Pewarnaan gram adalah jenis pewarnaan yang penting dan paling umum digunakan untuk
membedakan antara bakteri gram positif dan bakteri gram negatif. Pertama kali
diperkenalkan oleh Christian Gram pada tahun 1884. (Lay,1994)
Dalam melakukan pewarnaaan gram terdapat beberapa macam pewarna yaitu sebagai berikut
:
1. Kristal violet Merupakan pewarna primer (utama) yang akan memberi warna
mikroorganisme target. Kristal violet bersifat basa sehingga mampu berikatan dengan
sel mikroorganisme yang bersifat asam , dengan begitu sel mikroorganisme yang
transparan akan terlihat berwarna ungu.komposisi dari kristal violet adalah Kristal
violet 2 gram,Alkohol 95% 20 ml,Aquadest 80 ml,Amonium oksalat 0,8 gram.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Entjaang (2003), bahwa kristal violet merupakan
pewarna primer (utama) yang akan memberi warna pada mikroba.
2. Iodin merupakan pewarna Mordan , yaitu pewarna yang berfungsi memfiksasi
pewarna primer yang diserap mikro-organisme target. Pemberian iodin pada
pewarnaan gram dimaksudkan untuk memperkuat pengikatan warna oleh bakteri.
Cara pembuatan larutan ini yaitu, Pertama iodium dihaluskan dengan kalium iodide,
kemudian dicampurkan dengan aquades hingga rata. Lalu dimasukkan kedalam
botol. Hal ini sesuai pernyataan Purwoko (2010), yang menyatakan bahwa larutan
iod merupakan pewarna mordan, yaitu pewarna yang berfungsi memfiksasi pewarna
primer yang diserap mikroorganisme target. Pemberian iodin pada pewarnaan gram
dimaksudkan untuk memperkuat pengikatan warna oleh mikroba
3. Pewarnaan gram dengan penambahan safranin menyebabkan sel bakteri berwarna
merah. Fungsi safranin yaitu sebagai pembeda (kontras) terhadap warna kristal
violet-iodium. Komposisi dari safranin adalah Safranin 0,25 gram, Alkohol 95% 10
ml, Aquades 90 ml. Hal ini sesuai dengan pernyataan Entjaang (2003), bahwa
safranin merupakan pewarna tandingan atau pewarna sekunder untuk memberi warna
merah jambu pada sel bakteri gram negatif dan memberikan warna pada
mikroorganisme non target.
4. Alkohol berfungsi untuk membilas atau melunturkan kelebihan zat warna pada sel
bakteri (mikroorganisme). Alkohol memberikan dampak pada saat pewarnaan gram,
jika saat bakteri dibilas dengan alkohol , alkohol akan melarutkan lapisan lipid pada
dinding sel. Bakteri gram negatif yang dinding selnya tersusun dari lapisan lipid yang
tebal maka akan larut dalam alkohol. Hal ini sesuai dengan pernyataan Purwoko
(2010), yang menyatakan bahwa alkohol merupakan solven organik yang berfungsi
untuk membilas atau melunturkan kelebihan zat warna pada sel bakteri
(mikroorganisme).
5. Larutan aquades berfungsi untuk membilas atau melunturkan kelebihan zat warna
pada sel mikroba. Aquades merupakan air hasil destilasi atau penyulingan. Aquades
dapat dikatakan sebagai air murni atau H2O Hal ini sesuai dengan pernyataan
Purwoko (2010), yang menyatakan bahwa alkohol merupakan solven organik yang
berfungsi untuk membilas atau melunturkan kelebihan zat warna pada sel bakteri
(mikroorganisme
Dinding sel bakteri adalah salah satu materi unik yang membedakan bakteri dengan
organisme lain yang ada di bumi. Dari dinding selnya ini kita bisa mengklasifikasikan 2 jenis
bakteri, yaitu bakteri gram positif , bakteri gram negatif dan bakteri tak berdinding sel.
Sistem klasifikasi bakteri ini pertama kali dilakukan oleh Hans Christian Gram.
1. Azotobakteria adalah bakteri tanah yang dapat memfiksasi nitrogen dari udara dalam
kondisi aerobik.
2. Bakteri ungu adalah bakteri yang bersifat fotoautotrof dan tidak menghasilkan
oksigen.
3. Cyanobacteria adalah bakteri fotosintetik yang biasanya hidup di ekosistem danau,
kolam renang, dan ekosistem perairan tenang. Beberapa spesies bakteri ini diketahui
memfiksasi nitrogen dari udara.
4. Enterobakteria adalah bakteri pengurai yang hidup pada organisme mati seperti
tumbuhan atau tubuh hewan yang membusuk.
5. Klamidia adalah golongan bakteri yang dinding selnya tidak mengandung
peptidoglikan. Bakteri ini umumnya bertindak sebagai parasit atau hidup dengan
mengambil energi dari inangnya. Contoh bakteri gram negatid ini adalah Chlamydia
trachomati, penyebab penyakit kebutaan pada manusia dan hewan.
6. Mixobakteria adalah bakteri yang mengeluarkan lendir untuk bergerak dengan cara
meluncur. Bakteri ini umumnya tidak memiliki flagel.
7. Pseudomonas adalah bakteri bersifat heterotrof yang dapat menghasilkan pigmen non
fotosintetik. Pseudomonas termasuk bakteri yang merugikan karena dapat
menyebabkan beberapa penyakit pada tumbuhan, hewan, dan manusia.
8. Rhizobium adalah bakteri yang hidup bersimbiosis dengan bintil akar tumbuhan
kacang-kacangan (legum). Bakteri ini mampu memfiksasi nitrogen di udara dan
sering dimanfaatkan dalam usaha bioteknologi bidang pertanian.
9. Riketsia adalah bakteri kecil berbentuk batang (coccus) yang bersifat sebagai patogen
pada manusia dan hewan.
10. Spiroseta adalah bakteri dengan dinding sel fleksibel, berbentuk spiral, dan bergerak
dengan filamen aksial (struktur yang mirip flagela). Contoh bakteri bakteri gram
negatif ini adalahTreponema pallidum.
11. Vibrio adalah bakteri yang hidup di ekosistem air laut sebagai bioluminesensi. Contoh
bakteri ini adalah Vibrio cholerae.
Ciri-ciri bakteri gram negatif yaitu:
Struktur dinding selnya tipis, sekitar 10 – 15 mm, berlapis tiga atau multilayer.
Dinding selnya mengandung lemak lebih banyak (11-22%), peptidoglikan terdapat
didalam
lapisan kaku, sebelah dalam dengan jumlah sedikit ± 10% dari berat kering, tidak
mengandung asam tekoat.
Kurang rentan terhadap senyawa penisilin.
Pertumbuhannya tidak begitu dihambat oleh zat warna dasar misalnya kristal violet.
Komposisi nutrisi yang dibutuhkan relatif sederhana.
Tidak resisten terhadap gangguan fisik.
Resistensi terhadap alkali (1% KOH) lebih pekat
Peka terhadap streptomisin
b.BakteriGramPositif
Bakteri gram positif adalah kelompok bakteri yang dinding selnya memiliki lapisan
peptidoglikan tipis dan mampu menyerap warna merah dari lingkungan. Contoh bakteri
gram positif antara lain:
1. Aktinobakteria adalah bakteri dengan sifat agak mirip fungi dan pada petidoglikan
dinding selnya tidak diselimuti selaput ini. Contoh bakteri ini adalah genus
Streptomyces penghasil antibiotik streptomisin.
2. Bakteri asam laktat adalah bakteri yang menghasilkan asam laktat melalui proses
fermentasi gula. Secara alami, bakteri ini hidup di mulut manusia.
3. Klostridium adalah bakteri penyebab tetanus (Clotridium tetani) dan penyakit
botulinum (Clostridum botulinum).
4. Mikobakteria adalah bakteri dengan dinding sel mengandung lilin. Contoh bakteri
gram positif ini misalnya Mycobacterium tuberculosis penyakit Tubercolosis (TBC).
5. Stafilokokus adalah bakteri patogen penyebab turunnya kekebalan tubuh manusia.
Biasanya mereka hidup di kulit dan hidung.
6. Streptokukos adalah bakteri yang hidup di mulut dan saluran pencernaan hewan dan
manusia.
Struktur dinding selnya tebal, sekitar 15-80 nm, berlapis tunggal atau monolayer.
Dinding selnya mengandung lipid yang lebih normal (1-4%), peptidoglikan ada yang
sebagai lapisan tunggal. Komponen utama merupakan lebih dari 50% berat ringan.
Mengandung asam tekoat.
Bersifat lebih rentan terhadap penisilin.
Pertumbuhan dihambat secara nyata oleh zat-zat warna seperti ungu kristal.
Komposisi nutrisi yang dibutuhkan lebih rumit.
Lebih resisten terhadap gangguan fisik.
Resistensi terhadap alkali (1% KOH) larut
Tidak peka terhadap streptomisin
Toksin yang dibentuk Eksotoksin Endotoksin
c. Bakteri Tidak Berdinding Sel
Tidak banyak bakteri yang masuk ke dalam golongan ini. Kendati begitu, salah satu
contohnya bisa kita lihat pada Mikoplasma. Bakteri ini adalah bakteri parasit yang
biasanya hidup di tanah atau saluran manusia tapi tidak menyebabkan timbulnya
penyakit
Bakteri memiliki beberapa bentuk yaitu basil (tongkat), coccus, spirilum. Bakteri
yang berbentuk tongkat maupun kokus dibagi menjadi beberapa macam. Pada bentuk
basil pembagiannya yaitu basil tunggal, diplobasil, dan tripobasil.Sedangkan pada
coccus dibagi menjadi monococcus, diplococcus, sampai stophylococcus. Khusus
pada spirilum hanya dibagi dua yaitu setengah melengkung dan melengkung
(Dwidjoseputro,1998 )
Macam-Macam Pewarnaan
Secara garis besar teknik pewarnaan bakteri dapat dikategorikan sebagai berikut :
1. Pewarnaan sederhana
Menggunakan satu macam zat warna (biru metilen/air fukhsin) tujuan hanya untuk
melihat bentuk sel. Pewarnaan sederhana, merupakan pewarna yang paling umum
digunakan. Berbagai macam tipe morfologi bakteri (kokus, basil, spirilum, dan
sebagainya) dapat dibedakan dengan menggunakan pewarna sederhana, yaitu
mewarnai sel-sel bakteri hanya digunakan satu macam zat warna saja. Kebanyakan
bakteri mudah bereaksi dengan pewarna-pewarna sederhana karena sitoplasmanya
bersifat basofilik (suka akan basa) sedangkan zat-zat warna yang digunakan untuk
pewarnaan sederhana umumnya bersifat alkalin (komponen kromoforiknya bermuatan
positif).
Zat warna yang dipakai hanya terdiri dari satu zat yang dilarutkan dalam bahan
pelarut. Pewarnaan Sederhana merupakan satu cara yang cepat untuk melihat
morfologi bakteri secara umum. Beberapa contoh zat warna yang banyak digunakan
adalah biru metilen (30-60 detik), ungu kristal (10 detik) dan fukhsin-karbol (5 detik).
Pewarnaan differensial
Pewarnaan bakteri yang menggunakan lebih dari satu zat warna seperti pewarnaan
gram dan pewarnaan tahan asam. Penjelasan sebagai berikut:
Pewarnaan Gram
Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah suatu metode untuk membedakan spesies
bakteri menjadi dua kelompok besar, yakni gram-positif dan gram-negatif,
berdasarkan sifat kimia dan fisik dinding sel mereka. Metode ini diberi nama
berdasarkan penemunya, ilmuwan Denmark Hans Christian Gram (1853–1938) yang
mengembangkan teknik ini pada tahun 1884 untuk membedakan antara pneumokokus
dan bakteri Klebsiella pneumoniae.
Dengan metode pewarnaan Gram, bakteri dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu
bakteri Gram positif dan Gram negatif berdasarkan reaksi atau sifat bakteri terhadap
cat tersebut. Reaksi atau sifat bakteri tersebut ditentukan oleh komposisi dinding
selnya. Oleh karena itu, pengecatan Gram tidak bisa dilakukan pada mikroorganisme
yang tidak mempunyai dinding sel seperti Mycoplasma sp Contoh bakteri yang
tergolong bakteri tahan asam, yaitu dari genus Mycobacterium dan beberapa spesies
tertentu dari genus Nocardia. Bakteribakteri dari kedua genus ini diketahui memiliki
sejumlah besar zat lipodial (berlemak) di dalam dinding selnya sehingga
menyebabkan dinding sel tersebut relatif tidak permeabel terhadap zat-zat warna yang
umum sehingga sel bakteri tersebut tidak terwarnai oleh metode pewarnaan biasa,
seperti pewarnaan sederhana atau Gram.
Bakteri Gram-negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna metil
ungu pada metode pewarnaan Gram. Bakteri gram-positif akan mempertahankan zat
warna metil ungu gelap setelah dicuci dengan alkohol, sementara bakteri gram-negatif
tidak. Pada uji pewarnaan Gram, suatu pewarna penimbal (counterstain) ditambahkan
setelah metil ungu, yang membuat semua bakteri gram-negatif menjadi berwarna
merah atau merah muda. Pengujian ini berguna untuk mengklasifikasikan kedua tipe
bakteri ini berdasarkan perbedaan struktur dinding sel mereka.
Perbedaan dasar antara bakteri gram positif dan negatif adalah pada komponen
dinding selnya. Kompleks zat iodin terperangkap antara dinding sel dan membran
sitoplasma organisme gram positif, sedangkan penyingkiran zat lipida dari dinding sel
organisme gram negatif dengan pencucian alcohol memungkinkan hilang dari sel.
Bakteri gram positif memiliki membran tunggal yang dilapisi peptidohlikan yang
tebal (25-50nm) sedangkan bakteri negative lapisan peptidoglikogennya tipis (1-3
nm).Sifat bakteri terhadap pewarnaan Gram merupakan sifat penting untuk membantu
determinasi suatu bakteri. (Pelzar et al (2005)
Pewarnaan Spora
Spora bakteri (endospora) tidak dapat diwarnai dengan pewarnaan biasa, diperlukan
teknik pewarnaan khusus. Pewarnaan Klein adalah pewarnaan spora yang paling
banyak digunakan.
Endospora sulit diwarnai dengan metode Gram. Untuk pewarnaan endspores, perlu
dilakukan pemanasan supaya cat malachite hijau bisa masuk ke dalam spora , seperti
halnya pada pewarnaan Basil Tahan Asam dimana cat carbol fuschsin harus
dipanaskan untuk bisa menembus lapisan lilin asam mycolic dari Mycobacterium .
Pewarnaan flagel
Pewarnaan flagel dengan memberi suspense koloid garam asam tanat yang tidak
stabil, sehingga terbentuk presipitat tebal pada dinding sel dan flagel.
Pewarnaan kapsul
Pewarnaan ini menggunakan larutan Kristal violet panas, lalu larutan tembaga sulfat
sebagai pembilasan menghasilkan warna biru pucat pada kapsul, karena jika
pembilasan dengan air dapat melarutkan kapsul. Garam tembaga juga memberi warna
pada latar belakang. Yang berwana biru gelap. (Lay,1994)
Daftar pustaka