Anda di halaman 1dari 19

PERCOBAAN VI

I. JUDUL : UJI DAYA HAMBAT BAKERI

II. TUJUAN : untuk mengetahui dan memahami cara dan prinsip pengujian

daya hambat suatu zat.

III. LANDASAN TEORI

A. UJI DAYA HAMBAT BAKTERI

Mikroorganisme menyatakan suatu keadaan mikroorganisme

yang meskipun masih hidup (viable) tetapi tidak mengadakan multiplikasi.

Terjadinya keadaan mikrobiostatis dapat di sebabkan oleh pengaruh fisik

seperti pengerinagan, iminobilitasi, air sel dengan larutan yang tekanan

osmosisnya tinggi, atau dengan gabungan dari cara-cara tersebut. Zat-zat

kimia yang merupakan tipe umum dari mikrobiostatis kimia terdiri dari 3

macam yaitu zat warna aniline, sulfonamide, dan antibiotic. (Irianto,2006)

Pada umumnya metode yang digunakan dalam uji sensifitas

mikroba adalah metode difusi agar yaitu dengan cara mengamati daya hambat

pertumbuhan mikroorganisme oleh akastrak yang diketahui dari daerah sekitar

kertas cakrain ( paper disk) yang tidak di tumbuhi oleh mikroorganisme zona

hambat pertumbuhan inilah yang menunjukkan sensifitas bakteri terhadap

bahan antibakteri.(Dwidjoseputro,2005)

Berdasarkan daya kerjanya, antiabkteri dibagi menjadi dua sifat,

yaitu zat-zat yang hanya bersifat menghambat pertumbuhan bakteri dengan

tidak membunuhnya. Zat yang dapat membunuh bakteri (bakterisida).

(Dwidjoseputro,2005)
Antibakteri yang efektif bagi senyawa spesies, baik kokus, basil

maupun spiral, dikatakan mempunyai spectrum luas. Sebaiknya, suatu

antibiotic yang hanya efektif untuk spesies tertentu, disebut antibiotic yang

spektrumnya sempit.(Dwidjoseputro,2005).

Pada umumnya bakteri yang muda itu kurang daya tahannya

terhadap desinfektan daripada bakteri yang tua. Paket encernya konsentrasi,

lamanya di bawah pengaruh desinfektan merupakan faktor-faktor yang masuk

pertimbangan pula. Kenaikan temperature menambah daya desinfektan,

selanjutnya medium dapat juga menawar daya desinfektan suhu, plasma darah,

dan zat-zat lain yang serupa protein sering melindungi bakteri terhadap

pengaruh desinfektan tertentu. (Dwidjoseputro,2009)

Berdasarkan luas aktifitasnya antibiotic dapat di golongkan atas

zat-zat aktifitas sempit dan zat-zat aktifitas sempit dan zat-zat dengan aktifitas

luas. Adapun penggolongan antibiotic adalah penisilin, sefalosparin,

aniinogilkasida, kloramfenikol, tetrasidin, mikrosida, kuinion. (Waluyo,2004)

Daya kerja bakterisidal berbeda dengan bakteriostaltik.

Bakteriostaltik berjalan searah yaitu bakteri yang telah mati tidak dapat

berkembangg biak lagi meskipun bahan antibakteri telah di hilangkan.

Bakteriostaltik memiliki karakteristik bila bahan antibakterinya dihilangkan

maka bakteri tersebut dapat tumbuh lagi.(Lay,1992)

Tujuan dari proses uji sentifitas atau uji daya hamabat adalah untuk

mengetahui oabat-obat yang paling cocok (paling paten) untuk kuman

penyebab suatu penyakit terutama pada kasus-kasus penyakit yang kronis dan
untuk mengetahui adanya resistensi terhadap barbagai macam antibiotic.

Penyebab kuman resisten terhadap antibiotic yakni kuman tersebut resisten

terhadap antibiotic yang di berikan akibat pemberian dosis dibawah dosis

pengobatan dan akaibat penghentian obat sebelum kuuman tersebut betul-betul

terbunuh oleh antibiotic.(Ita,2012)

B. Uraian Mikroba

1. Klasifikasi Bakteri Escherichia Coli

Seluruh kegiatan pengklasifikasian penamaan dan identifikasian

mikroba di sebut “ sistematika mikroba” yang meliputi:

- Taksonomi / kalsifikasi

- Identifikasi

- Nomenklatur

Kategori taksonomi menurut Bergey’s yang di akui/ di terima

internasional dengan urutan sebagai berikut:

- Kingdom: Protista

- Filum: Protophyta

- Kelas: Schizomycotes

- Ordo: Enterobacteriaces

- Family: Enterobacteriaceae

- Genus: Escherichia

- Spesies: Escherichia Coli


2. Morfologi Bakteri Escherichia Coli

Bakteri merupakan salah satu jenis mikroorganisme yang tidak di

lihat oleh mata telanjang. Bakteri meiliki bentuk bermacam-macam yaitu

bulat, batang dan spiral.

a. Bakteri bentuk bulat

Bakteri berbentuk bulat di kenal sebagai basil. Kata basil berasal

dari bacillus yang berarti batang. Bentuk basil dapat pula dibedakan

atas:

- Basil tunggal yaitu basil yang hanya berbentuk satu batang tunggal,

misalnya salmonella thypii, penyebab penyakit tipes

- Piplobasil yaitu bakteri berbentuk batang yang bergandengan dua-

dua.

b. Bentuk bola

Bakteri bentuk bola di kenal sebagai coccus, bakteri ini juga dapat

dibedakan atas :

- Monokokus, yaitu bakteri berbentuk bola tunggal, misalnya

neisseria gonoer hooae, penyebab penyakit kencing nanah.

- Diplokokus, yaitu bakteri berbentuk bola bergandengan dua-dua,

misalnya diplococcus pneumonia penyebab penyakit pneumonia

atau mirip radang paru-paru.

- Sarkina, yaitu bakteri berbentuk bola yang berkelompok empat-

empat sehingga berbentuk mirip kubus.


- Streptokokus, yaitu bakteri berbentuk bola yang berkelompok

memanjang berbentuk rantai.

- Stafilokokus, yaitu bakteri berbentuk bola yang berkoloni

membentuk sekelompok sel tidak teratur sehingga bentuknya mirip

dompolan buah anggur

c. Bakteri bentuk spiral

Ada 3 macam bentuk spiral:

- Spiral, yaitu golongan bakteri yang bentuknya seperti spiral

misalnya spirillium.

- Vibrio, ini di anggap sebagai bentuk spiral tak sempurna misalnya

vibro cholera penyebab penyakit kolera.

- Spiroseta yaitu golongan bakteri berbentuk spiral yang bersifat

lentur, pada saat bergerak tubuhnya dapat memanjang dan

mengerat.

IV. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN

1. Alat yang digunakan

a. Autoclaf

b. Botol semprot

c. Cawan petri

d. Erlenmeyer 500 ml
e. Gelas kimia 100 ml

f. Inkubator

g. Jarum ose bulat

h. Lampu spiritus

i. Labu tentu ukur 100 ml, 250 ml

j. Magnetic stirer

k. Oven

l. Pinset

m. Pipet ukur 1 ml, 10 ml

n. Piper disk

o. Rak tabung reaksi

p. Spoit 1 cc, 5 cc, 10 cc

q. Tabung reaksi

r. Timbangan digital

2. Bahan yang digunakan

a. Alcohol 95%

b. Aquadest

c. Biakan e-coli

d. kloramfenikol

e. Natrium klorida (NaCl 0,9%)

f. Nutrient Agar (NA)


V. PROSEDUR KERJA

A. Prosedur kerja pembuatan media disertai perhitungan

1. Perhitungan pembuatan media

500
NA = 1000 × 23 = 2,3 gram

2. Cara kerja pembuatan media NA

a. Disiapkan alat dan bahan.

b. Ditimbang 2,3 g media NA didalam Erlenmeyer steril.


c. Dilarutkan dengan 500 ml aquadest dan dipanaskan serta tidak

menggunakan magnetic stirrer.

d. Disterilkan dalam autoclave pada suhu 121 ˚C selama 15

menit.

e. Dimasukkan dalam lemari pendingin.

B. Prosedur sterilisasi

1. Sterilisasi basah (autoklaf)

a. Masukan air (air hasi destilasi) kedalam autoklaf secukupnya.

b. Masukan alat dan bahn yang akan disterilisasi

c. Pasang penutup autoklaf kencangkan baut dan klem pengaman.

d. Steker dihubungkan pada sumber listrik.

e. Nyalakan autoklaf dengan menekan tombol PRE-HEAT

f. Atur temperature pada suhu 1210 c dengan menekan tombol

TEMP-CONTROL.

g. Atur waktu maksimal 5 menit dengan menekan dan

memutar tombol TIMER.

h. Perhitungan waktu sterilisasi dimulai sejak temperature

mencapai 1210 c.

i. Jika alarm tanda selesai berbunyi tunggu hingga tekanan

dalam kompartemen turun (jarum pada preisure earge

menunjukan angka 0 (nol) ).

j. Buka klep pengaman dan keluarakan isi autoklaf dengan

hati-hati.
k. Steker dicabut dari sumber listrik.

l. Bersihkan alat dan meja.

2. Sterilisasi kering (oven)

a. Steker dihubungkan pada sumber listrik.

b. Masukan sampel/bahan atau peralatan yang akan di

sterilisasi ke oven.

c. Oven dinyalakan dengan meneken tombol POWER pada

lampu hijau yang berada di samping tombol POWER

menyala dan muncul tampilan display.

d. Kipas dinyalakan dan atur kecepatan dengan memutar krop

yang berwarna biru.

e. Tekan tombol SCT atur temperature dengan cara menekan

tombol tanda panah ke atas untuk menaikan temperature

dan tombol tanda panah ke bawah untuk menurunkan

temperature.

f. Tunggu sampai temperature oven yang diinginkan tercapai

dan steril

g. Setelah temperature oven steril (angka yan tertera pada

layar PV telah sama dengan angka yang tertera pada layar

PV).

h. Untuk mengatur waktu lama penggunaan oven dilakukan

juga dengan cara menekan tombol SET kemudian atur


waktu dengan menekan tombol 2 tandan panah keatas dan

kebawah.

i. Setelah selesai tekan tombol POWER untuk mematikan

oven.

j. Steker dicabut dari sumber listrik.

k. Keluarkan sampel atau bahan / peralatan yang disterilisasi

l. Membersihkan alat dan meja kerja.

A. Prosedur kerja pengujian

a. pembuatan sampel

1. Ditimbang sejumlah sampel yang digunakan.

2. Buatlah sejumlah sampel dalam beberapa varian konsentrasi,

kemudian beri label sebagai pembeda dari tiap konsentrasi.

3. Dilarutkan sampel dengan aquadest menurut konsentrasinya

masing-masing.

4. Dikocok sampai homogen.

b. Pembuatan suspense bakteri uji

1. Diinokulasikan bakteri uji pada agar miring media NA, inkubasi

pada suhu 350 c-370 c selama 18-24 jam.

2. Diambil sebanyak 1 ose biakan bakteri yang telah diremajakan pada

media agar miring.


3. Pindahkan ke dalam tabung reaksi yang beridi larutan NaCl 0,9%

sebanyak 9 ml.

4. Dikocok hingga homogen.

c. Pengujian daya hambat

1. Disiapkan media NA steril yang telah dicairkan dan dibiarkan

suhunya hingga 50-60˚C kemudian tambahkan 1 ml suspensi

bakteri uji.

1. Dituang 15 ml inokula tersebut dengan mneggunakan spoit steril

dalam cawan petri sebagai lapisan 1 biarkan memadat

2. Dituang 5 ml media NA cair sebagai lapisan ke 2

3. Diletakkan Pipper Disk yang telah di rendam dalam pengenceran

sampel diatas permukaan lapisan ke 2 dengan menggunakan pinset

sambil ditekan secara perlahan agar dapat menyatu dengan

permukaan lapisan dan tidak merusak permukaan lapisan

4. Diatur jarak antara Pipper Disk satu dengan yang lainnya agar

tidak saling berhimpitan.

5. Diinkubasi suhu 35-37˚C selama 18-24 jam dalam incubator

6. Diamati zona bening yang terbentuk serta ukur diameter zona

hambatannya dengan menggunakan jangka sorong.


B. PADA PENGAMATAN UJI DAYA HAMBAT BAKTERI

konsentrasi Diameter daya hambat

AB CD EF

1% 2,35 2,45 2,51

2% 2,35 2,9 1,29

3% 2,15 2,55 1,27

%1

2,35−0,8 1,55
AB-ab = = = 0 775
2 2

2,35−0,8 1,55
CD-cd = = = 0,775
2 2

2,15−0,8 1,35
EF-ef = = = 0,675
2 2

0,775+0,775+0,675
Zona daya hambat = 3
= 0,74 mm

%2

2,45−0,8 1,65
AB-ab = = = 0,825
2 2

2,9−0,8 2,1
CD-cd = = 2 =1,05
2

2,55−0,8 1,75
EF-ef = = =0,875
2 2

0,825+1,05+0,875
Zon adaya hambat = 3

= 0,85 mm

%3

2,51−0,8 1,75
AB-ab = = =0,855
2 2

1,29−0,8 0,49
CD-cd = = =0,245
2 2

1,27−0,8 0,47
EF-ef = = =0,235
2 2

0,855+0,245+0,235
Zona daya hambat = 3

= 0,45 mm
VII. PEMBAHASAN

Praktikum kali ini yaitu uji daya hambat bakteri yang bertujuan untuk

mengetahui dan memahami cara dan prinsip pengujian daya hambat atau zat

terhadap bakteri dan sample antibiotic yaitu kloramfenikol.

Bakteri uji terlebih dahulu di isolasi pada NA miring. Prinsip pengujian agar

miring yaitu mengkuturksn satu jenis mikroorganisme secara murni pada agar

miring. Bakteri uji adalah eschericia coli yang merupakan golongan bakteri gram

negative.

Sample yang di gunakan adalah kloramfenikol yang memiliki mekanisme

kerja yaitu menghambat sintesis dinding sel sample kemudian di homogenisasi

dan di buat range konsentrasi yang berguna agar dapat di ketahui konsentrasi

hambat minimum yang efektif.

Uji daya hambat di lakukan dengan metode cylinder cup. Hasil pengamatan

menunjukan bahwa sample kloramfenikol bersifat menghambat atau bakteriostatik

oleh zona bening yang terbentuk di sekitar cylinder cup.

Pada hasil pengamatan di peroleh zona hambat pada rata-rata konsentrasi

1% yaitu 0,74 cm, pada konsentrasi 2% yaitu 0,85 cm dan pada konsentrasi 3%
yaitu 0,45 cm dan pada konsentrasi 1% yaitu konsentrasi KHM atau konsentrasi

hambat minimu

VIII. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil praktikum diperoleh :

1. Kloramfenikol bersifat bakteriostatik pada bakteri uji yaitu Escherichia

coli.

2. Konsentrasi hanmbat minimum adalah 1% ( KHM)


DAFTAR PUSTAKA

Pelczar, Michael J.1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta : UI Press

Pratiwi, Sylvia T. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Jakarta. Erlangga.

Ristiati, N, Putu. 2004. Metode MPN. Available @ejournal.litbang.depkes. go.id.

(Diakses pada tanggal 01 Juni 2015).


VI. HASIL PENGAMATAN

A. Gambar hasil Pengamatan

NO Gambar Keterangan

1. Media NA

2. Sampel kloramfenikol
+
Aquades

Biakan bakteri E-coli


3.
Varian konsentrasi sampel

4.

Cylinder cup yang


ditanam pada media agar
5.

Anda mungkin juga menyukai