PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
Disusun oleh:
Kelompok :A8
Kelas :A
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2021
MATERI I
PENGENALAN ALAT DAN
CARA PEMBUATAN
MEDIA PERTUMBUHAN
BAB I
MATERI
A. Mikroskop
Mikroskop adalah alat optik yang digunakan untuk mengamati atau mengoobservasi benda
mikroskopis yang tidak dapat dilihat oleh mata telanjang. Mikroskop dibedakan menjadi
beberapa jenis, tetapi mekanisme kerja setiap mikroskop memiliki prinsip yang sama, yaitu
terdiri dari suatu sistem optikal atau sistem pembesaran dan sistem iluminasi yang
menyebabkab terlihatnya obyek.
B. Autoklaf
Autoklaf merupakan alat yang digunakan untuk sterilisasi secara fisik menggunakan uap
panas bertekanan tinggi pada suhu 121 C dengan tekanan 1,5 selama 20 menit dan 2 atm
selama 15 menit
C. Waterbath
Merupakan wadah yang berisi air yang fungsinya mempertahankan suhu air dengan
pemanasan pada kisaran suhu 10-100° C. Pada saat saklar diposisi “on” maka arus listrik
masuk ke heater. Heater yang mendapat arus listrik akan menghasilkan panas pada waterbath,
suhu akan naik dan stabil sampai pada suhu yang telah diatur pada pengatur suhu.
D. Inkubator
Inkubator adalah alat yang menginkubasi mikroba pada suhu yang terkontrol. Inkubator ada
dua jenis, inkubator aerob untuk memeram mikroba aerob, inkubator anaerob untuk
memeram mikroba anaerob.
E. Colony Counter
Alat ini berguna untuk mempermudah perhitungan koloni yang tumbuh setelah diinkubasi
di dalam cawan karena adanya kaca pembesar. Selain itu alat tersebut dilengkapi dengan
skala/kuadran yang sangat berguna untuk pengamatan pertumbuhan koloni yang sangat
banyak. Jumlah koloni pada cawan petri dapat ditandai dan dihitung otomatis dan dapat di-
reset
Hot plate stirrer dan Stirrer bar(magnetic stirrer) berfungsi untuk menghomogenkan suhu
larutan pengadukan. Pelat (plate) yang terdapat dalam alat ini dapat dipanaskan sehingga
mampu mempercepat proses homogenisasi
G. Vortex Mixer
Alat ini digunakan untuk homogenisasi atau menyeragamkan cairan, untuk pekerjaan di
laboratorium mikrobiologi, vortex mixer memiliki kegunaan spesifik yaitu untuk
memisahkan mikroorganisme yang masih dalam bentuk koloni memisah menjadi individu.
Jumlah cairan yang dapat dihomogenkan vortex mixer terbilang kecil, karena hanya mampu
menampung wadah kecil seperti tabung reaksi.
H. Kawat Ose
I. Pipet Filler
Filler adalah alat untuk meyedot larutan yang dapat dipasang pada pangkal pipet ukur.
Karet sebagai bahan filler merupakan karet yang resisten bahan kimia. Filler memiliki 3
saluran yang masing-masing memiliki katup. Katup yang bersimbol A berguna untuk
mengeluarkan udara dari gelemung, S merupakan katup yang jika ditekan maka cairan dari
ujung pipet akan tersedot ke atas. Katup E berfungsi untuk mengeluarkan cairan dari pipet
ukur.
Biological Safety Cabinet (BSC) atau dapat juga disebut Laminar Air Flow (LAF) adalah
alat yang berguna untuk bekerja secara aseptis karena BSC mempunyai pola pengaturan dan
penyaring aliran udara sehingga menjadi steril dan aplikasi sinar ultraviolet (UV) beberapa
jam sebelum digunakan.
K. Pipet Ukur
L. Pipet Tetes
Fungsi sama dengan pipet ukur, tetapi volume yang dipindahkan tidak diketahui
M. Mikropipet
Mikropipet adalah alat untuk memindahkan cairan yang bervolume kecil, biasanya kurang
dari 1000µl.
N. Cawan Petri
O. Erlenmeyer
Alat yang memiliki banyak fungsi. Digunakan untuk preparasi media, menampung
akuades, dll.
Q. Tabung Reaksi.
Tabung reaksi digunakan untuk uji-uji biokimiawi dan menumbuhkan mikroba. Tabung
reaksi dapat diisi media padat maupun cair.
R. Bunser Burner
S. Cover Glass
T. Object glass
Pengenalan Media
Media dapat didefiniskan sebagai bahan yang terdiri atas campuran nutrisi yang dipakai
untuk menumbuhkan mikroba. Selain meumbuhkan mikroba, media dapat digunakan untuk
isolasi, memperbanyak, pengujian sifat fisiologis dan perhitungan jumlah populasi mikroba.
1. Media Pengencer
Media berbentuk cair yang tidak mengandung agar, contohnya adalah NB,LB
Media berbentuk padat yang berupa media organik atau alamiah misalnya media wortel,
kentang atau anorganik (silica gel).
1. Pepton
Dengan mencampurkan 1 g pepton dengan 1L Aquades
3. Aduk sampai homogen lalu panaskan sampai larutan menjadi bening dengan hotplate
stirer.
4. Tutuplah dengan penutup rapat dan bungkus dengan kertas kraf pada bagian yang
disumbat.
5. Sterilkan dengan autoklaf dengan suhu 121oC selama 15 menit dan tekanan 2 atm atau 20
menit dan tekanan 1,5 atm
6. PCA steril dalam erlenmeyer diletakkan di waterbath yang sudah diatur shuhunya antara
50-60°C
7. Media yang berada dalam erlenmeyer, dalam keadaan panas tuangkan ke dalam Cawan
Petri masing-masing ± 10 ml.
8. Media dibiarkan hingga dingin dan membentuk gel, lalu dibalik. Siap digunakan praktikum
lebih
BAB II
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil praktikum Autoklaf atau dikenal dengan metode sterilisasi panas basah
biasanya sterilisasi yang menggunakan bantuan alat autoklaf dengan tekanan bersaturasi,
menurut (Zahid, 2010) Berikut ini merupakan siklus (cycle) yang akan menjamin proses
sterilisasi di dalam autoklaf menjadi efektif: - 3 menit pada suhu 134oC - 10 menit pada suhu
126oC - 15 menit pada suhu 121oC - 25 menit pada suhu 115oC (22).
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2.Dari praktikum mikrobiologi tentang materi peralatan dan pembuatan media ini dapat
disimpulkan bahwa:
3.3.1. Kita harus menguasai peralatan yang ada dalam lab, mulai dari mikroskop hingga
object glass. Karena penguasaan alat sangatlah penting untuk kelancaran praktikum
3.4.2. Media dapat didefiniskan sebagai bahan yang terdiri atas campuran nutrisi yang
dipakai untuk menumbuhkan mikroba. Selain meumbuhkan mikroba, media dapat
digunakan untuk isolasi, memperbanyak, pengujian sifat fisiologis dan perhitungan
jumlah populasi mikroba
3.5.3. Praktikan harus paham tentang prosedur pembuatan media dan macam macam
media.
Saran
1. Pada praktikum materi 1 penjelasan dari asisten agak kurang jelas dan terlalu cepat, saran
kedepannya agar diperlambat tempo bicaranya dan diperjelas lagi.
Samuel K E Gan. (2016). APD Colony Counter App: Using Watershed Algorithm for
improved colony counting. Bioinformatics Institute, Agency for Science, Technology, and
Research (A*STAR), Singapore 138671;2 p53 Laboratory, Agency for Science, Technology,
and Research (A*STAR), Singapore 138648.
2. Jurnal Internasional
3. Ebook
MATERI II
STERILISASI ALAT DAN
MEDIA PERTUMBUHAN
BAB I
MATERI
1.1 Sterilisasi
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil praktikum metode sterilisasi biasanya digunakan untuk sektor industri dan
medis . Hal ini sesuai dengan (Zaid B,2020) metode sterilisasi pada umumnya banyak
digunakan di berbagai sektor industri, ada untuk keperluan medis dan untuk mencegah
transmisi mikroba.
Berdasarkan hasil praktikum sterilisasi sterilisasi merupakan suatu proses untuk membunuh
mikroorganisme pada alat dan bahan.Hal ini sesuai dengan (Dr. Didimus,2015) bahwa
Sterilisasi adalah sebuah proses dalam membebaskan suatu benda dari mikroorganisme
tertentu, baik bentuk spora maupun bentuk vegetatifnya. Kita hanya bisa menemukan adanya
benda yang steril dan tidak steril. Tidak ada benda yang setengah steril. Benda steril adalah
benda yang bebas dari mikroorganisme. Sterilisasi dapat dikatakan juga bahwa sebuah proses
untuk mematikan semua bentuk kehidupan.
Berdasarkan hasil praktikum alat yang digunakan untuk sterilisasi secara fisik.Hal ini sesuai
dengan (Muhammad Yunus,2021)bahwa Autoklaf adalah alat yang berfungsi untuk
mensterilisasikan alat-alat penelitian di laboratorium. Alat ini memiliki tekanan dan suhu yang
tinggi, sehingga alat-alat yang akan disterilisasi perlu dikemas agar terlindung dari tekanan dan
suhu yang tinggi tersebut (Istini, 2019). Biasanya, suhu yang digunakan pada autoklaf yaitu
121°C dan bertekanan uap 15 lbs.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2.Sterilisasi adalah proses pembebasan suatu benda dari mikroorganisme.
3.3.Benda steril adalah benda yang bebas dari mikroorganisme. Sterilisasi dapat dikatakan
juga bahwa sebuah proses untuk mematikan semua bentuk kehidupan.
3.4.Autoklaf adalah alat yang berfungsi untuk mensterilisasikan alat-alat penelitian di
laboratorium. Alat ini memiliki tekanan dan suhu yang tinggi, sehingga alat-alat yang
akan disterilisasi perlu dikemas agar terlindung dari tekanan dan suhu yang tinggi
tersebut (Istini, 2019).
3.5. Saran
Praktikum sudah berjalan dengan baik dan lancar, akan tetapi diperlukan penjelasan
yang lebih dalam dan koordinasi dengan baik. Praktikum akan lebih kondusif jika
dilaksanakan dengan offline.
DAFTAR PUSTAKA
McEvoy, B., Lynch, M., & Rowan, N. J. (2021). Opportunities for the application of real‐time bacterial
cell analysis using flow cytometry for the advancement of sterilization microbiology. Journal of Applied
Microbiology, 130(6), 1794-1812.
MATERI
1.1 Pengertian
Pada keadaan sebenarnya (di alam bebas) dapat dikatakan tidak ada bakteri atau
mikroba lainnya yang hidup sendiri terlepas dari spesies lain.Begitu pula dalam penangkapan
mikroba akan diperoleh piaraan campuran
• 1.Pour Plate
Pour Plate (PP) adalah teknik penanaman mikroorganisme dengan cara
menuangkan agar yang belum padat bersama dengan suspensi bakteri ke dalam cawan
petri, lalu kemudian dihomogenkan dan dibiarkan memadat. Tujuannya adalah
menumbuhkan mikroorganisme di seluruh bagian media. Adapun prosedur kerja yang
dilakukan adalah sebagai berikut
a) Siapkan cawan steril, tabung pengenceran yang akan ditanam dan media padat
yang masih cair (>45 ̊C)
b) Teteskan 1 ml secara aseptis. suspensi sel ke dalam cawan kosong
c) Tuangkan media yang masih cair ke cawan kemudian putar cawan untuk
menghomogenkan suspensi bakteri dan media, kemudian diinkubasi. Alasan
diteteskannya bakteri sebanyak 0,1 ml untuk spread plate dan 1 ml untuk pour
plate karena spread plate ditujukan untuk menumbuhkan dipermukaanya saja,
sedangkan pour plate membutuhkan ruang yang lebih luas untu
penyebarannya sehingga diberikan lebih banyak dari pada spread plate.
• 2. Spread Plate (SP)
Spread Plate (SP) adalah teknik penanaman mikroorganisme dengan cara
menyebarkan suspensi bakteri di permukaan agar diperoleh kultur murni. Tujuannya
adalah menumbuhan mikroorganisme di atas permukaan media. Adapun prosedur
kerja yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
a) Ambil suspensi cairan senamyak 0,1 ml dengan pipet ukur kemudian
teteskan diatas permukaan agar yang telah memadat.
b) Batang L atau batang drugal diambil kemudian disemprot alkohol dan
dibakar diatas bunsen beberapa saat, kemudian didinginkan dan ditunggu
beberapa detik.
c) Kemudian disebarkan dengan menggosokannya pada permukaan supaya
tetesan suspensi merata, penyebaran akan lebih efektif bila cawan ikut
diputar.
d) Hal yang perlu diingat bahwa batang L yang terlalu panas dapat
menyebabkan sel-sel mikroorganisme dapat mati karena panas.
• 3. Streak Plate (STP)
Streak Plate (STP) adalah teknik penanaman mikroorganisme dengan cara
menggoreskan kawat ose bulat yang telah dicelupkan ke dalam koloni pada
permukaan agar. Tujuannya adalah menumbuhkan dan mengisolasi mikroorganisme
dari koloni terbesar ke koloni terkecil.
• 4. Agar Tegak (AT)
Agar Tegak (AT) adalah teknik penanaman mikroorganisme dengan cara
menusukkan kawat ose lurus yang telah dicelupkan pada koloni ke agar sedalam ¾
bagian. Tujuannya adalah menumbuhkan mikroorganisme di dalam media secara
vertikal.
• 5. Agar Miring (AM)
Agar Miring (AM) adalah teknik penanaman mikroorganisme dengan cara
menggoreskan kawat ose bulat yang telah dicelupkan ke dalam koloni pada
permukaan agar. Tujuannya adalah menumbuhkan dan mengisolasi mikroorganisme
khususnya kapang dan khamir dari koloni terbesar ke koloni terkecil.
1.4 Macam Teknik Goresan (Streak)
• Sentuhkan inokulum loop pada koloni dan gores secara kontinyu sampai setengah
permukaan agar.
• Jangan pijarkan loop, lalu putar cawan 180 °C lanjutkan goresan sampai habis.
• Goresan sinambung umumnya digunakan bukan untuk mendapatkan koloni tunggal
melainkan untuk peremajaan ke cawan atau medium baru.
2. Goresan T (T Streak)
Hampir sama dengan goresan T, namun berpola goresan yang berbeda yaitu dibagi
empat. Daerah 1 merupakan goresan awal sehingga masih mengandung banyak sel
mikroorganisme. Goresan selanjutnya dipotongkan atau disilangkan dari goresan pertama
sehingga jumlah semakin sedikit dan akhirnya terpisah-pisah menjadi koloni tunggal.
4. Goresan Radian
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil praktikum tabung pengenceran yang akan ditanam dan media padat
yang masih cair (>45 ̊C) Teteskan 1 ml secara aseptis.suspensi sel ke dalam cawan kosong
.Tuangkan media yang masih cair ke cawan kemudian putar cawan untuk menghomogenkan
suspensi bakteri .Hal ini sesuai dengan (Lilya et al,2015) Metode tuang (pour plate) adalah
metode isolasi bakteri setelah dilakukan pengenceran bertingkat. Langkah pertama yang
dilakukan adalah 1 ml suspensi bakteri diteteskan ke dalam cawan Petri kosong secara
aseptis. Media yang masih cair (>45 °C) dituangkan ked alam cawan Petri dan kemudian
dihomogenkan dengan cara diputar.
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Hasil kesimpulan dari materi Isolasi dan Pembiakan Mikroba adalah sebagai
berikut :
3.2. Saran
Sebaiknya praktikum dilaksanakan dengan metode pembagian kelas agar lebih efektif
lagi ,untuk pemaparan materi jelas namun ada yang menjelaskan terlalu cepat
DAFTAR PUSTAKA
1. JURNAL NASIONAL
2. JURNAL INTERNASIONAL
3. BUKU
MATERI IV
SIFAT SEL DAN
KOLONI BAKTERI
BAB I
MATERI
4.1 Bakteri
1. Dinding sel
Dinding sel terdiri dari senyawa pepetidoglikan yaitu polimer yang terdiri dari
polipeptida pendek, peptidoglikan mempunyai ketebalan lapisan yang
bermacam-macam. Ketebalan lapisan ini berpengaruh terhadap respons
pewarnaan, yang digunakan sebagai penggolongan bakteri.
Fungsi dinding sel pada bakteri:
1) Dapat memberikan perlindungan fisik
2) Dapat menjaga sel agar tidak pecah pada lingkungan yang mempunyai
tekanan osmotic yang lebih rendah (hipotonis)
3) Mempertahankan bentuk sel bakteri
2. Sitoplasma
Sitoplasma merupakan cairan koloid yang mengandung molekul-molekul
seperti protein, karbohidrat, lemak, enzim, DNA, garam mineral, ribosom dan
klorosom (pada bakteri fotosintetik).
Fungsi sitoplasma:
1) Menjadi tempat terjadinya reaksi-reaksi metabolisme sel
3. DNA (Deoxyribonucleic Acid)
Pada struktur sel bakteri terdapat dua jenis DNA, yaitu DNA kromosom dan
DNA nonkromosom (plasmid). Jenis DNA kromosom merupakan materi
genetic yang menentukan sebagian besar dari sifat-sifat metabolisme bakteri,
sedangkan DNA nonkromosom hanya menentukan sifat-sifat tertentu,
Sifat yang ditentukan DNA non-kromosom misalnya, sifat patogen, sifat
fertilitas (kemampuan dalam bereproduksi secara seksual), dan sifat
kekebalan terhadap antibiotic tertentu.
Fungsi DNA:
1) Menetapkan sifat patogen, sifat fertilitas (kemampuan bereproduksi
secara seksual) dan juga sifat ketebalan terhadap antibiotic (DNA
nonkromosom).
2) Menentukan sifat-sifat metabolism bakteri (DNA kromosom).
Fungsi
Fungsi Bahan:
Fungsi Fiksasi
1. Membunuh mikroorganisme
2. Merekatkan preparat pada objek glass
3. Memperjelas pengamatan/observasi
BAB II
PEMBAHASAN
Menutut Bulele T, dkk (2019) Pada pewarnaan Gram terdapat 2 jenis bakteri yaitu
Gram positif dan Gram negatif. Tujuan dari pewarnaan Gram ini yaitu untuk mempermudah
melihat bakteri secara mikroskopik, memperjelas ukuran dan bentuk bakteri, melihat struktur
dalam bakteri seperti dinding sel dan vakuola, dan menghasilkan sifat-sifat fisik serta kimia
khas dari bakteri dengan zat warna.
Menurut Ali Niyazi, et all (2019) Turunan imidazolium NIM-Br yang mengandung
substituen alkil dengan panjang karbon dua belas dan enam belas menunjukkan aktivitas
antimikroba dan antibiofilm yang kuat terhadap bakteri Gram-positif dan Gram-negatif.
Aktivitas antimikroba dan antibiofilm senyawa ITFSI yang memiliki gugus metil pada sisi
kationik juga terdeteksi.
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
Praktikum ilmu dasar berjalan dengan baik, namun perlu intonasi saat menjelaskan lebih
diperlambat agar mudah dimengerti
DAFTAR PUSTAKA
Bulele, T., Rares, F.E. and Porotu'o, J., 2019. Identifikasi Bakteri dengan Pewarnaan Gram
pada Penderita Infeksi Mata Luar di Rumah Sakit Mata Kota Manado. eBiomedik, 7(1).
Ali Niyazi Duman, Ismail Ozturk, Ayça Tunçel, Kasim Ocakoglu, Suleyman Gokhan Colak,
Mine Hos¸gor-Limoncu, Fatma Yurt, 2019. Synthesis of new water-soluble ionic liquids and
their antibacterial profile against gram-positive and gram-negative bacteria. Heliyon 5 (2019),
e0260,
1. Jurnal Nasional
2. Jurnal Internasional
3. E-book
MATERI V
KAPANG DAN KHAMIR
BAB I
MATERI
1.1 Kapang
1. Sel Kapang
Sifat sel kapang dibawah mikroskop berbeda-beda
(menurut strain dan spesiesnya) bila dideteksi
menggunakan preparat hidup dan preparat mati (preparat
awetan).
2. Koloni Kapang
Spora, hifa maupun miselium kapang akan tumbuh normal
pada medium standar. Satu spora, sepotong hifa, atau
sepotong miselium akan tumbuh menjadi koloni kapang.
koloni kapang sendiri memiliki sifat yang berbeda-beda
menurut strain dan spesiesnya.
3. Sifat Koloni Kapang
mencakup pada :
1.1. Bentuk koloni (sirkel, tidak teratur).
1.2. Tepi koloni (rata, rhizoid, berambut).
1.3. Elevasi koloni( cembung, lempeng, pipih, gunung, bukit).
1.4. Kilap koloni (cemerlang, kusam).
1.5. Tembus cahaya (transparan, translusen).
1.6. Permukaan (beludru, halus, kasar)
1.7. Berlendir atau tidak
1.8. Ada titik-titik air atau tidak.
1.9. Warna (beberapa warna dalam suatu koloni, hijau, hitam,
putih,kuning, coklat muda, coklat tua, merah, orange).
1.3 Khamir
1. Sel Khamir
Sel khamir yang tampak di bawah mikroskop berbeda-beda (tergantung
strain dan spesiesnya) bila dideteksi memakai preparat hidup dan preparat
mati (preparat awetan.
2. Koloni Khamir
Sel khamir tumbuh normal pada medium standar. Pada dasarnya, setiap
sel khamir akan tumbuh menjadi satu koloni. Koloni khamir sendiri
memiliki sifat yang berbeda-beda menurut strain dan spesiesnya.
3. Sifat Koloni Khamir :
1.1.Bentuk koloni (sirkel, tidak teratur).
1.2.Tepi koloni (rata, berduri, rhizoid, berombak, berambut).
1.3.Elevasi koloni (cembung, lempeng, pipih, gunung, bukit).
1.4.Kilap koloni (cemerlang, opak).
1.5.Tembus cahaya (transparan, translusen).
1.6.Permukaan (halus, kasar) .
1.7.Warna (putih, krem, merah, coklat).
PEMBAHASAN
Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Rosani dkk. (2015) dalam penelitiannya
tentang proses pengolahan pasca panen lada putih, ketika mengeringkan lada putih harus
kering sempurna kalau tidak sempurna keringnya kapang dan khamir akan tumbuh dengan
sangat mudah. Karena kapang dan khamir sangat mudah tumbuh di tempat yang lembab.
Suryani dkk. (2020) Jamur adalah suatu tumbuhan yang sangat seerhana, berinti,
berspora, tidak klorofil, berupa sel atau benang bercabang-cabang dengan dinding dari selulosa
atau khintin atau keduanya dan umumnya berkembang biak secara seksual dan aseksuak. Jamur
terbagi dalam dua golongan yaitu jamur yang uniseluler disebut khamir; contoh Saccharomyces
cerevisiae dan yang multiselluler disebut kapang; contoh Aspergillus fumigatus.
Copetti dkk. (2019) Kapang dan khamir sangat efektif untuk digunakan pada makanan yang
tradisional dan moderen, yang juga bertindak sebagai enzim alami mikroba, pigmen, dan
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.5. Saran
Rosani, O., Susanty, D. and Triyanto, A., 2015. ANGKA KAPANG DAN KHAMIR PADA LADA PUTIH
ASAL BANGKA. Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional., 5(2), p.102.
Suryani, Y., Taupiqurrrahman, O. and Kulsum, Y., 2020. MIKOLOGI. 1st ed. Padang , Sumatera Barat: PT.
Freeline Cipta Granesia, p.10.
Xu, L., Ntakatsane, M., Wang, L., Meng, X., Sun, W., Bi, Y., Chen, P. and Ren, D., 2021. Improved sensitive
fluorescent/visible dual detection count plate for mold and yeast in food. Food Control, 128, p.108174.
Lampiran
1.
2.
3,
MATERI VI
PERHITUNGAN
JUMLAH KOLONI BAKTERI
(ENUMERASI)
BAB I
MATERI
Syarat 2
Diketahui : FP ; 10ֿ⁴ 10ֿ⁵ 10ֿ⁶
Σ koloni : 443 378 320
Ditanya : PP dan SP
Dijawab : karena jumlah koloni >300 maka termasuk syarat kedua dan menggunakan FP
tertinggi
Syarat 3
Diketahui : FP : 10ֿ³ 10ֿ⁴ 10ֿ⁵
Σ koloni : 652 27 139
Ditannya : PP dan SP
Dijawab: karena jumlah koloni diantara masuk range 30-300, maka menggunakan
syarat 3 yaitu dihitung faktor pengencer yang masuk diantara range 30- 300, yaitu
FP 10-5 dengan jumlah koloni 139
Dijawab : karena ada 2 koloni yang masuk range maka, dibandingkan dengan rumus
PP dari FP tertinggi
PP dari FP terendah
Syarat 5
Diketahui : FP ; 10ֿ³ 10ֿ⁴ 10ֿ⁵
Σ koloni : 125 84 50
Ditanya : PP dan SP
Dijawab : karena jumlah koloni yang masuk range ada3, maka menggunakan syarat 5
1. Kelompokkan menjadi 2
FP ; 10ֿ³ 10ֿ⁴ 10ֿ⁵
Σ koloni : 125 84 50
2. Badingkan tiang kelompok dengan menggunakan rumus perbandingan
1.2 Haemocytometer
▪ Haemocytometer adalah alat yang digunakan untuk menghitung jumlah sel secara
langsung.
Haemocytometer dibagi menjadi 3, yaitu :
▪ Pembuktian rumus Haemocytometer
Contoh Soal
1. Σ sel = 150, tentukan jumlah kotak besar (KB), kotak sedang (KS), dan kotak kecil (KK)!
Jawab:
a. KB = Σsel x 10⁴
=150 x 10⁴ sel/m
b. KS = Σsel x 2,5 x 10⁵
= 150 x 2,5 x 10⁵
=375 x 10⁵ sel/ml
c. KK = Σsel x 4 x 10⁶
=150 x 4 x 10⁶
=600 x 10⁶ sel/ml
2. Diketahui kotak sedang (KS) berjumlah 250 sel/ml. Tentukan jumlah kotak besar (KB) dan
kotak kecil (KK)!
Jawab :
KS = Σsel x 2,5 x 10⁵ = 250 x 10⁵
= Σselx 2,5 = 250
=Σsel = 100 sel
a. KB = Σsel x 10⁴
= 100 x 10⁴ sel/ml
b. KK =Σsel x 4 x 10⁶
=100 x 4 x 10⁶
= 400x 10⁶ sel/ml
BAB II
PEMBAHASAN
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1. Haecytometer dapat digunakan untuk menghitung jumlah sel dengan ukuran 3um atau
lebih
2. Pengujian dengan metode SPC sudah digunakan selama bertahun-tahun dengan
menggunakan media agar dan suhu 35˚C atau 25˚C. Serta koloni dapat dihitung
setelah 48 jam
Pengujian dengan metode MPN dilakukan dengan menggunakan sampel berbentuk
cair. Jika sampel masih berbentuk padat maka dlakukannya suspense
denganperbandingan 1:10 agar sampel bisa berubah menjadi cair
3.2. Saran
Praktikum ilmu dasar berjalan dengan baik, namun perlu adanya penjelasan yang lebih
mendetail dan jelas lagi mengenai tata cara menghitung secara manual.
DAFTAR PUSTAKA
Nemati, M., Aliasghar, H., Solmaz, M. D., Vahid, J., and Farzaneh, L. 2016. An
Overview on Novel Microbial Determination Methods in Pharmacential and
Food Quality Control. Adv Pharm Bull, 2016, 6(3): 301 – 308.
LAMPIRAN
1. Jurnal Nasional
2. Jurnal Internasional
3. Ebook