Koagulasi
Penambahan bahan kimia (koagulan) pada proses koagulasi dengan pengadukan cepat,
memberikan kesempatan kepada koagulan untuk membentuk inti flok yang berasal dari
partikel koloid yang ada dalam contoh air.
Faktor–faktor yang mempengaruhi koagulasi :
(1) Pemilihan bahan kimia
Pemilihan koagulan dan koagulan pembantu, merupakan suatu program lanjutan dari
percobaan dan evaluasi yang biasanya menggunakan Jar test. Seorang operator dalam
pengetesan untuk memilih bahan kimia, biasanya dilakukan di laboratorium. Untuk
melaksanakan pemilihan bahan kimia, perlu pemeriksaan terhadap karakteristik air baku
yang akan diolah yaitu :
• Suhu
• pH
• Alkalinitas
• Kekeruhan
• Warna
(2) Penentuan dosis optimum koagulan
Untuk memperoleh koagulasi yang baik, dosis optimum koagulan harus ditentukan. Dosis
optimum mungkin bervariasi sesuai dengan karakteristik dan seluruh komposisi kimiawi di
dalam air baku, tetapi biasanya dalam hal ini fluktuasi tidak besar, hanya pada saat-saat
tertentu dimana terjadi perubahan kekeruhan yang drastis (waktu musim hujan/banjir) perlu
penentuan dosis optimum berulang-ulang.
(3) Penentuan pH optimum
Penambahan garam aluminium atau garam besi, akan menurunkan pH air, disebabkan oleh
reaksi hidrolisa garam tersebut, seperti yang telah diterangkan di atas. Koagulasi optimum
bagaimanapun juga akan berlangsung pada nilai pH tertentu (pH optimum), dimana pH
optimum harus ditetapkan dengan jar-test.
Karbon aktif
Aktivasi karbon bertujuan untuk memperbesar luas permukaan arang dengan membuka pori-
pori yang tertutup sehingga memperbesar kapasitas adsorbsi. Pori-pori arang biasanya diisi
oleh hidrokarbon dan zat-zat organik lainnya yang terdiri dari persenyawaan kimia yang
ditambahkan akan meresap dalam arang dan membuka permukaan yang mula-mula tertutup
oleh komponen kimia sehingga luas permukaan yang aktif bertambah besar.
Efisiensi adsorbsi karbon aktif tergantung dari perbedaan muatan listrik antara arang dengan
zat atau ion yang diserap. Bahan yang bermuatan listrik positif akan diserap lebih efektif oleh
arang aktif dalam larutan yang bersifat basa. Jumlah karbon aktif yang digunakan untuk
menyerap warna berpengaruh terhadap jumlah warna yang diserap.
Activated silica
Merupakan sodium silicate yang telah direaksikan dengan sulfuric acid, alumunium sulfate,
carbon dioxide, atau klorida. Sebagai koagulan aid, activated silica memberikan keuntungan
antara lain meningkatkan laju reaksi kimia, menurunkan dosis koagulan, memperluas
jangkauan pH optimum dan mempercepat serta memperkeras flok yang terbentuk. Umumnya
digunakan dengan koagulan alumunium dengan dosis 7 – 11% dari dosis alum.
Bentonic clay
Digunakan pada pengolahan air yang mengandung zat warna tinggi, kekeruhan rendah dan
mineral yang rendah.
Flokulasi
Flokulasi adalah suatu proses aglomerasi (penggumpalan) partikel-partikel
terdestabilisasi menjadi flok dengan ukuran yang memungkinkan dapat dipisahkan oleh
sedimentasi dan filtrasi. Dengan kata lain proses flokulasi adalah proses pertumbuhan flok
(partikel terdestabilisasi atau mikroflok) menjadi flok dengan ukuran yang lebih besar
(makroflok).
Untuk mencapai kondisi flokulasi yang dibutuhkan, ada beberapa faktor yang harus
diperhatikan, seperti misalnya :
1. Waktu flokulasi,
2. Jumlah energi yang diberikan
3. Jumlah koagulan
4. Jenis dan jumlah koagulan/flokulan pembantu
5. Cara pemakaian koagulan/flokulan pembantu
6. Resirkulasi sebagian lumpur (jika memungkinkan)
Jenis Flokulan dalam proses flokulasi:
a. Kopolimer dari akrilamida dan N,N−dimetil amino propilen akrilat
Sifat muatan elektrostatik : Ionik
Sifat : Kopolimer yang linier dan kationik kepadatan muatanelektrostatik tergantung
dari status kopolomerisasi (n/m + n) dan pH,membentuk jarak yang sensitif terhadap
hidrolisab.
b. Poli (Natriumakrilat)
Sifat muatan elektrostatik : Anionik
Sifat : Polimeryang paling penting anionik dan segmen
l i n i e r dalam kopolimer dengan akril amida dan anionikc.
c. Poli akrilamida
Sifat muatan elektrostatik : Nonionogen
S i f a t : M o l e k u l ya n g s a n g a t p a n j a n g d a n l i n i e r ya n g d i k e n a l sebagai
flokulan pembantu yang ionogen. Zat polimer itu sangat cocok berdasarkan struktur
kimia untuk membantudalam proses flokulasi dan untuk mempengaruhi sifat
flok.Pembubuhan Koagulan/flokulan pembantu dilakukan setelah
pembubuhankoagulan.
Hubungan Jar Test dengan Unit Operasi dan Proses
Secara garis besar, mekanisme koagulasi dan flokulasi adalah :
1. Destabilisasi muatan negatip partikel oleh muatan positip dari koagulan
2. Tumbukan antar partikel
3. Adsorpsi
Contoh bahan kimia untuk pengolahan:
Koagulan (TawasAl/Fe, Al2(SO4)3, Poly Ammonium Chloride)
Flokulan (Kation Polimer Elektrolit dan Anion Polimer Elektrolit)