2. Ukit, M.Si.
Disusun Oleh :
Nim : 1192060085
Kelas : 5 C
BANDUNG
2021.
PRAKTIKUM 4
A. Tujuan Praktikum
- Mampu mengetahui bagaimana proses pembuatan media isolasi mikroba dari tanah
- Mampu mempelajari cara teknis mengisolasi dan mensterilisasikan mikroba dari
tanah dengan berbagai metode
- Mampu melakukan Isolasi Mikroba di berbagai tempat dari substrat organic
untuk mendapatkan kultur murni
- Mampu menginterpretasi (membuat kesimpulan) dari data pengamatan.
B. Rumusan Masalah
- Bagaimana proses pembuatan media isolasi mikroba dari tanah?
- Apa saja yang harus dipelajari mengenai teknik mengisolasi dan mensterilsasi
mikroba dari tanah dengan berbagai metode?
- Bagaimana cara melakukan isolasi mikroba diberbagai tempat dari substrat organik?
- Apa yang di maksud dengan menginterpretasi data pengamatan?
C. Landasan Teori
Isolasi adalah mengambil mikroorganisme yang terdapat di alam dan
menumbuhkannya dalam suatu medium buatan. Prinsip dari isolasi mikroba adalah
memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya yang berasal dari campuran
bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan menumbuhkannya dalam
media padat sel-sel mikroba akan membentuk suatu koloni sel yang tetap pada
tempatnya. Isolasi bakteri atau biakan yang terdiri dari satu jenis mikroorganisme
(bakteri) dikenal sebagai biakan aksenik. Biakan yang berisi lebih dari satu macam
mikroorganisme (bakteri) dikenal sebagai biakan campuran, jika hanya terdiri dari dua
jenis mikroorganisme yang dengan sengaja dipelihara satu sama lain dalam asosiasi,
dikenal sebagai biakan dua-jenis (Alam dkk, 2013).
Mikroorganisme tidak memerlukan ruangan untuk perkembangannya, sebab itu media
buatan agar dapat dimasukkan ke dalam sebuah tabung percobaan labu atau cawan petri.
Pada permukaannya tabung atau cawan petri harus dalam keadaan steril (bebas dari
setiap mikroorganisme hidup) lalu setelah itu dimasukan mikrobia yang diinginkan,
tabung atau cawan petri harus dilindungi terhadap kontaminasi dari luar. Tanah
merupakan salah satu habitat bagi mikroorganisme, dalam satu gram tanah terdapat
jutaan bakteri, fungi, protozoa dan mikroorganisme lainnya. Menurut Panagan (2011),
populasi mikroorganisme dalam tanah di pengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya
jumlah dan jenis zat hara dalam tanah, kelembaban, tingkat aerasi, suhu, derajat
keasaman, dan perlakuan yang diberikan pada tanah, seperti pemupukan. Bakteri tanah
yang paling sering dijumpai berbentuk kokus, basil, spiral (Bhagabati et al. 2004) Salah-
satu bakteri yang dapat menghasilkan senyawa antimikrob adalah genus Bacillus. Bakteri
golongan ini mampu menghasilkan senyawa antimikrob baik berupa antibiotik,
proteinase maupun bakteriosin (Rosalina, 2020 : 47).
Mikrobiologi tanah merupakan suatu ilmu yang mempelajari mikroba tanah yang erat
hubungannya dengan mikrobiologi pertanian. Produk buangan dari aktivitas manusia dan
hewan serta sisa-sisa tanaman seringkali dibuang di tanah. Semua bahan ini pada
akhirnya akan diuraikan oleh mikroba tanah dan berubah menjadi partikel yang
merupakan bagian dari tanah dan dapat bermanfaat pada tanaman atau pertanian.
Penguraian berbagai bahan dari bahan organik kompleks menjadi bahan anorganik yang
sederhana dilaksanakan oleh mikroba. Bahan anorganik yang sederhana tersebut
merupakan zat hara bagi tanaman. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya aktivitas
mikroba tanah dalam kehidupan di alam ini (Brock et al., 2003).
Salah satu media yang akan digunakan yaitu media Nutrien Agar (NA). Media agar
merupakan substrat yang sangat baik untuk memisahkan campuran mikroorganisme
sehingga masing-masing jenis nya menjadi terpisah-pisah. Teknik yang digunakan untuk
menumbuhkan mikroorganisme pada media agar memungkinkannya tumbuh dengan
agak berjauhan dari sesamanya juga memungkinkan setiap selnya berhimpun
membentuk koloni yaitu kelompok massa sel yang dapat dilihat dengan mata telanjang.
Bahan yang diinokulasikan pada medium disebut inokulum, dengan menginokulasi
medium agar nutrient dengan metode cawan gores atau media cawan tuang, sel-sel
mikroorganisme akan terpisah sendiri-sendiri. Setelah inkubasi, sel-sel mikroba individu
memperbanyak diri secara cepat sehingga dalam waktu 18-24 jam terbentuklah massa sel
yang dapat dilihat dan dinamakan kolon. Koloni dapat terlihat dengan mata telanjang.
Koloni merupakan biakan murni satu macam mikroorganisme (Joddi, 2013).
Sebelum melakukan kegiatan isolasi dan inokulasi, biasanya dilakukan terlebih
dahulu kegiatan pembuatan pengenceran bertingkat. Menurut (wasteson dkk, 2009)
tujuan dari pengenceran bertingkat yaitu untuk memperkecil atau menggurangi jumlah
mikroba yang tersuspensi dalam cairan. Sehingga memudahkan dalam proses
perhitungan jumlah mikroba. Adapun macam-macam cara isolasi dan inokulasi mikroba
adalah :
1) Cara tebar atau sebar (spread plate method)
Teknik spread plate merupakan teknik isolasi mikroba dengan cara menginokulasi
kultur mikroba secara pulasan/sebaran dipermukaan media agar yang telah memadat
2) Cara penuangan (pour plate method)
Robert koch (1843-1905) mempunyai metode lain, yaitu dengan mengambil sedikit
sampel campuran bakteri yang mudah diencerkan dan sampel ini kemudian
disebarkan di dalam suatu medium yang terbuat dari kaldu dan gelatin encer. Dengan
demikian akan diperoleh suatu piaran adukan. Setelah medium tersebut mengental
maka selang beberapa jam kemudian nampaklah koloni yang dapat dianggap murni.
Dengan mengulang pekerjaan diatas maka akhirnya akan diperoleh piaran murni
yang lebih terjamin (Schiegel, 1996).
3) Cara gores (streak plate method)
Teknik penanaman mikroba dengan goresan bertujuan untuk mengisolasi
mikroorganisme dari campurannya atau meremajakan kultur ke dalam medium baru.
Cara gores umumnya digunakan untuk mengisolasi koloni mikroba pada medium-
agar sehingga didapatkan koloni terpisah dan merupakan biakan murni. Cara ini
dasarnya ialah menggoreskan suspensi bahan yang mengandung mikroba pada
permukaan medium-agar yang sesuai pada cawan petri. Setelah inkubasi maka pada
bekas goresan akan tumbuh koloni-koloni terpisah yang mungkin berasal dari 1 sel
mikroba, sehingga dapat dikultur lebih lanjut (Jutono dkk, 1980).
D. Alat dan Bahan
1. Alat
No Alat Jumlah
1. Autoklaf 1 buah
2. Pembakar bensin 1 buah
3. Tissue 1 buah
4. Karet gelang 1 buah
5. Kapas 1 buah
6. Timbangan digital 1 buah
7. Kertas coklat 2 buah
8. Cawan petri 1 buah
9. Mikroplpet 1 buah
10. Lampu spiritual 2 buah
11. Spatula 1 buah
12. Vortex mixer 2 buah
13. Laminar air flow 1 buah
14. Elemeyer 2 buah
15. Batang L/batang penyebar 1 buah
16. LAV 1 buah
17. Beaker gelas 2 buah
18. Pipet berukuran \volume 2 buah
19. Tabung reaksi dan rak tabung 2 buah
20. Filler (Ruber blub) 2 buah
21. Alumunium foil 1 buah
22. Colony counter 1 buah
23. Gelas ukur 2 buah
24. Jarum ose 2 buah
25. Botol kaca 2 buah
26. Magnetic stirrer 1 buah
27. Tabung pengeceran 4 buah
28. Mikro pipet 1 buah
29. Testup 3 buah
2. Bahan
No Bahan Jumlah
1. Alkohol 1 buah
2. Aquades 1000 ml 1 buah
3. Tanah tomat 1 buah
4. Beef extract 3 gr 1 buah
5. Peptone 5 gr 1 buah
6. Agar-agar 1 buah
7. pH 7,2 1 buah
E. Langkah Kerja
Langkah kerja pembuatan media dengan metode cawan tuang (pour plate)
Setelah itu
kemudian media lalu teknik tersebut dilakukan suspensi
tersebut didinginkan mencelupkan ke dalam alkohol disebarkan
terlebih dahulu dan kemudian dipanaskan
sebelum digunakan. sampai alkohol terbakar habis. dengan spatel
dryglaski.
selanjutnya media
tersebut diangkat setelah itu media
dan dipindahkan yang telah dibuat,
Setelah media didinginkan. amati dengan benar
lalu putar lah media agar ke ruang isolasi kemudian tentukan
lempeng. dan di inkubasikan koloni yang ada di
dengan posisi media.
media terbalik
Langkah kerja pembuatan media dengan metode cawan penggoresan (streak plate
method)
menunggu media di
setelah itu cawan
inokulasi media pada inokulasi, maka setelah itu
petri dibungkus,
setiap daerah 1 di sterilkan terlebih dahulu
kemudian di
sebanyak mungkin jarum ose dengan cara
inkubasi media
dengan gerakan dibakar dengan lampu
tersebut selama 2
seimbang. spiritus, setiap media yang
hari.
akan digunakan.
Langkah kerja video ke 4 pembuatan media dengan metode cawan penggoresan
(streak plate method)
F. Hasil Pengamatan
Alam, M. S., dkk.(2013). Isolasi Bakteri Selulolitik Termofilik Kompos Pertanian Desa
Bayat.Klaten Jawa Tengah.Chem Info. Vol 1 (1).
Bhagabati, A., T. Dillar, N. Grisel, G.(2004). Sladic Radez and against others. Micrococcus
roseus was also proved to Mandic Mule. The influence of Bacillus have
antibacterial activity only against Shigella spp. substilis protein Degu, sin R
and sin IR on Enterobacter aerogene and Bacillus alvei shows clear
biosynthensis in Bacillus licheinformis. Biotechniske zone of inhibition
against Pseudomonas spp but the falk. V. Iybijani, Knetistro, 200 Technics,
72: 37-42.
Brock, T. D., dkk.(2003). Biology of Microorganisms. Sixth edition. New York: Prentice
Hall.
Panagan, A. T. (2011). Isolasi Mikroba Penghasil Antibiotika dari Tanah Kampus Unsri
Indralaya Menggunakan Media Ekstrak Tanah. Jurnal Penelitian Sains. Vol
14(3).