2. Ukit, M.Si.
Disusun Oleh :
Nim : 1192060085
Kelas : 5 C
BANDUNG
2021.
PRAKTIKUM I
A. Tujuan Praktikum
1. Untuk mengetahui dan memahami cara penggunaan alat-alat laboratorium di
laboratorium mikrobiologi
2. Mengenal jenis dan fungsi alat-alat yang akan digunakan serta prinsip kerja dalam
praktikum mikrobiologi dan dapat menggunakannya secara benar
3. Kemampuan membungkus alat-alat dengan kertas secara benar
4. Mengenal metode sterilisasi menggunakan autoklaf dan oven serta mampu membuat
media pertumbuhan bakteri
5. Mampu menginterpretasi (membuat kesimpulan) dari data pengamatan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja alat dan bahan laboratorium beserta fungsinya fungsinya?
2. Apa saja langkah-langkah sterilisasi?
3. Bagaimana cara mengetahui pembuatan media?
4. Apa saja jenis-jenis media pertumbuhan bakteri?
C. Pendahuluan
Pengenalan alat merupakan langkah pertama sebelum memulai praktikum
mikrobiologi Kondisi dan kegunaan alat perlu diperhatikan sebelum dan setelah alat
tersebut digunakan. Melalui pengenalan berbagai alat-alat laboratorium, kita akan lebih
mudah dalam melakukan praktikum. Selain itu kita juga dapat meminimalisir resiko
kesalahan kerja pada saat melakukan percobaan. Peralatan utama yang umumnya
digunakan pada praktikum mikrobiologi diantaranya alat-alat gelas, timbangan, oven,
autoclave, serta peralatan pendukung lainnya yang juga berkaitan dengan unit praktikum
sterilisasi, pembuatan medium. Dalam penggunaannya ada alat-alat yang bersifat umum
dan yang bersifat khusus. Peralatan umum biasanya digunakan untuk suatu kegiatan
reparasi, sedangkan peralatan khusus lebih banyak digunakan untuk kegiatan pengukuran
atau penentuan (Kurniawan, dkk, 2020 : 1-2).
Kesterilan ruangan, pengguna, alat, dan bahan-bahan mutlak dibutuhkan karena
mikrobia tersebut berukuran sangat kecil, tidak kasat mata, mudah tersebar, dapat hidup
dimana saja sehingga dibutuhkan suatu keadaan yang benar-benar steril. Hal tersebut
dilakaukan guna mengurangi terjadinya kontaminasi. Sterilisasi dalam mikrobiologi
merupakan suatu proses untuk mematikan semua organisme yang terdapat pada atau di
dalam suatu benda. Sebagai contoh, hal-hal yang dilakukan ketika pertama kalinya
melakukan pemindahan biakan bakteri secara aseptik, sesungguhnya hal tersebut telah
menggunakan salah satu cara sterilisasi, yaitu dengan cara pembakaran (Hadioetomo,
1985). Artinya, pada bahan atau peralatan yang akan digunakan harus bebas dari
mikroorganisme yang tidak diingikan yang dapat merusak media atau koloni suatu
mikroorganisme yang ditumbuhkan (Luklukyah, dkk, 2019 : 8).
Media adalah campuran nutrien atau zat makanan yang dibutuhkan oleh
mikroorganisme untuk pertumbuhan. Media selain untuk menumbuhkan mikroba juga
dibutuhkan untuk isolasi & inokulasi mikroba serta untuk uji fisiologi dan biokimia
mikroba Media harus mengandung semua kebutuhan untuk pertumbuhan mikroba, yaitu:
sumber energi misalnya gula, sumber nitrogen, juga ion inorganik essensial dan
kebutuhan yang khusus, seperti vitamin. Media pertumbuhan mengandung unsur makro
yang dibutuhkan mikroba seperti karbon (C), Hidrogen (H), oksigen (O), Nitrogen (N),
dan Phospor (P). selain itu media juga mengandung unsur mikro seperti besi (Fe), dan
Magnesium (Mg). media juga dapat mengandung bahan tambahan lain seperti indikator
phenol red (Yusmaniar, 2017 : 12). Media adalah substansi dengan kadar tertentu dalam
bentuk cair, setengah padat atau padat yang mengandung bahan alami dan atau buatan
untuk mendukung perkembangbiakan mikroorganisme (Andrews et al, 2004). Media
yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroorganisme harus
sesuai susunannya dengan kebutuhan mikroorganime yang bersangkutan. Pada media
itulah mikroorganisme akan melakukan aktivitas pertumbuhannya (Luklukyah, dkk,
2019 : 27).
Tabel 2. Bahan
No Bahan Jumlah
1. Medium nutrien agar 1
2. Agar darah 1
3. Medium endo agar 1
4. Medium MacConcey agar 1
5. Medium TCBS 1
6. Medium agar saberut dextosal 1
7. Medium agar coklat 1
8. Medium Mueller Hinto 1
9. Medium TSA 1
10. Medium simon citrate 1
11. Medium semisolid 1
12. Medium laktosa 1
13. Tabung durham 1
14. Medium BGLB 1
15. Medium TSB 1
16. Medium baktek 3
17. Potato dextrose agar 1
18. Nutrient agar 1
19. Aqua destilata 1
E. Langkah Kerja
Langkah Kerja 1. Sterilisasi Panas Basah
Keluarkan semua
Setelah 30 menit
alat dari oven,
selesai, suhu oven
masukan ke dalam
diturunkan selama
kantong dan beri
24 menit
label "steril"
2. Autoclave kotor
Digunakan untuk membersihkan atau mensterilkan
peralatan juga bahan dengan penguapan suhu yang
bertekanan tinggi.
3. Oven
Peralatan elektronik laboratorium untuk
memberikan kontrol suhu yang tepat pada proses
pemanasan objek. Seperti untuk memanaskan dan
mengeringkan sampel, melakukan proses sterilisasi.
Memiliki satu pintu
4. Incubator
7. Mikroskop
8. pH meter
9. Tabung reaksi
Tabung reaksi terbuat dari kaca dan berfungsi untuk
tempat mereaksikan 2 larutan atau bahan kimia
lebih serta sebagai temopat mengembangbiakan
mikroba dalam media cair.
10. Erlenmeyer
Berfungsi untuk menampung larutan bahan atau
cairan dapat digunakan untuk meracik dan
menghomogenkan bahan-bahan komposisi media,
menampung aquades, dan kultivasi mikroba dalam
kultur cair.
11. BSC level 2
BSC (Biological safety cabinet) adalah urea kerja
lboratorium dengan ventilasi udara yang telah
direkayasa untuk mengamankan pekerja yang
bekerja dngan sampel material lingkungan kerja
dan sampel material dari kemungkinan bahaya
terkontaminasi atau menimbulkan penyebaran
bakteri atau virus yang bersifat pathogen.
12. Hot plate
Digunakan untuk memanaskan dan mengaduk
larutan 1 dengan larutan lain untuk membuat suatu
larutan homogen dengan bantuan pengaduk batang
magnet.
13. Vortex
Alat yang berfungsi untuk menghomogenkan
suspensi sampel. Digunakan untuk mencampur
beberapa bahan dalam suatu botol Vortex
memberikan putaran pada botol sehingga berbagai
campuran bahan yang ada akan tercampur merata.
14. Kulkas
Digunakan untuk menyimpan benda-benda yang
berhubungan dengan kepentingan laboratorium
seperti darah, vaksin dan lainnya.
7. Pembungkus alumunium
Digunakan untuk membungkus alat-alat yang
akan di sterilisasikan.
G. Pembahasan
Pembahasan alat-alat
Dari hasil pengamatan mengenai pengenalan alat-alat mikrobiologi, ternyata alat-alat
tersebut memiliki bentuk, ukuran, fungsi dan cara penggunaan yang berbeda. Pengenalan
alat merupakan langkah pertama sebelum memulai praktikum mikrobiologi dengan
tujuan untuk mengetahui nama, fungsi, serta cara mengoprasikan alat-alat tersebut
sehingga kegiatan praktikum menjadi mudah dan lancar. Alat-alat praktikum
mikrobiologi pada umumnya terdiri atas: alat-alat gelas, timbangan, oven, autoklaf dan
lain-lain. Kondisi dan kegunaan alat perlu diperhatikan sebelum dan setelah alat tersebut
digunakan. Melalui pengenalan berbagai alat-alat laboratorium, kita akan lebih mudah
dalam melakukan praktikum. Selain itu kita juga dapat meminimalisir resiko kesalahan
kerja pada saat melakukan percobaan. Keberadaan laboratorium mikrobiologi dalam
proses pembelajaran sains sangat penting. Laboratorium adalah tempat bagi peserta
untuk melakukan praktik-praktik, demonstrasi, percobaan, penelitian, dan pengembangan
ilmu pengetahuan dari teori yang diberikan dikelas oleh pengajar sehingga memiliki
pemahaman yang lebih kuat terhadap materi yang dipelajari (Herrani, 2015 :161-162).
Antony Van Leeuwenhoek (1632-1732) ialah orang yang pertama kali mengetahui
adanya dunia mikroorganisme itu. Dengan mikroskop ciptaannya ia dapat melihat
bentuk makhluk-makhluk kecil yang sebelumnya itu tidak diduga sama sekali
keadaannya (Dwidjoseputro, 2005). Alat-alat laboratorium mikrobiologi seperti lemari
pengeram (inkubator), autoklav, rak dan tabung reaksi, beker glass, pipet hisap, pipet
ukur, pinset, cawan petri, lidi kapas steril, lampu spritus, ose (Selian, dkk., 2013)
Pengujian total mikroba dilakukan dengan menggunakan metode cawan. Metode
hitungan cawan palig banyak digunakan untuk menghitung jumlah mikroba pada bahan
pangan. Medium yang digunakan antara lain, medium plate count agar (PCA), tabung
reaksi,cawan petri, pipet, inkubator (Safitri dan Swarastuti, 2011). Pembakar Bunsen,
untuk mensterilkan peralatan seperti ose, jarum, dan spatula dengan cara membakar
ujung peralatan tersebut di atas api bunsen sampai berpijar. Oven, untuk mensterilkan
cawan petri dan pipet volume. Penggunaan alat ini dengan memasukkan alat-alat tersebut
kedalam oven dan dipanaskan dengan suhu 160-170 derajat C selama 1-2 jam.
Autoklave, untuk mensterilkan tabung reaksi bertutup dan erlenmeyer. Penggunaan alat
ini dengan memasukkan alat-alat tersebut kedalam autoklave yang ditutup dengan
rapat dan nyalakan autoklave dengan temperature 121°C dan tekanan antara 15-17,5
psi (pound persquare inci) atau 1 atm selama 1 jam (Kharisma dan Abdul, 2012)
Autoklaf atau dikenal dengan metode sterilisasi panas basah biasanya sterilisasi yang
menggunakan bantuan alat autoklaf dengan tekanan bersaturasi. Berikut ini merupakan
siklus (cycle) yang akan menjamin proses sterilisasi di dalam autoklaf menjadi efektif: 3
menit pada suhu 134 derajat C ;10 menit pada suhu 126 derajat C;15 menit pada suhu
121 derajat C ; 25 Menit pada suhu 115 derajat C ( Zahid, 2010).
Alat-alat elektrik yang digunakan yaitu inkubator adalah alat yang berfungsi
untuk menginkubasi mikroba pada suhu yang terkontrol. Alat ini dilengkapi dengan
pengatur suhu dan pengatur waktu. Kisaran suhu untuk inkubator produksi Heraeus
B5042 misalnya adalah 10-70 derajat C. Inkubator memiliki prinsip kerja yaitu dengan
memasukan atau menyimpan biakanmurni mikroorganisme, kemudian mengatur
suhunya, biasanya hanya dapat diatur diatas suhu tertentu. Mikroskop adalah alat yang
paling khas dalam laboratorium mikrobiologi yang memberikan perbesaran yang
membua kita dapat melihat struktur mikroorganisme yang tidak dapat dilihat oleh mata
telanjang. Mikroskop yang tersedia memungkinkan jangkauan perbesaran yang luas
dari beberapa kali hingga ribuan kali. Mikroskop memiliki prinsip kerja yakni dengan
memantulkan cahaya melalui cermin, lalu diteruskan hingga lensa objektif. Di lensa
objektif bayangan yang dihasilkan adalah maya, terbalik, dan diperbesar. Kemudian
bayangan akan diteruskan dan menghasilkan bayangan yang tegak, nyata dan di
perbesar oleh mata pengamat. Oven berfungsi untuk mensterilkan alat-alat gelas yang
tahan terhadap panas. Digunakan pada sterilisasi udara kering dengan membebaskan
alat-alat dari segala macam kehidupan (mikroba) tanpa kelembaban. Cara
menggunakannya yaitu dengan memasukkan alat-alat yang telah dibungkus dengan
kertas yang akan disterilkan ke dalam oven dan menyusunnya pada rak, kemudian
memanaskannya diatas api.
Autoklaf adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang
digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan. Tekanan yang
digunakan pada umumnya 15 Psi atau sekitar 2 atm dan dengan suhu 121 derajat C (250
derajat F). Prinsip kerja alat ini yaitu dengan menggunakan uap air panas bertekanan
untuk membunuh dan menghilangkan kotoran dan mikroba yang terdapat pada alat atau
bahan yang akan digunakan dalam praktikum atau percobaan. Kulkas/ lemari pendingin
yaitu suatu alat elektronik yang digunakan untuk menyimpan bahan atau alat yang telah
disterilisasi dengan proses pendinginan. Prinsip kerjanya yaitu, mengawetkan
mikroba/medium sesuai pada suhu yang diinginkan. Hot plate berfungsi untuk
Memanaskan larutan dan mencairkan media yang padat. pH indikator universal prinsip
kerjanya yaitu dengan menempelkan kertas pH indikator ini kebenda yang akan di uji
pH-nya, ada tingkatan warna tertentu yang menyatakannilai atau tingkatan pH-Nya
Alat-alat gelas seperti tabung reaksi yang berfungsi sebagai media pertumbuhan dan
penampungan cairan lainnya seperti pelarut selain itu juga dapat dapat diisi dengan
media padat, prinsip kerjanya yaitu pada waktu memanaskan media yang ada didalam
tabung reaksi, tabung reaksi harus berada dalam keadaan miring diatas nyala api dan
mulut tabung jangan sekali-kali menghadap pada diri kita atau orang lain. Tabung
reaksi yang disterilkan didalam autoklaf harus ditutup dengan kapas atau
alumunium foil abung reaksi membutuhkan rak tabung reaksi yang pada umumnya
terbuat dari kayu yang berfungsi sebagai tempat menyimpan tabung reaksi. Selain itu,
dibutuhkan alat penjepit yaitu gegep, prinsip kerjanya yaitu menjepit tabung
reaksi ketika di panaskan dan cara menggunakannya adalah dengan menekan
pemegang penjepit kemudian menjepit tabung dengan lubang yang ada dtengah
penjepit.Tabung durham prinsip kerjanya yaitu tabung durham dicuci, kemudian diisi
dengan medium yang terdapat pada tabung reaksi dengan mikropipet, atau dapat jugadi
tancapkan (secara terbalik) ke medium yang mengandung mikroba. Fungsinya adalah
untuk menampung atau menjebak gas yang terbentuk akibat dari metabolisme pada
bakteri yang diujikan Cawan petri yaitu wadah yang menyerupai mangkuk dengan dasar
rata. Cawan ini digunakan sebagai wadah penyimpanan dan pembuatan kultur media.
Prinsip kerjanya yaitu medium dapat dituangkan ke cawan bagian bawah dan cawan
bagian atas sebagai penutup. Pengerjaan praktikum mikrobiologi, diperlukan juga
ruangan dan tempat kerja yang steril. Ruang yang steril merupakan suatu keadaan ruang
yang bebas dari semua bentuk kehidupan mikroba yang patogen maupun yang non-
patogen. Agar ruangan praktikum tetap steril, lakukanlah sterilisasi rutin terhadap alat-
alat dan tempat kerja. Contohnya meja, semprotkan alkohol 70% ke meja. Dan bukan
hanya ke meja, alkohol 70% juga dapat di semprotkan ke tempat kerja lainnya. Bila
ada cairan tumpah di ruangan kerja kita, maka harus langsung di bersihkan agar ruangan
kerja tetap steril.
Pembahasan sterilisasi basah dan kering
Pembahasan Sterilisasi adalah suatu proses dimana kegiatan ini bertujuan untuk
membebaskan alat atau bahan dari berbagai macam mikroorganisme. Suatu bahan atau
alat bisa dikatakan steril apabila bebas dari mikroorganisme hidup yang patogen maupun
tidak, baik dalam bentuk vegetatif ataupun bentuk non-vegetatif (spora). Sebelum
melakukan percobaan atau praktikum mikrobiologi khususnya pada praktikum
penanaman (inokulasi) mikroba, atau pada penelitian-penelitian lainnya mengenai
mikroba, alat yang digunakan harus disterilisasi terlebih dahulu untuk menghindari
kontaminasi dari maikroba atau zat-zat lain yang menempel pada bahan atau alat yang
akan digunakan. Adapun metode sterilisasi yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu
sterilisasi pemanasan basah, yaitu dengan menggunakan autoklaf. Adapun pembahasan
pada praktikum kali ini adalah : 1. Persiapan alat yang akan di sterilisasi dengan autoklaf,
yaitu pertama perlakuan pada tabung reaksi yaitu dengan menyumbat lubang tabung
reaksi dengan menggunakan kapas sepadat mungkin tetapi masih dapat dibuka
(kapasnya, tidak menyumbat selamanya). Lalu kedua perlakuan pada cawan petri yang
akan di sterilisasi juga menggunkan autoklaf yaitu dengan membungkusnya
menggunakan kertas koran pada seluruh permukaan cawan petri dengan rapi. Lalu alat-
alat tersebut pun siap untuk di sterilisasi dengan autoklaf. 2. Sterilisasi dengan
menggunakan autoklaf. Prinsip kerja autoklaf adalah menggunakan uap air bertekanan
untuk mensterilisasikan suatu benda dengan mengkoagulasikan protein pada bakteri
sehingga bakteri akan mati. Sterilisasi menggunakan autoklaf ini termasuk kedalam
sterilisasi panas basah karena menggunakan uap air bertekanan dalam proses men-steril-
kan benda nya. Sterilisasi basah ini dapat digunakan untuk mensterilkan bahan apa saja
yang dapat ditembus uap air dan tidak rusak bila dipanaskan dengan suhu. yang berkisar
antara 110 derajat C dan 121 derajat C. Bahan-bahan yang biasa disterilkan dengan cara
ini antara lain medium biakan yang umum, air suling, peralatan laboratorium, biakan
yang akan dibuang, medium tercemar, dan bahan-bahan dari karet. (Anonym, 2012) Ada
4 hal utama yang harus diingat bila melakukan sterilisasi basah, yaitu : a. Sterilisasi
bergantung pada uap, karena itu udara harus dikosongkan betul-betul dari ruang autoklaf
(sterilisator). b. Semua bagian bahan yang disterilkan harus terkenai uap,karena itu
tabung dan labu kosong harus diletakan dalam posisi tidur agar udara tidak terperangkap
di dasarnya. c. Bahan-bahan yang berpori atau berbentuk cairan harus permeabel
terhadap uap. d. Suhu sebagaimana yang terukur oleh termometer harus mencapai 121 C
dan dipertahankan setinggi itu selama 15 menit. (Anonym, 2012).
Pembahasan pembuatan media
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan pembuatan media membutuhkan beberapa
alat dan bahan diantaranya erlenmeyer, tabung ukur, kompor listrik, potato dextrose,
nutrien agar, dan aquadestilata. Erlenmeyer berfungsi untuk menampung larutan atau
cairan. Labu erlenmeyer dapat digunakan untuk meracik dan mengolah Mugen kan
bahan-bahan komposisi media, menampung aquades, membuat pelarut, kultivasi
mikroorganisme dalam kultur cair. Terdapat beberapa pilihan berdasarkan volume cairan
yang dapat ditampung nya yaitu 100ml, 250ml, 500ml, 1000ml. Mulut lagu yang kecil
tapi dengan bagian bawah yang melebar memberikan keuntungan tersendiri saat bekerja
secara aseptis atau ketika meng kultur mikroorganisme yang membutuhkan aerasi.
Tabung ukur berguna untuk mengukur volume suatu cairan. Seperti labu erlenmeyer
gelas ukur memiliki beberapa pilihan berdasarkan skala volumenya. Untuk mengurangi
resiko pecah tersedia juga gelas ukur plastik. Pada saat mengukur volume larutan
sebaiknya batas air tersebut ditentukan berdasarkan meniskus cekung larutan. Kompor
listrik digunakan untuk memanaskan media agar larutan tercampur dengan merata.
Potato dextrose agar merupakan salah satu media yang digunakan untuk pertumbuhan
jamur aspergillus flavus media PDA dibuat pabrik dalam bentuk sediaan siap pakai
(Octavia, 2017:625). Media NA (nutrient agar) merupakan media yang berbentuk serbuk
berwarna putih kekuningan dan apabila setelah digunakan akan berbentuk padat karena
terdapat kandungan agar sebagai pemadatnya. Komposisi yang terpenting dalam media
ini adalah karbohidrat dan protein yang terdapat pada ekstrak daging dan pepton sesuai
dengan kebutuhan sebagian besarbakteri. Air murni diperoleh dengan cara penyulingan
(destilasi), tujuan dari destilasi yaitu memperoleh cairan murni dari cairan yang telah
tercemari zat terlarut, atau bercampur dengan cairan lain yang berbeda titik didihnya.
Cairan yang dikehendaki dididihkan hingga menguap kemudian uap diembunkan melalui
kondensor, sehingga uap mencair kembali. Cairan hasil destilasi ini disebut destilat. Air
murni antara lain dipergunakan untuk keperluan di laboratorium kimia, dan perawatan
kesehatan (Pitojo, 2003).
Dari hasil pengamatan pembuatan media, potato dextrose dan nutrien agar dimasukan
ke dalam erlenmeyer yang berbeda dan masing-masing diberikan campuran aquadestilata
sebanyak 100ml kemudian dipanaskan di atas kompor listrik agar terlarut secara merata.
Setelah terlarut secara merata kemudian mulut erlenmeyer ditutupi oleh kapas,
pembungkus kertas coklat dan diberi tali agar tidak terlepas. Kemudian median
disterilkan di dalam autoklaf pada suhu 121 derajat Celcius selama 30 menit dengan
tekanan 1 ATM dan media dituangkan ke dalam cawan petri ingga dibiarkan memadat.
Media PDA memiliki formulasi nutrisi yang sederhana. Komponen-komponen yang
sederhana di dalam medium membuat cendawan mudah menyerap nutrisi (Gandjar et al.,
2006).
H. Kesimpulan
Setiap alat dilaboratorium mempunyai fungsinya masing-masing dalam praktikum
mikrobiologi, sehingga diperlukan pengenalan terhadap alat-alat yang akan digunakan
dalam praktikum mikrobiologi. Penguasaan dan pemahaman dalam penggunaan alat-alat
akan sangat membantu dan menghindari kegagalan praktikum mikrobiologi ini.
Kesimpulan dari sterilisasi yaitu; 1. Alat dan bahan yang akan digunakan dalam
praktikum mikrobiologi harus dalam keadaan steril atau bebas dari mikroorganisme baik
yang patogen atau pun yang tidak. Baik yang vegetatif maupun yang non-vegetatif
(spora). 2. Metode sterilisasi antara lain secara fisik, kimia, dan mekamik. 3. Sterilisasi
dengan menggunakan autoklaf termasuk kedalam sterilisasi fisik yang menggunakan
pemanasan basah ( menggunakan uap air bertekanan) yang dilakukan pada suhu 121
derajat C dan tekanan 15 Psi selama 15 menit. 4. Alat dan bahan yang disterilisasi
dengan autoklaf ini harus dapat ditembus dengan uap air (bukan alat atau benda yang
menolak uap air/hidrofobik).
Kesimpulan dari pembuatan media, untuk pembuatan media membutuhkan alat dan
bahan-bahan tertentu. Pengukuran bahan harus sesuai agar media dapat membaca dengan
baik dan pada saat proses media disterilkan suhu dan waktu harus sangat diperhatikan
karena hal ini akan berpengaruh pada tingkat keberhasilan pembuatan media.
I. Daftar Pustaka
Andrews, dkk.(2004). Bovine Medicine Diseases and Husbandry of Cattle Second
Edition. Blackwell Science. UK
Dwidjoseputro, D.(1998).Dasar-dasar Mikrobiologi.Jakarta.
Gandjar, dkk.(2006).Mikrobiologi Dasar dan Terapan.Jakarta : Yayasan obor Indonesia
Hadioetomo R.S.(1985).Mikrobiologi Dasar dalam Praktek : Teknik dan Prosedur
Dasar Laboratorium.Jakarta : Gramedia.
Herrani C.R.(2015).Penggunaan Virtual lab untuk Meningkatkan Keterampilan
Mahasiswa Pendidikan Biologi dalam Menggunakan Alat-alat Mikrobiologi.
Widya Dharma Jurnal Kependidikan.Vol 27 (2).
Kurniawan, dkk.(2020).Mikrobiologi Lingkungan.Samarinda : Universitas
Muhammadiyah Kalimantan Timur.
Luklukyah, dkk.(2019).Panduan Praktikum Mikrobiologi Dasar.Magelang : Universitas
Tidar.
Safitri,M.F dan Swarastuti, A.(2011). Kualitas Kefir Berdasarkan Konsentrasi Kefir
Grain. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan.Vol 2(2).
Selian, dkk.(2013).Uji Most Probable Number (MPN) dan Deteksi Bakteri Koliform
Dalam Minuman Jajanan yang dijual Di Sekolah Dasar Kecamatan Sukabumi
.Kota Bandar Lampung ; ISSN 2337-3776
Yusmaniar, dkk.(2017).Mikrobiologi dan Parasitologi.Jakarta : Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia.
Zahid, M..(2010). Pemilihan Bahan Kimia yang Tepat Untuk Dekontaminasi Di
Dalam Laboratorium.Ulasan Ilmiah