PENDAHULUAN
Pada umumnya mikroba yang hidup di alam terdapat dalam bentuk populasi campuran.
Sangat jarang mikroba di alam dijumpai sebagai spesies yang tunggal. Dengan demikian, agar
mikroba tersebut dapat di-identifikasikan, sehingga mudah dipelajari sifat pertumbuhan, morfologis,
dan fisiologis masing-masing mikroba maka langkah pertama yang harus dilakukan yaitu spesies
tersebut dipisahkan dari organisme lain yang umum dijumpai dalam habitatnya, kemudian
ditumbuhkan menjadi biakan murni yaitu suatu biakan yang terdiri dari sel-sel dari satu spesies
(Buchanan, 2003).
Salah satu cara untuk melihat dan mengamati bentuk sel bakteri dalam keadaan hidup sangat
sulit, sehingga untuk diidentifikasi ialah dengan metode pengecatan atau pewarnaan sel bekteri,
sehingga sel dapat terlihat jelas dan mudah diamati. Hal tersebut juga berfungsi untuk mengetahui
sifat fisiologisnya yaitu mengetahui reaksi dinding sel bakteri melalui serangkaian pengecatan. Oleh
karena itu teknik pewarnaan sel bakteri ini merupakan salah satu cara yang paling utama dalam
METODE
Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium FKIP Univeresitas Bengkulu. Waktu pelaksanaan,
pada hari jumat tanggal 1 April 2022 , pukul 10.00 WIB.
Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan adalah adalah alkohol 70%, cawan petri, pemanas bunsen, dan jarum
ose. Bahan yang digunakan antara lain medium NA dan kultur campuran bakteri (dari percobaan
sebelumnya) .
Cara Kerja
1. Pemurnian Mikroorganisme
a. Siapkan enam cawan petri yang berisi medium NA
b. Siapkan cawan petri yang telah berisi kultur campuran bakteri (dari percobaaan sebelumnya).
c. Bagi dasar petri menjadi 4 sektor.
d. Sterilisasi jarum ose dengan dipanaskan dibawah api sampai membara.
e. Pilih satu koloni yang akan dimurnikan.
f. Secara aseptis, pindahkan satu koloni yang dipisahkan ke medium NA baru yang telah
disiapkan menggunakan jarum ose menurut pola zig-zag.
g. Inkubasi selama 72 jam.
NA
Jari Tangan
(Literature)
Pada praktikum kali ini kami melakukan percobaan teknik yang biasa digunakan dalam
mengisolasi mikroba dari habitat alaminya. Teknik tersebut bertujuan untuk mengetahui teknik
mengisolasi mikroorganisme dari alam hingga mendapatkan kultur murni, dan untuk mengetahui
teknik memindahkan mikroorganisme pada suatu medium ke medium yang lain. Pada saat
mengisolasi bakteri ini memerlukan lingkungan dan medium yang berisi zat hara untuk pertumbuhan
sel, sintesis sel, keperluan energi dalam metabolisme, dan pergerakan yang sesuai dengan
mikroorganisme. Medium yang kami gunakan pada percobaan ini adalah medium NA yang berbentuk
medium agar. Medium NA berfungsi untuk membiakan berbagai macam mikroorganisme serta kultur
bakteri (Puspitasari, dkk.2012). Sumber mikroba yang kami ambil yaitu dari jari tangan.
Praktikum ini dilakukan untuk mendapatkan kultur murni atau biakan murni. Menurut
(Dwidjoseputro, 1990) Biakan murni diperlukan dalam berbagai metode mikrobiologis, antara lain
digunakan dalam mengidentifikasi mikroba. Untuk mengamati ciri-ciri kultural morfologi, fisiologi
dan serologi dibutuhkan mikroba yang berasal dari satu spesies. Pemurnian (purification) bertujuan
agar diperoleh biakan murni yang diinginkan tanpa ada kontaminan dari mikroba lain. Pemilihan
koloni mikroba yang dimurnikan berdasarkan perbedaan kenampakan morfologi koloni, baik dari
segi warna, elevasi, tekstur permukaan, garis-garis radial, lingkaran konsentris maupun tetes eksudat
sehingga diperoleh isolat murni. Pemurnian isolat bakteri dilakukan dengan cara memindahkan
bakteri menggunakan metode garis yang kemudian ditumbuhkan pada media NA (Ed-har dkk, 2017).
Setelah melakukan pembiakan, populasi campuran dari mikroba yang ada dilingkungan
dapat dipisahkan menjadi kultur murni yang mengandung hanya satu jenis mikroorganisme saja.
Teknik pemisahan tersebut dikenal sebagai teknik isolasi yang disertai dengan teknik pemurnian.
Menurut Utami dkk (2017), Isolasi adalah memisahkan suatu mikrob dari lingkungan di alam dan
menumbuhkannya sebagai biakan murni dalam medium biakan. Pada proses isolasi, setiap koloni
dengan morfologi yang berbeda dipisahkan menjadi isolat tunggal hingga diperoleh isolat murni yaitu
isolat yang hanya memiliki satu bentuk morfologi yang sama secara makroskopis, namun jika koloni
bakteri yang tumbuh di media pertumbuhan yang secara makroskopis sama dianggap isolat yang
sama. Tujuan pemurnian isolat bakteri adalah untuk memisahkan hasil inokulasi yang terdiri dari
banyak koloni yang berlainan jenis sehingga didapatkan koloni murni pada setiap cawan petri. Hal
ini dilakukan terus-menerus hingga didapatkan koloni yang benar-benar murni, yaitu yang memiliki
morfologi yang sama karena berasal dari pembelahan satu sel.
Pada saat melakukan teknik isolasi mikroorganisme ini yang telah didapatkan dari alam, tahap
Seperti yang diketahui bahwa pada praktikum Teknik isolasi yang digunakan yaitu teknik
gores 4 kuadran dengan cara membagi cawan petri menjadi 4 bagian, dimana setiap sektornya
dilakukan penggoresan secara zigzag. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Seprianto (2017), koloni
tunggal diperoleh dengan metode gores kuadran (Streak quadrant) dengan tujuan mendapatkan
biakan murni. Cara ini dilakukan dengan membagi cawan petri menjadi 4 bagian dan masing – masing
bagian merupakan pengenceran dari streak sebelumnya. Dan diperkuat dengan literatur dari Lestari,
dkk (2018) yang menyatakan bahwa streak-plate biasanya dilakukan sebanyak 4 goresan sampai
diperoleh koloni tunggal yang terpisah. Adapun tujuan dilakukannya teknik isolasi gores kuadran 4
yaitu bertujuan untuk mendapatkan bakteri yang murni atau terpisah koloninya. Hal tersebut sesuai
dengan pernyataan Pelczar dan Chan (1988), streak kuadran bertujuan untuk mendapatkan suatu
biakan murni tanpa adanya kontaminasi dari mikroorganisme yang lain yang tidak diinginkan.
Adapun menggunakan teknik cawan gores ini diterapkan dalam isolasi bakteri adalah ketika
kita menggoreskan bakteri dengan jarum ose pada medium semakin lama, maka goresan yang kita
buat akan semakin tipis. Sehingga tipisnya goresan membuktikan bahwa bakteri pada goresan
terakhir akan memiliki posisi yang jarang atau berjarak dengan kata lain bakteri tersebut akan terpisah
satu sama lain. Jika posisi bakteri terpisah satu sama lain, maka kita akan dengan mudah mengambil
bakteri mana yang akan kita biakkan.
Kemudian setelah semua medium tergoresi maka diinkubasi selama 72 jam, karena untuk
memberi waktu pada mikroba agar dapat memperbanyak diri. Dapat dilihat pada Tabel 1 bahwa
percobaan isolasi yang kelompok kami lakukan berhasil, yaitu mikroba yang bersumber dari jari
KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa Teknik isolasi mikroba
adalah suatu upaya untuk menumbuhkan mikroba di luar lingkungan alamiahnya. Ada berbagai
teknik dalam mengisolasi untuk mendapatkan biakkan bakteri yang murni. Dari sekian banyak teknik
isolasi yang ada, praktikum kali ini menggunakan teknik cawan gores. Sebelum melakukan
praktikum, kita harus mensterilkan, tangan dengan alkohol, serta alat-alat dan medium yang akan
dipakai menggunakan autoklaf. Medium pada cawan petri akan dibagi menjadi 4 bagian atau 4 daerah
kuadran. Setelah di goreskan, medium diinkubasi selama 72 jam, ini bertujuan agar bakteri
memperbanyak diri.Untuk mendapatkan bakteri murni, kita mengambil bakteri yang ada pada
kuadran ke-4. Karena pada kuadran ke-4, jejak goresanya adalah yang paling tipis. Untuk
mengambilnya, cukup kita goreskan saja ujung jarum ose di garis putih pada kuadran ke-IV tadi.
Pada praktikum ini kelompok 3 yang menggunakan medium NA dan sumber mikroorganisme dari
jari tangan yang berhasil mengisolasi mikroorganisme sehingga menghasilkan kultur murni
sedangkan kelompok lain gagal untuk mengisolasi mikroorganismenya.
DAFTAR PUSTAKA
Buchanan,RE. & Gibbons,NE.2003. Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology.
The William & Wilkins Company Baltimore.USA.
Colome, JS. Et al. 2001. Laboratory Exercises in Microbiology. West Publishing Company.
New York
Dwidjoseputro, S. 1990. Mikrobiologi Pangan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Ed-har, A.A., Widyastuti, R., & Djajakira, G. 2017. Isolasi Dan Identifikasi Mikroba Tanah
Pendegradasi Selulosa Dan Pektin Dari Rhizosfer Aquilaria Malaccensis. Bulletin Tanah
dan Lahan. Vol. 1(1) : 58-64. (diakses 12 April 2022)
https://jurnal.ipb.ac.id/index.php/btanah/article/download/17692/12666/0
Hadioetomo. Ratna Siri. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Jakarta: P.T. Gramedia Pustaka
Utama.
Iqlima, D., Ardiningsih, P., &Wibowo, M.A. 2017. Aktivitas Antibakteri Isolat Bakteri Endofit B2d
Dari Batang Tanaman Yakon (Smallanthus Sonchifolius (Poepp. & Endl.) H. Rob.)
Terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus Dan Salmonella Thypimurius. Jurnal Kimia
Khatulistiwa. Vol. 7(1) : 36-43. ISSN:2303-1077. (diakses 12 April 2022)
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jkkmipa/article/view/23569
Lestari, dkk. 2018. Dasar – Dasar Mikrobiologi Makanan di Bidang Gizi dan Kesehatan. Yogyakarta
: Gadjah Mada University Press