Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di alam, populasi mikroba merupakan populasi campuran dari berbagai
mikroorganisme atau disebut juga biakan campuran. Teknik biakan murni digunakan
untuk memisahkan berbagai macam bakteri tersebut. Untuk dapat memperoleh biakan
murni digunakan beberapa teknik biakan yaitu metode agar tuang dan metode
penggoresan lempengan agar (Hastowo,1992).
Secara alami, mikroorganisme di alam ditemukan dalam populasi campuran.
Hanya dalam keadaan tertentu saja. Populasi ini ditemukan dalam keadaan murni.
Untuk dapat mempelajari sifat biakan, dan morfologi, maka mikroorganisme yang
akan diteliti harus dapat dipisahkan. Hal ini berarti bahwa harus diperoleh biakan
murni yang hanya mengandung satu macam mikroorganisme. Bahan padat yang
kemudian ditemukan adalah agar, yang merupakan polisakarida dari rumput laut
(Waluyo, 2008).
Mikroorganisme dibiakkan dilaboratorium yang terdiri dari bahan nutrien.
Biasanya pemilihan medium yang dipakai tergantung pada banyak faktor seperti apa
saja jenis mikroorganisme yang akan ditumbuhkan. Dalam teknik biakan murni tidak
saja diperlukan bagaimana memperoleh suatu biakan murni. Pencemaran
(kontaminasi) dari luar terutama berasal dari udara yang mengandung banyak
mikroorganisme (Sutedjo, 1991).
Berdasakan pemaparan diatas, maka yang melatarbelakangi percobaan ini
ialah untuk untuk memahami teknik-teknik pembuatan biakan murni dari biakan
mikroba yang telah diisolasi. Selain itu juga untuk mengamati karakteristik
pertumbuhan mikroba serta memperhatikan ada tidaknya kontaminasi pada sampel
yang diamati dan menambah pengetahuan mengenai cara pembuatan biakan murni.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pratikum yang berjudul teknik biakan murni ialah :
1. Untuk memurnikan isolat bakteri dari hasil isolasi.
2. Untuk mengamati bentuk morfologi dari bakteri yang diamati.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Biakan Murni
Biakan murni adalah biakan yang mengandung satu spesies mikroorganisme.
Biakan murni sangat diperlukan untuk mempelajari mikroorganisme di dalam
laboratorium. Biakan murni dapat diperoleh melalui tiga cara yaitu metode cawan
sebar (spread plate), metode cawan tuang (pour plate) dan metode cawan gores
(streak plate). Untuk memperoleh biakan murni dapat dilakukan dengan cara
pengenceran dengan menggunakan bahan cair atau bahan padat. Gelatin digunakan
sebagai bahan pemadat. Kemudian ditemukan agar yang menggantikan gelatin
sebagai bahan pemadat (Waluyo, 2008).
Di alam, populasi mikroba tidak memisahkan diri berdasarkan spesies, tetapi
berada dalam campuran berbagai macam tipe sel. Di laboratorium, populasi tersebut
dapat dipisahkan menjadi biakan murni. Biakan tersebut hanya mengandung satu tipe
organisme dan cocok untuk mempelajari sifat-sifat biakan, morfologi, dan
biokimianya (Cappucino dan Sherman, 2002).
Biakan murni dapat diperoleh dengan cara pengenceran suatu suspensi yang
merupakan campuran bermacam-macam campuran spesies kemudian diencerkan
dalam suatu tabung tersendiri dan kemudian dari pengenceran dan kemudian dari
pengenceran itu diambil satu ml untuk diencerkan lagi dan begitu seterusnya sampai
diperoleh biakan murni. Cara penuangan prinsipnya ialah melakukan pengenceran
agar jumlah mikroorganisme menurun, kemudian sampel yang sudah diencerkan
disebarkan dalam suatu medium dari kaldu dan gelatin encer, lalu dikentalkan yang
dilakukan secara berulang-ulang sehingga diperoleh hasil biakan murni yang lebih
terjamin. Cara penggoresan ialah dengan cara menyentuh permukaan koloni yang
telah ditentukan dengan jarum ose kemudian menggoreskan pada permukaan media
yang telah dikentalkan lalu diinkubasi selama 24 jam dan diamati hasil pertumbuhan
koloninya. Cara cawan sebar ialah dengan menyebarkan inokulum secara merata pada
permukaan media dengan menggunakan hockey stick yang kemudian diinkubasi
selama 24 jam lalu diamati pertumbuhan koloninya (Irianto, 2006).
Mikroorganisme dibiakan di laboratorium yang terdiri dari bahan nutrient.
Biasanya pemilihan medium yang dipakai bargantung pada banyak faktor seperti apa
jenis mikroorganisme yang akan ditumbuhkan. Pembenihan untuk pertumbuhan
bakteri agar dapat tetap dipertahankan harus mengandung semua zat makanan yang
diperlukan oleh mikroorganisme tersebut. Faktor lain seperti pH, suhu, dan
pendinginan harus dikendalikan dengan baik (Buckle, 2007).
Dalam teknik biakan murni tidak saja diperlukan bagaimana memperoleh
suatu biakan yang murni, tetapi juga bagaimana memelihara serta mencegah
pencemaran dari luar. Media untuk membiakkan bakteri haruslah steril sebelum
digunakan. Pencemaran terutama berasal dari udara yang mengandung banyak
mikroorganisme. Pemindahan biakan mikroba yang dibiakkan harus sangat hati-hati
dan mematuhi prosedur laboratorium agar tidak terjadi kontaminasi. Oleh karena itu,
diperlukan teknik-teknik dalam pembiakan mikroorganisme yang disebut dengan
teknik inokulasi biakan (Dwijoseputro, 1998).
2.2 Metode Teknik Biakan Murni
Beberapa teknik yang digunakan dalam biakan murni adalah (Yunilas, 2017) :
1. Metode cawan gores (streak plate method)
Metode ini mempunyai dua keuntungan yaitu menghemat bahan dan waktu. Metode
cawan gores yang dilakukan dengan baik kebanyakan akan menyebabkan
terisolasinya mikroorganisme yang diinginkan. Ada beberapa tipe goresan yaitu :
sinambung, radius, kuadran, dan goresan T.
2. Metode cawan sebar ( spread plate method)
Teknik spread plate merupakan teknik isolasi mikroba dengan cara
menginokulasi kultur mikroba secara pulasan atau sebaran dipermukaan media agar
yang telah memadat. Metode ini dilakukan dengan mengencerkan biakan kultur
mikroba. Karna konsentrasi sel-sel mikroba pada umumnya tidak diketahui, maka
pengenceran perlu dilakukan beberapa tahap, sehingga sekurang-kurangnya ada satu
dari pengenceran itu yang mengandung koloni terpisah (30-300 koloni). Koloni
mikrobia yang terpisah memungkinkan koloni tersebut dapat dihitung.
3. Metode cawan tuang (pour plate method)
Cara ini dasarnya adalah menginokulasi medium agar yang sedang mencair
pada temperatur 45-50°C dengan suspensi bahan yang mengandung mikroba, dan
memungkinkannya kedalam cawan petri steril. Setelah inkubasi akan terlihat koloni-
koloni yang tersebar di permukaan agar yang mungkin berasal dari satu sel bakteri,
sehingga dapat diisolasi lebih lanjut.
Agar didapatkan satu spesies saja maka perlulah diadakan piaraan atau biakan
bakteri. Piaraan murni diperoleh dari piaraan campuran yang dilakukan dengan cara
isolasi bakteri. Isolasi bakteri merupakan suatu proses mengambil bakteri dari
lingkungan asalnya dan menumbuhkan dimedium buatan sehingga diperoleh biakan
murni. Biakan pertama hasil isolasi disebut isolat. Pembuatan isolat dilakukan dengan
cara mengambil sampel dari lingkungan baik dari air, udara maupun tanah.
Selanjutnya sampel tersebut kemudian dibiakkan dengan menggunakan media
universal atau media selektif. Media universal akan diperoleh biakan mikroba
campuran. Untuk proses identifikasi maupun isolasi jenis tertentu saja, dilakukan
proses pembuatan isolat tunggal dari isolat campuran tersebut (Lestari dan Hartati,
2017).
Di alam bebas tidak ada mikroba yang hidup tersendiri terlepas dari spesies
yang lain seringkali mikroba patogen kedapatan secara bersama-sama dengan
mikroba saprobe (saprobakteri). Dalam teknik biakan murni tidak saja diperlukan
bagaimana memperoleh suatu biakan murni, tetapi juga bagaimana memelihara serta
mencegah pencernaan dari luar. Medium untuk membiakan mikroba haruslah steril
sebelum digunakan pencermaran (kontaminasi) dari luar terutama berasal dari udara
yang mengandung banyak mikroorganisme (Michael, 2008).
Dalam tehnik biakan murni tidak saja diperlukan bagaimana memperoleh
suatu biakan murni tetapi juga bagaimana memelihara serta mencegah pencemaran
dari luar. Medium untuk membiakan mikroba haruslah steril sebelum digunakan.
Pencemaran (kontaminasi) dari luar terutama berasal dari udara yang mengandung
banyak mikroorganisme. Tahnik biakan murni untuk suatu spesies dikenal dengan
beberapa cara yaitu (Dwidjoseputro, 2007).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilakukan pada hari Selasa, 03 Februari 2020 pukul 14.00
sampai dengan selesai di Laboratorium Mikrobiologi, Gedung Basic Science, Jurusan
Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Bengkulu.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah cawan petri, plastik,
mancis, gunting, OHP marker, lampu spiritus, jarum ose, dan pensil.
3.2.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah media NA dan PDA,
sarden bantan, alumunium foil, kertas label, alkohol 70%, tisu, cling wrap, karet
gelang dan kapas.
3.3 Prosedur Kerja
3.3.1 Teknik Biakan Murni
Adapun cara kerja dari biakan murni ini ialah pertama-tama disiapkan terlebih
dulu alat dan bahan yang ingin digunakan dalam keadaan yang steril. Selain dari alat
dan ahan, pratikan sendiri juga harus dalam keadaan steril guna meminimalisirkan
terjadinya kontaminan. Setelah itu, 2 media NA dan 1 isolat NA disiapkan. Media
NA yang akan di gunakan untuk biakan mikroba dibagi menjadi 4 bagian yang sama
rata atau sama besar menggunakan OHP marker lalu, lampu spiritus dinyalakan
dengan menggunakan mancis yang kemudian dilakukannya pemijaran pada jarum ose
diatas lampu spiritus. Jarum ose dikatakan sudah steril bila saat dipanaskan tampak
perubahan warna dari ujung jarum ose itu sendiri menjadi warna merah. Lalu, jarum
ose tersebut didiamkan beberapa saat agar kondisi dari jarum ose tersebut tidak
terlalu panas dan dapat digunakan dalam pengambilan isolat dengan benar. Setelah
itu, diambil isolat dari medi NA yang tersedia dengan mengulas isolat tersebut
menggunakan jarum ose ke dalam cawan petri yang tadi sudah dibagi menjadi 4
bagian dan digores secara zigzag pada bagian I secara aseptis. Kemudian, jarum ose
dipijarkan kembali diatas lampu spiritus dan dilakukan penggoresan dari bagian 1 ke
bagian 2 secara zigzag. Langkah tersebut dilakukan juga pada bagian 3 dan bagian 4.
Setelah semua bagian sudah digores dengan benar dan secara aseptis, cawan petri
tersebut diinkubasi dengan posisi terbalik selama 48 jam pada suhu 26o-30oC. Lalu,
koloni mikroba di amati bentuk morfologinya. Jika bentuk morfologi sel mikrob
masih tercampur dengan bentuk sel lainnya, artinya mikrob tersebut masih belum
murni. Langkah seperti diatas diulangi hingga akhirnya diperoleh mikrob dengan
bentuk morfologi sel yang sama dan artinya biakan mikrob tersebut telah murni.

Anda mungkin juga menyukai