Anda di halaman 1dari 7

Nama : Lilis Yunarni

NIM : P17334119423

Kelas : D4 2A

Resume Kimia Klinik II

Asam Amino dan Protein

A. Asam Amino
Asam Amino adalah unit terkecil penyusun protein, berupa asam karboksilat yang
mengandung gugus amino. Bentuknya terdiri dari atom karbon (C) yang mengikat gugus
karboksil, gugus amino, satu atom hidrogen dan satu gugus radial (R). Pada umumnya gugus
amino terikat pada posisi α dari gugus karboksil. Asam amino bersifat amfoter yaitu dapat
berperan sebagai asam (mendonorkan proton pada basa kuat) dan basa ( menerima proton dari
asam kuat). Struktur asam amino :

H
NH2 – C – COOH
R
a. Penamaan asam amino
Asam Amino yang memiliki konfigurasi atau yang diberi awalan D-, jika gugus NH3
terletak di sebelah kanan. Sebaliknya asam amino yang memiliki konfigurasi L, jika gugus
NH3 di sebelah kiri. Penulisan asam amino dapat di singkat dengan 3 huruf, contoh : Serine
→ Ser, Glysin → gly.
Semua asam amino yang ada di alam dalam protein mempunyai konfigurasi L- . Ada
beberapa asam amino yang penting dalam struktur dan metabolisme mempunyai
konfigurasi D, yaitu asam D-alanin dan D-glutamat (komponen penyusun dinding sel
bakteri tertentu).

b. Penggolongan asam amino


1. Asam amino esensial dan non esensial
- Asam amino esensial merupakan asam amino yang sangat dibutuhkan oleh tubuh,
tetapi tubuh tidak dapat mensintesis asam amino tersebut. Ada 11 jenis, yaitu :
Leusin, isoleusin, valin, lisin, metionin, triptofan, fenilalanin, tirosin, sistein, arginin,
dan histidin (pada masa anak-anak)
- Asam amino non esensial merupakan asam amino yang dapat disintesis dalam
tubuh. Ada 9 jenis, yaitu ; glisin, alanin, aspartat, glutamat, glutamin, prolin,
asparagin, serin, treonin
2. Berdasarkan sifat dari rantai samping (-R)
- Asam amino dengan R non polar
- Asam amino dengan R polar
- Asam amino dengan R polar bermuatan
3. Berdasarkan gugus fungsinya:
- Asam amino dengan gugus NH2 dan COOH.
- Asam amino dengan gugus –OH.
- Asam amino dengan rantai R mengandung –S-.
- Asam amino dengan gugus amina sekunder.
- Asam amino dengan cincin aromatis.
- Asam amino dengan 2 gugus COOH.
- Asam amino dengan gugus amida.
- Asam amino dengan 2 gugus basa.
4. Berdasarkan gugus radikal ( R ) atau rantai cabangnya :
- Gugus R-alifatik : Alanin, Valin,Leusin,isoleusin
- Gugus R-aromatik : Fenilalanin, Tirosin, Triptofan
- Gugus R–amida : Lisin, Arginin, Histidin
- Gugus R–atom belerang : Metionin, Sistein, Sistin
- Gugus R-mengandung OH : Serin, Treonin
- Gugus R – mengandung – COOH (double gugus karboksil), disebut juga asam
amino asam (asam monoamino dikarboksilat) . Contohnya : asam aspartat , asam
glutamat
- Gugus R – mengandung – NH2 (double gugus amina), disebut juga asam amino
basa (asam monokarboksilat diamino. Contohnya : asparagin, glutamin
5. Berdasarkan polaritas rantai samping (gugus R)
- Asam amino rantai samping non polar bersifat hidrofobik . Contoh : Glisin, alanin,
valin, leusin, metionin, triptopan, penilalanin, prolin
- Asam amino rantai samping polar bersifat hidrofilik. Contoh : sistein, asparagin,
glutamin, threonin, tirosin, serin.
- Asam amino asidik: rantai samping bermuatan negatif/asam, contoh: lysin, arginin,
histidin dan basik : rantai samping bermuatan positif/basa, contoh: aspartat, glutamat.

B. Protein
Senyawa makromolekul, biopolymer, berupa kumpulan asam amino yang saling berikatan.
Ikatan yang menghubungkan asam amino :
a. Ikatan peptide : ikatan yang menghubungkan 2 asam amino melalui gugus karboksil (COO-
bebas, sebelah kanan) dari satu asam amino dengan gugus amino (NH3+ bebas, sebelah
kiri) dari asam amino yang lain. Molekul yang mengandung 2 asam amino dengan 1 ikatan
peptida disebut dipeptide, tripeptida (3), tetrapeptida, pentapeptida, hingga polipeptida.
b. Ikatan disulfida adalah ikatan tunggal -S–S-, menghubungkan 2 unit sisteina. Contoh :
Oksitosin, vasopressin.

1. Penggolongan protein
- Protein fibrous (serat) , terdapat pada hewan, tidak larut dalam air. Misal : keratin,
kolagen, sutra.
- Proterin globular, yang larut dalam air. Misal : enzim, hormon, hemoglobin, mioglobin,
ovalbumin (pada putih telur), histon, protamine.
- Protein majemuk : Nukleoprotein, Mukoprotein, Glikoprotein, Lipoprotein.

2. Struktur protein
- Struktur primer : deretan asam-asam amino yang membentuk protein yang terikat satu
sama lain dengan ikatan peptide
- Struktur sekunder: bentuk tulang belakang atau bentuk spiral (alfa heliks) dari molekul
protein, akibat adanya ikatan hydrogen
- Struktur tersier: konfigurasi protein yang ditampilkan dalam ruang, akibat adanya
ikatan hidrogen, ikatan sulfida dan ikatan kovalen.
- Kuarterner: penataan suatu rantai protein dengan rantai protein yang lain sebagai
subunit dari struktur yang lebih besar.

3. Pencernaan protein
Percernaan protein dimulai di lambung dengan bantuan asam lambung dan enzim pepsin
menjadi protease, pepton, dan polipeptida. Di usus dengan bantuan enzim (tripsin,
kimotripsin, karboksipeptidase, proelastase) diubah menjadi Polipeptida yang lebih
pendek. Lalu, dengan enzim peptidase diubah menjadi asam-asam amino. Asam-asam
amino masuk ke dalam aliran darah dan disebar ke tiap sel dan jaringan di seluruh tubuh
untuk disusun menjadi protein yang dibutuhkan tubuh. Terjadi keseimbangan reversibel
antara protein jaringan, protein plasma dan asam amino plasma.

4. Protein plasma
Terdiri dari :
1. Albumin
2. Globulin, terbagi menjadi:
- α 1- globulin
- α 2-globulin
- β-globuin
- γ-globulin
3. Fibrinogen

5. Fungsi protein
- Pembentukan dan pertumbuhan
- Mempertahankan keseimbangan cairan tubuh
- Sebagai katalisator (enzim)
- Sebagai genetik yang diturunkan
- Sebagai faktor pertahanan tubuh (antiodi)

6. Gangguan metabolisme protein


a. Penyakit akibat kelebihan protein, contohnya disebabkan karena keganasan.
b. Defisiensi proten, terjadinya pemasukan protein yang kurang. Akibatanya
tergangguanya pertumbuhan, pemeliharaan jaringan (luka sukar sembuh),
pembentukan zat antibodi (mudah terserang penyakit infeksi dan hati). Berikut ini
merupakan penyakit defisiensi protein :
- Hiproteinemia
- Kekurangan faktor imunitas
- Pirai/ gout , akibat gangguan metabolisme protein yang banyak mengandung
purin, akibatnya asam urat serum meninggi dan pengendapan urat pada berbagai
jaringan. Penyakit ini menyebabkan arthriitis dan diteukan tonjolan-tonjolan yang
disebut tophus di sekitar sendi, tulang rawan, telinga, ginjal dan katup jantung.

7. Pemeriksaan kadar protein total


- Metode : Biuret
- Prinsip: Ikatan peptida yang terdapat dalam protein dengan adanya pereaksi Biuret
akan membentuk senyawa komplek yang berwarna ungu, yang intensitasnya sesuai
dengan kadar protein total dalam sampel, yang dapat ditentukan dengan fotometer
dengan l 546 nm.
- Nilai normal : kadar protein total : 6-8 g/dl
- Cara kerja:

Blanko Standar Sampel


Lar.Standar - 20 μl -
Serum - - 20 μl
Pereaksi 1000 μl 1000 μl 1000 μl
Campur, inkubasi selama 5 menit, baca pada fotometer dengan λ 546 nm.
8. Pemeriksaan albumin serum
- Metode : BCG
- Prinsip : Albumin yang terdapat dalam serum dengan pereaksi BCG akan membentuk
senyawa komplek yang berwarna hijau, yang intensitasnya sesuai dengan kadar
albumin dalam sampel, yang dapat ditentukan dengan fotometer dengan l 578 nm
- Nilai normal albumin dalam serum: 3,5-5,5 g/dl
- Cara kerja :
Blanko Standar Sampel
Lar.Standar - 10 μl -
Serum - - 10 μl
Pereaksi 1000 μl 1000 μl 1000 μl
Campur, inkubasi selama 5 menit, baca pada fotometer dengan λ 578 nm.

9. Pemeriksaan kadar globulin


Kadar globulin dapat dihitung dengan cara:
Kadar protein total – kadar albumin
.

Anda mungkin juga menyukai