flagela
mereka secara ritmis untuk mendorong air ke dalam spongosol. Di sini, air diserap oleh
osmosis / difusi, meninggalkan limbah nitrogen dan produk limbah lainnya, yang
kemudian diserap melalui oskulum. koanosit melakukan banyak fungsi. Selain untuk
pergerakan air, koanosit penting untuk respirasi, pencernaan, dan reproduksi. Berbagai
fungsi yang dilakukan oleh satu sel menunjukkan bahwa ia tidak terspesialisasi.
GAMBAR
OSMOREGULASI
PADA PORIFERA

PORI-PORI YANG
DIGUNAKAN UNTUK
OSMOREGULASI
A.SISTEM OSMOREGULASI PADA
HEWAN INVERTEBRATA

2. SISTEM OSMOREGULASI PADA


CNIDARIA
Cnidaria sebagian besar adalah hewan air tawar dan laut. Memiliki knidosit yang
memungkinkan penangkapan dan pertawanan mangsa. Cnidaria memiliki dua bagian
tertentu dari tubuhnya yang digunakan untuk proses osmoregulasi. Berbeda dengan
filum sebelumnya, Hydra dan karang menggunakan pori-pori di kulit mereka untuk
melepaskan makanan dan kelenjar tertentu yang dikenal sebagai rongga gastrovaskular
untuk mengambil makanan, sedangkan Ubur-ubur menggunakan rongga gastrovaskular
mereka untuk kedua tindakan tersebut. Dengan mempertahankan tingkat limbah nitrogen
melalui tindakan ini, Cnidaria mampu mempertahankan osmolaritas tertentu. Tidak
seperti filum lain termasuk Porifera, Cnidaria adalah osmokonformator yang berarti
bahwa mereka menyesuaikan diri dengan konsentrasi garam dari air di sekitarnya.
GAMBAR
OSMOREGULASI
PADA CNIDARIA
A.SISTEM OSMOREGULASI PADA
HEWAN INVERTEBRATA

3. SISTEM OSMOREGULASI
PADA PLATHYHELMINTHES

Osmoregulasi pada Platyhelminthes , Air masuk ke tubuh melalui kulit dengan cara difusi.
Mirip dengan Annelida, ada struktur khusus untuk filtrasi cairan tubuh yang dikenal
sebagai Nefridia. Pada dasarnya, struktur seperti bola lampu memompa cairan dari jaringan
ke dalam sistem tubular. Tubulus adalah tempat reabsorpsi glukosa dan asam amino terjadi,
sementara juga mengeluarkan kelebihan ion ke dalam cairan. Ada himpunan bagian dari
nefridia, yang salah satunya ditemukan dikenal sebagai Protonephridia. Pada
Protonephridia, ujung dalam tubulus ditutup, dan cairan diambil dari jaringan. Strukturnya
berbeda dari filum sebelumnya karena mereka memiliki lapisan embrio, yang membantu
membentuk organ yang lebih spesifik (cacing pipih). Lapisan embrionik membantu
membentuk sistem ekskresi, yang diklasifikasikan di bawah nefridia.
GAMBAR
OSMOREGULASI
PADA
PLATHYHELMINTHES
A. SISTEM OSMOREGULASI
PADA HEWAN INVERTEBRATA

4. SISTEM OSMOREGULASI PADA


NEMATHELMINTHES

air, dikendalikan oleh sistem yang lebih kompleks daripada yang ditemukan di
Platyhelminthes. Nematoda laut memiliki kelenjar yang disebut dengan kelenjar rennet.
Kelenjar rennet, yang terletak di dekat faring, mengeluarkan garam. Namun, di sebagian
besar nematoda, garam dikeluarkan melalui organ yang terhubung ke pembuluh.
Pembuluh ini terhubung ke saluran yang melintang ke dua saluran paralel yang
membentang di sepanjang nematoda
GAMBAR
OSMOREGULASI
PADA
NEMATHELMINTHES
A. SISTEM OSMOREGULASI
PADA HEWAN INVERTEBRATA

5. SISTEM OSMOREGULASI PADA


ANNELIDA
Osmoregulasi pada Annelida Cacing tanah seperti lumbricus terestris merupakan
regulator hiperosmotik yang efektif. Hewan ini secara aktif mengabsorbsi ion-ion. Urine
yang diproduksinya encer, yang secara esensial bersifat hiposmotik mendekati
isoosmotik terhadap darahnya. Diduga konsentrasi urinnya disesuaikan menurut
kebutuhan keseimbangan air tubuhnya. Homeostasis regulasi juga dilakukan dengan
pendekatan prilaku yaitu aktif dimalam hari dan menggali tanah lebih dalam bila
permukaan tanah kering.
GAMBAR
OSMOREGULASI
PADA ANNELIDA
A. SISTEM OSMOREGULASI
PADA HEWAN INVERTEBRATA

6. SISTEM OSMOREGULASI PADA


MOLUSKA
Pertahanan akan keseimbangan air dalam tubuh moluska penting untuk fungsi membran
sel. Kebanyakan invertebrata laut termasuk spesis moluska seperti kerang.kerangan,
siput, tiram adalah isoosmotik. Hal ini berarti spesis moluska memiliki tekanan osmotik
yang sama dan cairan mengalir melalui membran dengan larutan berkonsentrasi rendah
ke daerah yang memiliki larutan yang berkonsentrasi tinggi. Ketika kelompok moluska
bermigrasi tidak terjadi masalah terhadap pengaturan osmoregulasi dan mereka dapat
mendiami dan mempertahankan stabilitasnya di lingkungan mereka yang baru. Ginjal,
sistem respirasi serta organ mantel yang berperan penting dalam pengaturan
osmoregulasi. Kadang.kadang dalam mempertahankan osmoregulasi organisme ini
menyerap nutrient dan garam untuk mempertahankan keseimbangan osmotik.
GAMBAR
OSMOREGULASI
PADA MOLUSKA
A. SISTEM OSMOREGULASI
6. SISTEM OSMOREGULASI PADA PADA HEWAN INVERTEBRATA
ECHINODERMATA

Misalnya Limbah nitrogen Teripang


Echinodermata merupakan osmokonformator.
berdifusi melalui dinding sel mereka dan
Osmokonformator adalah hewan yang menjaga
dikeluarkan melalui rektum. Pada bintang
ketinggian air agar bersifat isotonik terhadap
laut, limbah nitrogen dipindahkan melalui
lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, semua
kaki tabung dan papula . Selomosit
osmokonformator adalah hewan laut. mereka
kemudian menelan limbah dan kemudian
melepaskan limbah nitrogen sebagai amonia.
berpindah ke ujung papula. Dinding
Habitat laut juga berarti bahwa semua
organisme tersebut kemudian dibelah, dan
echinodermata hipotonik terhadap lingkungan,
limbahnya dilepaskan ke lingkungan
memungkinkan air masuk ke organisme melalui
sekitarnya. Sedangkan pada bulu babi,
osmosis. Oleh karena itu, ekskresi amonia
limbah nitrogen berdifusi keluar dari usus
mengarah pada keseimbangan air di dalam sistem.
ke rektum, lalu dikeluarkan.
GAMBAR
OSMOREGULASI
PADA ECHINODERMATA
A. SISTEM OSMOREGULASI PADA
HEWAN INVERTEBRATA

7. SISTEM OSMOREGULASI PADA


ARTHROPODA
Kehilangan air pada serangga terutama terjadi melalui proses penguapan. Jalan
utama kehilangan air pada serangga adalah melalui spirakulum untuk
mengurangi kehilangan air dari tubuhnya maka kebanyakan serangga akan
menutup spirakelnya pada saat diantara dua gerakan pernapasannya. Cara
mengatasi yang lain adalah dengan meningkatkan impermeabilitas kulitnya,
yaitu dengan memiliki kutikula yang berlilin yang sangat impermeable terhadap
air, sehingga serangga sedikit sekali kehilangan air melalui kulitnya. Sebagai
organ ekskretori serangga memiliki badan Malphigi yang bersama-sama dengan
saluran pencernaan bagian belakang membentuk sistem ekskretori
osmoregulatori. 
GAMBAR
OSMOREGULASI
PADA ARTHROPODA
B. SISTEM OSMOREGULASI PADA
HEWAN VERTEBRATA

1. SISTEM OSMOREGULASI PADA


PISCES
A. PADA IKAN AIR
TAWAR
d) Ketika cairan dari badan malpighi memasuki
a) Ikan air tawar cenderung untuk menyerap air
tubuli ginjal, glukosa akan diserap kembali
dari lingkungannya dengan cara
pada tubuli proximallis dan garam-garam
osmosis, terjadi sebagai akibat dari kadar
diserap kembali pada tubuli distal. Dinding
garam dalam tubuh ikan yang lebih tinggi
tubuli ginjal bersifat impermiable (kedap air,
dibandingkan dengan lingkungannya.
tidak dapat ditembus) terhadap air.
b) Insang ikan air tawar secara aktif memasukkan
e) Ikan mempertahankan keseimbangannya
garam dari lingkungan ke dalam tubuh dan
dengan tidak banyak minum air, kulitnya
ginjal akan memompa keluar kelebihan air
diliputi mucus, melakukan osmosis lewat
sebagai air seni.
insang, produksi urinnya encer, dan
c) Ikan air tawar harus selalu menjaga dirinya
memompa garam melalui sel-sel khusus pada
agar garam tidak melarut dan lolos ke dalam
insang
air.
B. PADA IKAN AIR d) Karena ikan laut dipaksa oleh kondisi
LAUT osmotik untuk mempertahankan air,
volume air seni lebih sedikit
a) Ikan air laut memiliki konsentrasi garam yang tinggi dibandingkan dengan ikan air tawar.
di dalam darahnya. e) Tubuli ginjal mampu berfungsi sebagai
b) Ikan air laut cenderung untuk kehilangan air di penahan air. Jumlah glomeruli ikan laut
dalam sel-sel tubuhnya karena proses cenderung lebih sedikit dan bentuknya
osmosis melalui kulit. Untuk itu, insang ikan air laut lebih kecil daripada ikan air tawar. Urine
aktif mengeluarkan garam dari tubuhnya. yang dihasilkan mengandung
c) Untuk mengatasi kehilangan air, ikan minum’air konsentrasi air yang tinggi.
laut sebanyak-banyaknya. Dengan demikian berarti
pula kandungan garam akan meningkat dalam
cairan tubuh.
d) Organ dalam tubuh ikan menyerap ion-ion garam
seperti Na+, K+ dan Cl-, serta air masuk ke dalam
darah dan selanjutnya disirkulasi.
e) Kemudian insang ikan akan mengeluarkan kembali
ion-ion tersebut dari darah ke lingkungan luar
A. GAMBAR B. GAMBAR
OSMOREGULASI PADA OSMOREGULASI PADA
IKAN AIR TAWAR IKAN AIR LAUT
B. SISTEM OSMOREGULASI PADA
HEWAN VERTEBRATA

2. SISTEM OSMOREGULASI PADA


AMPHIBIA
Osmoregulasi Amphibi mirip ikan air tawar, kulitnya berperan sebagai
organ osmoregulasi utama. Pada saat hewan berada dalam air
tawar,terdapat aliran osmotic air ke dalam tubuhnya melalui kulit.
Sehingga urin yang akan dikeluarkan akan menjadi sangat encer.
Sebaliknya, apabila tidak sedang berada
di air, katak dapat mereabsorbsi kembali air yang terdapat di kandung
kemih. Sehingga, urin yang akan dihasilkan akan menjadi pekat. Barsama
urin ikut terbuang garam-garam. garam dan mineral juga dapat dilepaskan
melalui kulitnya.
GAMBAR
OSMOREGULASI
PADA AMPHIBIA
B. SISTEM OSMOREGULASI
PADA HEWAN VERTEBRATA

3. SISTEM OSMOREGULASI PADA


REPTILIA
Hewan dari kelas reptile, meliputi ular, buaya, dan kura-kura memiliki kulit
yang kering dan bersisik. Keadaan kulit yang kering dan bersisik tersebut
diyakini merupakan cara beradaptasi yang baik terhadap kehidupan darat,
yakni agar tidak kehilangan banyak air. Untuk lebih menghemat air, hewan
tersebut menghasilkan zat sisa bernitrogen dalam bentuk asam urat, yang
pengeluarannya hnya membutuhkan sedikit air. selain itu, Reptil juga
melakukan penghematan air dengan menghasilkan feses yang kering.
Bahkan, Kadal dan kura-kura pada saat mengalami dehidrasi mampu
memanfaatkan urin encer yang dihasilkan dan Disimpan dikandung
kemihnya dengan cara mereabsorbsinya
GAMBAR
OSMOREGULASI
PADA REPTILIA
B. SISTEM OSMOREGULASI
PADA HEWAN VERTEBRATA

4. SISTEM OSMOREGULASI PADA


AVES
Pada burung pengaturan keseimbangan air ternyata berkaitan erat dengan
proses mempertahankan suhu tubuh. Burung yang hidup didaerah pantai dan
memperoleh makanan dari laut (burung laut) menghadapi masalah berupa
pemasukan garam yang berlebihan. Hal ini berarti bahwa burung tersebut harus
berusaha mengeluarkan kelebihan garam dari tubuhnya. Burung mengeluarkan
kelebihan garam tersebut melalui kelenjar garam, yang terdapat pada cekungan
dangkal dikepala bagian atas, disebelah atas setiapmatanya, didekat hidung.
Apabila burung laut menghadapi kelebihan garam didalm tubhnya,
hewanituakan menyekresikan cairan pekat yang banyak mengandung NaCl.
Kelenjar garam ini hanya aktif pada saat tubuh burung dijenuhkan oleh garam.
GAMBAR
OSMOREGULASI
PADA AVES

Keterangan :

Kunci :
Pergerakan garam c. Pertukaran balik. Sel-sel sekret
b. Tubulus sekretori, ada
Aliran darah secara aktif mengangkut garam dari
beberapa ribu tubulus
sekretori di kelenjar darah ke tubulus. Aliran darah
a. Lokasi kelenjar hidung burung
hidung. Setiap tubulus melawan arus sekresi garam. Dengan
laut
dipagari oleh epitel mempertahankan gradien konsentrasi
Burung laut memiliki kelenjar transportasi yang garam di tubulus (biru), sistem arus
garam pada hidung mereka, yang dikelilingi oleh kapiler berlawanan ini meningkatkan
memungkinkan pengeluaran dan saluran air ke saluran perpindahan garam dari darah menuju
garam secara efisien tengah lumen di tubulus
B. SISTEM OSMOREGULASI PADA
HEWAN VERTEBRATA

5. SISTEM OSMOREGULASI PADA


MAMALIA
Pada mamalia kehilangan air dan garam dapat terjadi lewat
keringat.sementara Cara mereka memperoleh air sama seperti
vertebrata lainnya yaitu dari air minum dan makanan.Akan
tetapi untuk mamalia yang hidup di padang pasir memperoleh
air dengan cara minum merupakan hal yang mustahil sebagai
contoh kangguru ,kanguru tidak minum air tetapi dapat
bertahan hidup menggunakan air metabolik yang dihasilkan
dari oksidasi glukosa
GAMBAR
OSMOREGULASI
PADA MAMALIA
THANK YOU
FOR
ATTENTION

Anda mungkin juga menyukai