Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGENALAN ALAT ALAT LABORATORIUM MIKROBIOLOGI

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Mikrobiologi


Yang diampu oleh Ibu Sitoresmi Prabaningtyas, S.Si., M.Si.

Kelompok 7/ Offering C-C 2020


1. Aisha Yoga Meylistia 200341617250
2. Aziza Inta Hidayat 200341617273
3. Elfina Dewi Masita 200341617213
4. Nanda Sabila Firdausita 200341617276

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN BIOLOGI
SEPTEMBER 2021
A. Topik

Pengenalan alat-alat pada laboratorium mikrobiologi.

B. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apa saja alat-alat yang terdapat di laboratorium mikrobiologi.
2. Untuk mengetahui cara kerja dari alat-alat yang terdapat di laboratorium
mikrobiologi.
C. Dasar Teori

Mikrobiologi merupakan suatu istilah luas yang berarti studi tentang organisme
hidup yang terlalu kecil untuk dapat dilihat dengan mata telanjang. Mikrobiologi
mencakup studi tentang bakteri (bakteriologi), virus (virulogi), khamir dan jamur
(mikologi), protozoa (protozoologi), beberapa ganggang, dan beberapa bentuk
kehidupan yang tidak sesuai untuk dimasukkan kedalam kelompok tersebut. Bentuk
kehidupan yang kecil seperti itu disebut mikroorganisme atau dalam bahasa sehari-
hari disebut mikroba (Volk, 1993).

Membahas tentang mikrobiologi tentu saja tidak akan terlepas dengan


laboratorium serta praktikum yang ada didalamnya. Dalam sebuah praktikum,
praktikan diwajibkan mengenal dan memahami cara kerja serta fungsi dari alat-alat
yang ada di laboratorium. Selain untuk menghindari kecelakaan dan bahaya, dengan
memahami hal tersebut praktikan dapat melaksanakan praktikum dengan sempurna.
Pengenalan alat-alat ini meliputi macam-macam alat, mengetahui nama-namanya,
memahami bentuk, fungsi, seta cara kerja alat-alat tersebut. Setiap alat dirancang atau
dibuat dengan bahan-bahan yang berbeda satu sama lain dan mempunyai fungsi yang
sangat spesifik.

Laboratorium mikrobiologi mempunyai banyak alat yang dapat menunjang


kelancaran praktikum yang dilaksanakan. Namun, terdapat alat-alat khusus yang
hanya dimiliki oleh laboratorium mikrobiologi saja. Alat-alat tersebut diantaranya
adalah jarum inokulasi, autoklaf, inkubator, alat-alat gelas, colony counter, vortex
mixer, spreader, water bath, dan masih banyak lagi yang lainnya.
D. Prosedur Kerja

Mencari alat-alat yang terdapat pada laboratorium


mikrobiologi pada media internet.

Mengamati bentuk dan mencari tahu fungsi dari


alat-alat yang terdapat pada laboratorium
mikrobiologi.

Mencatat nama serta fungsi dari alat-alat yang


terdapat pada laboratorium mikrobiologi.

E. Alat dan Bahan


1. Autoklaf
2. Inkubator
3. Water Bath
4. Colony Counter
5. Sentrifugator
6. Alat Alat Gelas
a. Pipet
b. Cawan Petri
c. Gelas Ukur
d. Beaker Glass
e. Kaca Preparat
f. Erlenmeyer Buchner
7. Mikroskop
8. Jarum Inokulasi
9. Hot Plate
10. Vortex Mixer
11. Magnetic Stirrer
12. Desikator
13. Rak Tabung Reaksi
14. Lampu Spritus/Pembakar Bunsen
15. Spreader/Batang L

F. Pembahasan
1. Autoklaf
Autoklaf adalah suatu alat pemanas tertutup yang digunakan untuk
mensterilkan suatu alat dan benda dengan menggunakan uap bersuhu dan
bertekanan tinggi biasanya suhu yang digunakan yaitu 121°C dan bertekanan 15
lbs. Jadi tekanan yang bekerja ke seluruh permukaan benda adalah 15 pon tiap
inchi2(15 Psi = 15 pounds per square inch) yang dilakukan selama kurang lebih 15
menit. Adanya penurunan tekanan pada autoklaf tidak dimaksudkan untuk
membunuh mikroorganisme, melainkan untuk meningkatkan suhu dalam autoklaf.
Dengan adanya suhu tinggi, akan menyebabkan mikroorganisme dapat terbunuh
atau mati.

Pada prinsipnya, sterilisasi autoklaf menggunakan panas dan tekanan dari


uap air. Biasanya untuk mensterilkan media menggunakan temperatur 121°C
dengan tekanan 2 bar selama 15 menit. Alasan mengapa digunakan temperatur
121°C karena pada saat itu menunjukkan tekanan 2 bar yang akan membantu
membunuh mikroorganisme dalam suatu benda. Untuk tekanan pada atmosfer
pada ketinggian di permukaan laut air mendidih pada temperatur 100°C,
sedangkan autoklaf yang diletakkan pada ketinggian yang sama, menggunakan
tekanan 2 bar maka air akan mendidih pada temperatur 121°C.

Pada saat sumber panas dinyalakan, air yang ada di dalam autoklaf lama
kelamaan akan mendidih dan uap air yang terbentuk akan mendesak udara yang
mengisi autoklaf. Setelah semua udara dalam autoklaf diganti dengan uap air,
katup uap/udara ditutup sehingga tekanan udara dalam autoklaf naik. Pada saat
tercapai tekanan dan temperatur yang sesuai, maka proses strerilisasi dimulai dan
timer mulai menghitung waktu mundur. Setelah proses sterilisasi selesai, sumber
panas dimatikan dan tekanan dibiarkan turun perlahan hingga tercapai tekanan
normal (Anggari, Catur Putri, 2008).

Cara kerja

a. Periksa banyaknya air (aqua destilata) dalam autoclave. Air harus berada
pada batas yang ditentukan.
b. Apabila jumlah air kurang dari batas, tambahkan air (aqua destilata)
sampai batas.
c. Masukkan peralatan dan bahan yang akan disterilisasi.
d. Untuk botol bertutup ulir, tutup harus dikendorkan.
e. Tutup autoclave dengan rapat lalu kencangkan baut pengaman agar tidak
ada uap yang keluar dari bibir autoclave.
f. Hubungkan stop kontak dengan sumber tenaga.
g. Posisikan tombol power ke posisi ‘ON’.
h. Tunggu sampai air mendidih dan uapnya terdesak keluar dari klep
pengaman. Tutup klep pengaman.
i. Amati penanda tekanan, hitung waktu sterilisasi sejak tekanan mencapai
15 Psi (2 atm).
j. Tunggu proses sterilisasi selama 15 menit.
k. Tunggu tekanan dalam kompartemen turun hingga sama dengan tekanan
udara di lingkungan (jarum pada preisure gauge menunjuk ke angka nol).
l. Buka klep pengaman dan keluarkan isi autoclave dengan hati-hati.
m. Posisikan tombol power ke ‘OFF’.
n. Lepas stop kontak dari sumber tenaga.
2. Inkubator

Inkubator adalah alat untuk menginkubasi atau memeram mikroba pada suhu
yang terkontrol. Alat ini dilengkapi dengan pengatur suhu dan pengatur waktu.
Kisaran suhu untuk inkubator produksi Heraeus B5042 misalnya adalah 10-70°C.
Prinsip kerja inkubator yaitu mengubah energi listrik menjadi energi panas, dan
untuk inkubator yang sering digunakan di laboratorium biologi adalah inkubator
type heating (pemanas) .

Fungsi inkubator untuk menumbuhkan kultur mikroba atau kultur sel,


digunakan untuk memelihara kultur organisme yang akan digunakan nantinya,
meningkatkan laju pertumbuhan organisme, memiliki laju pertumbuhan yang
berkepanjangan di lingkungan alam, untuk reproduksi koloni mikroba dan
penentuan kebutuhan oksigen biokimia selanjutnya, untuk pengembangbiakan
serangga dan penetasan telur di zoologi, dan menyediakan kondisi terkontrol
untuk penyimpanan sampel sebelum diproses di laboratorium.

Cara kerja

a. Hubungkan kabel power ke stop kontak.


b. Nyalakan alat
c. Atur suhu dalam inkubator dengan menekan tombol set.
d. Sambil menekan tombol set, putarlah tombol di sebelah kanan atas tombol
set hingga mencapai suhu yang di inginkan.
e. Setelah suhu yang diinginkan selesai diatur, lepaskan tombol set.
Inkubator akan menyesuaikan setingan suhu secara otomatis setelah
beberapa menit.
f. Siapkan sampel (kultur mikroorganisme) yang akan diinkubasikan,
kemudian letakan dalam rak yang terdapat dalam inkubator tersebut.
g. Kemudian masukkan media pembiakan berisi mikroorganisme (sampel
kultur) yang akan mau di inkubasi. Jika menggunakan cawan petri, maka
bungkus dengan kertas terlebih dahulu.
h. Supaya asepti gunakan larutan seperti alkohol ketika bekerja dengan
bakteri dan jasad renik lainnya. Hal ini perlu untuk mencegah terjadinya
kontaminasi silang.
i. Ketika anda sudah benar-benar selesai melakukan inkubasi kultur anda,
maka matikan alat lab ini dengan menekan tombol POWER ke posisi
OFF.
j. Putuskan sambungan arus listrik dengan cara mencabut kabel power yang
menempel pada sumber daya listrik (PLN atau yang lainnya).
3. Water Bath

Water bath adalah peralatan laboratorium yang terbuat dari wadah berisi air
panas. Alat ini digunakan untuk menginkubasi sampel dalam air pada suhu
konstan selama periode waktu yang lama. Sebagian besar water bath memiliki
antarmuka digital atau analog untuk memungkinkan pengguna mengatur suhu
yang diinginkan, tapi beberapa water bath memiliki suhu yang dikontrol oleh arus
yang melewati sensor. Pemanfaatan water bath meliputi pemanasan reagen,
peleburan substrat atau inkubasi kultur sel. Prinsip kerjanya pada saat dingin
mensterilisasi steker dihidupkan, dipilih suhu (temperatur) yang diinginkan (jika
memungkinkan) dan atur.

Fungsi utama dari water bath adalah untuk menciptakan suhu konstan air di
kisaran 30-100°C, untuk kemudian digunakan pada proses pemanasan reagen
atau cairan lainnya. Beberapa contoh penerapannya seperti pemanasan reagen,
peleburan substrat, dan inkubasi sel kultur.

Cara Kerja

a. Buka penutup water bath dan isi dengan menggunakan air suling atau
aquadest. Sebisa mungkin hindari penggunaan air sumur atau air PDAM
untuk menghindari korosi pada chamber water bath. Pastikan mengisi
sesuai dengan kebutuhan, tidak kurang dan tidak juga berlebihan. Lihat
indikator penunjuk jumlah air pada sisi chamber water bath.
b. Tempatkan cairan yang akan di panaskan pada labu Erlenmeyer atau
tabung reaksi. Kemudian masukan kedalam chamber water bath, pastikan
labu Erlenmeyer terendam oleh air sekitar 1 atau 2 cm.
c. Hubungkan water bath ke sumber daya atau listrik, kemudian nyalakan
tombol power ke posisi on.
d. Lakukan pengaturan suhu sesuai dengan kebutuhan dan lakukan pula pada
pengaturan waktu pemanasan. Tekan tombol start dan biarkan proses
pemanasan berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
e. Setelah proses berakhir, tekan tombol stop, angkat labu Erlenmeyer
dengan menggunakan capit kayu atau alat safety laboratorium lainnya.
Hati-hati, mungkin saja suhu water bath panas dan bisa saja mengagetkan
anda.
f. Ulangi proses di nomor 2, 4 dan 5 jika ternyata ada banyak sample yang
perlu di panaskan.
g. Tambahkan air suling jika dirasa sudah melewati batas minimum.
h. Kosongkan water bath jika sudah tidak digunakan. Hati-hati ketika
membuang air dari pipa outlet, dikhawatirkan masih panas dan
membahayakan sekitar.
i. Matikan power dan cabut sumber daya pada water bath jika tidak
digunakan dalam waktu yang cukup lama. Tutup supaya chamber tetap
bersih.
4. Colony Counter

Alat ini berguna untuk mempermudah penghitungan koloni yang tumbuh


setelah diinkubasi di dalam cawan karena adanya kaca pembesar. Selain itu, alat
tersebut dilengkapi dengan skala/kuadran yang sangat berguna untuk pengamatan
pertumbuhan koloni yang sangat banyak. Jumlah koloni pada cawan Petri dapat
ditandai dan dihitung secara otomatis yang dapat di-reset.

Cara kerja

a. Hubungkan stop kontak dengan sumber tenaga.


b. Nyalakan alat dengan menekan tombol ‘ON’.
c. Reset jumlah perhitungan hingga menunjuk angka ‘0’.
d. Letakkan cawan petri yang berisi koloni bakteri yang akan dihitung di atas
meja yang dilengkapi dengan skala.
e. Tandai koloni dengan mengarahkan pulpen ke meja skala.
f. Hitung koloni bakteri yang terpisah.
g. Lihat koloni dengan bantuan kaca pembesar. 8. Matikan alat dengan
menekan tombol ‘OFF’.
5. Sentrifugator

Alat sentrifugasi merupakan alat pemisah yang digunakan untuk memisahkan


campuran yang tidak saling larut akibat gaya sentrifugal. Ketika melakukan
percobaan di laboratorium, sering kali terdapat prosedur pemisahan campuran.
Salah satunya adalah sentrifugasi.

Pada proses pemisahan campuran di laboratorium dengan alat sentrifugasi


dapat digunakan contonya pada pemisahan protein-protein dalam sampel,
pemisahan selulosa, sukrosa, bahkan pemisahan lemak pada susu. Saat
disentrifugasi lemak dapat terpisah sehingga diperoleh susu skim dan dihasilkan
susu dengan kadar lemak yang rendah.
Pemisahan sentrifugasi menggunakan prinsip yaitu objek diputar secara
horizontal pada jarak tertentu. Apabila objek berotasi di dalam tabung atau
silinder yang berisi campuran cairan dan partakel maka campuran tersebut dapat
bergerak menuju pusat rotasi, namun hal tersebut tidak terjadi karena adanya gaya
yang berlawanan yang menuju kearah dinding luar silinder atau tabung, gaya
tersebut disebut gaya sentrifugasi. Gaya inilah yang menyebabkan partikel-
partikel menuju dinding tabung dan terakumulasi membentuk endapan.

Fungsi

a. Pemisahan padat-cair, padat-cair-cair, padat-padat-cair


b. Klasifikasi urutan berdasarkan ukuran dan densitas
c. Menghilangkan partikel kebesaran dan asing (degritting)
d. Penebalan atau menghapus konsentrasi cair
e. Pemisahan kotoran dengan mencuci atau pengenceran (repulping)
Cara kerja

a. Sambungkan stop kontak ke stavolt bersumber arus 220 Volt.


b. Tekan tombol untuk membuka penutup alat.
c. Cek kebersihan bagian dalam alat.
d. Masukan sampel ke dalam tabung dengan volume yang sama antar tiap-
tiap tabung
e. Masukkan tabung yang telah diisi dengan sampel ke dalam sentrifuge
sebanyak 2/4/6/12 buah.
f. Tutup kembali sentrifuge.
g. Tekan tombol kecepatan yang diinginkan (rpm).
h. Tekan tombol waktu yang diinginkan (menit).
i. Tunggu sampai sentrifuge benar-benar berhenti, baru sampel bisa
dikeluarkan.
j. Setelah pemakain pertama, istirahatkan alat 15 menit baru kemudian
dipakai untuk pemakaian kedua.
k. Matikan tombol power.
6. Alat Alat Gelas
a. Pipet
Pipet adalah salah satu alat laboratorium yang pada umumnya digunakan
untuk mengambil cairan dalam skala tetesan kecil. Dengan alat ini, meskipun
cairan yang diambil sangat sedikit, ukuran yang didapat sangat akurat. Bentuk
dari pipet ini pada umumnya tabung kecil dan panjang seperti pensil, dengan
ujung bawahnya meruncing dan ujung atasnya tertutupi karet. Karet ini
berfungsi untuk menyedot cairan yang akan diambil hingga masuk ke dalam
pipet. Untuk bahannya, ada dua bahan yang biasa digunakan untuk pembuatan
pipet, yaitu kaca dan plastik.

Berdasarkan fungsinya, pipet dibagi menjadi banyak macam yaitu :

a. Pipet tetes. Pipet tetes adalah pipet yang berfungsi untuk mengambil atau
memindahkan cairan dalam ukuran sangat kecil, tetesan demi tetesan.
b. Pipet ukur mempunyai fungsi yang sama, yaitu memindahkan atau
mengambil cairan dari satu wadah ke wadah lainnya. Biasanya cairan
yang diambil berupa zat kimia.
c. Pipet Volume. Dari bentuknya, pipet jenis ini sangat berbeda dengan pipet
jenis lainnya. Karena, pada bagian tengahnya terdapat gelembung.
Keakuratan volumenya pun lebih tinggi pipet jenis ini. Biasanya, pipet
volume digunakan untuk pengambilan cairan bersifat kuantitatif.
d. Pipet buret. Pipet ini hampir sama dengan pipet lainnya, baik bentuk,
fungsi, maupun cara menggunakannya. Hanya saja, pipet ini lebih
dikhususkan untuk mengambil cairan hasil titrasi dengan ukuran tertentu.
e. Mikropipet. Keistimewaan dari mikropipet ini adalah keakurasiannya
meskipun digunakan untuk memindahkan cairan dalam jumlah sangat
sedikit, bahkan hingga di bawah 1 ml sekalipun.

Cara Kerja pipet tetes


a. Sebelum menggunakan pipet kita harus pastikan bahwa kondisi pipet
dalam keadaan kering dan bersih.
b. Tekan karet pipet dibagian atas.
c. Kemudian masukkan ujung pipet kedalam larutan / reagen yang akan
diambil.
d. Lepaskan karet penghisap dibagian atas saat ujung pipet sudah berada di
dalam larutan / reagen.
e. Angkat pipet, kemudian keluarkan perlahan dengan cara menekan kembali
karet sesuai yang dibutuhkan, larutan / reagen akan keluar perlahan berupa
tetesan.
b. Cawan Petri

Cawan petri atau istilah lainnya petri dish merupakan peralatan dasar di
laboratorium mikrobiologi. Cawan petri merupakan wadah yang berfungsi
untuk kegiatan isolasi, pemurnian dan membiakkan (kultivasi)
mikroorganisme. Cawan petri terdiri dari berbagai ukuran diameter. Cawan
dengan diameter 15 cm dapat menampung media sebanyak 15-20 ml,
sedangkan cawan berdiameter 9 cm dapat diisi media sebanyak 10 ml.

Fungsi dari alat cawan perti sebagai alat jaringan yang dapat ditempatkan
dalam mikroskop untuk melakukan analisis dengan tujuan eksperimental
secara dasar dan dapat juga untuk menghilangkan cairan atau mengeringkan
cairan. Sebagai alat yang dapat dihancurkan setelah dibuang untuk kultur
bakteri pada saat digunakan untuk kultur sel sehingga dapat melakukan nya
dengan media pertumbuhan dari berbagai nutrisi. Alat cawan perti dan alat nya
juga terbuat dari plastik atau tutupnya dan selalu digunakan berpasangan yang
akan digunakan sebagai wadah untuk memeriksa dari bahan kimia dan
membudidayakan bakteri.

Cawan petri difungsikan untuk mengeringkan atau menguapkan bahan


kimia karena dengan meletakkan bahan ke dalam cawan petri, bahan tersebut
akan memiliki permukaan lebih luas. Dengan demikian, akan lebih banyak
bagian yang mengalami kontak dengan udara bebas.

Cara Kerja

a. Sebelum digunakan, pastikan cawan petri dalam kondisi bersih dan bebas
dari spesi lainnya yang dapat mengganggu perkembangan
mikroorganisme.
b. Setelah itu, kita masukkan media. Misalkan akan mengamati pertumbuhan
bakteri, maka media agar kita isikan ke dalam cawan petri.
c. Langkah selanjutnya adalah menyimpan cawan petri ke dalam refrigrafor.
d. Kemudian, kita ambil sampel dari mikroorganisme yang akan diamati dan
ditempatkan secara perlahan ke dalam media kultur. Ketika meletakkan,
jangan menekan terlalu kuat karena akan menyebabkan pecahnya media
kultur.
e. Setelah tahap meletakkan mikroorganisme selesai, maka cawan petri
selanjutnya ditutup dan ditempatkan pada suhu sekitar 37ºC selama
beberapa hari dan dibiarkan tumbuh.
f. Beberapa hari kemudian, sampel yang ada dalam cawan petri akan
tumbuh dan siap digunakan untuk penelitian.
c. Gelas Ukur

Silinder gelas berskala untuk mengukur volume larutan atau zat cair dengan
tepat. Standar deviasinya kira-kira 1% dari volume yang sebenarnya. Gelas
ukur bermulut lebar dan bercucuk, lebar mulut sama dengan lebar alasnya.
Prinsip kerja dari gelas ukur adalah mengukur larutan kimia secara tidak teliti
atau istilah lainnya tidak memerlukan ketelitian yang tinggi, serta tidak masuk
dalam perhitungan. Gelas ukur tidak boleh dipanaskan, karena ketika gelas
ukur dipanaskan akan mengakibatkan ketelitian dari gelas ukur menurun. Jadi
hindari memanaskan larutan atau carian dengan gelas ukur.

d. Beaker Glass

Merupakan bejana dari gelas berbentuk silinder bercucut, berguna untuk


menampung larutan atau zat. Beker glas ada yang berskala dan ada yang tidak.

e. Kaca Preparat

Digunakan untuk menutup dan meletak objek yang akan diteliti.

f. Erlenmeyer Buchner

Berupa gelas yang diameternya semakin ke atas semakin mengecil, ada


lubang kecil yang dapat dihubungkan dengan selang ke pompa vakum. Terbuat
dari kaca tebal yang dapat menahan tekanan sampai 5 atm. Ukurannya mulai
dari 100 mL hingga 2 L. Dipakai untuk menampung cairan hasil filtrasi. Cara
menggunakannya diawali dengan memasang corong Buchner di leher labu,
pasang selang yang tersambung ke pompa vakum pada bagian yang menonjol.

7. Mikroskop
Mikroskop adalah alat optik yang terdiri atas susunan beberapa lensa
pembesar yang digunakan untuk melihat benda, jasad renik, mikroorganisme,
atau bagian tubuh makhluk hidup yang berukuran sangat kecil yang tidak dapat
dilihat menggunakan mata telanjang. Mikroskop berfungsi untuk membesarkan
benda sehingga membantu dalam pengamatan atau melihat benda kecil.
Mikroskop pertama dibuat oleh Antonio Van Leeuwenhoek, mikroskop ini
awalnya masih sangat sederhana namun pada saat sekarang mikroskop jauh lebih
modern dan sudah mempunyai tingkat ketelitian dan akurasi yang tinggi.
Mikroskop secara umum tersusun atas beberapa bagian, diantaranya:
a. Lensa okuler, lensa yang berfungsi untuk memebentuk bayangan maya,
tegak dan diperbesar
b. Lensa objektif, untuk membentuk bayangan nyata
c. Makrometer (pemutar kasar), berfunngsi untuk menaikan dan menurunkan
mikroskop secara cepat
d. Mikrometer (pemutar halus), berfungsi menaik turunkan mikroskop secara
lambat
e. Revolver, untuk mengatur perbesaran lensa objektif dengan cara
memutarnya
f. Diafragma, mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk
g. Meja mikroskop, tempat objek yang akan diamati
h. Penjepit kaca, untuk menjepit kaca yang terbuat dari plastic
i. Lengan mikroskop, sebagai pegagang pada mikroskop
j. Sendi inklinasi (pengatur sudut), untuk mengatur sudut atau pengatur
tegaknya mikroskop
k. Tabung mikroskop, berfungsi untuk menghubungkan antara lensa lensa
objektif dan lensa okuler
l. Pemutar
1) Pemutar kasar, berfungsi untuk menggerakkan tabung dengan
penggeser berat dan mengatur jarak objek dengan lensa sehingga
diperoleh bayangan yang jelas
2) Pemutar halus, berfungsi untuk mengatur tabung dengan penggesaran
kecil, sehingga focus lebih tepat dan kita amati nampak lebih jelas.
Prinsip kerja atau cara kerja mikroskop secara sederhana adalah lensa
objektif akan membentuk bayangan benda yang bersifat nyata, terbalik, dan
diperbesar. Bayangan benda oleh lensa objektif akan ditangkap sebagai benda
oleh lensa okuler. Bayangan inilah yang tampak oleh mata.

Pada mikroskop, objek yang akan diamati harus diletakkan di depan lensa
objektif pada jarak antara fob dan 2fob sehingga bayangannya akan terbentuk pada
jarak lebih besar dari 2fob di belakang lensa objektif dengan sifat nyata dan
terbalik. Bayangan pada lensa objektif dipandang sebagai objek oleh lensa okuler
dan terbentuklah bayangan pada lensa okuler.

Agar bayangan pada lensa okuler dapat dilihat atau diamati oleh mata,
bayangan ini harus berada di depan lensa okuler dan bersifat maya. Hal ini dapat
terjadi jika bayangan pada lensa objektif jatuh pada jarak kurang dari f ok dari
lensa okuler. Proses terbentuknya bayangan pada mikroskop, seperti yang
diperlihatkan pada gambar di bawah ini. Dari gambar ini, terlihat bahwa
bayangan akhir yang dibentuk oleh mikroskop bersifat maya, terbalik, dan
diperbesar.

Macam-macam mikroskop:

a. Mikroskop cahaya

Mikroskop cahaya adalah jenis mikroskop yang memanfaatkan


cahaya sebagai sumber energi agar dapat memperbesar bayangan objek.
Mikroskop jenis ini juga disebut sebagai mikroskop optik. Cara kerja
mikroskop cahaya menggunakan lensa untuk memusatkan cahaya pada
objek yang akan diamati, sehingga objek dapat diperbesar. Mikroskop
cahaya merupakan jenis mikroskop yang pertama kali ditemukan, dan kini
masih jadi jenis mikroskop yang paling umum dan paling banyak
digunakan. Berdasarkan jumlah lensa okulernya, mikroskop cahaya dapat
dibedakan menjadi 3 (tiga) jenis, yakni mikroskop monokuler (1 lensa
okuler), mikroskop binokuler (2 lensa okuler), dan mikroskop trinokuler
(3 lensa okuler). Kelebihan mikroskop cahaya adalah tidak membutuhkan
tempat yang luas sehingga dapat dilihat langsung oleh pengamat serta
mudah untuk digunakan. Sedangkan kekurangannya adalah tampilan
gambarnya yang tidak sebagus jenis mikroskop elektron karena gambar
yang ditampilkan kadang masih kurang jelas.

b. Mikroskop elektron

Mikroskop elektron adalah jenis mikroskop yang menggunakan


berkas elektron yang terletak di bagian atas sebagai sumber energinya.
Mikroskop elektron ini mampu melakukan pembesaran objek sampai 2
juta kali lipat dengan menggunakan elektro statik dan elektro magnetik
untuk mengontrol pencahayaan dan tampilan gambar. Jika mikroskop
cahaya banyak digunakan di sekolah-sekolah sebagai bahan ajar, maka
mikroskop elektron ini banyak digunakan oleh para peneliti dan
profesional. Terdapat 2 (dua) macam mikroskop elektron, yakni SEM
(Scanning Electron Microscope) dan TEM ((Transmition Electron
Microscope) dengan teknologi yang canggih. Kelebihan mikroskop
elektron adalah gambar yang ditampilkan jauh lebih jelas dari mikroskop
cahaya dengan resolusi yang lebih bagus, serta pembesaran yang
dilakukan juga lebih besar. Namun di sisi lain kekurangan mikroskop ini
adalah membutuhkan proyektor dan ruangan yang luas untuk dapat
melihat hasil pengamatannya.

c. Mikroskop stereo

Mikroskop stereo adalah jenis mikroskop yang digunakan untuk


observasi dengan perbesaran rendah dari sampel yang berukuran relatif
besar secara tiga dimensi. Mikroskop jenis ini juga disebut sebagai
mikroskop binokuler. Cahaya yang digunakan mikroskop stereo biasanya
merupakan cahaya yang berasal dari pantulan sampel. Mikroskop ini
menggunakan dua jalur optik (dua lensa okuler) yang terpisah dengan dua
lensa objektif dan lensa mata. Gunanya untuk memberikan sudut pandang
yang lebih baik ketika menggunakan kedua mata sekaligus. Susunan lensa
seperti ini menghasilkan pencitraan tiga dimensi pada sampel atau objek
yang akan diteliti. Kelebihan mikroskop stereo adalah memiliki ruang
ketajaman lensa mikroskop yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan
mikroskop cahaya. Sementara kekurangan dari jenis mikroskop ini adalah
tidak dilengkapi dengan kondensor ataupun diafragma seperti pada
mikroskop lainnya.

d. Mikroskop fase kontras

Mikroskop fase kontras adalah jenis mikroskop yang menggunakan


kondensor khusus yang membantu dalam membuang cahaya keluar dari
fase. Hal ini digunakan untuk membantu lulus cahaya melalui objek pada
kecepatan yang berbeda-beda. Mikroskop fase kontras dapat digunakan
dalam ilmu biologi untuk melihat spesimen tak bercacat, misalnya pada
sel-sel dan bagian sel tertentu. Kelebihan dari mikroskop fase kontras ini
adalah dapat digunakan untuk mengamati benda-benda atau sel hidup
yang tidak diwarnai dengan kontras, sehingga bisa diamati bagian-bagian
selnya secara lebih teliti. Adapun kekurangannya adalah menggunakan
prinsip kerja alat yang cukup rumit sehingga cukup susah untuk
digunakan.

e. Mikroskop pender

Mikroskop pender adalah jenis mikroskop yang fungsinya digunakan


untuk mendeteksi adanya benda asing atau antigen dalam jaringan,
misalnya seperti seperti bakteri, virus dan ricketsia. Jenis mikroskop ini
juga dapat digunakan untuk mendeteksi agen etiologik (Ag) atau respon
imun (Ab) pada spesimen penderita penyakit infeksi yang dicurigai.
Kelebihan dari mikroskop pender adalah dapat digunakan untuk
mendeteksi benda asing atau antigen dalam jaringan. Di sisi lain,
kekurangan dari mikroskop pender ini adalah ukurannya yang lebih besar
dibandingkan mikroskop cahaya biasa, sehingga lebih berat untuk dibawa
dan digunakan.

Berikut cara menggunakan mikroskop secara umum:


a. Saat menggerakkan mikroskop, selalu bawa dengan kedua tangan. Pegang
lengan mikroskop dengan satu tangan dan letakkan tangan lainnya di
bawah alas untuk menopang.
b. Putar revolver sehingga lensa obyektif dengan daya terendah "terkunci" ke
posisinya (Ini juga merupakan lensa obyektif terpendek).
c. Preparat Anda harus disiapkan dengan menempatkan kaca penutup atau
kaca preparat di atas spesimen. Ini akan membantu melindungi lensa
obyektif jika menyentuh obyek. Tempatkan kaca mikroskop di atas meja
preparat dan kencangkan dengan penjepit obyek. Anda dapat menekan
bagian belakang penjepit obyek untuk membukanya.
d. Lihatlah lensa obyektif dan meja dari samping dan putar kenop fokus
kasar sehingga lensa obyektif bergerak ke bawah (atau meja, jika
bergerak, naik ke atas). 
e. Sekarang, lihat melalui lensa okuler dan sesuaikan sumber cahaya (atau
cermin) dan diafragma untuk jumlah cahaya terbesar.
f. Secara perlahan putar penyetelan kasar sehingga lensa
objektif naik (menjauhi obyek). Lanjutkan hingga gambar menjadi
fokus. Gunakan penyesuaian halus, jika tersedia, untuk pemfokusan
halus. Jika Anda memiliki mikroskop dengan bidang bergerak, putar
kenop kasar sehingga bidang bergerak ke bawah atau menjauh dari lensa
obyektif.
g. Gerakkan kaca objek mikroskop sehingga gambar berada di tengah bidang
pandang dan sesuaikan kembali cermin, iluminator, atau diafragma untuk
gambar yang paling jelas.
h. Sekarang, Anda harus dapat mengganti ke lensa objektif berikutnya
dengan hanya sedikit menggunakan penyesuaian fokus. Gunakan
penyesuaian halus, jika tersedia. Jika Anda tidak dapat fokus pada
spesimen Anda, ulangi langkah 4 sampai 7 dengan lensa obyektif berdaya
tinggi terpasang. Jangan biarkan lensa obyektif menyentuh obyek.
i. Cara yang tepat untuk menggunakan mikroskop monokuler adalah dengan
melihat melalui lensa okuler dengan satu mata dan tetap membuka mata
lainnya (ini membantu menghindari ketegangan mata). Jika Anda harus
menutup satu mata saat melihat ke mikroskop, tidak apa-apa. 
j. Jangan sentuh bagian kaca lensa dengan jari Anda. Gunakan hanya kertas
lensa khusus untuk membersihkan lensa.
k. Setelah selesai, naikkan tabung (atau turunkan meja obyek), klik lensa
daya rendah ke posisinya dan lepaskan obyek.
l. Selalu tutup mikroskop Anda saat tidak digunakan. Debu adalah musuh
nomor satu karena dapat mengotori lensa dan mengurangi ketajamannya.
8. Jarum Inokulasi

Ose/jarum merupakan jarum inokulasi yang terbuat dari kawat nichrome atau
platinum, digunakan untuk menginokulasi mikroba dari suatu media ke media
lainnya. Jarum inokulasi terbuat dalam dua bentuk yaitu bentuk ujung jarum yang
berbentuk lingkaran (loop) dan disebut ose atau inoculating loop/transfer loop,
dan yang berbentuk lurus disebut inoculating needle/Transfer needle. Bentuk
jarum ose (inoculating loop) digunakan untuk melakukan streak di permukaan
agar, sedangkan inoculating needle digunakan untuk inokulasi secara tusukan
pada agar tegak (stab inoculating). Jarum inokulum berfungsi untuk
memindahkan biakan mikroorganisme untuk ditanam/ditumbuhkan ke media
baru. Cara menggunakan jarum inakulasi adalah dengan menyentuhkan jarum
pada bagian mikroba kemudian menggosokkannya pada kaca preparat untuk
diamati.

9. Hot Plate

Hot plate adalah kompor tanam meja portabel kecil yang dilengkapi satu atau
lebih elemen pemanas dan digunakan di laboratorium untuk melakukan reaksi
kimia, memanaskan sampel, dan untuk berbagai aktivitas lainnya. Prinsip
kerja hot plate didasarkan pada proses perubahan energi listrik menjadi energi
panas yang terjadi pada alas hot plate yang merupakan sebuah konduktor. Jadi,
energi listrik yang berasal dari listrik yang mengalir ke hot plate akan diubah
menjadi energi panas pada alas/lempeng hot plate. Hal ini yang menyebabkan hot
plate menjadi panas. Kemudian sebagian besar hot plate dilengkapi
dengan magnetic stirrer. Fungsinya adalah untuk melakukan pengadukan dengan
menggunakan stirrer bar yang dicelupkan pada sampel.

Bagian-bagian Hot Plate:


a. Permukaan Hot Plate (Alas)

Permukaan Hot Plate (alas) merupakan tempat meletakkan sampel


yang dipanaskan. Sampel yang dipanaskan ditempatkan pada alat gelas. 

b. Pengatur stirrer

Di era modern saat ini, hot plate  yang digunakan sudah


terdapat magnetic stirrer didalamnya. Pada gambar di atas terletak di
sebelah kanan pengatur suhu terdapat  kontrol magnetic stirer   yang
berfungsi untuk mengatur kecepatan pengadukan. Untuk mempermudah
dalam pengadukan, stirer ini dapat dimaksimalkan sehingga pengguna
tidak perlu melakukan pengadukan secara manual.

c. Pengatur Suhu

Pada hot plate terdapat tombol/knob  pengatur suhu untuk mengatur


suhu sesuai dengan target yang perlu dicapai. Umumnya
pemutaran dilakukan mengikuti arah jarum jam, dimana semakin ke kanan
suhu yang ditargetkan akan semakin tinggi. Sebaliknya, jika knob diputar
semakin ke kiri maka suhu yang ditargetkan akan semakin rendah. Namun
untuk pengukuran suhu sampel secara langsung dapat menggunakan
alat termometer.

d. Display  Suhu

Pada beberapa hot plate  terdapat tampilan (display) suhu untuk


memudahkan pengguna dalam mengatur pemanasan sampel.

Cara menggunakan hot plate stirrer di laboratorium cukup sederhana.


Berikut tahapannya:
a. Menyambungkan hot plate stirrer ke sumber daya listrik
b. Tekan tombol ON untuk menyalakannya
c. Masukkan pelarut, biasanya aquades, ke dalam alat gelas seperti gelas
kimia (beaker glass) atau erlenmeyer
d. Letakkan beaker glas berisi larutan tersebut diletakkan di atas hot plate
stirrer
e. Masukkan sejumlah bahan kimia tertimbang (pakai timbangan analitik)
f. Atur suhu alat pengaduk stirrer hot plate
g. Masukkan batang pengaduk (magnetic stirrer) ke dalam beaker glass.
h. Atur kecepatan pengadukan (rpm)

10. Vortex Mixer

Vortex mixer atau vortexer adalah perangkat sederhana yang umum di


gunakan di laboratorium untuk mencampur cairan dalam wadah kecil. Alat ini
terdiri dari sebuah motor listrik dengan drive shaft yang berorienasi vertikal dan
melekat pada sepotong karet yang dipasang sedikit keluar dari pusat.Sebagai alat
yang berjalan, potongan karet berisolasi cepat dengan gerakan melingkar. Ketika
tabung reaksi atau wadah lain yang sesuai ditekan ke dalam gelas karet (atau
menyentuh ke tepi) gerak ditransmisikan ke cairan di dalam dan pusaran yang
dibuat. Kebanyakan mixer vortex memiliki pengaturan kecepatan variabel dan
dapat diatur untuk terus berjalan, atau berjalan hanya ketika tekanan diterapkan
ke bagian karet. Dalam kultur sel dan laboratorium mikrobiologi vortex mixer
dapat digunakan untuk menyingkirkan sel dan menghomogenkan cairan dalam
jumlah skala kecil.

Secara umum vortex dibagi menjadi 3 bagian yaitu:

a. Kepala Vortex

Pada bagian ini, digunakan untuk peletakkan sampel. Terdapat


berbagai jenis adapter yang dapat digunakan yang bergantung pada ukuran
wadah yang digunakan pada saat analisis. Umumnya, dapat digunakan
untuk tabung mikro (microtube) dengan variasi ukuran.

b. Badan Alat

Pada bagian ini, terdapat tombol power dan knob pengatur kecepatan,
beberapa vortex juga dilengkapi dengan knob pengatur waktu getar.
Kedua knob tersebut dapat membantu proses homogenasi sehingga
prosesnya dapat berlangsung secara optimal.

c. Kaki penumpu alat


Bagian ini didesain untuk menopang alat dan tahan terhadap getaran
sehingga pada saat alat dijalankan, alat tetap stabil pada tempat
peletakkannya.

Prinsip kerja vortex meter adalah instrumennya  tersusun atas motor mesin
yang dialiri listrik dan memiliki poros penggerak. Poros tersebut akan begerak
vertikal saat alat dinyalakan. Untuk menampung sampel, alat ini memanfaatkan
potongan karet yang dipasang sedikit di luar pusat alat. Potongan karet tersebut
kemudian akan ikut bergerak karena poros penggerak pada motor mesin. Motor
mesin berosilasi dengan karet dalam gerakan melingkar yang sangat cepat.
Gerakan ini kemudian akan menciptakan pusaran pada cairan. Pusaran tersebut
akan menyatukan zat-zat yang sebelumnya terpisah hingga molekulnya
terseragamkan.

Cara Penggunaan Alat :

a. Nyalakan alat dengan memindahkan tombol merah ke posisi =


b. Letakkan wadah sampel di atas alat vortex yang terbuat dari karet dengan
tetap memegang dan  menekannya ke tempat  selama vortex bekerja.
Biasanya  wadah yang digunakan adalah tube (tabung reaksi atau tabung
mikrosentrifuga). Ilustrasi disajikan pada gambar di bawah ini :

c. Atur kecepatan vortex dengan memutar kNop berwarna hitam kearah


kanan (ini sekaligus mengatur kecepatan pemutaran alat vortex)
d. Posisikan kNop ke posisi mati (sampel tidak berputar lagi) setelah selesai
digunakan
e. Matikan power on ke posisi –
f. Cabut kabel dari aliran arus listrik
11. Magnetic Stirrer

Magnetic stirrer merupakan alat laboratorium yang digunakan untuk


mengaduk/mencampur suatu larutan dengan larutan yang lainnya sehingga
larutan tersebut bersifat homogen. Biasanya alat magnetic stirrer dioperasikan
oleh laboran untuk menganalisis sampel yang berupa larutan. Magnetic stirrer
dilengkapi dengan kontrol waktu (timer). Timer digunakan untuk mengatur
lamanya proses pengadukan serta dapat memudahkan pengguna dalam
melakukan penelitian (Faisal, Wildian & Yusfi, 2013; Junaidi, 2013).
Magnetic stirrer juga dikembangkan dan dirancang dengan sistem pengaduk
yang diputar oleh motor DC dan magnet yang berputar diletakkan di dalam
wadah (chamber) (Barsoum & Moidi, 2014). Alat magnetic stirrer dengan
pengaturan kecepatan pengaduk dan pengaturan waktu ini dapat melakukan
pengadukan sampel dengan kecepatan pengaduk hingga 3000 rpm dan
pengatur waktu selama 60 menit.

Cara kerja magnetic stirrer:

a. Pastikan alat terhubung dengan arus listrik.


b. Rakit braket
c. Tekan tombol “on"
d. Masukkan bahan yang akan dipanaskan ke dalam gelas beaker
e. Lalu letakkan gelas beaker ke atas piringan hot plate.
f. masukkan magnetic stirer ke dalam gelas beaker
g. Putar tombol suhu ke suhu yang dikehendaki.
h. Putar juga tombol magnetic stirer sampai stabil.
i. Biarkan sampai bahan mendidih.
j. Setelah mendidih putar tombol suhu dan tombol magnetic stirer ke angka
nol.
k. Angkat gelas beaker.
l. Lepaskan hubungan arus listrik.

12. Desikator
Desikator laboratorium adalah panci/wadah yang terbuat dari bahan
kaca/gelas yang tersusun berfungsi menghilangkan air dan kristal hasil
pemurnian. Alat ini mengandung zat pengering yang berfungsi mengeringkan zat-
zat lainnya. Zat pengering yang terdapat pada desikator ialah asam sulfat pekat,
kalsium klorida atau gel silika yang dapat juga menyimpan zat.

Bagian dari desikator terdiri atas tutup panci desikator dan badan desikator.
Pada bagian badan desikator terbagi menjadi bagian bawah dan bagian atas. Pada
bagian bawah desikator digunakan untuk penyimpanan gel silika, sedangkan
bagian atas untuk sampel. Di antara bagian atas dan bagian bawah badan
desikator terdapat saringan porselen sebagai penyanggah. Sedangkan diantara
tutup desikator dengan badan desikator terdapat lapisan vaselin yang berfungsi
membuat desikator kedap udara. Gel silika yang digunakan pada desikator
berbentuk kristal, yang berfungsi untuk mengeringkan dan menyerap air atau
mengatur kelembaban desikator. Gel silika yang berwarna biru dapat menyerap
uap air dengan baik, sedangkan gel silika jenuh akan berubah warna menjadi
merah muda. Gel silika jenuh dapat diubah kembali menjadi aktif dengan cara
dipanaskan pada oven dengan suhu 110 derajat Celsius sehingga berubah menjadi
biru kembali.

Cara kerja desikator

a. Tutup desikator dibuka dengan digeser ke samping


b. Silica gel yang aktif berwarna biru dimasukkan ke dalam desikator
c. Saringan porselen dimasukkan ke dalam desikator, dan diletakkan di atas
silica gel
d. Pada lapisan bibir desikator dilapisi oleh vaselin
e. Sampel dimasukkan ke dalam desikator
f. Tutup desikator dengan arah ke samping agar tertutup dengan baik

13. Rak Tabung Reaksi

Rak tabung reaksi merupakan salah satu dari alat-alat laboratorium yang


berupa non gelas terbuat dari kayu yang berbentuk seperti rak kecil, rak ini
digunakan untuk menata atau menyimpang beberapa dari tabung reaksi. Terdapat
beberapa lubang lubang di bagian atas rak yang berguna untuk menaruh tabung
reaksi supaya bisa berdiri. Fungsi rak tabung reaksi yaitu sebagai tempat untuk
meletakkan tabung reaksi yang berjumlah banyak. Rak tabung ini dibuat dari
bahan dasar kayu yang berukuran 35 x 7 cm dan dapat menyimpan hingga
sebanyak 24 tabung reaksi.

Cara kerja rak tabung reaksi

a. Pastikan kondisi rak tabung reaksi dalam kondisi bersih


b. Letakkan tabung reaksi secara terbalik pada sisi rak tabung reaksi yang
berbentuk seperti kayu memanjang ke atas. Dengan posisi lubang
tabung reaksi menghadap ke bawah jika sudah tidak digunakan
c. Sedangkan untuk tabung reaksi yang masih digunakan dapat
dimasukkan ke dalam lubang yang tersedia pada rak tabung reaksi,
dengan posisi lubang tabung reaksi menghadap ke atas

14. Lampu Spritus/Pembakar Bunsen

Pembakar bunsen atau lampu spiritus adalah alat laboratorium yang


menggunakan bahan bakar spiritus (alkohol atau etanol) cair yang dibakar
dengan sumbu yang dinyalakan. Spiritus digunakan untuk pemanasan karena
uapnya yang tidak berasap, sehingga tidak membuat laboratorium kotor. Alat
ini memiliki bentuk seperti labu ukur, namun bagian bawah lebih lebar dari
labu ukur. Bagian atas terdapat bagian mulut lampu spiritus. Selain itu, juga
terdapat porselen tahan panas yang berfungsi sebagai penyangga sumbu ,
bagian ini memiliki sifat daya kapilaritas yang sangat tinggi.

Lampu spiritus merupakan salah satu alat yang berfungsi untuk menciptakan
kondisi yang steril. Api yang menyala dapat membuat aliran udara karena oksigen
dikonsumsi dari bawah dan diharapkan kontaminan ikut terbakar dalam pola
aliran udara tersebut. Untuk sterilisasi jarum ose atau yang lain, bagian api yang
paling cocok untuk memijarkannya adalah bagian api yang berwarna biru (paling
panas). Perubahan Bunsen dapat menggunakan bahan bakar gas atau metanol
(Periadnadi dkk., 2015).

Cara kerja lampu spiritus


a. Masukkan corong ke dalam lampu spiritus melalui bagian mulut alat.
b. Masukkan larutan spirtus hingga 3/4 dari ukuran lampu spiritus, untuk
menghindari ledakan ke atas
c. Masukkan sumbu ke dalam lampu spiritus hingga terendam dengan
larutan spirtus
d. Nyalakan api di bagian atas dari sumbu spiritus
e. Letakkan spirtus pada ruangan yang terhindar dari angin dan udara agar
menjaga api tetap menyala
f. Jika sudah selesai menggunakan lampu api dari spiritus maka tutup lampu
spiritus dengan baik

15. Spreader/Batang L

Spreader atau Batang L berfungsi dalam isolasi dan pembiakan mikroba yaitu
untuk menyebarkan cairan di permukaan media supaya mikroba yang tersuspensi
dalam cairan tersebut tersebar merata. Batang L merupakan salah satu alat yang
terbuat dari gelas. Seperti kebanyakan peralatan gelas laboratorium lainnya,
batang L terbuat dari borosilikat.

Cara kerja spreader/batang L

a. Ambil tabung reaksi yang mengandung kultur murni bakteri, buka dan
bakar leher tabung,
b. Pindahkan kultur bakteri secara aseptis ke permukaan media dalam cawan
petri,
c. Bakar spreader yang sebelumnya telah dicelupkan dalam alkohol, biarkan
dingin (jika batang spreader terbuat dari plastik, jangan lakukan
pembakaran),
d. Tebarkan/sebarkan kultur bakteri dengan spreader secara merata dan
biarkan sampai permukaan agar mengering
e. Setelah permukaan agak mengering, selanjutnya inkubasikan secara
terbalik selama 24 jam pada suhu kamar dan amati pertumbuhannya

G. Pengamatan
1. Autoklaf

2. Inkubator

3. Water Bath

4. Colony Counter
5. Sentrifugator

6. Alat Alat Gelas


a. Pipet

b. Cawan Petri

c. Gelas Ukur
d. Beaker Glass

e. Kaca Preparat

f. Erlenmeyer Buchner

7. Mikroskop
8. Jarum Inokulasi

9. Hot Plate

10. Vortex Mixer

11. Magnetic Stirrer


12. Desikator

13. Rak Tabung Reaksi

14. Lampu Spritus/Pembakar Bunsen

15. Spreader/Batang L

H. Kesimpulan
Dalam kegiatan pengamatan alat laboratorium Mikrobiologi ini telah dilakukan
pada autoklaf, inkubator, alat-alat gelas, koloni counter, hot plate, vortex, magnet
sterrer, sprider/batang L, waterbat, pipet, cawan petri, pengaduk L, sentrifugator,
mikroskop, jarum enokulasi, desikator, rak tabung reaksi, serta lampu spiritus. Hal ini
menunjukkan adanya berbagai jenis alat di laboratorium dengan fungsinya masing-
masing. Selain itu, pada setiap laboratorium juga memiliki alat-alat yang di khususkan
dalam melakukan penelitian tertentu sesuai dengan jenis laboratorium.

Masing-masing alat laboratorium tersebut memiliki fungsi, cara penggunaan, cara


pemeliharaan, serta perbaikan yang berbeda-beda. Dengan demikian, pemahaman
pada fungsi dari alat laboratorium sangatlah bermanfaat bagi proses kegiatan
praktikum untuk meminimalisir kecelakaan disaat praktikum serta menghindari
kegagalan ketika kegiatan praktikum berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA

Aulanni’am. 2012. Intruksi Kerja Pemakaian Alat Colony Counter. Malang: Universitas
Brawijaya.
Aulanni’am. 2012. Intruksi Kerja Pemakaian Alat Sentrifugasi. Malang: Universitas
Brawijaya.

Barsoum, N. & Moidi, I. F. B. (2014). DC Motor Speed Control Using SMS Application.
Intelligent Control and Automation, 5, 205-212.

Faisal, H., Wildian & Yusfi, M. (2013). Rancang Bangun Magnetik Stirrer berbasis
Mikrokontroler AT89S52 dengan Pengaturan Waktu Melalui Keypad. Jurnal
Fisika Unand, 2(3), 148-154.

https://www.youtube.com/watch?v=B-_rLfIcfKE
https://www.youtube.com/watch?v=DUW01WWQ2EE
https://www.youtube.com/watch?v=kNWXe9iKdgI
https://www.youtube.com/watch?v=WaQvA0zPPeE

https://youtu.be/1KZ_zfZsKUg

https://youtu.be/2cRUOtlt3QU
https://youtu.be/7iCYEy2uTkI
https://youtu.be/fFrsA38oJUs
https://youtu.be/hEe5vpn74B4
https://youtu.be/hORVvugojxM
https://youtu.be/L9i32H6jwlM
https://youtu.be/mUVZrKEyyvI
https://youtu.be/nPc3oMJSV4w
https://youtu.be/og234DQZie0

https://youtu.be/pQIg2Tj8-Rw penggunakerj

https://youtu.be/Rye6DfMv66Q
https://youtu.be/veZISVJa_Eo
https://youtu.be/vF_uCxYH_s0
https://youtu.be/y_sCj01WmZU
https://youtu.be/ySuRV54TjPI

Junaidi. (2013). Komputerisasi Alat Ukur V-R Meter untuk Karakterisasi Sensor Gas
Terkalibrasi NI DAQ BNC-2110. Jurnal Teori dan Aplikasi Fisika, 1(1), 59-64.

Periadnadi, dkk. (2015). Penuntun Praktikum MIKROBIOLOGI. Universitas Andalas, 1-38.


Sumarno, E. 2014. Laporan Praktikum Mikrobiologi Kehutanan. Kendari: Universitas Halu
Oleo
Volk, W. 1993. Mikrobiologi Dasar. Jakarta: Erlangga.
Yunilas, & Yusni, E. 2017. Penuntun Praktikum Mikrobiologi Akuatik. Fakultas Pertanian
Universitas Sumatra utara.
LAMPIRAN

1. Autoklaf

2. Inkubator

3. Water Bath

4. Colony Counter
5. Sentrifugator

6. Alat Alat Gelas


a. Pipet

b. Cawan Petri

c. Gelas Ukur
d. Beaker Glass

e. Kaca Preparat

f. Erlenmeyer Buchner
7. Mikroskop
a. Mikroskop cahaya

b. Mikroskop elektron

c. Mikroskop stereo
d. Mikroskop fase kontras

e. Mikroskop pender

8. Jarum Inokulasi

9. Hot Plate
10. Vortex Mixer

11. Magnetic Stirrer

12. Desikator
13. Rak Tabung Reaksi

14. Lampu Spritus/Pembakar Bunsen

15. Spreader/Batang L

Anda mungkin juga menyukai