Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI
ACARA I : TEKNIK-TEKNIK DASAR DALAM PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

Disusun oleh :
NAMA : LAMIASIH
NIM : 21104070054

PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2023
ACARA 1

Teknik-teknik dasar dalam praktikum mikrobiologi

Tujuan

1. Mengenalkan beberapa prosedur teknik aseptic dan instrument dasar pada Praktikum
Mikrobiologi.
2. Mengembangkan kemampuan dan keterampilan mahasiswa dalam bekerja pada Praktikum
Mikrobiologi.

Dasar teori

A. Teknik Aseptik

Teknik aseptik adalah suatu upaya untuk mencapai keadaan steril / bebas dari segala bentuk
kehidupan. Teknik septik merupakan metode yang pertama kali dipelajari oleh orang-orang yang
berkecimpung dalam bidang mikrobiologi. Pada prinsipnya teknik aseptik adalah suatu upaya untuk
menghindarkan setiap kontak antara kultur murni (pure culture), mkedium steril dan semua wadah steril
serta permukaan meja kerja dengan mikroorganisme kontaminan/competitor (mikroorganisme yang tidak
diinginkan). Untuk mencegah terjadinya kontaminasi maka teknik aseptik harus ditegakkan. Teknik
bekerja yang aseptik adalah prosedur menjaga sterilitas dari material atau alat bahan yang digunakan
dalam praktikum (Sanders, 2012).

Teknik aseptik juga merupakan salah satu kompetensi klinis yang paling umum dan penting
dalam praktikum mikrobiologi dalam laboratorium. Yang terpenting ketika teknik aseptik digunakan
sebagai metode pencegahan kontaminasi, teknik tersebut harus benar secara teoritis dan dilakukan dengan
benar. Keberhasilan praktikum / eksperimen di laboratorium mikrobiologi sangat berkaitan erat dengan
penguasaan teknik aseptik. Teknik aseptik dibutuhkan misalnya pada saat pemindahan kultur murni dari
tabung reaksi ke tabung reaksi yang lain (Aziz, 2009).

B. Sterilisasi

Sterilisasi dalam mikrobiologi berkaitan dengan teknik aseptik, dimana sterilisasi merupakan
proses destruksi atau pembersihan terhadap semua bentuk kehidupan mikroorganisme (prokarior, eukariot
dan virus). Sterilisasi adalah hal yang dilakukan sebelum dilaksanakan praktikum mikrobiologi. Pada
prinsipnya, sterilisasi dibagi menjadi 3 cara, yaitu mekanis (penyaringan), kimiawi (disinfektan) dan
fisikawi (pemanasan & sinar UV). Cara sterilisasi yang dilakukan disesuaikan dengan alat yang akan
disterilkan. Dengan demikian, sterilisasi merupakan salah satu pilar penyangga yang menentukan
kesuksesan dalam praktikum di laboratorium mikrobiologi.

C. Teknik Isolasi Mikroorganisme

Setelah dilakukan proses sterilisasi baik tempat bekerja, alat maupun bahan maka sudah dapat
dilaksanakan isolasi mikroorganisme, hal tersebut dikarenakan mikroorganisme di alam terbuka tidak
terpisah populasinya, namun mereka berada dalam populasi campuran (mixed populations). Populasi
campuran mikroorganisme dapat dipisahkan menjadi biakan murni (pure culture) di laboratorium dengan
menggunakan ketentuan. Hasil dari perbanyakan satu sel mikrobia atau satu strain disebut biakan murni
yang nantinya dapat digunakan untuk berbagai macam studi, misalnya studi biakan, morfologi koloni,
aktivitas biokimiawi serta studi klasifikasi filogenetik. Dalam isolasi mikroorganisme terdapat 3 metode
yang dapat digunakan, yaitu metode streak plate, metode pour plate dan metode spread plate (surface
plate). Ketiga metode tersebut memiliki prinsip dasar yaitu mereduksi jumlah sel mikrobia dalam
inoculum (sampel).

D. Teknik Penyimpanan Kultur Murni

Setelah bakteri selesai diisolasi maka dilakukanlah penyimpanan kultur murni dengan teknik
khusus. Dan teknik penyimpanan kultur murni merupakan teknik yang digunakan dalam menyimpan
kultur murni yang diperoleh dari ketiga metode isolasi bakteri. Dilakukan dengan cara mengambil koloni-
koloni bakteri yang saling terpisah dari yang lain menggunakan ose steril dan dilakukan dengan aseptis.
Kultur murni yang telah didapatkan kemudian disimpan untuk kepentingan eksperimen atau praktikum
mikrobiologi. Terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dalam teknik penyimpanan kultur
mutni, yaitu:

1. Tidak menurunkan daya hidup kultur mikroorganisme


2. Mampu mencegah terjadinya perubahan-perubahan genetic & fisiologis

Terdapat beberapa teknik penyimpanan kultur murni, yaitu:

1. Pemindahan kultur ke medium baru secara periodic


2. Penyimpanan pada suhu rendah dalam refrigerator atau dibekukan
3. Pengeringan

Alat dan Bahan

1. Petridish
2. Drigalsky
3. Mikropippet / Tip pipet
4. Autoclave
5. Erlenmeyer
6. Agar plate
7. Jarum ose (loop)
8. Beaker glass
9. Reagen pengecatan : Gram, sederhana
10. Media ready made Oxoid, Difco
11. Aquades 9 ml / 99 ml
12. Agar miring
13. Agar tegak / deep

Hasil dan Pembahasan

No Gambar & Nama alat Keterangan


1. Petridish Merupakan wadah menyerupai mangkuk dengan dasar rata
yang digunakan sebagai wadah penyimpanan media dan
pembuatan kultur media. Bagian bawah dari cawan petri
merupakan mangkuk dan bagian atas merupakan
penutupnya.

2. Drigalsky Drigalsky berfungsi untuk meratakan cairan inoculum yang


dimasukkan kedalam cawan petri.

3. Mikropippet / Tip pipet Mikropipet adalah alat untuk memindahkan cairan yang
bervolume rendah (≤1000 µl). mikropipet yang dapat diatur
volume pengambilannya (misalnya ukuran 0,1–2,0 µl, 2–20
µl, 10–100 µl, 20–200 µl dan 100–1000 µl) dan fixed
volume pipette, mikropipet yang tidak bisa diatur
volumenya dan hanya tersedia satu pilihan volume
misalnya mikropipet 10 µl, 20 µl dan 1000 µl. Penggunaan
mikropipet selalu diiringi dengan tip. Warna tip umumnya
memiliki 3 variasi yaitu putih transparan untuk 0,5 – 10 µl,
kuning 20 – 200 µl dan biru >200 µl.
4. Autoclave Merupakan alat untuk mensterilkan berbagai macam alat
dan bahan yang diperlukan dalam mikrobiologi
menggunakan uap air panas bertekanan. Dan tekanan yang
digunakan pada umumnya 15 Psi atau sekitar 2 atm dan
dengan suhu 121oC (250o F). prinsip kerja alat ini adalah
dengan menggunakan uap air panas bertekanan untuk
membunuh dan menghilangkan kotoran dan mikroba yang
terdapat pada alat atau bahan yang akan digunakan dalam
praktikum atau eksperimen.
5. Erlenmeyer Erlenmeyer berfungsi untuk menampung larutan, bahan
atau media cair. Selain itu dapat juga dapat digunakan
untuk meracik dan menghomogenkan bahan-bahan
komponen media, menampung akuades, kultivasi mikroba
dalam kultur cair.

6. Agar plate Agar plate berfungsi sebagai media kultur bakteri dan
jamur.

7. Jarum ose (loop) Merupakan batang kaca yang ujungnya terdapat kawat
panjang, bentuknya ada yang lurus dan ada pula yang bulat.
Berfungsi untuk memindahkan atau mengambil koloni
suatu mikrobia ke media yang akan digunakan kembali.
Prinsip kerjanya adalah ose disentuhkan pada bagian
mikrobia kemudian menggosokkan pada kaca preparat
untuk diamati

8. Beaker glass Fungsi gelas beker adalah sebagai tempat mereaksikan


bahan, tempat menampung bahan kimia berupa larutan,
padatan, pasta ataupun tepung, tempat melarutkan bahan
dan tempat memanaskan bahan.

9. Pinset Merupakan alat yang digunakan untuk mengambil bahan


yang berukuran kecil atau bahan yang dipertahankan
kesterilannya.

10 Laminar airflow Alat ini berfungsi untuk pengerjaan sacara aseptis sebab
. memiliki pola pengaturan dan penyaringan aliran udara
sehingga aseptis dan aplikasi sinar UV beberapa jam
sebelum digunakan. Caranya adalah, atur alat dan bahan
yang telah dimasukan ke laminar air flow sedemikian rupa
sehingga efektif dalam bekerja dan tercipta areal yang
benar-benar steril. bekerja secara aseptis dan jangan sampai
pola aliran udara terganggu oleh aktivitas kerja. Setelah
selesai bekerja, biarkan 2-3 menit supaya kontaminan tidak
keluar dari laminar air flow.
11 Hot plate Alat ini berfungsi untuk memanaskan larutan dan
. mencairkan media yang padat.

12 Pembakar Bunsen Merupakan sebuah alat yang menghasilkan nyala api


. tunggal untuk keperluan sterilisasi, pemanasan dan
pembakaran. Bahan bakarnya ada yang berasal dari gas dan
methanol. Fungsinya untuk menghasilkan kondisi yang
steril. Api yang menyala dapat membuat aliran udara
karena oksigen dikonsumsi dari bawah dan diharapkan
kontaminan ikut terbakar dalam pola aliran udara tersebut.

13 Tabung reaksi Terbuat dari kaca dan berfungsi sebagai media


. pertumbuhan dan penampungan cairan, seperti pelarut dan
juga dapat dapat diisi dengan media padat. prinsip kerjanya
adalah pada waktu memanaskan media yang ada didalam
tabung reaksi, tabung reaksi harus berada dalam keadaan
miring diatas nyala api dan mulut tabung jangan
dihadapkan pada diri sendiri atau orang lain. Tabung reaksi
yang disterilkan didalam autoklaf harus ditutup dengan
kapas atau alumunium foil.
14 Rak tabung reaksi Umumnya terbuat dari kayu dan fungsinya untuk
. menyimpan tabung reaksi dengan cara menjepitnya.

15 Kulkas / lemari es Merupakan suatu alat elektronik yang digunakan untuk


. penyimpanan alat atau bahan yang telah disterilisasi
dengan proses pendinginan. Prinsip kerjanya adalah,
mengawetkan mikroba/medium sesuai pada suhu yang
diinginkan

16 Spatula Yaitu berupa sendok panjang dengan ujung atas datar,


. terbuat dari stainless steel atau alumunium. Yang
digunakan untuk mengambil obyek. Spatula yang sering
digunakan di laboratorium biologi atau kimia berbentuk
sendok kecil, pipih dan bertangkai. Fungsi spatula yaitu
Untuk mengambil bahan kimia yang berbentuk padatan dan
dipakai untuk mengaduk larutan.

17 PH Indikator universal Prinsip kerjanya yaitu dengan menempelkan kertas pH


. indikator ini kebenda yang akan di uji pH-nya, ada
tingkatan warna tertentu yang menyatakan nilai atau
tingkatan pH-nya.

18 Coloni Counter Berfungsi untuk menghitung koloni mikrobia dalam kulit.


. Cara menggunakannya yaitu setelah ON menyimpan cawan
petri didalamnya yang berisi bakteri atau jamur ke dalam
kamar hitung, mengatur alat penghitung pada posisi 000
dan mulai menghitung dengan menggunakan jarum
penunjuk sambil melihat jumlah pada layar hitung. Fungsi
dari alat ini adalah untuk menghitung jumlah koloni dari
bakteri.
19 Oven Alat ini berfungsi untuk mensterilkan alat-alat gelas yang
. tahan terhadap panas. Digunakan pada sterilisasi udara
kering dengan membebaskan alat-alat dari segala macam
kehidupan (mikroba) tanpa kelembaban. Cara
menggunakannya yaitu dengan memasukkan alat-alat yang
telah dibungkus dengan kertas yang akan disterilkan ke
dalam oven dan menyusunnya pada rak, kemudian
memanaskannya diatas api.

20 Inkubator Inkubator adalah alat yang berfungsi untuk menginkubasi


. mikroba pada suhu yang terkontrol. Alat ini dilengkapi
dengan pengatur suhu dan pengatur waktu. Inkubator
memiliki prinsip kerja yaitu dengan memasukan atau
menyimpan biakanmurni mikroorganisme, kemudian
mengatur suhunya, biasanya hanya dapat diatur diatas suhu
tertentu
21 Mikroskop Digunakan untuk dapat melihat struktur mikroorganisme
. yang tidak dapat dilihat oleh mata telanjang.

Dokumentasi Praktikum
Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan maka dapat disimpulkan bahwa alat-alat yang
digunakan pada praktikum mikrobiologi terbagi tiga bagian diantaranya Alat-alat elektrik yaitu autoklaf,
Coloni Counter, oven, dan laminar air flow. Selanjutnya alat-alat gelas seperti cawan petri, pembakar
Bunsen, dan tabung reaksi. Alat non-gelas yaitu jarum ose, pinset, spatula, PH Indikator universal, dan
rak tabung reaksi. Semua alat yang digunakan dalam laboratoriunm mikrobiologi harus dalam keadaan
steril.
DAFTAR PUSTAKA

Irawati, W., Meyners, G.Y., Dwany, N,. Rimpan, T.R., Ayustin, Y.D., Purba, E.H., & Christanti, C.A.

(2021). Praktikum Sederhana Di Rumah Tentang Pengaruh Penggunaan Hand Sanitizer Terhadap

Keberadaan Koloni Bakteri Di Tangan. Jurnal Pendidikan Biologi Undiksha, 8(3).

Clare, S., & Rowley, S. (2017). Implementing The Aseptic Non Touch Technique (ANTT) Clinical

Practice Framework For Aseptic Technique : a Pragmatic Evaluation Using a Mixed Methods

Approach In two London Hospitals. Journal of Infection Prevention, 19(1).

Hildebrand, E.M. (1950). Techniques For The Isolation Of Single Mikroorganiss. II. Journal Article

Botanical Review, 16(4).

Meliawaty, F. (2012). Efisiensi Sterilisasi Alat Bedah Mulut Melalui Inovasi Oven Dengan Ozon Dan

Infrared. Journal article // Maranatha Journal Of Medicine And Health.

Wikandari, P.R., Suparmo., Marsono, Y., & Rahayu, E.S. (2012). Karakterisasi Bakteri Asam Laktat

Proteolitik Pada Bekasam. Jurnal Natur Indonesia, 14(2), 120-125.

Widyaningrum., & Tri, M. (2023). Pengaruh Larutan Pengawet dan Cara Sterilisasi Terhadap Sifat Fisik,

Kimia, Mikrobiologi serta Sifat Organoleptik Produk Lada Hijau dalam Larutan Garam.

Communities and Collections.

Eliyarti., Rahayu, C., & Zakirman. (2020). Deskripsi Pengetahuan Awal Alat Praktikum Materi Koloid

Dalam Perkuliahan Kimia Dasar Mahasiswa Teknik. Jurnal Pendidikan Kimia dan Ilmu Kimia,

3(1).

Anda mungkin juga menyukai