Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI 1
TEKNIK ISOLASI MIKROORGANSIME
Disusun oleh:
Dea Riski Efiyani
F1D018002

Diketahui
Asisten Dosen Praktikan

Alfredi Anis Fadhila G.S DeaRiskiEfiyani


F1D017024 F1D018002

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BENGKULU
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Populasi mikroorganisme yang ada di alam sekitar dan kehidupan kita
sangatlah besar dan cukup kompleks. Banyak spesies mikroba berada di setiap bagian
tubuh kita. Mereka terdapat dalam jumlah yang cukup besar. Sebagai contoh, sekali
saat kita bersin dapat menebarkan beribu-ribu mikroorganisme. Penelitian yang layak
mengenai mikroorganisme dalam berbagai habitat ini memerlukan teknik untuk
memisahkan populasi campuran yang rumit atau yang biasanya dikenal dengan istilah
biakan campuran, biakan ini menjadi spesies yang berbeda- bedayang biasa kenal
dengan istilah biakan murni. Sebagaimana dinyatakan oleh Pelczar (1986), biakan
murni ini terdiri dari satu populasi sel yang semuanya berasal dari satu sel induk.
Satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya yang berasal dari campuran berma
cam-macam mikroba. Untuk melakukan hal ini, haruslah di mengerti jenis-
jenisnutrien yang disyaratkan bakteri dan juga macam ligkungan fisik yang
menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhan bakteri tersebut (Pelczar,1986).
Menurut Utami (2004),dalam suatu substrat atau media dapat tumbuh dari
satu jenis mikroorganisme, dengan demikian lalu dikembangkan suatu teknik
pemisahan yang disebut teknik isolasi, sehingga diperoleh atau biakan yang hanya
terdiri dari satu jenis mikroorganisme saja yang disebut biakan murni. Konsentrasi
agar yang digunakan biasanya 1-2%, tetapi terkadang juga digunakan agar yang lebih
lunak untuk mengisolasi beberapa mikroba tertentu. Jika komposisi medium yang
digunakan harus bebas dari komponen organik, digunakan silika gel sebagai
pengganti agar. Berdasarkan dilakukannya praktikum tentang teknik isolasi mikroba
dilakukan untuk mengisolasi DNA mikroba sehingga dapat mendeteksi mikroba yang
telah resisten terhadap suatu antibiotik.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan yang didapat dari praktikum yaitu mengaplikasikan teknik
isolasi mikroorganisme.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teknik Biakan Murni
Dalam teknik biakan murni tidak saja diperlukan bagaimana memperoleh
suatu biakan murni, tetapi juga bagaimana memelihara serta mencegah pencemaran
dari luar. Media untuk membiakkan bakteri haruslah steril sebelum digunakan.
Pencemaran dari luar terutama berasal dari udara yang mengandung banyak
mikroorganisme. Bentuk cawan petri dengan tutup yang lebih luas dari dasarnya
bertujuan mencegah pencemaran dari luar. Pencegahan pencemaran biakkan dalam
tabung menggunakan penutup kapas, plastik ataupun logam.Selain itu, setiap kali
membuka atau menutup tabung, bibir tabung harus dipanaskan.
Pemindahan biakan murni dapat pula dilakukan dengan pipet, ujung pipet
yang dihisap diberi kapas. Secara alami, bakteri di alam ditemukan dalam populasi
campuran. Hanya dalam keadaan tertentu saja populasi ini ditemukan dalam keadaan
murni. Untuk dapat mempelajari sifat biakan, morfologi dan sifat aslinya maka
organisme yang akan diteliti harus dapat dipisahkan. Ini berarti bahwa harus
diperoleh biakan murni yang hanya mengandung satu macam bakteri.
Untuk memperoleh biakan murni dapat dilakukan pengenceran dengan
menggunakan bahan cair atau bahan padat. Pada mulanya digunakan gelatin sebagai
bahan pemadat. Gelatin terdiri dari protein sehingga dapat dicerna ataupun dicairkan
oleh bakteri. Bahan pemadat yang kemudian ditemukan ialah agar yang merupakan
polisakarida dari rumput laut. Agar akan mencair pada suhu 100oC, sedangkan pada
suhu 44oC masih dalam bentuk cair. Suhu ini masih memungkinkan bakteri dapat
tumbuh, sehingga prinsip ini dipakai untuk mengisolasi bakteri dengan cara agar
tuang. Pada umumnya bakteri tidak dapat mencerna atau mencairkan agar (Lay,
1994).
2.2 Teknik Isolasi Mikroba
Teknik isolasi mikroba adalah suatu usaha untuk menumbuhkan mikroba
diluar dari lingkungan alamiahnya. Mikroorganisme dapat diperoleh dari lingkungan
air, tanah, udara, substrat yang berupa bahan pangan, tanaman dan hewan.Jenis
mikroorganismenya dapat berupa bakteri, khamir, jamur, kapang. Populasi mikroba
di lingkungan sangat beranekaragam sehingga dalam mengisolasi diperlukan
beberapa tahap penanaman sehingga berhasil diperoleh koloni tunggal. Koloni yang
tunggal ini kemudian yang akan diperbanyak untuk suatu tujuan penelitian misalnya
untuk mengisolasi DNA mikroba yang dapat mendeteksi mikroba yang telah resisten
terhadap suatu antibiotik atau untuk mengetahui mikroba yang dipakai untuk
bioremediasi holokarbon (Astuti, 2015 ).
Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan suatu jenis mikroba dengan
mikroba lain yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat
dilakukan dengan menumbuhkannya dalam media padat karena dalam padat sel-sel
mikroba akan membentuk suatu koloni sel yang tetap pada tempatnya. Dikenal
beberapa cara atau metode untuk memperoleh biakan murni dari suatu biakan
campuran. Dua diantaranya yang paling sering digunakan adalah metode cawan gores
dan metode cawan tuang. Yang didasarkan pada prinsip pengenceran dengan maksud
untuk memperoleh spesies individu. Dengan anggapan bahwa setiap koloni dapat
terpisah dari satu jenis sel yang dapat diamati. Biakan murni diperlukan dalam
berbagai metode mikrobiologis, antara lain digunakan dalam mengidentifikasi
mikroba. Untuk mengamati ciri-ciri kultural morfologi, fisiologi yang dibutuhkan
mikroba yang berasal dari satu spesies. Setelah mikroba ditumbuhkan pada media
agar tabung maupun cawan dan setelah di inkubasi akan terlihat pertumbuhan bakteri
dengan berbagai macam bentuk, ukuran, sifat, dan berbagai ciri khas yang lain.
2.2 Isolasi Mikroba dari Lingkungan
Menurut Istianah (2018), untuk mencapai efisiensi yang tinggi dalam proses
fermentasi maka pemilihan dan pemakaian mikroba merupakan tahap yang paling
penting karena keberhasilan atau kegagalan suatu proses fermentasi ditentukan oleh
kualitas dan dan karakter mikroba yang digunakan selama proses fermentasi. Isolasi
mikroba dilakukan sebagai upaya untuk memilih mikroba yang tepat dalam
menghasilkan produk yang diinginkan. Mikroba yang dikehendaki dapat berupa
mikroba dalam bentuk tunggal (pure culture) atau campuran (mixed culture)
tergantung dari produk yang dikehendaki. Isolasi mikroba dapat dilakukan dengan 3
teknik yaitu:
1. Teknik gores (streak plate) adalah apabila mikroorganisme berada dalam suatu
suspensi atau suatu padatan, lalu dengan jarum inokulasi diambil dan digoreskan pada
medium tertentu maka cara ini disebut cara menggores,
2. Teknik tuang (poured plate) yaitu apabila mikroorganisme yang akan dipisahkan
berada dalam satu suspensi, untuk memisahkan dituangkan kedalam medium tertentu
maka disebut teknik menuang,
3. Teknik sebaran (spread plate merupakan teknik isolasi mikroba dengan cara
menginokulasi kultur mikroba secara pulasan atau sebaran di permukaan media agar
yang telah memadat. Metode ini dilakukan dengan mengencerkan biakan kultur
mikroba. Karena konsentrasi sel-sel mikroba pada umumnya tidak diketahui, maka
pengenceran perlu dilakukan beberapa tahap, sehingga sekurang-kurangnya ada satu
dari pengenceran itu yang mengandung koloni terpisah (30-300 koloni).Koloni
mikroba yang terpisah memungkinkan koloni tersebut dapat dihitung.
Menurut Saputro (2017), koloni yang tumbuh terpisah ditumbuhkan kembali
untuk mendapatkan isolat murni. Isolasi murni dilakukan dengan mengoleskan ose
steril pada koloni dalam kultur campuran yang benar-benar terpisah satu sama lain.
Olesan tersebut digores pada media padat agar miring dalam tabung reaksi. Koloni
yang tumbuh dalam media ini merupakan isolat murni, yang hanya berasal dari satu
jenis bakteri saja. Koloni yang tumbuh dapat dikarakterisasi berdasarkan tipe
pertumbuhannya pada media agar miring.
Seluruh kultivasi atau penanaman sebaiknya dilakukan di dalam Laminar Air
Flow (LAF) yang tertutup, untuk mengurangi resiko kontaminasi. LAF dilengkapi
dengan lampu fluorescent, sinar UV dan kipas angin. Lampu fluorescent digunakan
apabila kondisi cahaya di dalam LAF dan kamar isolasi kurang memadai. Sinar UV
bersifat germisida yang dapat membunuh bakteri yang tidak diinginkan, sehingga
dapat menurunkan resiko kontaminasi. Sebelum penanaman, alat-alat yang digunakan
sebaiknya dikenai sinar UV selama 5 menit (Saputro, 2017).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

1.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilakukan pada hari Selasa,18 Februari 2020 pukul 14.00-17.00
WIB dan hari Kamis, 20 Februari 2020 pukul 16.30 WIB sampai dengan selesai di
Laboratorium Mikrobiologi, gedung Basic Science, Jurusan Biologi, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Bengkulu.
2.1 Alat dan Bahan
2.1.1 Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah cawan petri, plastik,
kertas label, erlenmeyer, colony counter, lampu spiritus, mancis, gunting, OHP
marker, dan pensil.
2.1.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah cotton bud,
mikroba di udara terbuka dalam ruang preparasi, mikroba di permukaan benda dalam
ruang preparasi alkohol 70%, kantong plastik, karet gelang, gulung tisu, cling wrap,
dan kapas.
3.3 Prosedur Kerja
3.3.1 Isolasi Mikroba Udara
Pada isolasi mikroba di udara, tangan disemprotkan alkohol agar steril, lalu
media NA dan PDA disiapkan. Setelah media disiapkan, penutup cawan petri yang
berisi media NA dan PDA dibuka secara bersamaan dan stopwatch dihidupkan
selama 15 menit. Setelah media dibiarkan terbuka selama 15 menit, cawan segera
ditutup kembali dan dilapisi dengan cling wrap kemudian diberi label. Setelah semua
media diberi label, media dimasukan ke dalam plastik bening dan diikat dengan karet
gelang. Setelah ikatan karet gelang dipastikan kuat, media-media tersebut diinkubasi
dengan suhu 26O-30OC selama 2x24 jam. Setelah diinkubasi, dilakukan pengamatan
mikroba yang tumbuh pada media. Kemudian masing-masing media dihitung jumlah
mikroorganismenya dengan menggunakan colony counter.
3.3.2 Isolasi Mikroba pada Permukaan Benda
Pada isolasi mikroba di permukaan benda, tangan disemprotkan alkohol agar
steril, selanjutnya disiapkan media NA dan PDA, lalu cotton bud yang telah
disterilkan di ambil dengan pinset, lalu salah satu ujung cotton bud dipegang,
sedangkan ujung lainnya dioleskan ke permukaan benda yang ingin diisolasi hingga
semua bagian bantalan cotton bud menyentuh permukaan benda. Jika seluruh
bantalan cotton bud sudah menyentuh permukaan benda yang ingin diisolasi, media
NA diletakan diatas spiritus dan dipastikan semua pinggiran sisi cawan petri telah
terkena api spiritus, lalu buka cawan petri yang berisi media NA dengan satu tangan
dan cotton bud dioleskan ke permukaan media secara zig-zag hingga mengenai
seluruh permukaan media, hal ini dilakukan pula pada media PDA. Setelah semua
media dioleskan dengan cotton bud, media ditutup dan dilapisi dengan cling wrap
dan diberi label. Selanjutnya semua media-media dimasukan ke dalam plastik bening
dan diikat oleh karet gelang. Setelah ikatan kuat, media diinkubasi selama 2x24 jam
dengan suhu 28-30ºC. Setelah diinkubasi, dilakukan pengamatan mikroba yang
tumbuh pada media. Kemudianmasing-masing media dihitung jumlah
mikroorganismenya dengan menggunakan colony counter.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Dari praktikum yang berjudul teknik isolasi mikroorganisme didapatlah hasil
yaitu sebagai berikut:
Tabel 1. Perhitungan jumlah koloni bakteri dan jamur pada media NA dan PDA
dengan pengenceran 10-3 dan 10-5 di ruang preparasi
No Media Bakteri jamur
Udara Swab Udara Swab
(10-3) (10-5) (10-3) (10-5)
1 NA 55 95 2 3
2 PDA 9 2 5 3
*TBUD : Terlalu Banyak Untuk Dihitung

Tabel 2. Pengamatan morfologi koloni bakteri pada media NA dengan pengenceran


10-3 dan 10-5 di ruang preparasi
Media Sp Koloni bakteri
Bentuk Warna Tepi Elevasi Permukaan
NA Sp1 Circular Putih Serrated Flat Wrinkled
Sp2 Circular Krem Entire Convex Smooth
PDA Sp3 Filamentous Putih Serrated Convex Smooth
Sp4 Circular Krem Entire Pulvinet Smooth

Tabel 3. Pengamatan morfologi koloni jamur pada media PDA dengan pengenceran
10-3 dan 10-5di ruang preparasi
Media Sp Koloni bakteri
Bentuk Warna Atas Warna Tepi
Bawah
NA Sp1 Circular Krem Krem Filamentous
Sp2 Filamentous Krem Krem Filamentous
PDA Sp3 Circular Putih Putih Filamentous
Sp4 Circular Putih Putih Rhizoid
Dari isolasi yang telah dilakukan dari udara di dalam ruang preparasi dan
diinkubasi selama 48 jam, diperoleh hasil seperti pada gambar 1.

(a) (b)

(c) (d)
Gambar 2.Hasil pengamatan dan perhitungan koloni bakteri dan jamur pada media
NA (a, b) dan media PDA (c, d)
4.2 Pembahasan
Percobaan kali ini membahas tentang cara-cara atau teknik yang biasa
digunakan dalam mengisolasi mikroba dari habitat alaminya. Teknik isolasi
mikroorganisme adalah suatu usaha untuk menumbuhkan mikroba di luar lingkungan
alamiahnya. Pemisahan mikroorganisme dari lingkungannya ini bertujuan untuk
memperoleh biakan bakteri yang sudah tidak bercampur lagi dengan bakteri lainnya
atau yang disebut biakan murni. Di kehidupan normalnya atau di habitat alamiahnya
mikroba sulit ditemukan dalam bentuk koloni sendiri. Mikroba ini pasti ditemukan
dalam bentuk koloni yang hidup bersama-sama dengan koloni mikroba yang lainnya.
Pada praktikum ini dilakukan pengisolasian mikroba yang merupakan suatu
cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari lingkungannya,
sehingga diperoleh kultur murni. Kultur murni ialah kultur yang sel-sel mikrobanya
berasal dari pembelahan dari satu sel tunggal. Sesuai dengan pernyataan Mulyani
(1991), bahwa prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan suatu jenis mikroba
dengan mikroba lain yang berasal dari campuran bermacam -macam mikroba. Hal ini
dapat dilakukan dengan menumbuhkannya dalam media padat karena dalam padat
sel-sel mikroba akan membentuk suatu koloni sel yang tetap pada tempatnya.Pada
percobaan ini mikroba yang digunakan hanya satu jenis yaitu bakteri dan
menggunakan dua medium yakni medium NA dan medium PDA.Medium NA
berfungsi untuk membiakan berbagai macam mikroorganisme serta kultur bakteri.
Sedangkan medium PDA berfungsi untuk menumbuhkan fungi jenis kapang.
Pada praktikum yang dilakukan di laboratorium biotek,pada perhitungan
jumlah mikrob berdasarkan teknik swab dan teknik udara didapatkan jumlah bakteri
dan jamur yang tidak terlalu banyak. Jumlah yang didapatkan untuk jamur pada
media PDA yaitu berjumlah 3 untuk teknik udara dan 15 untuk teknik swab,
sedangkan untuk media NA tidak didapatkan karena pada media NA untuk
pengamatan jamur mengalami kerusakan. Pada pengamatan koloni bakteri untuk
media NA didapatkan jumlah 93 pada teknik udara dan 46 pada teknik swab.
Sedangkan pada media PDA didapatkan 2 untuk teknik udara dan 0 untuk teknik
swab. Kesalahan pada saat melakukan praktikum akan mempengaruhi jumlah koloni
yang didapatkan, hal ini sesuai dengan Utami (2004) bahwa kontaminasi dalam
praktikum isolasi dan pemurnian mikroba dapat mungkin terjadi jika kondisi dari alat,
bahan maupun prkatikan tidak steril. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan,
didapatkan bahwa jamur dan bakteri yang ditumbuhkan pada media tumbuh
dipengaruhi oleh media yang digunakan sesuai dengan karakteristik nutrisi, suhu,
pH, dan lingkungan yang dibutuhkan bakteri untuk tumbuh sehingga bakteri dapat
tumbuh dengan baik.
Setelah mikroba ditumbuhkan pada media agar cawan dan setelah inkubasi
terlihat pertumbuhan bakteri dengan berbagai macam bentuk, ukuran, sifat, dan
berbagai ciri khas yang lain. Ciri-ciri ini akan mengarahkan ke sifat-sifat mikroba
tersebut pada media pertumbuhan, yang mana pengamatan morfologi ini sangat
penting untuk diperhatikan. Koloni-koloni yang telah ditentukan pada masing-masing
medium kemudian diidentifikasi morfologinya yaitu bentuk luar, warna, struktur
dalam koloni, tepi koloni, elevasi. Pada masing-masing media sendiri terdapat
keanekaragaman dalam morfologi tersebut. Koloni bakteri dapat dengan mudah
dibedakan dari koloni lainnya dengan adnya penampakan umum berupa lender dan
agak mengkilap. Bakteri adalah salah satu contoh mikroorganisme yang penting dan
memiliki bentuk yang beragam. Pada umumnya bakteri berhubungan dengan
makanan. Adanya bakteri dalam bahan pangan dapat mengakibatkan pembusukan
yang tidak diinginkan atau menimbulkan penyakit yang ditularkan melalui makanan
atau dapat melangsungkan fermentasi yang menguntungkan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa
pada teknik isolasi mikroorganisme terdapat beberapa metode untuk memperoleh
biakan murni dari suatu biakan campuran yaitu teknik cawan gores, teknik sebar dan
teknik cawang tuang. Pada praktikum ini dilakukan metode cawan gores yang
didasarkan pada prinsip yang sama dengan metode cawan tuang yaitu dengan teknik
pengenceran, sehingga invidu spesies dapat dipisahkan dari yang lainnya setelah
proses inkubasi sehingga tampak pada cawan petri bahwa setiap koloni terpisah
menjadi satu sel tunggal.
5.2 Saran
Untuk praktikum selanjutnya kita dapat mencoba melakukan pewarnaan
dengan pewarnaan tahan asam agar mampu melakukan teknik-teknik dari berbagai
pewarnaan.
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Ana. 2015. Mikrobiologi Isolasi. Jakarta: UI Press.

Istianah, Nur, dkk. 2018. Teknologi Bioproses. Malang: UB Press.

Lay, W.B. 1994. Analisis Mikroba di Laboratorium. Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada.

Mulyani. 1991. Mikrobiologi Farmasi Analis. Bandung: Penerbit erlangga.

Pelczar, Michael, dkk. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Universitas


Indonesia.

Saputro, Budiyono. 2017. Pengantar Bakteriologi. Jawa Timur: Intimedia.

Utami, Ulfa. 2004. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Malang: Universitas Islam


Negeri Malang.

Anda mungkin juga menyukai