PENDAHULUAN
A. Judul
Enumerasi bakteri secara langsung mikroskopis metode counting chamber
(bilik hitung).
B. Latar belakang
Bakteri dapat dinggal dimana-mana atau yang kita kenal dengan
istilah kosmopolitan (tanah, air dan sebagai simbiosis dari organisme lain),
serta bakteri bersifat mikroskopis, yang hanya bisa dilihat dengan
menggunakan mikroskop, salah satunya adalah bakteri. Bakteri dapat
tumbuh dan berkembang dengan sangat pesat di alam. Bakteri merupakan
makhluk hidup yang sering ditumbuhkan dalam medium untuk tujuan
suatu penelitian. Pertumbuhan dan perkembangan bakteri berbentuk
koloni-koloni yang sulit dihitung jumlah bakterinya. Setelah mempelajari
bagaimana menumbuhkan suatu koloni bakteri, tentunya kita harus
mengetahui kuantitas dan kualitas dari bakteri tersebut. Kualitas suatu
bakteri dapat diketahui dengan melihat sifat-sifat bakteri baik yang
menguntungkan maupun merugikan. Sedangkan, untuk menentukan
kuantitas bakteri dapat dengan berbagai cara perhitungan jumlah bakteri,
Perhitungan jumlah mikroba dapat dilakukan dengan perhitungan
langsung maupun tidak langsung. Perhitungan secara langsung dapat
mengetahui beberapa jumlah mikroorganisme pada suatu bahan pada saat
tertentu tanpa memberikan perlakuan terlebih dahulu, sedangkan jumlah
orgnisme yang diketahui dari cara tidak langsung terlebih dahulu harus
memberikan perlakuan tertentu sebelum dilakukan perhitungan.
Perhitungan secara langsung, dapat dilakukan dengan beberapa cara antara
lain, adalah dengan membuat preparat dari suatu bahan (preparat
sederhana diwarnai atau tidak diwarnai) dan penggunaan ruang hitung
(counting chamber). Sedangkan perhitungan cara tidak langsung hanya
untuk mengetahui jumlah mikroorganisme pada suatu bahan yang masih
hidup saja (viable count). Dalam pelaksanaannya, ada beberapa cara yaitu:
perhitungan pada cawan petri (total plate count/ TPC), perhitungan
melalui pengenceran, perhitungan jumlah terkecil atau terdekat (MPN
methode) dan metode membran filter (Carrol, 1964).
Dalam percobaan kali ini akan diinformasikan terkait cara
penghitungan langsung bakteri menggunakan mikroskop dengan metode
counting chamber (haemocytometer). Penghitungan jumlah bakteri
biasanya bertujuan untuk mengetahui banyaknya jumlah bakteri yang
mungkin ada pada suatu bahan (khususnya air / bahan makanan) yang
disimpan dengan waktu tertentu sehingga kualitas bahan tersebut dapat
diketahui atau diketahui masa dimana bahan makanan tidak boleh di
konsumsi lagi.
C. Tujuan
1. Untuk melakukan perhitungan jumlah bakteri pada sumber air/ makanan
dengan perhitungan langsung mikroskopis metode counting chamber
(Bilik Hitung).
2. Mengetahui kelebihan dan kekurangan perhitungan secara langsung
mikroskopis metode counting chamber (Bilik Hitung).
II. TINJAUAN PUSTAKA
1
∑ bakteri total = jumlah bakteri rata-rata × 25 × 10 × 103 × faktor pengenceran
A. Alat
Alat yang dihunakan pada percobaan ini adalah bunsen, petri dish, gelas
beker, gelas penutup, haemocytometer, handcounter, inkubator, kapas, karet
gelang, kertas payung, korek api, label, laminair flow (LAF), mikropipet,
mikroskop, mikrotip, pipet ukur, pro pipet, rak tabung reaksi, tabung reaksi,
timbangan elektrik, trigalski, dan vortex.
B. Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah aquadest steril, alkohol
70%, medium NA dalam petri dish, tip, tissue, sampel tempe, sampel jamu,
sampel susu dan sampel saos.
C. Cara Kerja
1. Perhitungan langsung
a. Pengenceran sampel
Susu, jamu dan saos diambil sebanyak 0,1 ml dengan
menggunakan timbangan elektrik dan dimasukkan ke tabung reaksi yang
berisi 9,9 ml aquades steril, untuk pengenceran 10-2. Tabung reaksi
kemudian divortex. Susu, jamu dan saos pada pengenceran 10-2 diambil
sebanyak 0,1 ml dengan menggunakan pipet ukur dan propipet kemudian
dimasukkan ke tabung reaksi yang berisi 9 ml aquades steril, untuk
pengenceran 10-3. Tabung reaksi kemudian di vortex. Susu, jamu dan
saos pada pengenceran 10-3 diambil sebanyak 0,1 ml dengan
menggunakan pipet ukur dan propipet kemudian dimasukkan ke tabung
reaksi yang berisi 9 ml aquades steril, untuk pengenceran 10-4. Tabung
reaksi kemudian di vortex. Susu, jamu dan saos pada pengenceran 10-4
diambil sebanyak 0,1 ml dengan menggunakan pipet ukur dan propipet
kemudian dimasukkan ke tabung reaksi yang berisi 9 ml aquades steril,
untuk pengenceran 10-5. Tempe ditumbang dengan menggunakan
timbangan elektrik sebanyak 0,1 ml kemudian pengenceran sampel
dilakukan seperti pada Susu, jamu dan saos.
b. Perhitungan langsung
Haemocytometer dan gelas penutup disterilkan dengan
menggunakan alkohol 70% kemudian di panaskan diatas api bunsen.
Haemocytometer kemudian ditutup dengan mengunakan gelas penutup
dan suspensi sampel Saos, susu, tempe dan jamu dengan pengenceran 10 -
3
, 10-4, dan 10-5 diteteskan pada haemocytometer sebanyak 0,1 ml pada
kedua sisi yang berbeda. Haemocytometer diletakkan pada meja benda
kemudian diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 45 x 10.
Jumlah bakteri yang terdapat pada 5 kotak dalam bilik hitung diamati
kemudian dihitung dengan menggunakan hand counter. Cara
penghitungannya dari kiri ke kanan kemudian kebawah lalu kekiri, begitu
seterusnya. Perghitungan secara langsung dengan cara ini dilakukan juga
pada hati ayam. Rumus yang digunakan yaitu :
1
∑bakteri = ∑ bakteri rata-rata × 25×10× 103 ×
faktor pengenceran
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Perhitungan Langsung
Logika perhitungan :
a. Jumlah bakteri rata-rata : merupakan jumlah bakteri rata-rata yang dihitung
dalam lima kotak perwakilan yang diasumsikan sebagai jumlah bakteri setiap
kotak.
b. Angka 25 : setelah diketahui asumsi jumlah bakteri tiap kotak, maka asumsi
jumlah bakteri tiap kotak dikalikan 25, karena ada 25 kotak yang kita hitung
melalui perwakilan dari 5 kotak.
c. Angka 10 : berasal dari volume yang kita hitung, dengan rumus volume = p x l
x t. Panjang kotak adalah 1 mm, lebar kotak adalah 1 mm, dan ketinggian
haemocytometer dari dasar (bukan dari kanal) hingga permukaan gelas penutup
adalah 0,01 mm. Jumlah sel yang sudah kita kali di bagu dengan volume 1/10,
sehingga didapat angka perkalian dengan 10.
d. Angka 103 : berasal dari konversi mm3 dari satuan volume sebelumnya
menjadi cm3 karena cm3 = ml.
e. 1/faktor pengenceran : berdasarkan faktor pengenceran dari suspensi yang kita
gunakan.
DAFTAR PUSTAKA