Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI FARMASI

“IDENTIFIKASI FISIOLOGI REAKSI BIOKIMIA OLEH


MIKROORGANISME”

Disusun Oleh:

Nita Febriani (19011018)

Sabtu, 04 Desember 2021

Laboratorium STTIF Bogor Jl. Parung Aleng ,Cikeas Kec. Sukaraja Bogor, Jawa
Barat 16710

Program S1 Farmasi Reguler Khusus

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI DAN FARMASI BOGOR

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah


SWT yang telah memberikan rahmat, nikmat dan anugerah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan laporan PraktikumMikrobiologi Farmasi.
Shalawat serta salam tak lupa saya curahkan kepada nabi Muhammad
SAW yang telah menunjukkan jalan kebaikan dan kebenaran di dunia ini.
Semoga kita bisa mendapatkan syafaatnya diakhirat nanti.

Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah


membantu dan terlibat dalam proses pembuatan laporan Praktikum
Kimia Analis ini.

Demikianlah laporan Praktikum Mikrobiologi farmasi ini saya


susun dengan segala kemampuan namun, saya menyadari bahwa dalam
penyusunan laporan ini tentu tidaklah sempurna dan masih banyak
kesalahan serta kekurangan. Maka dari itu tidak lupa kritik dan saran dari
semua yang membaca laporan ini terutama dosen mata kuliah Praktikum
Mikrobiologi Farmasi yang saya harapkan agar laporan ini bisa menjadi
lebih baik lagi.

Bogor, 4 Desember 2021

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Tujuan
Mahasiswa dapat mengidentifikasi bakteri atau mikroorganisme seperti uji
fermentasi karbohidrat, kasein, TSIA, hidrolisis pati dan casein, karbohidrat
(amylum atau pati).
1.2 Dasar Teori
Uji fisiologi biasanya identik dengan uji biokimia. Uji-uji biokimia yang
biasanya dipakai dalam kegiatan identifikasi bakteri atau mikroorganisme yang
antara lain uji katalase, koagulase, uji nitrit, hidrolisis gelatin, uji hidrolisis kanji,
uji hidrogen sulfit dan lain-lain. Pengujian biokimia merupakan salah satu hal
yang sangat penting dalam dunia mikrobiologi (Radji, 2010).
Biokimia bertujuan untuk memahami bagaimana interaksi biomolekul satu
dengan lainnya membawa sifat-sifat keadaan hidupini. Belum pernah dalam
pengamatan dalam logika molekul selhidup, kita menemukan suatu pelanggaran
terhadap hukum - hukum fisis yang telah dikenal, seiring dengan itu pula, kita
belum pernah memerlukan pendefinisian hukum baru. Mesin organik lunak sel
hidup berfungsi di dalam kerangka hukum-hukum yang sama yang mengatur
mesin buatan manusia, akan tetapi, reaksi-reaksi kimiadan proses pengaturan sel
telah maju demikian pesat, melampaui kemampuan kerja mesin buatan manusia
(Rachdie, 2008).
Sifat metabolisme bakteri dalam uji biokimia biasanya dilihat dari interaksi
metabolit-metabolit yang dihasilkan dengan reagen-reagen kimia. Kemampuan
bakteri menggunakan senyawa tertentu sebagai sumber karbon dan sumber
energi yang dapat digunakan untuk identifikasi. Identifikasi Bakteri dapat
dilakukan dengan beberapa uji antara lain uji dalam melakukan fermentasi, uji
oksidase, produksi katalase, uji motilase dan uji oksidase (Funke, 2007).
Uji-uji biokimia yang biasanya dipakai dalam kegiatan identifikasi bakteri
atau mikroorganisme yaitu antara lain adalah uji koagulase, uji katalase, uji
MRVP, uji nitrit, hidrolisis gelatin, uji H2S dan lain-lain. Salah satu uji yaitu
adalah uji hidrolisis urea. Ujiini sangat penting dalam identifikasi bakteri-bakteri
pathogen penghuni usus, begitu pula uji yang lain sebenarnya digunakan untuk
mengidentifikasi bakteri dengan karakter tertentu, yang mana dengan karakter
tersebut ia dapat dibedakan dengan jelas daribakteri-bakteri yang lain yang hidup
disekitarnya (Blackman, 2006).
BAB II
METODE KERJA

2.1 Alat dan Bahan


Media NA + pati + Lugol (uji hidrolisis pati), media NA + kasein (uji
hidrolisis kasein), media TSB + (glukosa, sukrosa, lactosa) + fenol red +
bakteri SA (uji fermentasi karbohidrat), uji TSIA (bakteri Staphylococus
aeureus, Ecoli, dan media agar miring), cawan petri, rak tabung, tabung
reaksi, mikro pipet, penggaris, jarum ose, Bunsen, spidol, kapas, spirtus,
korek api.

2.2 Metode Kerja


a. Uji Hidrolisis Pati
1. Disiapkan alat dan bahan.
2. Dilakukan di ruang LAF.
3. Disiapkan media nutrient agar didalam cawan petri.
4. Diberi garis tengah dengan spidol pada wadah cawan petri.
5. Panaskan kawat ose,diambil bakteri E.coli, goreskan pada media
dibagian kiri kemudian dipanaskan kembali kawat ose.
6. Diambil bakteri Staphylococcus aureus, goreskan pada media
dibagian kanan. Pada masing masing bagian diberi nama sesuai
bakteri yang digoreskan.
7. Diinkubasi selama 2 hari untuk melihat pertumbuhan bakteri.
8. Setelah 2 hari ditetesi lugol kemudian diamati pertumbuhan bakteri.
Jika tidak terbentuk warna biru menandakan bakteri tersebut
menghidrolisis pati begitupun sebaliknya.
b. Uji Hidrolisis Casein
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Dilakukan di ruang LAF
3. Disiapkan media nutrient agar didalam cawan petri.
4. Ditambahkan casein pada media.
5. Diberi garis tengah dengan spidol pada wadah cawan petri
6. Panaskan kawat ose,diambil bakteri E.coli , goreskan pada media
dibagian kiri kemudian dipanaskan kembali kawat ose.
7. Diambil bakteri Staphylococcus aureus, goreskan pada media
dibagian kanan. Pada masing masing bagian diberi nama sesuai
bakteri yang digoreskan.
8. Diinkubasi selama 2 hari dan diamati untuk melihat pertumbuhan
bakteri.
c. Uji TSIA
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Dilakukan diruang LAF
3. Disiapkan 2 tabung reaksi yang berisi media agar miring, kemudian
diberi nama sesuai bakteri yang digunakan.
4. Dipanaskan kawat ose.
5. Kemudian ditambahkan bakteri Staphylococus aeureus dan Ecoli
Pada masing masing tabung dengan cara ose yang berisi bakteri
ditusukkan kedalam media dan digores secara zig zag.
6. Diinkubasi selama 2 hari kemudian diamati pertumbuhan bakteri
terletak diatas, dibawah, ditengah media.
d. Uji Fermentasi Karbohidrat
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Dilakukan diruang LAF
3. Disiapkan 3 tabung reaksi yang berisi media TSB.
4. Tabung 1 diisi dengan glukosa + 1-3 tetes fenol red
5. Tabung 2 diisi dengan sukrosa + 1-3 tetes fenol red
6. Tabung 3 diisi dengan laktosa + 1-3 tetes fenol red
7. Panaskan kawat ose, diambil bakteri Staphylococcus aureus tusuk
kedalam masing masing tabung reaksi
8. Diinkubasi selama 2 hari untuk melihat pertumbuhan bakteri.
9. Diamati perubahan warna, PH, dan bau atau aromanya.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Pengamatan

Uji Hidrolisis Pati


atau Amylum Bakteri E.coli (kiri) Bakteri Bakteri E.coli (kanan)
Staphylococcus aureus sebelah kiri Bakteri
(kanan) sebelum ditambah Staphylococcus aureus
kan lugol. ditambahkan lugol,
keduanya terhidrolisis

Uji Hidrolisis Casein

Nutrient agar casein Bakteri E.coli


(kiri) Bakteri Staphylococcus aureus
(kanan) , keduanya terhidrolisis.

Uji
Fermentasi
Karbohidrat

TSB glukosa TSB sukrosa TSB laktosa


Bakteri Bakteri Bakteri
Staphylococcus Staphylococcus Staphylococcus
aureus , tumbuh aureus , tumbuh aureus , tumbuh di
di dasar media, di dasar media, dasar media,
kategori bakteri kategori bakteri kategori bakteri
anaerob anaerob anaerob

Uji TSIA

TSIA Bakteri Staphylococcus aureus ,


dan Ecoli bakteri tumbuh, termasuk
kategori bakteri anaerob fakultatif.
Tersebar diseluruh bagian media

3.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini, dilakukan Uji TSIA dan diperoleh hasil
termasuk kategori bakteri anaerob fakultatif. Tersebar diseluruh bagian
media yang dapat hidup dengan adanya atau tidak adanya oksigen, tetapi
lebih memilih untuk menggunakan oksigen.
Uji Fermentasi Karbohidrat yaitu TSB + laktosa + Bakteri
Staphylococcus aureus akan tumbuh di dasar media dan dikategori bakteri
anaerob. Pada TSB + sukrosa + Bakteri Staphylococcus aureus akan tumbuh
di dasar media dan dikategori bakteri anaerob. Dan TSB + glukosa + Bakteri
Staphylococcus aureus akan tumbuh di dasar media dan dikategori bakteri
anaerob.
Pada Uji Hidrolisis Casein positif menghasilkan enzim proteinase
Setelah diinkubasi selama 2 hari tejadi pembentukan zona bening akibat
aktivitas bakteri proteolitik yang memblok daerah pada cawan petri untuk
mendapatkan makanan yang berasal dari kasein. Bakteri proteolitik mampu
mendegradasi protein, dan memproduksi enzim protease ekstraseluler.
Untuk mengkatalisis pemutusan ikatan peptida pada protein.
Pada Uji Hidrolisis Pati atau Amylum dengan sampel yang sama
ditambahkan pati atau amylum setelah dilakukan inkubasi selama 48 jam
positif dapat menghidrolisis pati hal ini ditandai dengan tidak terbentuknya
warna biru, karena Bakteri amilolitik merupakan mikroorganisme yang
mampu memecah pati menjadi senyawa yang lebih sederhana, terutama
dalam bentuk glukosa. Kebanyakan mikroorganisme amilolitik tumbuh
subur pada bahan pangan yang banyak mengandung karbohidrat, Dan ini
menunjukan positif mengandung enzim amilase.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan, dapat disimpulkan bahwa pada Pada
Uji Hidrolisis Pati atau Amylum positif dapat menghidrolisis pati hal ini
ditandai dengan tidak terbentuknya warna biru, karena Bakteri amilolitik
merupakan mikroorganisme yang mampu memecah pati menjadi senyawa
yang lebih sederhana, dan ini menunjukan positif mengandung enzim
amilase. Pada Uji Hidrolisis Casein positif menghasilkan enzim proteinase
Setelah diinkubasi selama 2 hari tejadi pembentukan zona bening akibat
aktivitas bakteri proteolitik yang memblok daerah pada cawan petri untuk
mendapatkan makanan yang berasal dari kasein. Dan Uji TSIA diperoleh
hasil termasuk kategori bakteri anaerob fakultatif. Tersebar diseluruh bagian
media yang dapat hidup dengan adanya atau tidak adanya oksigen, tetapi
lebih memilih untuk menggunakan oksigen.
Sedangkan pada Uji Fermentasi Karbohidrat dimana TSB + laktosa +
Bakteri Staphylococcus aureus akan tumbuh di dasar media dan dikategori
bakteri anaerob. Pada TSB + sukrosa + Bakteri Staphylococcus aureus akan
tumbuh di dasar media dan dikategori bakteri anaerob. Dan TSB + glukosa
+ Bakteri Staphylococcus aureus akan tumbuh di dasar media dan
dikategori bakteri anaerob
DAFTAR PUSTAKA

Pelczar. 2008. Dasar-dasar Mikrobiologi. Djambatan, Malang.


Rachdie. 2008. Dasar- Dasar Mikrobiologi, Universitas Indonesia: Jakarta
Modul Praktikum Mikrobiologi Farmasi Semester 5

Anda mungkin juga menyukai