PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diketahui bahwa mikroba tersebar di alam, terdapat di lingkungan
mana saja dalam populasi campuran. Boleh dikatakan amat jarang mikroba
dijumpai sebagai satu spesies tunggal di alam. Untuk mencirikan dan
mengidentifikasikan suatu spesies mikroorganisme tertentu, pertama-tama
spesies tersebut harus dapat dipisahkan dari organisme lain, lalu
ditumbuhkan menjadi biakan murni.
Dalam mengisolasi suatu mikroorganisme, dilakukan dengan cara
yang
aseptis
untuk
menghindari
terjadinya
kontaminasi
dengan
27
dapat
mengetahui
cara
isolasi
dan
inokulasi
dapat
mengetahui
penggolongan
jenis
bakteri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Isolasi
Dalam kehidupan sehari hari kita selalu berhubugan dengan berbagai
macam mikroorganisme, baik bakteri, kapang maupun khamir. Untuk
mempermudah dalam mempelajari jenis dan sifat mikroorganisme, maka
mikroorganisme tersebut harus diisolasi dari lingkungan dan dipelihara pada
medium yang sesuai untuk pertumbuhannya1.
Isolasi bakteri merupakan suatu cara untuk memisahkan atau
memindahkan mikroba tertentu dari lingkungan sehingga diperoleh kultur
murni atau biakan murni. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan yaitu
dengan cara goresan (streak plate), cara tuang (pour plate), cara sebar (spread
plate), dan mikromanipulator2. Teknik isolasi mikroorganisme adalah suatu
usaha untuk menumbuhkan mikroba diluar dari lingkungan alamiahnya.
Pemisahan
mikroorganisme
dari
lingkungannya
ini
bertujuan
untuk
memperoleh biakan bakteri yang sudah tidak bercampur lagi dengan bakteri
lainya, dan ini disebut dengan biakan murni3.
Di alam, populasi mikroorganisme tidak terpisah sendiri menurut
jenisnya, tetapi terdiri dari campuran berbagai macam sel. Dalam
laboratorium, populasi bakteri ini dapat diisolasi dari ekosistem tanah, air,
maupun udara. Selain itu, isolasi mikroorganisme pun dapat dilakukan dari
berbagai sampel bahan atau jaringan tubuh menjadi kultur murni yang terdiri
darisatu jenis yang dapat dipelajari morfologi, sifat, dan kemampuan
biokimiawinya4.
Proses mengisolasi harus dilakukan dengan cara yang aseptiskarena
untuk menghindari adanya kontaminasi antara mikroorganismelainnya.
Mikroorganisme dapat diisolasi dan diinokulasi dalam biakanmurni dengan
cara memindahkannya lalu menanamnya kembali pada medium baru5.
28
29
B. Inokulasi
Teknik isolasi mikroba yaitu inokulasi yang merupakan suatu teknik
pemindahan suatu biakan tertentu dari medium yang lama ke medium yang
baru dengan tujuan untuk mendapatkan suatu biakan yang murni tanpa adanya
kontaminasi dari mikroba yang lain6.
Inokulasi penanaman bakteri atau biasa disebut juga inokulasi adalah
pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru
dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Untuk melakukan penanaman
bakteri (inokulasi) terlebih dahulu diusakan agar semua alat yang ada dalam
hubungannya dengan medium agar tetap steril, hal ini agar menghindari
terjadinya kontaminasi7. Teknik penanaman (inokulasi), teknik ini merupakan
lanjutan dari pengenceran bertingkat. Pengambilan suspensi dapat diambil dari
pengenceran mana saja tapi biasanya utuk tujuan isolasi (mendapatkan koloni
tunggal) diambil bebrapa pengenceran terakhir.
Ada beberapa metode untuk menginokulasi bakteri sesuai dengan jenis
medium tujuannya. Pada medium agar tegak, dilakukan metode tusuk
menggunakan jarum ose. Pada medium agar miring,dilakukan metode gores
dengan menggunakan loop ose. Pada medium petridisk, dapat digunakan
metode streak plate (metode gores), pour plate (metode tuang) atau spread
plate (metode sebar). Setelah inokulasi, dilakukan proses inkubasi, yaitu
menyimpan medium pada alat atau kontainer pada temperatur tertentu dan
periode tertentu, sehingga tercipta lingkungan yang menyediakan kondisi
cocok untuk pertumbuhan bakteri. Metode gores atau streak plate
menggunakan loop ose dan menggoreskannya ke permukaan medium agar
dengan pola tertentu dengan harapan pada ujung goresan, hanya sel-sel bakteri
tunggal yang terlepas dari ose dan menempel ke medium. Sel-sel bakteri
tunggal ini akan membentuk koloni tunggal yang kemudian dapat dipindahkan
ke medium selanjutnya agar didapatkan biakan murni8.
30
yang
sudah
ditetapkan.
Untuk
menghitung
jumlah
mikroorganisme tersebut biasanya sampel dari makanan atau produk susu atau
dari air limbah tersebut di uji menggunakan media Plate Count Agar (PCA)
dengan metode Total Plate Count (TPC)9.
Plate Count Agar (PCA) atau yang juga sering disebut dengan Standard
Methods Agar (SMA) merupakan sebuah media pertumbuhan mikroorganisme
yang umum digunakan untuk menghitung jumlah bakteri total (semua jenis
bakteri) yang terdapat pada setiap sampel seperti makanan, produk susu, air
limbah dan sampel-sampel lainnya yang juga biasanya menggunakan metode
Total Plate Count (TPC). Plate Count Agar (PCA) merupakan media padat,
yaitu media yang mengandung agar sehingga setelah dingin media tersebut
akan menjadi padat. Plate Count Agar (PCA) pertama kali dikembangkan
oleh Buchbinder, Baris, dan Goldstein pada tahun 1953 atas permintaan dari
American Public Health Association (APHA)9.
Komposisi Plate Count Agar (PCA) dapat bervariasi, tetapi biasanya
mengandung: 0,5% trypton, 0,25% ekstrak ragi, 0,1% glukosa, 1,5% agaragar. Plate Count Agar (PCA) mengandung glukosa dan ekstrak ragi yang
digunakan untuk menumbuhkan semua jenis bakteri. Plate Count Agar (PCA)
mengandung nutrisi yang disediakan oleh trypton, vitamin dari ekstrak ragi,
dan glukosa yang digunakan sebagai sumber energi bagi mikroorganisme
sehingga mendukung pertumbuhan dari bakteri. Plate Count Agar (PCA)
bukan merupakan media selektif karena media ini tidak hanya ditumbuhi
oleh satu jenis mikroorganisme tertentu9.
D. Media EMBA
EMB Agar adalah media yang digunakan untuk mengetahui ada atau
tidaknya bakteri coliform di dalam suatu sample. Media Eosin Methylene
Blue Agar ini mempunyai keistimewaan mengandung laktosa dan berfungsi
untuk membedakan mikroba yang memfermentasikan laktosa seperti S.
aureus, P. aerugenosa, dan Salmonella. Mikroba yang memfermentasi laktosa
31
yang
berfungsi sebagai
paling
sumber
Gram
karbohidrat
positif.
Sukrosa
dapat
dan
difermentasi
jumlah
asam
yang
cukup
untuk
laktosa
atau
sukrosa
terserbut
bukan
E. Bakteri
Bakteri adalah salah satu golongan organisme prokariotik (tidak memiliki
selubung inti). Bakteri sebagai makhluk hidup tentu memiliki informasi
genetik berupa DNA, tapi tidak terlokalisasi dalam tempat khusus (nukleus)
dan tidak ada membran inti. Bentuk DNA bakteri adalah sirkuler, panjang dan
biasa disebut nukleoi. Pada DNA bakteri tidak mempunyai intron dan hanya
tersusun atas akson saja. Bakteri juga memiliki DNA ekstrakromosomal yang
tergabung menjadi plasmid yang berbentuk kecil dan sirkuler12.
32
F. Jenis Bakteri
Untuk memahami beberapa kelompok organisme, diperlukan klasifikasi.
Tes biokimia, pewarnaan gram, merupakan kriteria yang efektif untuk
klasifikasi. Hasil pewarnaan mencerminkan perbedaan dasar dan kompleks
pada sel bakteri (struktur dinding sel), sehingga dapat membagi bakteri
menjadi 2 kelompok, yaitu bakteri Gram-positif dan bakteri Gram-negatif12.
1. Bakteri Gram Negatif
a. Bakteri Gram Negatif Berbentuk Batang (Enterobacteriacea).
Bakteri gram negatif berbentuk batang habitatnya adalah usus
manusia dan binatang. Enterobacteriaceae meliputi Escherichia,
Shigella, Salmonella, Enterobacter, Klebsiella, Serratia, Proteus).
Beberapa organisme seperti Escherichia coli merupakan flora normal
dan dapat menyebabkan penyakit sedangkan yang lain seperti
salmonella dan shigella merupakan patogen yang umum bagi
manusia.
b. Pseudomonas, Acinobacter dan Bakteri Gram Negatif Lain.
c. Vibrio Campylobacter, Helicobacter, dan Bakteri lain yang
berhubungan.
Mikroorganisme ini merupakan spesies berbentuk batang Gramnegatif yang tersebar luas di alam. Vibrio ditemukan didaerah
perairan dan permukaan air. Aeromonas banyak ditemukan di air
segar dan terkadang pada hewan berdarah dingin.
d. Haemophilus , Bordetella, dan Brucella
e. Yersinia, Franscisella dan Pasteurella
33
merupakan
infeksi
akut
yang
disebabkan
oleh
34
dan
tidak
membentuk
spora.
Sel
atau
palisade
(pagar)
dan
satu
dengan
yang lainnya
membelah. Bentuk
ini
pertusis).
Bordetella
pertusis
Bordetella
termasuk
pertusis
kelompok
yang
di
tambah
penisilin
untuk
menghambat
35
oksigen) sebagai akibat dari kecelakaan, luka tusuk, luka oprasi, karies
gigi, pemotong tali pusat, dll.
5. Demam Tifoid
Demam Tifoid adalah infeksi akut pada saluran pencernaan yang di
sebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Salmonella adalah bakteri Gramnegatif, tidak berkapsul, mempunyai flagella dan tidak membentuk spora,
Penularan Penyakit adalah melalui air dan makanan. Bakteri salmonella
dapat bertahan lama dalam makanan. Penggunaan air minum secara masal
yang tercemar bakteri sering menyebabkan terjadinya KLB. Vektor berupa
serasngga juga berperan dalam penularan penyakit.
6. Kusta
Penyebab penyakit kusta adalah bakteri Mycobacterium leprae yang
berbentuk batang dengan ukuran panjang 1-8 mikron, lebar 0,2-0,5
mikron, biasanya berkelompok dan ada yang tersebar satu-satu, hidup
dalam sel, fan bersifat tahan asam (BTA). Bakteri kusta banyak terdapat
pada kulit tangan, daun telinga dan mukosa hidung.
7. Leptospirosis
Leptospirosis adalah infeksi akut yang di sebabkan oleh bakteri
leptospira. Penyakit ini di sebut juga Weil disease, Canicola fever,
Hemorrhagic jaundice, Mud fever, atau Swineherd disease. Genus
Lestospira
yang
termasuk
dalam
ordo
Spirochaete
dari
family
H. Pencegahan
Tindakan pencegahan dapat dilakukan dengan vaksinasi, sterilisasi, dan
pasteurisasi, dan pengawetan bahan makanan.
1. Vaksinasi
36
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu Praktikum
Praktikum Isolasi dan Inokulasi Mikroorganisme dilaksanakan
pada Selasa, 19 April 2016 pukul 09.00 sampai selesai dan Praktikum
Morfologi Bakteri dilaksanakan pada Jumat, 22 April 2016 pukul 10.30
sampai selesai.
B. Tempat Praktikum
Praktikum Isolasi dan Inokulasi Mikroorganisme dilaksanakan di
Laboratorium Terpadu Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Diponegoro.
C. Alat yang digunakan
1. Alat Isolasi dan Inokulasi Bakteri
a. Tabung reaksi 6 buah
b. Cawan petri 4 buah
c. Jarum ose
d. Inkubator
e. Bunsen
f. Kompor
g. Kertas buram
h. Bulb 2 buah
i. Label
j. Tissu
k. Vortex
l. Pipet ukur 6 buah
m. Rak tabung reaksi
2. Alat Morfologi Bakteri
37
38
a. Mikroskop
b. Obyek glass
c. Desk glass
d. Jarum ose
e. Penjepit
f. Bunsen
g. Pipet tetes
h. Rak tabung reaksi
i. Tabung reaksi
j. Spidol
k. Beaker glass
l. Hairdryer
m. Korek api
n. Kapas
D. Bahan yang digunakan
1. Bahan Isolasi dan Inokulasi Bakteri
a. PCA media tegak
b. EMBA media tegak
c. NaCl fisiologis 0,9%
d. Kultur bakteri
e. Alkohol
f. Kapas
g. Korek api
h. Suspensi sample
2. Bahan Morfologi Bakteri
a. Biakan bakteri PCA 10-4
b. Pewarna Gram (Gram A = GV, Gram B = Lugol, Gram C =
Alkohol, Gram D = Air Fuchin)
c. NaCl fisiologis
d. Immersion oil
e. Alkohol
39
f. Aquadest
E. Teknik sampling
Pada praktikum isolasi dan inokulasi bakteri, sampel yang
digunakan yaitu bagian permukaan tubuh (sela jari tangan) dari salah satu
anggota. Waktu pengambilan sampel yaitu pada hari Selasa, 19 April 2016
pukul 08.30 WIB. Pada praktikum morfologi bakteri, sampel yang
digunakan adalah agar tegak PCA dan EMBA.
F. Metode yang digunakan
Isolasi menggunakan metode agar tuang, sementara inokulasi
menggunakan metode gores menggunakan loop ose dan menggoreskannya
ke permukaan medium agar dengan pola tertentu dengan harapan pada
ujung goresan, hanya sel-sel bakteri tunggal yang terlepas dari ose dan
menempel ke medium. Sel-sel bakteri tunggal ini akan membentuk koloni
tunggal yang kemudian dapat dipindahkan ke medium selanjutnya agar
didapatkan biakan murni. morfologi bakteri menggunakan metode
pewarnaaan gram. Dalam proses ini, olesan bakteri yang sudah terfiksasi
dikenai larutan-larutan berikut : zat pewarna kristal violet, larutan iodium,
larutan alkohol (bahan pemucat), dan zat pewarna tandingannya berupa
safranin.
G. Skema Kerja
1. Pengambilan Sampel Mikroba Permukaan Tubuh (Tangan)
Tangan disemprot dengan alkohol 70 %
40
5 pipet ukur diberi label masing-masing 10-1, 10-2, 10-3, 10-4, 10-5
dan suspensi
41
42
Diamati perubahannya
Gambar 3.4 Skema Kerja Inokulasi Biakan Murni
43
b) Pewarnaan Gram
Film ditetesi 1 tetes gram A (CGV) selama 30 detik
44
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Isolasi dan Inokulasi Bakteri Mikroorganisme
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Praktikum Isolasi dan Inokulasi
Mikroorganisme
No
Pengamatan
1.
Isolasi
Sampel
Metode
Hasil
Bagian
Agar
Terdapat koloni
permukaan tubuh
Tuang
dengan
pengenceran 10-
kuning
PCA
2.
Inokulasi
Bagian
Media
Terdapat (sedikit)
permukaan tubuh
tegak
koloni bakteri
EMBA
berwarna putih
dengan
berbentuk bulat
pengenceran 10-3
45
pada media
46
10-3,10-4, 10-5
Agar
tegak
merah
Batang
Gambar
Gram
Negatif
koma
PCA
10-4
47
48
untuk
isolasi
mikrorganisme.
Pengenceran
10-3
49
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Praktikum isolasi mikroorganisme menggunakan tangan penjamah
(sela jari tangan) sebagai sampel serta metode yang digunakan
adalah metode tuang. Isolasi mikroorganisme menghasilkan biakan
bakteri yang berkoloni ada yang berwarna kuning dan putih.
2. Praktikum inokulasi mikroorganisme biakan murni menggunakan
tangan penjamah (sela jari
tangan)
sebagai
sampel dan
agar
dapat
meminimalkan
kesalahan
pada
pelaksanaannya.
2. Dalam praktikum, semua harus aseptis untuk menghindari adanya
kontaminasi silang.
50
DAFTAR PUSTAKA
51
LAMPIRAN
1. Isolasi dan Inokulasi Mikroorganisme
Persiapan Pengenceran
Media PCA
Tahap Pengenceran
Pemasukkan larutan
pengencer ke cawan
Penggoyangan cawan
Larutan di vortex
2. Morfologi Bakteri
diberi 1 tetes Na
fisiologis
A sampai D
53
A sampai Gram D
dengan hairdryer
54
55
56
57