Anda di halaman 1dari 4

PDAM Kota Mojokerto

AIR BAKU
Proses produksi PDAM Kota Mojokerto saat ini menggunakan air permukaan Sungai
Brantas sebagai satu-satunya sumber air baku dari permukaan. Kapasitas pengambilan air
baku PDAM Kota Mojokerto dari Sungai Brantas mencapai 200 liter/detik, namun jumlah
yang dimanfaatkan untuk pengolahan air minum hanya sebesar 100 liter/detik.

Parameter Air PDAM Mojokerto

Unit Produksi
Uraian lengkap mengenai unit-unit pengolahan pada PDAM Kota Mojokerto akan diuraikan
sebagai berikut:
1. Unit Koagulasi
a. Spesifikasi Koagulasi menggunakan tipe hidrolis dengan tenaga pengaduk
terjunan yang memiiiki ketinggian terjunan 0,65 m. Bak pencampuran bentuk
segitiga dengan panjang sisi 1,00 m dan 1.35 m. Kedalaman muka air saat
pemeriksaan di lapangan sebesar 0,55 m.
b. Bahan Kimia Koagulan yang digunakan adalah alum cair dengan kadar 7 % (70
g/liter) yang dipasok dari pabrikan.
c. Sistem pembubuhan
 Pembubuhan dengan pompa dosing dibantu dengan tetesan dari bak
Moom.
 Spesifikasi pompa dosing tidak jelas, hanya tercatat merk pabrik
Prominen.
 Pompa selalu diatur pada posisi 20 %, diganjal batu (pengatur setting
sudah aus)
 Tidak ada pembubuhan netralit, karena pH air baku sudah di atas 7.
 Sistem pipa : – Sistem pipa pompa dosing dari tangki langsung ke
pembubuhan dicabang dua. – Sistem pipa pompa transfer, dari tangki
penyimpanan ke tangki pembubuhan dan ke bak Moom.
d. Operasional Penentuan dosis tidak dilakukan dengan jar test karena tidak terdapat
alat jar test yang memadai. - Debit pembubuhan (dosing).

2. Unit Flokulasi
a. Spesifikasi Flokulator yang digunakan adalah tipe hidrolis hexacoidal yang
memiliki 6 buah kompartemen. Volume masing-masing kompartemen sebesar
15.59 m3 dengan tinggi efektif 4.5 m dan luas permukaan 3,47 m2.
b. Operasional Pada saat proses pengadukan lambat, perbedaan tinggi muka air
antar kompartemen dapat dilihat pada tabel berikut.
Pada kompartemen 5 sudah nampak flok terbentuk cukup besar. Kekeruhan pada bak
I dan bak II masih sama dengan air baku (99 NTU), sedangkan pH pada flokulator I
sebesar 7,26 dan pada Flokulator II sebesar 7,36.
3. Bak Pengendap
a. Spesifikasi Terdapat 2 buah bak pengendap dengan spesifikasi sebagai berikut -
Jenis tube settler yang memiliki aliran vertikal.
 Luas bak 6 x 12 m2
 Sistem inlet, perforated pipe. Dia. 400 mm, kedalaman dasar pipa 4.50
m
 Tube settler tinggi 1 m kemiringan 600, kedalaman settler bagian atas
0.96 m
 Sistem outlet, gutter ukuran 0,3 m x 0,3 m dengan lubang orifice dia. 10
mm, jarak antar orifice 10 cm. Dasar 0.2 m dari muka air.
 Tinggi bak sampai kantong lumpur = 5.80 , tinggi bebas 0.30 m - 6 buah
kantong lumpur dengan luas bagian atas 2 x 2 m2, luas dasar 0,3 x 0.3
m2, tinggi 1,50 m, dan volume 2.345 m3.
 Pipa pembuang 3 buah, dia. 300 mm, masing-masing melayani 2 kantong
lumpur.
b. Operasional
 Bak I. – Kekeruhan inlet 99,9 NTU, kekeruhan outlet 16.2 NTU –
Kondisi gutter, nampak banyak ditumbuhi lumut, namun aliran air dari
lubang orifice nampak merata.
 Bak II. – Kekeruhan inlet 99,9 NTU, kekeruhan outlet 2.3 NTU.
 Serupa dengan kondisi gutter, nampak banyak ditumbuhi lumut, namun
aliran air dari lubang orifice nampak merata.
4. Unit Filtrasi
a. Spesifikasi Filter yang digunakan adalah jenis saringan pasir cepat sebanyak 6
buah dengan spesifikasi sebagai berikut.
 Luas filter 6 x 2 m2
 Kedalaman total dari bibir bak 5,75 m
 Sistem inlet, pipa dia. 300 mm dengan katup
 Sistem pembuang pada saat backwash, air mengalir melalui gutter (1
buah), pintu air yang dikendalikan dari lantai operasi dan saluran buang,
dan katup penguras. Saluran buang semua filter saling berhubungan
Tinggi muka air maksimum 0,75 dari bibir bak dan muka air minimum
2.70 dari bibir bak., Tidak ada sistem over flow yang membatasi tinggi
maximum
 Dimensi gutter: lebar 0,4 m, tinggi 0,6 m, dasar pada kedalaman dari
muka air terendah 0,78 m.
 Media penyaring terdiri dari : – Antrasit setebal 40 cm – Pasir saringan
setebal 30 cm – Lapisan penyangga kerikil setebal 60 cm, Sistem under
drain false bottom jenis TEE-PEE
 Ruang di bawah false bottom tinggi 0,50 m menyatu dengan filter lainnya
dengan pembatas pasangan bata,
b. Operasional
 Penyaringan,
o Tinggi muka air rata-rata 1.5 m dari bibir bak
o Kekeruhan setelah filter (pada saluran outlet) 2,3 NTU
 Backwash
o Secara rutin pencucian filter dilakukan dua hari sekali.
o Pada saat back wash, katup ke reservoir ditutup sehingga potensi
debit outlet filter, dimanfaatkan untuk aliran pencucian.
o Pada saat pencucian filter no 1. Tampak arah kemiringan gutter
terbalik, karena kerusakan pada penyangganya.
o Pada saat pencucian semua muka air naik, mencapai bibir bak.
Pada filter no 6 air sudah melimpah.
o Pencucian dihentikan walaupun nampak lumpur masih belum
terbuang penuh.
5. Reservoir
a. Hanya terdapat 1 buah reservoir berkapasitas 2.000 m3 dengan dimensi (35 x 14
x 4,6) m3
b. Kelengkapan; Pengukur muka air (manual) Pipa over flow Penguras
Manhole Sekat pembagi dan baffle
6. Bak Lumpur
a. Bak Lumpur memiliki luas permukaan sebesar (9 x 13)m2 dengan kedalaman 2
m, dibagi dalam dua kompartemen. Bak lumpur dilengkapi dengan sistem inlet
dan outlet. Kondisi bak dalam keadaan kering karena tidak difungsikan lagi.

Anda mungkin juga menyukai