PERCOBAAN
INOKULASI MIKROORGANISME DAN PENGGUNAAN
MIKROSKOP
Hari : Rabu
Kelompok : XIX
Praktikan : 1. Valentinus Satrio Adhi L. (02211840000038)
2. Selvi Amelia Virda (02211840005010)
Tanggal Percobaan : 25 September 2019
Tanggal Mengumpulkan : 02 Oktober 2019
Laporan
Asisten : Naqiyyah Salsabilah
BAB I
PENDAHULUAN
I.2 Tujuan
I.2.1 Inokulasi Mikroorganisme
Percobaan inokulasi mikroorganisme betujuan untuk mempelajari teknik inokulasi
biakan mikroorganisme pada medium steril.
I.2.2 Mikroskop
Percobaan penggunaan mikroskop ini bertujuan untuk:
1. Melatih menggunakan mikroskop dengan jalan melihat morphologi jamur, yeast,
bakteri dan beberapa mikroorganisme
2. Mengenal bentuk-bentuk mikroorganisme
3. Melatih membuat preparat
Laboratorium Mikrobiologi
Departemen Teknik Kimia FTI-ITS
2019
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Industri
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Laboratorium Mikrobiologi
Departemen Teknik Kimia FTI-ITS
2019
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Industri
3
Laboratorium Mikrobiologi
Departemen Teknik Kimia FTI-ITS
2019
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Industri
4
Laboratorium Mikrobiologi
Departemen Teknik Kimia FTI-ITS
2019
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Industri
5
Laboratorium Mikrobiologi
Departemen Teknik Kimia FTI-ITS
2019
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Industri
6
Laboratorium Mikrobiologi
Departemen Teknik Kimia FTI-ITS
2019
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Industri
7
(Azizatun, 2019)
Laboratorium Mikrobiologi
Departemen Teknik Kimia FTI-ITS
2019
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Industri
8
(Pelczar, 2010)
Menurut Yunilas (2017), bagian-bagian dari mikroskop adalah sebagai berikut:
A. Lensa Okuler mikroskop, yaitu lensa mikroskop yang terdapat di bagian ujung atas
tabung, berdekatan dengan mata pengamat. Lensa ini berfungsi untuk memperbesar
bayangan yang dihasilkan oleh lensa obyektif. Perbesaran bayangan yang terbentuk
berkisar antara 4 sampai 25 kali.
B. Tabung mikroskop, yaitu terdapat di bagian atas tabung melekat lensa okuler, dengan
perbesaran tertentu (15 kali, 10 kali, dan 15 kali). Dibagian bawah tabung terdapat alat
yang disebut revolver. Fungsi adalah untuk mengatur fokus yang dapat dinaikkan dan
diturunkan dan sebagai penghubung antara lensa obyektif dan lensa okuler.
C. Revolver, yaitu pada revolver tersebut terdapat lensa objektif. Fungsi revolver adalah
mengatur perbesaran lensa objektif dengan cara memutarnya.
D. Lensa objektif perbesaran lemah, yaitu lensa objektif mikroskop yang bekerja dalam
pembentukan bayangan pertama. Lensa ini menentukan struktur dan bagian renik yang
akan terlihat pada bayangan akhir. Ciri penting lensa objektif adalah memperbesar
bayangan obyek dengan perbesaran beraneka macam sesuai dengan model dan pabrik
pembuatnya, misalnya 10 kali, 40 kali, dan 100 kali dan mempunyai nilai apertura (NA).
Nilai apertura adalah ukuran daya pisah suatu lensa objektif yang akan menentukan daya
pisah spesimen, sehingga mampu menunjukkan struktur renik yang berdekatan sebagai
dua benda yang terpisah.
E. Lensa objektif perbesaran kuat
F. Meja mikroskop, yaitu merupakan tempat meletakkan objek (preparat) yang akan dilihat.
Objek diletakkan di meja dengan dijepit dengan oleh penjepit. Dibagian tengah meja
terdapat lengan untuk dilewat sinar. Pada jenis mikroskop tertentu, kedudukan meja tidak
dapat dinaik atau diturunkan. Pada beberapa mikroskop, terutama model terbaru, meja
preparat dapat dinaikturunkan.
G. Klip
H. Kaki mikroskop.
I. Cermin mikroskop, mempunyai dua sisi, yaitu sisi cermin datar dan sisi cermin cekung,
berfungsi untuk memantulkan sinar dan sumber sinar. Cermin datar digunakan bila
sumber sinar cukup terang, dan cermin cekung digunakan bila sumber sinar kurang.
Cermin dapat lepas dan diganti dengan sumber sinar dari lampu. Pada mikroskop model
Laboratorium Mikrobiologi
Departemen Teknik Kimia FTI-ITS
2019
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Industri
9
baru, sudah tidak lagi dipasang cermin, karena sudah ada sumber cahaya yang terpasang
pada bagian bawah (kaki).
J. Diafragma mikroskop, yaitu berfungsi mengatur banyaknya sinar yang masuk dengan
mengatur bukaan iris. Letak diafragma melekat pada diafragma di bagian bawah. Pada
mikroskop sederhana hanya ada diafragma tanpa kondensor.
K. Lengan mikroskop, yaitu dengan adanya engsel antara kaki dan lengan, maka lengan
dapat ditegakkan atau direbahkan. Lengan dipergunakan juga untuk memegang
mikroskop pada saat memindah mikroskop
L. Pemutar halus, yaitu komponen ini letaknya pada bagian lengan dan berfungsi untuk
mengatur kedudukan lensa objektif terhadap objek yang akan dilihat. Pada mikroskop
dengan tabung lurus atau tegak, pengatur kasar dan halus untuk menaikturunkan tabung
sekaligus lensa objektif. Pada mikroskop dengan tabung miring, pengatur kasar dan halus
untuk menaik turunkan meja preparat.
M. Pemutar kasar.
Laboratorium Mikrobiologi
Departemen Teknik Kimia FTI-ITS
2019
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Industri
10
memproduksi spora bentuk silinder yang tidak membengkak, bersifat aerob atau anaerob
fakultatif serta heterotrof, katalase positif, sel gerak yang membentuk endospora elips lebih
tahan daripada sel vegetatif terhadap panas, kering dan faktor lingkungan lain yang merusak.
Permukaan sel bakteri ditumbuhi merata flagellum pristikus. B. subtilis merupakan
kelompok fisiologi yang berbeda dari bakteri non-patogen, yang relatif mudah dimanipulasi
secara genetika dan sederhana dibiakkan, yang memperkuat kesesuaiannya untuk
kepentingan industri. Bakteri antagonis B. subtilis dapat bertahan pada kondisi lingkungan
tertentu, yaitu pada suhu -5oC sampai 75oC, dengan tingkat keasaman (pH) antara 2-8. Pada
kondisi yang sesuai dan mendukung, populasinya akan menjadi dua kali banyaknya selama
waktu tertentu. Waktu ini dikenal dengan waktu generasi atau waktu penggandaan, yang
untuk B. subtilis adalah 28,5 menit pada suhu 40oC. Berdasarkan sifat pertumbuhannya, B.
subtilis bersifat mesofilik. Bakteri B. subtilis menghasilkan enzim protease, amilase, lipase,
serta kutinase sebagai enzim pengurai dinding sel patogen.
Laboratorium Mikrobiologi
Departemen Teknik Kimia FTI-ITS
2019
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Industri
11
BAB III
METODOLOGI
Laboratorium Mikrobiologi
Departemen Teknik Kimia FTI-ITS
2019
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Industri
12
4. Jarum ose
5. Mikroskop
6. Obyek glass
7. Deck glass
B. Bahan
1. Media NBA dan PDA
2. Biakan murni
3. Suspensi bakteri
4. Immersion oil
III.2 Prosedur
A. Inokulasi dengan Metode Slant Culture (Agar Miring)
a. Dengan menggunakan tabung reaksi
1. Menulis nama spesies mikroorganisme, tanggal serta nama praktikan pada
tabung reaksi.
2. Menuang media agar kedalam tabung reaksi sebanyak ⅓ tabung, kemudian
tabung reaksi yang telah berisi media dimiringkan dengan kemiringan ± 45°.
3. Meletakkan biakan induk dalam tabung reaksi berisi media agar miring yang
telah disterilkan pada telapak tangan kiri.
4. Memanaskan jarum ose pada nyala api lampu spiritus hingga membara.
5. Membuka sumbat kapas pada biakan induk dengan jari manis dan kelingking.
6. Memanaskan permukaan tabung reaksi no. 3 pada api spiritus kemudian
mengambil biakan dengan menggunakan ose, kemudian menutup kembali
biakan induk.
7. Membuka kapas media agar miring yang akan diinokulasi mikroorganisme
dengan cara yang sama dengan langkah 5. Kemudian menggeserkan dengan
hati-hati ujung jarum ose yang sudah mengandung mikroorganisme di ats
permukaan agar, dimulai dari dasar ujung tabung dan digores lurus menuju
ke bagian atas tabung.
8. Menutup secepatnya kapas pada media yang telah diinokulasi, memanaskan
kembali ujung jarum ose sampai membara untuk memusnahkan
mikroorganisme yang masih menempel.
Laboratorium Mikrobiologi
Departemen Teknik Kimia FTI-ITS
2019
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Industri
13
B. Penggunaan Mikroskop
a. Persiapan mikroskop
1. Mengeluarkan mikroskop dengan hati-hati dari lemarinya dan
menempatkannya diatas meja untuk bekerja. Menetapkan tinggi bangku
duduk sedemikian hingga dengan mudah dapat melihat okuler.
2. Memutar skrup pengatur fokus kasar, hingga mikroskop naik kira-kira 2 cm
dan menempatkan preparat ditengah-tengah mikroskop dan
mencengkeramkan dengan jepitan-jepitan itu.
Laboratorium Mikrobiologi
Departemen Teknik Kimia FTI-ITS
2019
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Industri
14
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Laboratorium Mikrobiologi
Departemen Teknik Kimia FTI-ITS
2019
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Industri
15
reaksi:
Tabel VI.1 Hasil Percobaan Inokulasi Mikroorganisme pada Media PDA dan NBA
Menggunakan Tabung Reaksi
Tabung Hasil Pengamatan Bacillus subtilis
Reaksi
Media NBA Media PDA
( 43 Jam)
- Blanko
- Biakan
Keterangan
Warna: Putih tulang Putih tulang dan hitam
Kepekatan: Pekat, layer berwarna putih Tidak perkat , layer berwarna
tulang sudah tebal putih tulang dan hitam
Tabung Hasil Pengamatan Aspergilus niger
Reaksi
Media NBA Media PDA
( 43 Jam)
Laboratorium Mikrobiologi
Departemen Teknik Kimia FTI-ITS
2019
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Industri
16
-Biakan
Keterangan
Warna: Hitam Hitam
Kepekatan: Layer berwarna hitam tidak Layer berwarna hitam dan
terlalu pekat pekat
Laboratorium Mikrobiologi
Departemen Teknik Kimia FTI-ITS
2019
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Industri
17
NBA PDA
Blanko
Tampak depan
Tampak samping
Laboratorium Mikrobiologi
Departemen Teknik Kimia FTI-ITS
2019
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Industri
18
Blanko
Tampak depan
Tampak samping
Laboratorium Mikrobiologi
Departemen Teknik Kimia FTI-ITS
2019
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Industri
19
Keterangan
Bentuk: Perbesaran 400x Perbesaran 400x
Basil Coccus
IV.2 Pembahasan
IV.2.1 Inokulasi Mikroorganisme
Tujuan dari percobaan inokulasi mikroorganisme ini adalah untuk mempelajari
teknik inokulasi biakan mikroorganisme pada medium yang steril. Inokulasi mikroba
adalah proses penanaman mikroba secara aseptik ke media tumbuhnya, baik
berbentuk padat, cair atau semi padat. Media tumbuh berbentuk padat dapat
dibagi menjadi agar tegak (deep agar), agar miring (slantagar) dan lempeng
agar (plate agar. Dengan demikian akan didapatkan biakan mikroorganisme murni
yang dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran maupun untuk kepentingan lainnya seperti
kepentingan industri, pertanian, dan kesehatan.
(Rahardian, 2014)
Percobaan ini diawali dengan memasukkan media NBA (Nutrient Broth Agar) ke
dalam 2 tabung reaksi dan 2 petridish dan memasukkan media PDA (Potato Dextrose Agar)
ke dalam 2 tabung reaksi dan 2 petridish. Media agar dimasukkan ke dalam tabung reaksi
dan petridish sebanyak 1/3 dari total volumenya. NBA merupakan salah satu jenis media
kompleks yang mengandung ekstrak daging, pepton, dan agar. NBA berfungsi untuk
pertumbuhan mikroorganisme heterotroph, sehingga NBA adalah media yang cocok untuk
pengembangbiakan bakteri Bacillus subtilis. Sedangkan media PDA (Potato Dextrose Agar)
adalah media yang digunakan untuk menumbuhkan atau mengidentifikasi yeast dan kapang.
PDA mengandung sumber karbohidrat dalam jumlah cukup, yaitu terdiri dari 20% ekstrak
Laboratorium Mikrobiologi
Departemen Teknik Kimia FTI-ITS
2019
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Industri
20
kentang dan 2% glukosa, sehingga baik untuk pertumbuhan kapang dan khamir, tetapi
kurang baik untuk pertumbuhan bakteri.
(Hasanah, 2012)
Langkah selanjutnya adalah menyumbat tabung reaksi berisi media agar
menggunakan kapas, hal ini bertujuan untuk memperkecil kontaminan yang disebabkan oleh
mikroorganisme dan udara di luar tabung reaksi. Kemudian membungkus petridish berisi
media agar dengan menggunakan kertas coklat dengan bagian kertas coklat yang berplastik
atau licin berada di luar dan bagian kertas coklat yang tidak berplastik di dalam. Hal ini
dilakukan untuk mencegah supaya uap air tidak masuk ke dalam petridish saat dimasukkan
ke dalam autoclave dan menyebabkan petridish terkontaminasi. Setelah melakukan
pengisian media agar dan penyumbatan tabung reaksi serta pembungkusan petridish dengan
kertas coklat, langkah selanjutnya yaitu mensterilkan peralatan tersebut dengan
memasukkan ke dalam autoclave pada suhu 121°C selama 15 menit. Hal ini bertujuan
supaya mikroorganisme-mikroorganisme yang tidak diharapkan dalam percobaan inokulasi
ini mati sehingga nantinya tidak mengganggu biakan mikroorganisme yang diinokulasi.
Pada suhu 121 °C, endospora dapat dibunuh dalam waktu 4-5 menit, dimana sel vegetatif
bakteri dapat dibunuh hanya dalam waktu 6-30 detik pada suhu 65°C. Perhitungan waktu
sterilisasi autoklaf dimulai ketika suhu di dalam autoklaf mencapai 121°C. Jika objek yang
disterilisasi cukup tebal atau banyak, transfer panas pada bagian dalam autoklaf akan
melambat, sehingga terjadi perpanjangan waktu pemanasan total untuk memastikan bahwa
semua objek bersuhu 121 °C untuk waktu 10-15 menit.
(Yunilas, 2017)
Setelah disterilisasi menggunakan autoclave, tahapan selanjutnya adalah
mendinginkan media beberapa menit hingga media menjadi padat. Pendinginan media
dalam tabung reaksi dilakukan sambil memiringkan tabung reaksi 45 derajat, hal ini
dilakukan untuk memperluas luas permukaan media agar. Lalu melakukan proses inokulasi
di dalam laminar flow. Inokulasi dilakukan di dalam laminar flow supaya media dan
peralatan lebih terlindungi dari mikroorganisme yang beraal dari udara bebas sehingga
kontaminasi biakan nantinya dapat diminimalisir. Laminar flow sendiri merupakan suatu
tempat atau meja kerja yang steril untuk melakukan kegiatan mulai dari persiapan bahan
tanam, inokulasi atau penanaman dan pemindahan tanaman dari satu tempat ke tempat lain
dalam satu kultur.
Laboratorium Mikrobiologi
Departemen Teknik Kimia FTI-ITS
2019
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Industri
21
Laboratorium Mikrobiologi
Departemen Teknik Kimia FTI-ITS
2019
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Industri
22
yang tidak boleh dibuka sepenuhnya. Setelah melakukan inokulasi permukaan tabung reaksi
dan petridish serta kawat ose nya dipanaskan kembali agar mikroorganisme yang tersisa mati
dan menjaga agar tidak terkontaminasi.
Setelah proses inokulasi, petridish dibungkus kembali dengan menggunakan kertas
coklat dan dilanjutkan dengan proes inkubasi. Pada percobaan ini proses inkubasi dilakukan
selama 43 jam pada suhu 30oC. Proses inkubasi dilakukan dengan cara memasukkan tabung
reaksi dan petridish berisi media dan mikroorganisme hasil inokulasi ke dalam inkubator.
Inkubator adalah alat yang digunakan untuk tumbuh dan memelihara budaya mikrobiologi
atau kultur sel. Inkubator mempertahankan suhu optimal, kelembaban dan kondisi lain
seperti karbon dioksida (CO2) dan kandungan oksigen dari atmosfer di dalam. Pada saat
inkubasi, petridish diletakkan dengan keadaan petridishnya terbalik. Hal ini bertujuan agar
uap yang terbentuk selama inkubasi tidak menetes ke biakan sehingga tidak menghambat
proses pertumbuhan bakteri ataupun jamur.
(Tortora, 2010)
Setelah diinkubasi selama 43 jam, dapat dilihat pada gambar III.1 (a) bahwa pada
media NBA di dalam tabung reaksi terdapat koloni Bacillus subtillis dengan warna putih
tulang dan pekat. Sedangkan pada gambar III.1 (b) pada media PDA di dalam tabung reaksi
terdapat koloni Bacillus subtillis dengan warna putih tulang, namun lebih dominan warna
hitam. Hal ini dikarenakan adanya kontaminasi pada biakan sehingga biakan ditumbuhi oleh
jamur. Kontaminasi pada biakan kemungkinan disebabkan karena kurangnya steril laminar
flow, sehingga pada saat inokulasi media biakan terkontaminasi oleh mikroorganisme lain.
Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2007), laminar flow biasa digunakan
sebagai tempat untuk inokulasi berbagai mikroorganisme seperti baktreri ataupun jamur,
akan tetapi hasilnya dirasa masih kurang maksimal karena sering masih terkontaminasi oleh
mikroba lain yang tidak dikehendaki juga dilihat dari segi keamanan dan tingkat resiko
kecelakaan lebih besar. Pada gambar III.1 (c) bahwa pada media NBA di dalam tabung reaksi
terdapat koloni Aspergilus niger berwarna hitam dan kurang pekat. Sedangkan pada gambar
III.1 (d) pada media PDA di dalam tabung reaksi terdapat koloni Aspergilus niger dengan
warna hitam dan sangat pekat.
Laboratorium Mikrobiologi
Departemen Teknik Kimia FTI-ITS
2019
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Industri
23
(a) (b)
(c) (d)
Gambar IV.1 Hasil Pengamatan (a) Bacillus subtilis pada media NBA selama 43 jam (b)
Bacillus subtilis pada media PDA selama 43 jam (c) Aspergillus niger pada
media NBA selama 43 jam, (d) Aspergillus niger pada media PDA selama
43 jam
Setelah diinkubasi selama 43 jam, dapat dilihat pada Gambar IV.2 (a) bahwa media
NBA di dalam petridish tampak koloni Bacillus subtilis dengan warna putih tulang, pekat,
dan bentuk koloni mengikuti pola inokulasi. Sedangkan pada gambar IV.2 (b) pada media
PDA didapatkan koloni Bacillus subtilis dengan warna putih dengan bercak hitam di bagian
tengah petridish, kepekatan koloni lebih tipis, namun penyebarannya relatif lebih banyak
jika dibandingan pada media NBA. Adanya bercak hitam pada biakan Bacillus subtilis pada
media PDA dikarenakan adanya kontaminasi oleh jamur, hal ini kemungkinan disebabkan
kurang sterilnya jarum ose yang digunakan pada saat inokulasi dan kurang sterill-nya
laminar flow, sehingga pada media PDA biakan ditumbuhi oleh jamur. Pada gambar IV.1
Laboratorium Mikrobiologi
Departemen Teknik Kimia FTI-ITS
2019
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Industri
24
(c) setelah 43 jam pengamatan terlihat bahwa media NBA di dalam petridish terdapat koloni
Aspergillus niger dengan warna hitam, kurang pekat dan bentuk koloni mengikuti pola
inokulasi. Sedangkan pada gambar III.1 (d) pada media PDA didapatkan koloni Aspergillus
niger yang berwarna hitam, sangat pekat, dan koloni menyebar di seluruh permukaan media
PDA.
(a) (b)
(c) (d)
Gambar IV. 2 Hasil Pengamatan (a) Bacillus subtilis pada media NBA selama 43 jam (b)
Bacillus subtilis pada media PDA selama 43 jam (c) Aspergillus niger pada
media NBA selama 43 jam (d) Aspergillus niger pada media PDA selama
43 jam
Berdasarkan hasil pengamatan, didapatkan hasil pengembangan mikroorganisme
pada media NBA lebih efektif untuk perkembangbikan bakteri, hal itu ditunjukkan dengan
adanya warna putih yang terbentuk lebih pekat untuk media NBA, sedangkan pada media
PDA tidak terlalu pekat dan biakan bakteri pada media PDA lebih rawan terkontaminasi oleh
jamur. Hal ini telah sesuai dengan literatur yang menyebutkan NBA berfungsi untuk
pertumbuhan mikroorganisme heterotroph, sehingga NBA adalah media yang cocok untuk
pengembangbiakan bakteri. Sedangkan pada percobaan untuk media PDA lebih cocok
untuk ditumbuhi jamur. Hal ini dibuktikan pertumbuhan jamur Aspergillus lebih baik pada
Laboratorium Mikrobiologi
Departemen Teknik Kimia FTI-ITS
2019
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Industri
25
media PDA daripada media NBA. pada media PDA dengan kondisi hampir memenuhi
permukaan media dalam petridish. Hal ini sesuai dengan literatur yang menyebutkan bahwa
media PDA (Potato Dextrose Agar) adalah media yang digunakan untuk menumbuhkan atau
mengidentifikasi yeast dan kapang. PDA mengandung sumber karbohidrat dalam jumlah
cukup, yaitu terdiri dari 20% ekstrak kentang dan 2% glukosa, sehingga baik untuk
pertumbuhan kapang dan khamir, tetapi kurang baik untuk pertumbuhan bakteri.
(Hasanah, 2012)
IV.2.2 Penggunaan Mikroskop
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk melatih menggunakan mikroskop dengan
jalan melihat morphologi jamur, yeast, bakteri, dan beberapa mikroorganisme, mengenal
bentuk-bentuk mikroorganisme, dan melatih membuat preparat. Mikroskop adalah alat yang
digunakan untuk mengamati objek dengan ukuran sangat kecil (mikroskopis) yang tidak
mampu dilihat dengan mata telanjang. Pada percobaan ini, jenis mikroskop yang digunakan
adalah light microscopy. Mikroskop jenis ini menggunakan cahaya tampak sebagai sumber
cahaya untuk mengamati spesimen. Mikroorganisme yang diamati yaitu bakteri Bacillus
subtilis dan jamur Aspergillus niger.
Langkah pertama pada percobaan ini yaitu menyalakan mikroskop yang disediakan
di atas meja. Kemudian menyiapkan obyek glass dan deck glass. Sebelum digunakan, kedua
alat tersebut disterilisasi terlebih dahulu menggunakan alkohol dengan kadar 70%, dengan
tujuan agar terhindar dari kontaminasi saat ditetesi suspensi mikroorganisme yang akan
diamati. Kadar yang digunakan tidak terlalu tinggi ataupun terlalu rendah. Penggunaan
alkohol dengan kadar 70% dikarena pada konsentrasi 70%, alkohol efektif memecah protein
yang ada dalam mikroorganisme.
(Adji dkk., 2007)
Langkah berikutnya adalah mengambil mikroorganisme yang akan diamati yaitu bakteri
Bacillus subtilis dengan menggunakan jarum ose yang telah dibakar terlebih dahulu diatas
api spiritus hingga membara. Kemudian jarum ose tersebut didinginkan sebentar. Hal ini
bertujuan agar jarum ose dalam keadaan steril saat mengambil Bacillus subtilis, sehingga
tidak terkontaminasi mikroorganisme lain. Setelah itu, permukaan tabung reaksi berisi
biakan juga dipanaskan terlebih dahulu baru Bacillus subtilis diambil dengan jarum ose
steril, jarum ose tersebut dioleskan diatas kaca preparat. Jarum ose dan permukaan tabung
reaksi pun dipanaskan kembali untuk menghilangkan bakteri yang kemungkinan masih
Laboratorium Mikrobiologi
Departemen Teknik Kimia FTI-ITS
2019
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Industri
26
menempel pada jarum ose serta menjaga kesterilan biakan. Langkah selanjutnya yaitu
meneteskan aquades pada mikroorganisme yang berada di atas kaca preparat, pemberian
aquades dilakukan setelah menggoreskan bakteri untuk menghindari terbentuknya koloni.
Sedangkan pemberian aquades bertujuan agar preparat tidak kering dan dapat dilihat melalui
mikroskop. Lalu menutup kaca preparat dengan deck glass dengan perlahan, hal ini
dilakukan agar aquadest yang diteteskan di atas kaca preparat tidak meluber melebihi deck
glass dan juga agar tidak muncul gelembung udara yang akan mengganggu proses
pengamatan pada mikroskop nantinya. Langkah tersebut juga dilakukan pada jamur
Aspergillus niger.
Mikroskop kemudian dihubungkan dengan sumber listrik lalu sumber cahaya pada
mikroskop dihidupkan dan dilakukan pengamatan dengan perbesaran lensa obyektif 40x
sehingga perbesaran total yang digunakan adalah 400x karena perbesaran lensa okuler
adalah 10x. Dengan memilih perbesaran total 400x (perbesaran rendah) diharapkan
mikroorganisme dapat diamati dengan mudah, jelas dan cepat. Jika pada perbesaran ini
bakteri/jamur masih belum terlihat dengan jelas, maka lensa obyektif bisa diganti dengan
perbesaran hingga 100x. Selama mengamati bakteri dengan mikroskop, sekrup penetapan
kasar dan halus dapat diputar untuk mendapatkan penglihatan lebih jelas.
Dari hasil pengamatan, sesuai pada gambar IV.3 didapatkan penampang Bacillus sp.
yang berbentuk batang dengan warna hitam keabu-abuan. Hal ini sesuai dengan literature
yang menyatakan bahwa Bacillus sp. berbentuk batang, berukuran 0,3-2,2 x 1,2-7,0 μm dan
mempunyai flagel peritrikus, memproduksi spora bentuk silinder yang tidak membengkak,
bersifat aerob atau anaerob fakultatif serta heterotrof, katalase positif, sel gerak yang
membentuk endospora elips lebih tahan daripada sel vegetatif terhadap panas, kering dan
faktor lingkungan lain yang merusak.
(Djaenuddin & Amran, 2015)
Sedangkan hasil pengamatan pada Aspergillus niger, sesuai pada gambar III.3, dapat
dilihat bahwa jamur Aspergillus niger tampak bulat berwarna hitam. Hal ini sesuai dengan
literature yang menyatakan, bahwa ciri utama dari kelompok Aspergillus niger adalah
memiliki kepala konidia berwarna kehitaman, hitam kehijauan, hitam kecoklatan, hitam
keungunan atau hitam pekat, berbentuk bulat dan mempunyai beberapa rantai spora yang
jumlahnya tertentu maupun tidak tertentu.
(Megawati, 1995)
Laboratorium Mikrobiologi
Departemen Teknik Kimia FTI-ITS
2019
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Industri
27
(a) (b)
(c) (d)
Gambar IV.3 Hasil pengamatan (a) Bacillus subtilis (b) Aspergillus niger dan gambar
menurut literatur (c) Bacillus subtilis dan (d) Aspergillus niger
Laboratorium Mikrobiologi
Departemen Teknik Kimia FTI-ITS
2019
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Industri
28
BAB IV
KESIMPULAN
IV.2 Mikroskop
Dari percobaan mikroskop yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Morfologi bakteri dan jamur dapat dilihat dengan mikroskop dengan perbesaran lensa
obyektif 40x sehingga perbesaran total yang digunakan adalah 400x.
2. Hasil pengamatan bentuk bakteri dimana dalam percobaan ini digunakan bakteri Bacillus
subtilis adalah berbentuk batang (basil). Sedangkan untuk Aspergillus niger berbentuk
oval (coccus).
3. Preparat dapat dibuat untuk mengamati suatu obyek melalui mikroskop dengan cara
menempatkan obyek di atas gelas objek kemudian ditutup dengan deck glass dalam
keadaan steril.
Laboratorium Mikrobiologi
Departemen Teknik Kimia FTI-ITS
2019
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Industri
29
DAFTAR PUSTAKA
Adji, Dhirgo et al. (2007). Perbandingan Efektivitas Sterilisas I Alkohol 7%, Inframerah,
Otoklaf dan Ozon Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus Subtilis. Jurnal Sains 25
(1): 17 – 24.
Anonim. (2016). Panduan Praktikum Mikrobiologi 2016. Fakultas Farmasi, Universitas
Sanata Dharma.
Azizatun, Nur. (2019). Skrining Bakteri Resistan Antibiotik dan Uji Aktivitas Antibakteri
Konsorsium A2 Dari Lumpur Lapindo. Skripsi. Fakultas Sains. Institut Teknologi
Sepuluh Nopember Surabaya.
Djaenuddin, Nurasiah et al. (2015). Karakteristik Bakteri Antagonis Bacillus Subtilis dan
Potensinya Sebagai Agens Pengendali Hayati Penyakit Tanaman. Prosiding Seminar
Nasional Serealia.
Harjono, Sri & Raharjo. (2017). Peran Laminar Air Flow Cabinet Dalam Uji
Mikroorganisme Untuk Menunjang Keselamatan Kerja Mahasiswa Di
Laboratorium Mikrobiologi. Jurnal: Vol. 13(2):55-57.
Hasanah, Laelatil. (2012). Nutrisi Dan Medium Pertumbuhan Mikroba. Makalah. Fakultas
Pertanian Universitas Mataram.
Megawati. (1995). Kajian Kemampuan Produksi Pektinase (Poligalakturonase) oleh
Aspergillus Niger Hasil Isolasi dari Perkebunan Kakao. Skripsi. Fakultas Teknologi
Pertanian IPB.
Pelczar. (2010). Microbiology: Application Based Approach. Tata McGraw-Hill Education:
New Delhi.
Rahardian, Aldwin. (2014). Mikrobiologi Perairan Inokulasi, Isolasi, dan Identifikasi
Mikroba. Laporan Praktikum. Fakultas Teknik dan Ilmu Kelautan Universitas
Padjajaran.
Tortora, G. J., Funke, B. R. & Case, C. L. (2010). Microbiology an introduction 10th edition,
Pearson edition, Inc. Publishing as Pearson Benjamins Cummings: San Francisco,
1301 Sansome.
Yunilas. (2017). Penuntun Praktikum Mikrobiologi Pertenakan. Universitas Sumatera
Utara: Medan.
Laboratorium Mikrobiologi
Departemen Teknik Kimia FTI-ITS
2019