Anda di halaman 1dari 13

KEMENTRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI

FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN
Kampus Unand Limau Manis Padang 25163
Telp. (0751) 7862901, Fax (0751 72566)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mikroorganisme merupakan suatu kelompok organisme yang tidak dapat dilihat


dengan menggunakan mata telanjang, sehingga diperlukan alat bantu untuk dapat
melihatnya seperti mikroskop, lup dan lain-lain. Cakupan dunia mikroorganisme
sangat luas, terdiri dari berbagai kelompok dan jenis, sehingga diperlukan suatu
cara pengelompokan atau pengklasifikasian. Menyusun sistematik dalam dunia
mikroorganisme bukanlah pekerjaan yang mudah kesulitan pertama yang kita
hadapi ialah menentukan apakah mikroba itu golongan hewan atau golongan
tumbuhan. Dunia mikroorganisme terdiri dari lima kelompok organisme yaitu:
bakteri, protozoa, infection, green growth dan cendawan mikroskopis (Meganada
Hiaranya Putri, 2017).

Secara alami, mikroba di alam ditemukan dalam populasi campuran. Untuk


memperoleh biakan murni dapat dilakukan isolasi yang diawali dengan
pengenceran bertingkat. Expositions isolasi mikroba adalah memisahkan mikroba
satu dengan mikroba lain yang berasal dari campuran berbagai mikroba untuk
dapat mempelajari sifat biakan, morfologi dan sifat mikroba lainnya (Fajar Diah
Puspitasari, 2012).

Ada beberapa aspek mikrobiologis yang dikaji salah satunya yaitu tentang
karakteristik mikroba sehingga perlu dilakukan isolasi dan identifikasi bakteri.
Isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya
dari berbagai macam campuran mikroba dengan tujuan untuk mendapatkan biakan
murni. Identifikasi mikroba yaitu untuk mengetahui sifat-sifat morfologi, biokimia
dan molekuler dari bakteri (Kusdiyantini, 2018).

Arnita Sari (2010931007) I-1


KEMENTRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN
Kampus Unand Limau Manis Padang 25163
Telp. (0751) 7862901, Fax (0751 72566)

1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan

1.2.1 Maksud Percobaan

Maksud dari praktikum ini adalah untuk memenuhi syarat kelulusan mata kuliah
mikrobiologi lingkungan dan untuk mengidentifikasi suatu mikroba sehingga
diketahui karakteristiknya.

1.2.2 Tujuan Percobaan

Tujuan dari praktikum ini adalah:


1. Agar praktikan mengetahui jenis peralatan dan media kultur yang diperlukan
untuk membuat kultur murni;
2. Memahami konsep sterilisasi dan prosedur yang dibutuhkan agar subkultur
mikroorganisme berlangsung sukses;
3. Menginokulasi streak plate, spread plate dan pour plate untuk memisahkan
mikroorganisme dari kultur campuran mikroorganisme yang akan
dipergunakan untuk isolasi kultur murni selanjutnya;
4. Mengetahui karakteristik morfologi dan bentuk koloni kultur mikroorganisme
yang tumbuh.

1.3 Prinsip Percobaan

Prinsip percobaan pada praktikum ini adalah:


1. Teknik pemisahan suatu spesies mikroorganisme tertentu dari organisme lain
dikenal sebagai teknik isolasi yang disertai dengan teknik pemurnian;
2. Koloni merupakan bentuk hasil pertumbuhan mikroorganisme yang dapat
terlihat secara makroskopis pada permukaan medium padat. Masing-masing
koloni dapat merupakan hasil multiplikasi dari satu buah mikroorganisme.

1.4 Ruang Lingkup Percobaan

Ruang lingkup percobaan pada praktikum ini adalah membahas tentang apa yang
dimaksud dengan mikroorganisme, dimana terdapatnya mikroba, prinsip isolasi
mikroba, faktor yang mempengaruhi isolasi mikroba dan macam-macam metode
isolasi mikroba.

Arnita Sari (2010931007) I-2


KEMENTRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN
Kampus Unand Limau Manis Padang 25163
Telp. (0751) 7862901, Fax (0751 72566)

1.5 Sistematika Penulisan Laporan

Sistematika penulisan laporan adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Berisikan tentang latar belakang penulisan laporan, maksud dan tujuan percobaan,
prinsip percobaan, ruang lingkup percobaan dan sistematika penulisan laporan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Berisikan tentang uraian referensi dalam pembuatan laporan dan acuan lainnya
yang berhubungan dengan percobaan isolasi mikroba.

BAB III PROSEDUR PERCOBAAN

Berisikan tentang alat-alat dan bahan-bahan yang digunakan serta cara kerja yang
dilakukan pada praktikum.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Berisikan tentang data dan hasil yang didapat pada praktikum serta pembahasan
mengenai bagaimana hasil tersebut.

BAB V PENUTUP

Menguraikan tentang kesimpulan yang bisa ditarik dari hasil percobaan dan saran
yang diperlukan dalam melakukan percobaan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Arnita Sari (2010931007) I-3


KEMENTRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN
Kampus Unand Limau Manis Padang 25163
Telp. (0751) 7862901, Fax (0751 72566)

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Isolasi Mikroba

Isolasi mikroba ialah memisahkan mikroba tersebut dari lingkungannya di alam


dan menumbuhkannya sebagai biakan murni dalam medium buatan. Isolasi harus
diketahui cara-cara menanam dan menumbuhkan mikroba pada medium biakan
serta syarat-syarat lain untuk pertumbuhannya. Memindahkan bakteri dari
medium lama ke dalam medium yang baru diperlukan ketelitian dan pengsterilan
alat-alat yang digunakan, supaya dapat dihindari terjadinya kontaminasi.
Pemindahan bakteri dicawan petri setelah agar baru, maka cawan petri tersebut
harus dibalik, hal ini berfungsi untuk menghindari adanya tetesan air yang
mungkin melekat pada dinding tutup cawan petri. Prinsip dari isolasi mikroba
adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya yang berasal dari
bermacam campuran mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan menumbuhkannya
dalam media padat, sel-sel mikroba akan membentuk koloni sel yang tetap pada
tempatnya (Komariah, 2012).

2.2 Metode Isolasi Mikroba

Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengisolasi biakan murni


mikroorganisme yaitu (Rizal, 2016):
1. Metode Cawan Gores
Teknik ini lebih menguntungkan jika ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu,
tetapi memerlukan keterampilan yang diperoleh dengan latihan. Penggoresan
yang sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah. Inokulum digoreskan di
permukaan media agar nutrien dalam cawan petri dengan jarum ose (lup
inokulasi), di antara garis-garis goresan akan terdapat sel-sel yang cukup terpisah
sehingga dapat tumbuh menjadi koloni.
Cara penggoresan dilakukan pada medium pembiakan padat bentuk lempeng, bila
hal tersebut dilakukan dengan baik teknik inilah yang paling praktis. Tahap
pengerjaannya terkadang berbeda pada masing-masing laboratorium tapi
tujuannya sama yaitu untuk membuat goresan sebanyak mungkin pada

Arnita Sari (2010931007) II-1


KEMENTRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN
Kampus Unand Limau Manis Padang 25163
Telp. (0751) 7862901, Fax (0751 72566)

lempeng medium pembiakan;


2. Metode Tebar
Setetes inokolum diletakan dalam sebuah medium agar nutrien dalam cawan
petridish dan dengan menggunakan batang kaca yang bengkok dan steril.
Inokulasi itu disebarkan dalam medium batang yang sama dapat digunakan dapat
menginokulasikan cawan kedua untuk dapat menjamin penyebaran bakteri yang
merata dengan baik. Hasillnya pada beberapa cawan akan muncul koloni koloni
yang terpisah-pisah;
3. Metode Tuang
Metode tuang merupakan metode perhitungan mikroba yang pengenceran dan
medianya disediakan lebih dahulu. Pengenenceran yang dipipet sebanyak 1 ml
atau 0,1 ml. Pada metode cawan ini sampel telebih dahulu dipipet ke dalam cawan
petri kemudian baru dimasukan dalam media agar. Dasar melakukan pengenceran
adalah penurunan jumlah mikroorganisme sehingga pada suatu saat hanya
ditemukan satu sel di dalam tabung.
Metode ini memerlukan pengenceran sebelum ditumbuhkan pada medium agar di
dalam cawan petri. Setelah diinkubasi akan terbentuk koloni pada cawan tersebut
dalam jumlah yang dapat dihitung. Metode pour plate sangat mudah dilakukan
karena tidak membutuhkan keterampilan khusus dengan hasil biakan yang cukup
baik;
4. Metode Tusuk
Metode tusuk yaitu dengan dengan cara meneteskan atau menusukan ujung jarum
ose yang didalamnya terdapat inokolum, kemudian dimasukkan ke dalam media.
Metode tusuk digunakan untuk medium yang tegak. Metode ini membutuhkan
keahlian khusus yang didapatkan dengan pelatihan.

2.3 Media Isolasi Mikroba

Media berfungsi untuk menumbuhkan mikroba, isolasi, memperbanyak jumlah,


menguji sifat-sifat fisiologi dan perhitungan jumlah mikroba, dimana dalam
proses pembuatannya harus disterilisasi dan menerapkan metode aseptis untuk
menghindari kontaminasi pada media. Beberapa media yang digunakan dalam
isolasi mikroba yaitu (Yunita, dkk, 2015):

Arnita Sari (2010931007) II-2


KEMENTRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN
Kampus Unand Limau Manis Padang 25163
Telp. (0751) 7862901, Fax (0751 72566)

a. NA (Nutrient Agar)
NA (Nutrient Agar) digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari
mikroorganisme yang tidak selektif, dalam artian mikroorganisme heterotrof.
Media ini merupakan media sederhana yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan
agar. NA merupakan salah satu media yang umum digunakan dalam prosedur
bakteriologi seperti uji biasa dari air, produk pangan, untuk membawa stok kultur,
untuk pertumbuhan sampel pada uji bakteri dan untuk mengisolasi organisme
dalam kultur murni;

b. PDA (Potato Dextose Agar)


PDA (Potato Dextose Agar) digunakan untuk menumbuhkan atau
mengidentifikasi yeast dan kapang dan dapat juga digunakan untuk menumerasi
yeast dan kapang dalam suatu sampel atau produk makanan. PDA mengandung
sumber karbohidrat dalam jumlah cukup yaitu terdiri dari 20% ekstrak kentang
dan 2% glukosa sehingga baik untuk pertumbuhan kapang dan khamir tetapi
kurang baik untuk pertumbuhan bakteri. Cara membuat PDA adalah
mensuspensikan 39 g media dalam 1 liter air yang telah didestilasi, campur dan
panaskan serta aduk, didihkan selama 1 menit untuk melarutkan media secara
sempurna, sterilisasikan pada suhu 121°C selama 15 menit, dinginkan hingga
suhu 40-45°C dan tuang dalam cawan petri dengan pH akhir 5,6+0,2.

2.4 Aplikasi Isolasi Mikroba dalam Bidang Teknik Lingkungan

Upaya manusia untuk meningkatkan taraf hidup secara individu dan kelompok
dengan tanpa memperhatikan kaidah lingkungan yang ada ternyata telah
menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan. Kegiatan pertanian, penebangan hutan,
kegiatan perikanan dan industri telah menurunkan kualitas lingkungan dan berpotensi
untuk menimbulkan gangguan, kerusakan dan bahaya bagi semua makhluk hidup
yang terikat dengan lingkungan tersebut. Kondisi ini telah menyadarkan pemerintah
Indonesia, sehingga pada tahun 1985 membentuk Komisi Nasional Bioteknologi guna
melaksanakan kebijakan pemerintah tentang bioteknologi yang ditetapkan sebagai
prioritas dalam pengembangan bangsa. Bioteknologi merupakan revolusi ke tiga
dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dunia. Dalam era biologi ini,

Arnita Sari (2010931007) II-3


KEMENTRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN
Kampus Unand Limau Manis Padang 25163
Telp. (0751) 7862901, Fax (0751 72566)

peran teknologi hayati dalam berbagai aktivitas manusia semakin nyata dan semakin
diperlukan (Winiati dan Nurwitri, 2012).

Pemanfaatan mikrobiologi bagi lingkungan dikenal dengan istilah bioremediasi.


Bioremidiasi merupakan penggunaan mikroorganisme untuk mengurangi polutan di
lingkungandan atau menurunkan toksisitas dari berbagai senyawa polutan. Enzim-
enzim yang diproduksi mikroorganisme seperti bakteri, khamir dan kapang yang
berperan penting dalam bioremidiasi limbah polutan. Mikroorganisme ini
menghasilkan enzim yang digunakan untuk memodifikasi polutan beracun dengan
mengubah struktur kimianya, sehingga struktur kimianya menjadi tidak lagi kompleks
dan pada akhirnya menjadi metabolit yang tidak berbahaya dan tidak beracun,
peristiwa ini disebut biotransformasi (Jekti, 2018).

Keanekaragaman bakteri sangat tinggi baik secara morfologi, fisiologi, maupun


potensinya. Salah satu potensi yang dimiliki bakteri adalah mampu menggunakan
material yang ada di habitatnya sebagai sumber nutrien dengan cara memetabolisme
termasuk polutan yang mencemari lingkungan. Mikroorganisme yang dapat
memanfaatkan hidrokarbon sebagai sumber karbon pada lingkungan tidak tercemar
minyak hanya sekitar 0,1%, tetapi pada lingkungan tercemar minyak meningkat
hingga 100% dari komunitas mikroba yang ada di lingkungan tersebut. Bakteri yang
secara spesifik menggunakan karbon dari hidrokarbon minyak bumi sebagai sumber
makanannya disebut sebagai bakteri petrofilik. Bakteri inilah yang memegang
peranan penting dalam bioremediasi lingkungan yang tercemar limbah minyak bumi
(Jekti, 2018).

Bioremidiasi mempunyai dua tujuan yaitu pertama menstimulasi pertumbuhan


mikroba indigen (mikroba asli) atau mikroba non indigen yaitu mikroba yang sengaja
dimasukkan dari luar ke daerah yang tercemar. Kedua, adalah menciptakan kondisi
lingkungan yang sesuai untuk meningkatkan intensitas kontak langsung antara
mikroba dengan senyawa polutan di lingkungan yang terikat partikel maupun yang
terlarut supaya terjadi degradasi, biotransformasi ataupun biomineralisasi (Jekti,
2018).

Lingkungan yang memerlukan bioremidiasi adalah tanah, udara, air, dan sedimen
yaitu gabungan tanah dengan pelapukan tanaman dan hewan yang ada di dasar air.
Menurut jenisnya bioremidiasi terdiri dari (Jekti, 2018):

Arnita Sari (2010931007) II-4


KEMENTRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN
Kampus Unand Limau Manis Padang 25163
Telp. (0751) 7862901, Fax (0751 72566)

1. Bioremidiasi berdasarkan lokasi


a. Bioremidiasi in situ
Bioremediasi in situ yaitu bioremidiasi yang dilakukan untuk mendegradasi
pencemar pada tanah yang basah dan air tanah yang dilakukan langsung di lokasi
tanah yang tercemar. Metoda ini sangat baik dan murah untuk membersihkan
lingkungan yang tercemar dengan menggunakan mikroba yang tidak berbahaya
untuk mendegradasi bahan kimia. Menggunakan mikroba yang mempunyai
kemampuan bergerak dapat pindah dari satu tempat ke tempat lain yang
terkontaminasi. Dengan demikian bioremidiasi insitu merupakan metoda yang
baik untuk mendegradasi komponen yang berbahaya. Bioremidiasi in-situ
merupakan metoda yang menguntungkan, tidak memerlukan penggalian tanah
yang terkontaminasi, sehingga dari segi beaya juga sangat efektif.

Pada bioremidiasi in-situ ada beberapa hal yang tidak menguntungkan, yaitu lebih
memakan waktu dibandingkan yang lain. Aktivitas mikroba langsung terekspose
dalam mengubah factor lingkungan yang tidak dapat dikontrol. Mikroba bereaksi
baik hanya jika materi yang ada ditempat tersebut memungkinkan untuk
memproduksi makanan dan energy untuk pengembangan sel-sel mikroba. Bila
kondisi tidak baik maka kapasitas untuk mendegradasi menjadi berkurang.
Sehingga perlu digunakan genetic engenering pada mikroba walaupun stimulasi
mikroba indigen juga perlu diupayakan.

b. Bioremidiasi ex situ
Bioremediasi ex situ yaitu bioremidiasi yang dilakukan dengan mengambil limbah
tersebut dan dilakukan treatment ditempat lainuntuk dilakukan degradasi. dan
setelah itu dikembalikan ke tempat asal yang selanjutnya diberikan perlakuan
khusus dengan menggunakan mikroba. Bioremidiasi ex situ lebih cepat dan
mudah untuk dikontrol dibanding in situ. Disamping itu bioremidiasi ex situ
mampu meremidiasi jenis kontaminan dan jenis tanah yang lebih beragam.
2. Bioremidiasi berdasarkan penggunaan mikroba
a. Bioaugmentasi
Bioaugmentasi adalah penambahan satu jenis atau lebih mikroorganisme pengurai
baik yang alami maupun yang sudah mengalami perbaikan sifat untuk melengkapi

Arnita Sari (2010931007) II-5


KEMENTRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN
Kampus Unand Limau Manis Padang 25163
Telp. (0751) 7862901, Fax (0751 72566)

populasi mikroba yang telah ada. Cara ini paling sering digunakan dalam
menghilangkan kontaminan di suatu tempat. Beberapa hambatan yang ditemui
adalah sulit mengontrol kondisi tempat yang tercemar agar mikroorganisme dapat
berkembang dengan optimum dan mikroorganisme yang dilepas ke lingkungan
baru muingkin akan sulit untuk beradaptasi;
b. Biostimulasi adalah proses yang dilakukan melalui penambahan zat gizi
tertentu yang dibutuhkan oleh mikroorganisme atau menstimuli kondisi
lingkungan sedemikian rupa agar mikroorganisme tumbuh dan beraktivitas
dengan baik;
c. Bioremidiasi instrinsik adalah bioremidiasi yang terjadi secara alami di dalam
air atau tanah yang tercemar.

Arnita Sari (2010931007) II-6


KEMENTRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN
Kampus Unand Limau Manis Padang 25163
Telp. (0751) 7862901, Fax (0751 72566)

BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN

3.1 Alat

Alat yang digunakan pada praktikum isolasi mikroba adalah:


1. Cawan Petri
Berfungsi untuk meletakkan media NA dan media PDA;
2. Pipet Takar 1 ml
Berfungsi untuk mengambil sampel;
3. Gelas Ukur 10 ml
Berfungsi untuk meletakkan sampel;
4. Tabung Reaksi
Berfungsi sebagai wadah sampel dalam percobaan;
5. Lampu Spritus
Berfungsi untuk mensterilkan alat-alat dengan pemanasan;
6. Coloni counter
Berfungsi untuk menghitung jumlah koloni bakteri;
7. Neraca analitik
Berfungsi untuk menimbang sampel;
8. Erlenmeyer 250 ml
Berfungsi sebagai wadah untuk mengencerkan zat;
9. Spatula
Berfungsi sebagai alat untuk mengambil sampel tanah;
10. Bola hisap
Berfungsi untuk menghisap larutan yang akan diukur dengan menggunakan
pipet takar;
11. Pipa paralon (diameter 10cm, tinggi 15cm)
Berfungsi sebagai wadah untuk sampel;
12. Shaker (160 rpm selama 10 menit)
Berfungsi untuk menghomogenkan larutan dengan kecepatan tertentu.

Arnita Sari (2010931007) III-1


KEMENTRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN
Kampus Unand Limau Manis Padang 25163
Telp. (0751) 7862901, Fax (0751 72566)

3.2 Bahan

Bahan yang digunakan pada praktikum isolasi mikroba adalah:


1. Media NA
Berfungsi sebagai media untuk menumbuhkan bakteri;
2. Media PDA
Berfungsi sebagai media tempat tumbuhnya jamur;
3. Alkohol 96%
Berfungsi untuk mensterilkan tempat kerja;
4. Aquades,
Berfungsi untuk mengencerkan larutan;
5. Sampel
Berfungsi sebagai bahan uji.

3.3 Cara Kerja

Cara kerja pada pratikum isolasi mikroba adalah:


1. Cuci semua peralatan dan dikeringkan;
2. Dibungkus cawan petri (petri dish) dengan kertas koran dan disterilkan di
dalam oven atau autoclave;
3. Tuangkan media NA atau media PDA ke dalam cawan petri (bekerja didekat
api);
4. Bersihkan tempat kerja dengan menyemprotkan alcohol 96%, biarkan
beberapa menit sampai kering;
5. Tutup cawan petri dan dihomogenkan dengan cara memutar cawan petri
pelan-pelan membuat angka 8;

MIKROBA DI TANAH
6. Tanah diambil sebanyak 1 gram;
7. Masukkan tanah ke erlenmeyer 250 ml dengan tambahan aquades sebanyak
10 ml. Homogenkan sampel dengan shaker dengan ketentuan 160 rpm selama
10 menit. (10-1);
8. Diambil 1 ml sampel dari erlenmeyer yang sudah dihomogenkan (10 -1) dan
dimasukan ke dalam tabung pengenceran pertama (10 -2) secara aseptis (dari
preparasi suspensi) dengan aquades sebanyak 9 ml. Perbandingan berat
Arnita Sari (2010931007) III-2
KEMENTRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN
Kampus Unand Limau Manis Padang 25163
Telp. (0751) 7862901, Fax (0751 72566)

sampel dengan volume tabung pertama adalah 1:9. Setelah sampel masuk lalu
dilarutkan dengan dikocok;
9. Diambil 1 ml dari tabung 10 -2 dengan pipet ukur kemudian dipindahkan ke
tabung 10-3 secara aseptis kemudian dikocok sampai homogen. Pemindahan
dilanjutkan hingga tabung pengenceran terakhir dengan cara yang sama
sampai ke tabung 10-6;
10. Ambil 1 ml sampel dari pengencaran 10 -6, lalu dimasukkan kedalam cawan
petri yang telah berisi media NA dan PDA yang telah padat;
11. Kemudian disterilkan dengan cara memutar petri untuk menghomogenkan
sampel;
12. Bungkus kembali cawan petri dengan kertas;
13. Inkubasi selama 24 jam lalu amati;
14. Perhatikan bentuk koloni-koloni dan periksalah struktur halusnya, dengan
cara melihatnya dengan mikroskop dengan perbesaran 10 kali;
15. Mencatat hasilnya:
a. Hitung jumlah koloni yang tumbuh dengan menggunakan coloni counter;
b. Lihatlah dari koloni-koloni yang tumbuh dan catat:
 Bentuk (apakah berbentuk titik, bulat, teratur, bentuk benang, tipis, tebal,
cembung, rata);
 Pinggirannya;
 Permukaan (apakah rata, mengkilat, kasar, suram, tidak teratur);
 Warna.
c. Gambarlah apa yang dilihat secara mikroskopis dan makroskopis.

MIKROBA DI UDARA
16. Cawan petri tadi (poin 5) dibiarkan terbuka selama 30 menit;
17. Lakukan langkah pada poin 12-14.

Arnita Sari (2010931007) III-3


DAFTAR PUSTAKA

Fajar Diah Puspitasari, M. S. (2012). Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Aerob


Proteolitik dari Tangki Septik. Institut Teknologi Sepuluh Nopember
(ITS).

Kusdiyantini, A. L. (2018). Isolasi dan identifikasi bakteri asam laktat dari


pangan fermentasi berbasis ikan (Inasua) yang diperjualbelikan di
Maluku-Indonesia. Universitas Diponegoro.

Meganada Hiaranya Putri, S. Y. (2017). Mikrobiologi. Kementerian Kesehatan


Republik Indonesia.

Komariah, Ria. 2012. Penyebaran Bakteri. Medan: Universitas Sumatra Utara.

Rizal, Muchamad Saiful. 2016. Pengaruh Waktu Dan Suhu Sterilisasi Terhadap
Susu Sapi Rasa Coklat. Malang: Universitas Widyagama Malang Journal

Yunita, dkk. 2015. Analisis Kunatitatif Mikrobiologi pada Makanan Penerbangan


(Aerofood ACS) Garuda Indonesia Berdasarkan TPC (Total Plate
Count) dengan Metode Pour Plate. Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis
dan BIosistem Vol. 3 No. 3. UNBRAW Press: Universitas Brawijaya

Winiati dan Nurwitri. 2012. Mikrobiologi Pangan. IPB Press. Bogor.

Jekti, Dwi Soelistya Dyah. 2018. Peranan Mikroba dalam Pengelolaan


Lingkungan. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Biologi. 1(12): 2-4.

Anda mungkin juga menyukai