B. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apa saja alat-alat yang terdapat di laboratorium mikrobiologi.
2. Untuk mengetahui cara kerja dari alat-alat yang terdapat di laboratorium
mikrobiologi.
C. Dasar Teori
Mikrobiologi merupakan suatu istilah luas yang berarti studi tentang organisme
hidup yang terlalu kecil untuk dapat dilihat dengan mata telanjang. Mikrobiologi
mencakup studi tentang bakteri (bakteriologi), virus (virulogi), khamir dan jamur
(mikologi), protozoa (protozoologi), beberapa ganggang, dan beberapa bentuk
kehidupan yang tidak sesuai untuk dimasukkan kedalam kelompok tersebut. Bentuk
kehidupan yang kecil seperti itu disebut mikroorganisme atau dalam bahasa sehari-
hari disebut mikroba (Volk, 1993).
F. Pembahasan
1. Autoklaf
Autoklaf adalah suatu alat pemanas tertutup yang digunakan untuk
mensterilkan suatu alat dan benda dengan menggunakan uap bersuhu dan
bertekanan tinggi biasanya suhu yang digunakan yaitu 121°C dan bertekanan 15
lbs. Jadi tekanan yang bekerja ke seluruh permukaan benda adalah 15 pon tiap
inchi2(15 Psi = 15 pounds per square inch) yang dilakukan selama kurang lebih 15
menit. Adanya penurunan tekanan pada autoklaf tidak dimaksudkan untuk
membunuh mikroorganisme, melainkan untuk meningkatkan suhu dalam autoklaf.
Dengan adanya suhu tinggi, akan menyebabkan mikroorganisme dapat terbunuh
atau mati.
Pada saat sumber panas dinyalakan, air yang ada di dalam autoklaf lama
kelamaan akan mendidih dan uap air yang terbentuk akan mendesak udara yang
mengisi autoklaf. Setelah semua udara dalam autoklaf diganti dengan uap air,
katup uap/udara ditutup sehingga tekanan udara dalam autoklaf naik. Pada saat
tercapai tekanan dan temperatur yang sesuai, maka proses strerilisasi dimulai dan
timer mulai menghitung waktu mundur. Setelah proses sterilisasi selesai, sumber
panas dimatikan dan tekanan dibiarkan turun perlahan hingga tercapai tekanan
normal (Anggari, Catur Putri, 2008).
Cara kerja
a. Periksa banyaknya air (aqua destilata) dalam autoclave. Air harus berada
pada batas yang ditentukan.
b. Apabila jumlah air kurang dari batas, tambahkan air (aqua destilata)
sampai batas.
c. Masukkan peralatan dan bahan yang akan disterilisasi.
d. Untuk botol bertutup ulir, tutup harus dikendorkan.
e. Tutup autoclave dengan rapat lalu kencangkan baut pengaman agar tidak
ada uap yang keluar dari bibir autoclave.
f. Hubungkan stop kontak dengan sumber tenaga.
g. Posisikan tombol power ke posisi ‘ON’.
h. Tunggu sampai air mendidih dan uapnya terdesak keluar dari klep
pengaman. Tutup klep pengaman.
i. Amati penanda tekanan, hitung waktu sterilisasi sejak tekanan mencapai
15 Psi (2 atm).
j. Tunggu proses sterilisasi selama 15 menit.
k. Tunggu tekanan dalam kompartemen turun hingga sama dengan tekanan
udara di lingkungan (jarum pada preisure gauge menunjuk ke angka nol).
l. Buka klep pengaman dan keluarkan isi autoclave dengan hati-hati.
m. Posisikan tombol power ke ‘OFF’.
n. Lepas stop kontak dari sumber tenaga.
2. Inkubator
Inkubator adalah alat untuk menginkubasi atau memeram mikroba pada suhu
yang terkontrol. Alat ini dilengkapi dengan pengatur suhu dan pengatur waktu.
Kisaran suhu untuk inkubator produksi Heraeus B5042 misalnya adalah 10-70°C.
Prinsip kerja inkubator yaitu mengubah energi listrik menjadi energi panas, dan
untuk inkubator yang sering digunakan di laboratorium biologi adalah inkubator
type heating (pemanas) .
Cara kerja
Water bath adalah peralatan laboratorium yang terbuat dari wadah berisi air
panas. Alat ini digunakan untuk menginkubasi sampel dalam air pada suhu
konstan selama periode waktu yang lama. Sebagian besar water bath memiliki
antarmuka digital atau analog untuk memungkinkan pengguna mengatur suhu
yang diinginkan, tapi beberapa water bath memiliki suhu yang dikontrol oleh arus
yang melewati sensor. Pemanfaatan water bath meliputi pemanasan reagen,
peleburan substrat atau inkubasi kultur sel. Prinsip kerjanya pada saat dingin
mensterilisasi steker dihidupkan, dipilih suhu (temperatur) yang diinginkan (jika
memungkinkan) dan atur.
Fungsi utama dari water bath adalah untuk menciptakan suhu konstan air di
kisaran 30-100°C, untuk kemudian digunakan pada proses pemanasan reagen
atau cairan lainnya. Beberapa contoh penerapannya seperti pemanasan reagen,
peleburan substrat, dan inkubasi sel kultur.
Cara Kerja
a. Buka penutup water bath dan isi dengan menggunakan air suling atau
aquadest. Sebisa mungkin hindari penggunaan air sumur atau air PDAM
untuk menghindari korosi pada chamber water bath. Pastikan mengisi
sesuai dengan kebutuhan, tidak kurang dan tidak juga berlebihan. Lihat
indikator penunjuk jumlah air pada sisi chamber water bath.
b. Tempatkan cairan yang akan di panaskan pada labu Erlenmeyer atau
tabung reaksi. Kemudian masukan kedalam chamber water bath, pastikan
labu Erlenmeyer terendam oleh air sekitar 1 atau 2 cm.
c. Hubungkan water bath ke sumber daya atau listrik, kemudian nyalakan
tombol power ke posisi on.
d. Lakukan pengaturan suhu sesuai dengan kebutuhan dan lakukan pula pada
pengaturan waktu pemanasan. Tekan tombol start dan biarkan proses
pemanasan berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
e. Setelah proses berakhir, tekan tombol stop, angkat labu Erlenmeyer
dengan menggunakan capit kayu atau alat safety laboratorium lainnya.
Hati-hati, mungkin saja suhu water bath panas dan bisa saja mengagetkan
anda.
f. Ulangi proses di nomor 2, 4 dan 5 jika ternyata ada banyak sample yang
perlu di panaskan.
g. Tambahkan air suling jika dirasa sudah melewati batas minimum.
h. Kosongkan water bath jika sudah tidak digunakan. Hati-hati ketika
membuang air dari pipa outlet, dikhawatirkan masih panas dan
membahayakan sekitar.
i. Matikan power dan cabut sumber daya pada water bath jika tidak
digunakan dalam waktu yang cukup lama. Tutup supaya chamber tetap
bersih.
4. Colony Counter
Cara kerja
Fungsi
a. Pipet tetes. Pipet tetes adalah pipet yang berfungsi untuk mengambil atau
memindahkan cairan dalam ukuran sangat kecil, tetesan demi tetesan.
b. Pipet ukur mempunyai fungsi yang sama, yaitu memindahkan atau
mengambil cairan dari satu wadah ke wadah lainnya. Biasanya cairan
yang diambil berupa zat kimia.
c. Pipet Volume. Dari bentuknya, pipet jenis ini sangat berbeda dengan pipet
jenis lainnya. Karena, pada bagian tengahnya terdapat gelembung.
Keakuratan volumenya pun lebih tinggi pipet jenis ini. Biasanya, pipet
volume digunakan untuk pengambilan cairan bersifat kuantitatif.
d. Pipet buret. Pipet ini hampir sama dengan pipet lainnya, baik bentuk,
fungsi, maupun cara menggunakannya. Hanya saja, pipet ini lebih
dikhususkan untuk mengambil cairan hasil titrasi dengan ukuran tertentu.
e. Mikropipet. Keistimewaan dari mikropipet ini adalah keakurasiannya
meskipun digunakan untuk memindahkan cairan dalam jumlah sangat
sedikit, bahkan hingga di bawah 1 ml sekalipun.
Cawan petri atau istilah lainnya petri dish merupakan peralatan dasar di
laboratorium mikrobiologi. Cawan petri merupakan wadah yang berfungsi
untuk kegiatan isolasi, pemurnian dan membiakkan (kultivasi)
mikroorganisme. Cawan petri terdiri dari berbagai ukuran diameter. Cawan
dengan diameter 15 cm dapat menampung media sebanyak 15-20 ml,
sedangkan cawan berdiameter 9 cm dapat diisi media sebanyak 10 ml.
Fungsi dari alat cawan perti sebagai alat jaringan yang dapat ditempatkan
dalam mikroskop untuk melakukan analisis dengan tujuan eksperimental
secara dasar dan dapat juga untuk menghilangkan cairan atau mengeringkan
cairan. Sebagai alat yang dapat dihancurkan setelah dibuang untuk kultur
bakteri pada saat digunakan untuk kultur sel sehingga dapat melakukan nya
dengan media pertumbuhan dari berbagai nutrisi. Alat cawan perti dan alat nya
juga terbuat dari plastik atau tutupnya dan selalu digunakan berpasangan yang
akan digunakan sebagai wadah untuk memeriksa dari bahan kimia dan
membudidayakan bakteri.
Cara Kerja
a. Sebelum digunakan, pastikan cawan petri dalam kondisi bersih dan bebas
dari spesi lainnya yang dapat mengganggu perkembangan
mikroorganisme.
b. Setelah itu, kita masukkan media. Misalkan akan mengamati pertumbuhan
bakteri, maka media agar kita isikan ke dalam cawan petri.
c. Langkah selanjutnya adalah menyimpan cawan petri ke dalam refrigrafor.
d. Kemudian, kita ambil sampel dari mikroorganisme yang akan diamati dan
ditempatkan secara perlahan ke dalam media kultur. Ketika meletakkan,
jangan menekan terlalu kuat karena akan menyebabkan pecahnya media
kultur.
e. Setelah tahap meletakkan mikroorganisme selesai, maka cawan petri
selanjutnya ditutup dan ditempatkan pada suhu sekitar 37ºC selama
beberapa hari dan dibiarkan tumbuh.
f. Beberapa hari kemudian, sampel yang ada dalam cawan petri akan
tumbuh dan siap digunakan untuk penelitian.
c. Gelas Ukur
Silinder gelas berskala untuk mengukur volume larutan atau zat cair dengan
tepat. Standar deviasinya kira-kira 1% dari volume yang sebenarnya. Gelas
ukur bermulut lebar dan bercucuk, lebar mulut sama dengan lebar alasnya.
Prinsip kerja dari gelas ukur adalah mengukur larutan kimia secara tidak teliti
atau istilah lainnya tidak memerlukan ketelitian yang tinggi, serta tidak masuk
dalam perhitungan. Gelas ukur tidak boleh dipanaskan, karena ketika gelas
ukur dipanaskan akan mengakibatkan ketelitian dari gelas ukur menurun. Jadi
hindari memanaskan larutan atau carian dengan gelas ukur.
d. Beaker Glass
e. Kaca Preparat
f. Erlenmeyer Buchner
7. Mikroskop
Mikroskop adalah alat optik yang terdiri atas susunan beberapa lensa
pembesar yang digunakan untuk melihat benda, jasad renik, mikroorganisme,
atau bagian tubuh makhluk hidup yang berukuran sangat kecil yang tidak dapat
dilihat menggunakan mata telanjang. Mikroskop berfungsi untuk membesarkan
benda sehingga membantu dalam pengamatan atau melihat benda kecil.
Mikroskop pertama dibuat oleh Antonio Van Leeuwenhoek, mikroskop ini
awalnya masih sangat sederhana namun pada saat sekarang mikroskop jauh lebih
modern dan sudah mempunyai tingkat ketelitian dan akurasi yang tinggi.
Mikroskop secara umum tersusun atas beberapa bagian, diantaranya:
a. Lensa okuler, lensa yang berfungsi untuk memebentuk bayangan maya,
tegak dan diperbesar
b. Lensa objektif, untuk membentuk bayangan nyata
c. Makrometer (pemutar kasar), berfunngsi untuk menaikan dan menurunkan
mikroskop secara cepat
d. Mikrometer (pemutar halus), berfungsi menaik turunkan mikroskop secara
lambat
e. Revolver, untuk mengatur perbesaran lensa objektif dengan cara
memutarnya
f. Diafragma, mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk
g. Meja mikroskop, tempat objek yang akan diamati
h. Penjepit kaca, untuk menjepit kaca yang terbuat dari plastic
i. Lengan mikroskop, sebagai pegagang pada mikroskop
j. Sendi inklinasi (pengatur sudut), untuk mengatur sudut atau pengatur
tegaknya mikroskop
k. Tabung mikroskop, berfungsi untuk menghubungkan antara lensa lensa
objektif dan lensa okuler
l. Pemutar
1) Pemutar kasar, berfungsi untuk menggerakkan tabung dengan
penggeser berat dan mengatur jarak objek dengan lensa sehingga
diperoleh bayangan yang jelas
2) Pemutar halus, berfungsi untuk mengatur tabung dengan penggesaran
kecil, sehingga focus lebih tepat dan kita amati nampak lebih jelas.
Prinsip kerja atau cara kerja mikroskop secara sederhana adalah lensa
objektif akan membentuk bayangan benda yang bersifat nyata, terbalik, dan
diperbesar. Bayangan benda oleh lensa objektif akan ditangkap sebagai benda
oleh lensa okuler. Bayangan inilah yang tampak oleh mata.
Pada mikroskop, objek yang akan diamati harus diletakkan di depan lensa
objektif pada jarak antara fob dan 2fob sehingga bayangannya akan terbentuk pada
jarak lebih besar dari 2fob di belakang lensa objektif dengan sifat nyata dan
terbalik. Bayangan pada lensa objektif dipandang sebagai objek oleh lensa okuler
dan terbentuklah bayangan pada lensa okuler.
Agar bayangan pada lensa okuler dapat dilihat atau diamati oleh mata,
bayangan ini harus berada di depan lensa okuler dan bersifat maya. Hal ini dapat
terjadi jika bayangan pada lensa objektif jatuh pada jarak kurang dari f ok dari
lensa okuler. Proses terbentuknya bayangan pada mikroskop, seperti yang
diperlihatkan pada gambar di bawah ini. Dari gambar ini, terlihat bahwa
bayangan akhir yang dibentuk oleh mikroskop bersifat maya, terbalik, dan
diperbesar.
Macam-macam mikroskop:
a. Mikroskop cahaya
b. Mikroskop elektron
c. Mikroskop stereo
e. Mikroskop pender
Ose/jarum merupakan jarum inokulasi yang terbuat dari kawat nichrome atau
platinum, digunakan untuk menginokulasi mikroba dari suatu media ke media
lainnya. Jarum inokulasi terbuat dalam dua bentuk yaitu bentuk ujung jarum yang
berbentuk lingkaran (loop) dan disebut ose atau inoculating loop/transfer loop,
dan yang berbentuk lurus disebut inoculating needle/Transfer needle. Bentuk
jarum ose (inoculating loop) digunakan untuk melakukan streak di permukaan
agar, sedangkan inoculating needle digunakan untuk inokulasi secara tusukan
pada agar tegak (stab inoculating). Jarum inokulum berfungsi untuk
memindahkan biakan mikroorganisme untuk ditanam/ditumbuhkan ke media
baru. Cara menggunakan jarum inakulasi adalah dengan menyentuhkan jarum
pada bagian mikroba kemudian menggosokkannya pada kaca preparat untuk
diamati.
9. Hot Plate
Hot plate adalah kompor tanam meja portabel kecil yang dilengkapi satu atau
lebih elemen pemanas dan digunakan di laboratorium untuk melakukan reaksi
kimia, memanaskan sampel, dan untuk berbagai aktivitas lainnya. Prinsip
kerja hot plate didasarkan pada proses perubahan energi listrik menjadi energi
panas yang terjadi pada alas hot plate yang merupakan sebuah konduktor. Jadi,
energi listrik yang berasal dari listrik yang mengalir ke hot plate akan diubah
menjadi energi panas pada alas/lempeng hot plate. Hal ini yang menyebabkan hot
plate menjadi panas. Kemudian sebagian besar hot plate dilengkapi
dengan magnetic stirrer. Fungsinya adalah untuk melakukan pengadukan dengan
menggunakan stirrer bar yang dicelupkan pada sampel.
b. Pengatur stirrer
c. Pengatur Suhu
d. Display Suhu
a. Kepala Vortex
b. Badan Alat
Pada bagian ini, terdapat tombol power dan knob pengatur kecepatan,
beberapa vortex juga dilengkapi dengan knob pengatur waktu getar.
Kedua knob tersebut dapat membantu proses homogenasi sehingga
prosesnya dapat berlangsung secara optimal.
Prinsip kerja vortex meter adalah instrumennya tersusun atas motor mesin
yang dialiri listrik dan memiliki poros penggerak. Poros tersebut akan begerak
vertikal saat alat dinyalakan. Untuk menampung sampel, alat ini memanfaatkan
potongan karet yang dipasang sedikit di luar pusat alat. Potongan karet tersebut
kemudian akan ikut bergerak karena poros penggerak pada motor mesin. Motor
mesin berosilasi dengan karet dalam gerakan melingkar yang sangat cepat.
Gerakan ini kemudian akan menciptakan pusaran pada cairan. Pusaran tersebut
akan menyatukan zat-zat yang sebelumnya terpisah hingga molekulnya
terseragamkan.
12. Desikator
Desikator laboratorium adalah panci/wadah yang terbuat dari bahan
kaca/gelas yang tersusun berfungsi menghilangkan air dan kristal hasil
pemurnian. Alat ini mengandung zat pengering yang berfungsi mengeringkan zat-
zat lainnya. Zat pengering yang terdapat pada desikator ialah asam sulfat pekat,
kalsium klorida atau gel silika yang dapat juga menyimpan zat.
Bagian dari desikator terdiri atas tutup panci desikator dan badan desikator.
Pada bagian badan desikator terbagi menjadi bagian bawah dan bagian atas. Pada
bagian bawah desikator digunakan untuk penyimpanan gel silika, sedangkan
bagian atas untuk sampel. Di antara bagian atas dan bagian bawah badan
desikator terdapat saringan porselen sebagai penyanggah. Sedangkan diantara
tutup desikator dengan badan desikator terdapat lapisan vaselin yang berfungsi
membuat desikator kedap udara. Gel silika yang digunakan pada desikator
berbentuk kristal, yang berfungsi untuk mengeringkan dan menyerap air atau
mengatur kelembaban desikator. Gel silika yang berwarna biru dapat menyerap
uap air dengan baik, sedangkan gel silika jenuh akan berubah warna menjadi
merah muda. Gel silika jenuh dapat diubah kembali menjadi aktif dengan cara
dipanaskan pada oven dengan suhu 110 derajat Celsius sehingga berubah menjadi
biru kembali.
Lampu spiritus merupakan salah satu alat yang berfungsi untuk menciptakan
kondisi yang steril. Api yang menyala dapat membuat aliran udara karena oksigen
dikonsumsi dari bawah dan diharapkan kontaminan ikut terbakar dalam pola
aliran udara tersebut. Untuk sterilisasi jarum ose atau yang lain, bagian api yang
paling cocok untuk memijarkannya adalah bagian api yang berwarna biru (paling
panas). Perubahan Bunsen dapat menggunakan bahan bakar gas atau metanol
(Periadnadi dkk., 2015).
15. Spreader/Batang L
Spreader atau Batang L berfungsi dalam isolasi dan pembiakan mikroba yaitu
untuk menyebarkan cairan di permukaan media supaya mikroba yang tersuspensi
dalam cairan tersebut tersebar merata. Batang L merupakan salah satu alat yang
terbuat dari gelas. Seperti kebanyakan peralatan gelas laboratorium lainnya,
batang L terbuat dari borosilikat.
a. Ambil tabung reaksi yang mengandung kultur murni bakteri, buka dan
bakar leher tabung,
b. Pindahkan kultur bakteri secara aseptis ke permukaan media dalam cawan
petri,
c. Bakar spreader yang sebelumnya telah dicelupkan dalam alkohol, biarkan
dingin (jika batang spreader terbuat dari plastik, jangan lakukan
pembakaran),
d. Tebarkan/sebarkan kultur bakteri dengan spreader secara merata dan
biarkan sampai permukaan agar mengering
e. Setelah permukaan agak mengering, selanjutnya inkubasikan secara
terbalik selama 24 jam pada suhu kamar dan amati pertumbuhannya
G. Pengamatan
1. Autoklaf
2. Inkubator
3. Water Bath
4. Colony Counter
5. Sentrifugator
b. Cawan Petri
c. Gelas Ukur
d. Beaker Glass
e. Kaca Preparat
f. Erlenmeyer Buchner
7. Mikroskop
8. Jarum Inokulasi
9. Hot Plate
15. Spreader/Batang L
H. Kesimpulan
Dalam kegiatan pengamatan alat laboratorium Mikrobiologi ini telah dilakukan
pada autoklaf, inkubator, alat-alat gelas, koloni counter, hot plate, vortex, magnet
sterrer, sprider/batang L, waterbat, pipet, cawan petri, pengaduk L, sentrifugator,
mikroskop, jarum enokulasi, desikator, rak tabung reaksi, serta lampu spiritus. Hal ini
menunjukkan adanya berbagai jenis alat di laboratorium dengan fungsinya masing-
masing. Selain itu, pada setiap laboratorium juga memiliki alat-alat yang di khususkan
dalam melakukan penelitian tertentu sesuai dengan jenis laboratorium.
Aulanni’am. 2012. Intruksi Kerja Pemakaian Alat Colony Counter. Malang: Universitas
Brawijaya.
Aulanni’am. 2012. Intruksi Kerja Pemakaian Alat Sentrifugasi. Malang: Universitas
Brawijaya.
Barsoum, N. & Moidi, I. F. B. (2014). DC Motor Speed Control Using SMS Application.
Intelligent Control and Automation, 5, 205-212.
Faisal, H., Wildian & Yusfi, M. (2013). Rancang Bangun Magnetik Stirrer berbasis
Mikrokontroler AT89S52 dengan Pengaturan Waktu Melalui Keypad. Jurnal
Fisika Unand, 2(3), 148-154.
https://www.youtube.com/watch?v=B-_rLfIcfKE
https://www.youtube.com/watch?v=DUW01WWQ2EE
https://www.youtube.com/watch?v=kNWXe9iKdgI
https://www.youtube.com/watch?v=WaQvA0zPPeE
https://youtu.be/1KZ_zfZsKUg
https://youtu.be/2cRUOtlt3QU
https://youtu.be/7iCYEy2uTkI
https://youtu.be/fFrsA38oJUs
https://youtu.be/hEe5vpn74B4
https://youtu.be/hORVvugojxM
https://youtu.be/L9i32H6jwlM
https://youtu.be/mUVZrKEyyvI
https://youtu.be/nPc3oMJSV4w
https://youtu.be/og234DQZie0
https://youtu.be/pQIg2Tj8-Rw penggunakerj
https://youtu.be/Rye6DfMv66Q
https://youtu.be/veZISVJa_Eo
https://youtu.be/vF_uCxYH_s0
https://youtu.be/y_sCj01WmZU
https://youtu.be/ySuRV54TjPI
Junaidi. (2013). Komputerisasi Alat Ukur V-R Meter untuk Karakterisasi Sensor Gas
Terkalibrasi NI DAQ BNC-2110. Jurnal Teori dan Aplikasi Fisika, 1(1), 59-64.
1. Autoklaf
2. Inkubator
3. Water Bath
4. Colony Counter
5. Sentrifugator
b. Cawan Petri
c. Gelas Ukur
d. Beaker Glass
e. Kaca Preparat
f. Erlenmeyer Buchner
7. Mikroskop
a. Mikroskop cahaya
b. Mikroskop elektron
c. Mikroskop stereo
d. Mikroskop fase kontras
e. Mikroskop pender
8. Jarum Inokulasi
9. Hot Plate
10. Vortex Mixer
12. Desikator
13. Rak Tabung Reaksi
15. Spreader/Batang L